Senin, 16 Januari 2023

THE LIGHT OF KEN DEDES - M Ahmad Jalidu


Opening

Café
Band mengalunkan lagu lembut. Seorang wanita duduk sendiri di salah satu meja.

Lagu :
If I were you and you were me
And all the thing in life become so blue
And when the night is bright and days turns dark
So world will be so blue
The time is lost, and space is worse
The God may be seems blue

And my heart so blue
And your face is blue
Let me cry
Couse those tears also blue

Lampu temaram…

Wanita di Café : 
Kenapa harus aku. Aku tak tahu bahwa sinar di kelaminku ini ada artinya. Kupikir semua orang juga begitu. Kupikir karena semua orang begitu maka tak perlu dibicarakan lagi. Aku masih ingat ketika kakekku mendongen baratayuda. Aswatama yang ingin membalas dendam kedamaian ayahnya resi Durna terpaksa menggali terowongan dalam tanah menuju ke keraton Amarta. Dia ditemani ibunya yang membuka kain hingga kelaminnya terbuka dan memancarkan sinar untuk menerangi dendam suci sang putra. Kupikir itu tidak aneh. Aku bahkan rajin membersihkan kelaminku ini, dan tak lupa mengelusnya setiap menjelang tidur dan pagi sebelum mandi. Waktu itu aku berjanji tak akan berhenti begitu setiap hari sebelum kelaminku bersinar seperti petromak. Setiap tengah malam kumatikan lampu kamar dan aku telanjang untuk menguji apakah vagina cantikku sudah mampu menerangi ruangan seperti milik istri Durna? Dan selalu saja belum.

Di sudut lain sebuah adegan menggambarkan berita televise tentang Beberapa orang arkeolog yang melakukan penggalian dan menemukan situs kuno.

Reporter 1 : 
Baik pemirsa. Kami sekarang berada di sebuah situs peninggalan jaman manusia Homo Aroktus yang terkenal dengan genarasi Ken Arok. Di sini ditemukan reruntuhan candi pada kedalaman tanah sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah. Yang unik adalah di tempat ini juga ditemukan sebuah pistol jenis revolver yang untuk sementara dinyatakan mirip dengan pistol yang dipakai Lucky Luke.

Wanita di café mendekai area reporter.

Wanita di Cafe : 
apa tadi? Aku belum dengar.

Reporter 1 :
pemirsa kami ulangi. Kami sekarang berada di sebuah situs peninggalan jaman manusia Homo Aroktus yang terkenal dengan genarasi Ken Arok. Di sini ditemukan reruntuhan candi pada kedalaman tanah sekitar 8 meter di bawah permukaan tanah. Yang unik adalah di tempat ini juga ditemukan sebuah pistol revolver yang untuk sementara dinyatakan mirip dengan pistol yang dipake Lucky Luke.

Wanita di Cafe :
(terkejut) Ken…

LAMPU BERUBAH


DUA


Musik menanjak sekelompok gadis desa masuk dengan tarian enerjiknya. Suasana menggambarkan keceriaan gadis-gadis desa mandi dan mencuci di tepi sungai di pagi hari.

Lagu : 
pagi yang indah di tumapel
angin sejuk putri ceria
bersenda ria menyambut hari
memanggil rindu yang tak sepi

gemericik seorang putri
angan yang merdu bagi cinta
Sungai yang ramah oh, beningmu
berikanlah merdu kisahmu

Sebuah Sungai di desa Wonopati, kabupaten Tumapel. Perempuan-perempuan mandi dan mencuci pakaian. Pagi buta itu adalah kegiatan mereka ngerumpi.
Seiring lampu Fade in, terdengar tawa renyah mereka.

Ken Memey :
(menepuk pantat) Nih… panjat Jelo!

Ken Siti :
Alah. Ken memey ini, segitu aja bangga. Nih… Mungil, lincah dan seksi (menggerai rambut, lalu berpose) Paris Hilten, sang penggoda.

Ken Taki :
(datang) Spada… enibadi Hom…?

Ken Siti segera mencipratkan air ke arah Ken Taki yang baru datang.

Ken Taki :
Ini apa-apaan ini, ada yang jelo ada yang Paris Hilten. Wong saya yang mirip Karmen Elektra aja nggak somby kok.

Ken Memey :
Heh,,, body kaya gitu Karmen Elektra? Bolam Elektra tahu nggak sih?

Semua tertawa…

Ken Royah :
Eh. Mbak Ken Memey, gimana jadi nggak nikah sama pak Lurah.. udah 2 tahun janda lho kok tenang—tenang saja.

Ken Memey :
Hus! Sapa yang tenang Roy, tiap malem aku tuh menggelinjang sendiri. Nggak ada yang mau nangkep…

Ken Taki :
Alah.. pas kapan itu saya liat Pak Lurah baru mengendap-endap kaya mengetuk jendela Mbak Ken Memey. Kaya Agen CIA aja, nggak tahunya agen tabloid porno.

Ken Memey :
Heyy..heyy.. heyy.. are you speaking? Please deh.. yang agen-agenan gitu jangan di sebut. Itu karena pak Lurah perhatian sama rakyat. Jangan sampe aku yang janda semok ini digosipkan yang enggak-enggak. Aksi intip pak Lurah itu, Cuma buat mastiin, kalo Ik baik-baik aja dan terselimuti dengan hangat. just that. Itu aja… jangan dibesar-besarin dong.

Ken Taki :
Emang punya pak Lurah udah besar, nggak boleh dibesarin lagi…

Semua tertawa ngikik…

Ken Siti :
sebenarnya gimana sih hubungan mbak Ken Memey sama Pak Lurah baru?

Ken Memey :
Hubungan kami? Ouugghh.. ya jelas hot berguling-guling. Dia kwalahan terus terima seranganku.. (terdiam) maksudmu hubungan…

Ken Siti :
maksud saya, serius pacaran apa cuma TTM aja?

Ken Memey :
Duuhh.. gimana ya? Dia tuh oke, tapi…Eh.. udah pada lihat si sales kuda itu belum?

Ken Royah :
Sales Kuda?

Ken Memey :
Sales Kuda. Itu tuh yang sekarang nginep di rumah Pak Lohgawe. Dia itu penjual Kuda. Sekarang dia jadi menejer pemasaran kuda di daerah Tumapel. Ngekos di rumah pak Lohgawe.

Ken Taki :
Oo.. si rambut pirang itu

Ken Memey :
Iya.. wuiihh cuakep banget. Perut nya six pack lho. Rambutnya pirang, bule Amrik, keren Boo…

Ken Dedes Muda datang…

Ken Siti :
Nah.. ini nih yang cocok ama Kang sales Kuda. Siapa namanya ?

Ken Taki :
Ken Arok.

Ken Royah :
Dedes-Arok, cocok ya..

Ken Taki :
Wow… se level ama Rama-Sinta tapi ada yang lebih cocok lagi

Ken memey :
siapa?

Ken taki :
Taki-Arok

Semua sigap menimpuki taki dengan baju-baju basah…

Ken Memey :
siapa tadi yang bilang Dedes cocok ma Arok? Alasannya apa?

Ken Siti :
Lho. Ya jelas yang cowok ganteng, yang cewek cantik.

Ken Memey :
denger ya! Belum ada undang-undang yang menyatakan cowok paling ganteng harus jodoh sama cewek paling cantik. And…Belum ada survey yang valid soal siapa yang paling cantik di Tumapel. You jangan menghembuskan gossip sembarang gossip okeyyy…?!!

Ken memey memandang Ken Dedes dengan sinis, Ken Dedes Cuma senyum dan melanjutkan kegiatan.

LAMPU BERUBAH



TIGA

Ken Arok diiringi penari berkuda. Mereka memasuki desa Wonopati dan hendak menemui Empu Purwa.

Menyanyi : 
Man, paman kemarilah man
Jangan bengong dan terkesima
Jikalau kau ingin pergi
Sungguh lelah kaki melangkah

Kau butuh bantuan man
Kaki kaki kendaraan
Dari texas aku datang
Tawarkan kuda-kuda tunggangan

Inilah man, harga murah tapi meriah
Jangan sampai man, jangan sampai kau salah
Ini kuda man, ini kuda sungguhlah gagah
Kuda jingkrak man, bikin jalanmu mudah

Penunggang Kuda memarkir kudanya, lalu bergerombol berubah menjadi kumpulan gadis-gadis yang mengagumi kegantengan Ken Arok.
Gadis-gadis tertawa cekikikan. Ken Arok jadi salah tingkah. Lalu Ken Dedes dan Ken Taki pulang dari sungai.

Ken dedes :
maaf, cari siapa?

Ken Arok :
Kamu,.. ehh.. kamu. Eeee.. cari.. kuda.. ya kuda.. eh saya punya kuda.. pria.. pria.. bapak.. ee siapa saja orang pria yang ada di rumah.. saya mau jualan kuda.

Ken Taki :
oo,,.. situ sales kuda to? Kok ga pake dasi. Sales-sales barang elektronik pada make dasi lho mas. Yang nggak pake dasi biasanya mendreng. Jualan alat-alat rumah tangga dengan bayaran dicicil.

Ken Dedes :
Taki!. Sebentar mas, saya panggilkan.

Ken Dedes masuk rumah.

Ken Taki :
(pada gadis-gadis) stop! The End. Pertunjukan bule ini selesai. Dia ke sini bertamu. Otomatis harus masuk ruang tamu. End you-you semua harus off dari sini. Atau you baris jadi satu sama kuda?

Ken Taki masuk rumah. Gadis-gadis pergi. Mpu Purwa keluar


Mpu Purwa :
OO.. mas …

Ken Arok :
Arok. Ken Arok.

Mpu Purwa :
Mangga-mangga ken Samrock.

Ken Arok :
What? Arok. Bukan Samrock. Samrock itu preman suka gulat.

Mpu Purwa :
Oo ya.. mari silakan duduk. Pak Lurah sudah cerita tentang kedatangan Anda.

Musik mengalun kembali

Ken Dedes keluar dengan minuman


Mpu Purwa :
di Texas sekarang musim apa Mas?.

Ken Arok :
Di tempat saya punya asal, sekarang sedang musim tembak-tembakan. Cowok menembak cewek. Dan sekarang cewek mulai berani menembak cowok. Di sini pak?

Mpu Purwa :
Di sini musim tenda. Di mana-mana banyak tenda mas. O ya. Kenalkan ini ken Dedes, putri saya semata wayang.

Ken Arok :
what?! Matanya kaya wayang?

Mpu Purwa :
bukan matanya kaya wayang. Semata wayang. Ontang-anting.

Ken Arok :
o.. I see- I see. Ontang anting. Boleh, boleh.

Ken Taki :
(menyusul dengan piring snack) boleh apanya mister koboi?

Ken Arok :
maksud saya, boleh saja beranak satu, dua juga boleh, tiga juga boleh. Sepuluh juga boleh.

Mpu Purwa :
Dedes… tolong ditemani sebentar. Romo mau ke lurah sebentar. Ngobrol sama anak saya dulu mas Ken Arok.

Ken Arok. :
Siap Romo.

Mereka duduk ngobrol dari mulai canggung sampai sangat akrab. Bersamaan dengan itu musik mengalun. Penari bersliweran.

LAMPU BERUBAH


EMPAT

Di rumah Ken Memey, rupany semalam Pak Lurah menginap di rumah Ken Memey. Pagi ini Pak Lurah bersiap berangkat bekerja.


Lurah Baru :
Tapi… kanapa sih. Kamu jadi sibuk ngurusin mereka. Biar saja. Ken Arok itu cuma penjual kuda. Dan kamu juga sudah janji sehidup-semati sama aku. Untuk apa ribut soal pacarannya Ken Arok dan Ken Dedes?

Ken Memey :
O my god! Sayangku. Sayanngku lupa ya. Yu itu lurah. Harus paham politik, harus paham spionase, harus paham tips dan trik. Lagian saya ini spionase. Ken Dedes adalah potensi yang harus diketahui Tunggul Ametung. Cewek se seksi Ken Dedes tidak boleh jatuh ke tangan pemuda berwatak jahat. En.. aku masih cukup manusiawi. Kalo sampe Ken dedes diambil Tunggul Ametung ketika dia sudah punya pacar, Yu bisa bayangin sendiri, gimana rasanya kalo pacar yu diambil orang. Nah, karena sampe hari ini Tunggul Ametung belum merespon. Tugasku adalah mengawasi supaya Ken Dedes tetap dalam status single.

Lurah Baru :
tapi apa mereka beneran pacaran?

Ken memey :
apapun itu. Yang jelas aku harus lakukan pencegahan. Aku juga dapet info kalo Ken Arok itu buronan di negaranya. Ada potensi dia ke sini untuk menggalang kekuatan dan merebut pemerintahan.

Lurah :
kamu terlalu jauh berpikir sayangku! Janga banyak nonton 007.

Ken Memey :
ney..ney..ney! ik tidak sedang menghayal. Ini bener-bener kenyataan sayangku.

LAMPU BERUBAH.


LIMA

Di rumah, Ken Dedes melamun, lalu Taki datang.


Ken Taki :
Kok keliatannya nggak ada smilenya nih, kenapa ndes? Eh Ken dedes.

Ken Dedes :
nggak tahu ki, rasanya nggak mood aja.

Ken Taki :
Huhuyy… jatuh cinta….

Ken dedes :
dah dari kemaren-kemaren (tersenyum simpul)

Ken Taki :
Rindu-rindu

Ken dedes :
dah dari kemaren-kemaren!

Ken taki :
Horny-horny…

Ken dedes :
(melempar sandal ke pantat ken Taki).

Ken Taki :
wow… anarkis! Knapa sih?

Ken dedes tidak menjawab. Ia melanjutkan sesuatu yang sepertinya berputar di otaknya.

Ken Dedes :
Kok aku bisa suka sama dia ya? Menurutmu dia jahat nggak sih?

Ken Taki :
liat aja alis sama hidungnya. Itu jenis orang-orang bandel.

Ken Dedes :
bukan cuma bandel. Dia pemberontak. Pembangkang.

Ken Taki :
oh ya. Saya denger slenthingan, pak Lurah sedang mengawasi Ken Arok. Katanya dia dicurigai mata-mata dari negeri Sebrang.

Ken dedes :
Kurang kerjaan.

Ken Taki :
kenapa dia jauh-jauh ke sini. Hanya untuk jualan kuda.

Ken Dedes :
dia buron.

Ken Taki :
Buronan?! Pelecehan seksual?.

Kan dedes :
dia perampok,

Ken Taki :
Jabang bayi henpon mati! Ken dedes, kanapa suka sama orang buahaya kaya gitu? Perampok itu busyet keni…

Ken Dedes :
tapi dia perampok baik. Dia merampas orang-orang kaya lalu mengembara dan duitnya dibagi-bagi ke rakyat miskin. Dia sendiri bahkan tak pernah memikirkan punya rumah sendiri.

Ken Taki :
oo. I see, dia itu yang bernama Robinhood?

Ken Dedes :
Billy The Kid. Dia diburu dan satu persatu teman-temannya telah tewas.

Ken Taki :
Cinta memang aneh. Apa yang kamu suka dari dia.

Ken Dedes :
Dia pembangkang. Kelihatannya itu seksi. Keren. Dia nggak mudah nurut sama penguasan sekalipun. Toh penguasa juga nggak mesti bijak, banyak enggaknya malah.

Ken Taki :
Apa sih yang billy the kid itu sukai dari kamu.

Mpu Purwa : 
(datang tiba-tiba) Karena putriku cantik. Dan itu juga kadang-kadang membuat aku khawatir.

Ken Dedes :
Kenapa Romo?

Mpu Purwa :
aku inget cerita-cerita jaman dulu. Dari Nefertiti istri Fir’aun, Yulaikha istri Yusuf, dan juga Cleopatra. Wanita agung seringkali membuat perselisihan. Kadang-kadang Negara bisa terguncang hanya karena seorang wanita. Dan pembunuhan pertama di muka bumi ini. Juga karena rebutan wanita.

Ken dedes :
wanita, memang selalu diukur dari sensual atau tidak, warna kulit, halus kasarnya, cara berjalannya, tutur katanya, lengak-lenggoknya, bahkan bau tubuhnya. Semua adalah segala yang bisa diindera. Semua itulah yang dibentuk oleh kaum lelaki kepada perempuan. Aku tunduk. Dan lebih dari itu, aku tunduk pada kodrat alam.

Ken Taki :
Apa ada yang mau ngrebut Ken Dedes?

Mpu Purwa :
Yang datang padaku belum ada. Tapi mungkin sudah ada rencana.

Kern Dedes :
Kalo memang harus begitu, bukan salah kami para wanita Romo. Jelas kami nggak bisa membelah diri jadi dua. Sementara orang-orang kuno memberi contoh laki-lakilah yang dibagi dengan beristri lebih dari satu. Tapi wanita? Dan kalo mereka para pria sampai berebut, tentu bukan salah kami. Kami memang harus tetap memilih salah satu. Sekali lagi, lebih dari sekedar tunduk pada kepemimpinan lelaki, aku tunduk pada kodrat alam.

Mpu Purwa :
ya…

Ken dedes :
Sebenernya itu sangat menyakitkan. Tapi apa boleh buat. Kami cuma wanita. Diperebutkan bukan sebagai junjungan, tetapi sebagai barang milik. Alangkah senangnya mereka yang tidak cantik. Yang kulitnya biasa-biasa aja. Yang dadanya tidak mencolok. yang wajahnya biasa-biasa aja. Mereka jauh dari ancaman ini.

Ken Taki :
tapi ada ancaman lain, seret jodoh...

LAMPU BERUBAH


ENAM

Pasukan Kuda masuk. Musik menghentak. Dalam gerak digambarkan Pasukan tunggul Ametung dating menyerbu. Ken dedes Diculik untuk dijadikan istri Tunggul Ametung.

Lagu : 
Kuda turangga
Tunggangan ksatria
Kuda perkasa
Lambang perwira

Kuda kuda pacu kudamu
Pergi-pergi mana kau tuju

Kuda kuda tak punya pusar
Tiada lelah mengejar dan dikejar

Tunggul Ametung :
Bakar rumahnya, bunuh bapaknya dan bawa Ken dedes segera!

Rombongan Tunggul Ametung pergi. Mpu Purwa baru saja pulang dari bertapa dan mengutuk Tunggul Ametung.

Mpu Purwa :
Tak akan tenang hidupmu nanti Tunggul Ametung. Kamu akan dibayang-bayangi ketakutan dari kecantikan anakku. Kau akan mati juga karena kecantikkan anakku Ken dedes. Tunggulah hari itu. Tunggulah Tunggul Ametuuuung…

Tunggul Ametung :
Untuk apa menunggu sampai esok hari. Sekarangpun waktu itu akan datang. Tapi sayang, kutukan itu justru jatuh padamu. (Tunggul Ametung menusuk Mpu Purwa. Lalu bergegas pergi)

Ken Arok datang bersama Mpu Loh Gawe.

Ken Arok :
Romo…

Mpu Purwa :
Tunggul Ametung membawa Ken Dedes.

Ken Arok :
Romo, selamatkan empu Purwa.

Mpu Purwa :
Tidak perlu nak. Sia-sia. Racun keris ini sudah menjalar ke seluruh tubuh. Aku titipkan Ken Dedes padamu… Siapa temanmu ini?

Ken Arok :
Dia ayah angkatku.

Mpu Lohgawe :
Aku empu Lohgawe, Ken Arok anak angkatku. Salam hormatku mpu Purwa. Kedatanganku karena anakku ini memintaku untuk melamarkan putrimu.

Mpu Purwa :
Aku sudah merasa sejak pertama bertemu anak ini. Seorang pemuda sebrang yang akan mempersunting putriku. Aku terima nak. Tapi kau harus mengambilnya sendiri. (Mpu Purwa melepas kalung dari lehernya). Ini kalung ibunda Ken Dedes. Bawalah ini saat kau menemui Ken Dedes. Itu sebagai tanda kau telah memegang amanatku untuk membimbing hidupnya.

Ken Arok :
Ini pasti kalung sakti, fungsinya seperti surat sakti.

Mpu Lohgawe :
Trima kasih Mpu, aku dan anakku akan menjalankan amanatmu.

(Mpu Purwa meninggal)

Ken Arok :
Romo! Romo!...

Mpu Lohgawe :
Pergilah ke istana Tunggul Ametung.

Ken Arok :
Tapi dia juga memburuku.

Mpu Lohgawe :
Ubah penampilanmu, ganti namamu. Namamu Ra Bumi. Menghadaplah ke Tunggul Ametung, lalu tantanglah pimpinan prajurit kabupaten. Kalo kamu menang, Tunggul Ametung akan menerimamu.

Nyayian :
Nyanyian petaka diperdengarkan
Ken Arok pemuda ambil bagian
Nyanyian dendam telah disentakkan
Ketika sang Putri dibawa pergi

Bulan cerah separuh badan
Tumpahnya darah, direncanakan
Bulan cerah separuh badan
Tumpahnya darah diperdengarkan.

LAMPU BERUBAH


TUJUH

Taman Boboji. Tempat wisata khusus Ken Dedes yang sudah menjadi isteri Tunggul Ametung. Suatu pagi, mereka berdua tampak mesra berjalan mengitari taman.

Ken Dedes : 
(menyanyi)
Bunga Indah, segar sang angin
Kadang aku tak mau pulang
Seperti kasih memelukku
Taman ini begitu damai


Tunggul Ametung : (menyanyi)
Ribuan bunga ku semai di sini
Hanya untuk permaisuri
Sampai kapanpun engkau mau
Tak seorang berani mengusik

Ken Dedes :
Tapi Kanda akan pergi ke Pangjalu, berapa lama.

Tunggul Ametung :
Tak sampai hitungan bulan.

Ken Dedes :
Jika boleh, aku minta kanda di sini saja. Tak ada bedanya kita takluk atau tidak pada Pangjalu. Negara itu tak mampu memberi pengayoman rakyat Tumapel. Sebaliknya, kanda Tunggul Ametunglah raja kecil di sini.

Tunggul Ametung :
Aku hanya tidak ingin Pangjalu curiga. Kita memang tak pernah lagi mengirim upeti. Dan para brahmana yang dimusuhi Kertajaya banyak tinggal di pegunungan-pegunungan Tumapel.

Ken Dedes :
Apakah kanda juga ingin memusuhi para brahmana?

Tunggul Ametung :
Tidak. Aku tidak ingin memusuhi keduanya.

Ken Dedes :
Aku sedang mengandung, jangan sampai bayiku terpengaruh rasa permusuhan di hati kanda.

Tunggul Ametung memeluk perut Ken Dedes, Kebo ijo menjatuhkan pistol ke lantai. Tunggul Ametung menoleh.

Tunggul Ametung :
Kenapa Kebo Ijo?

Kebo Ijo :
Nggak apa-apa boss. Heheh.. ngantuk.

Tunggul Ametung :
semalem ngapain aja kamu.

Kebo Ijo :
Anu.. anak saya ospek boss. Minta dibantu buat macem-macem tugas. Tugasnya aneh-aneh boss. Masa....

Tunggul Ametung :
Wiss.wiss.. itu bukan urusanku. Yang penting kamu digaji disuruh kerja. Jangan lengah, istriku sedang mengandung, dan besok aku berangkat ke Pangjalu beberapa hari. Cuma kamu yang kuandalkan untuk keamanan Tumapel.

Kebo Ijo :
Saya paham Gusti. Jangan khawatir.]

Tunggul Ametung :
Oh, ya. Gimana si Ra Bumi. Kalian nggak ada masalah kan?

Kebo Ijo :
oo.. netral boss.

Tunggul Ametung :
Ra Bumi itu berbahaya sekaligus berguna. Kamu bantu aku bikin dia tetap jinak.

Kebo Ijo :
Siap boss. Pokoknya dijamin netral.

Tunggul Ametung :
Sekarang, menyingkirlah sebentar. Kami ingin berdua dulu sebentar.

Kebo Ijo :
(Diam menunduk, lalu pelan-pelan mengangkat kepala menatap Ken Taki)

Tunggul Ametung :
Ke mana telingamu Kebo Ijo?!

Kebo Ijo :
E.. Iya boss. Saya disuruh apa?

Tunggul Ametung :
Menyingkir sebentar! Tadi nggak dengar ya?

Kebo Ijo :
Maaf gusti. Saya melamun. (bergegas pergi, sambil melirik Ken Taki)

Ken Dedes :
Taki, temani Kebo Ijo, kamu kan sahabatnya.

Ken Taki :
giliran kebo dikasih aku, kalo pejabat aja diembat sendiri. (sambil berlalu)

LAMPU BERUBAH



DELAPAN


Taman Boboji, Tunggul Ametung sedang ada di Pangjalu, Ra Bumi mengajari Ken Dedes naik kuda. Pada saat turun dari kuda, Kain Ken Dedes tersingkap sehingga Ra Bumi sempat melihat daerah kewanitaan Ken Dedes yang bercahaya. Selama penggambaran adegan ini terdengar lagu.

Lagu :
Seribu cahaya terpanggil
Seribu berkah mengalir

Agunglah, putri dewi
Mekarlah, sayap mu di bumi ini
Kau ibu segala ibu
Kau ibu semua ratu

LAMPU BERUBAH


SEMBILAN

Ken Arok (Ra Bumi) menemui Empu Lohgawe, menanyakan makna cahaya dari kemaluan Ken Dedes.

Mpu Lohgawe :
Kamu lepas dari ibumu sejak kecil. Kamu butuh kasih seorang ibu. Itu tersimpan di alam bawah sadar. Ketika kamu bertemu sama wanita yang punya sifat keibuan, lembut, cantik, dan perangainya halus. Kamu pasti jatuh cinta. Itu adalah untuk memenuhi kehausan kasih ibu.

Ken Arok :
Apa jeleknya?

Mpu Lohgawe :
Tidak ada jeleknya. Cuma jangan dijadikan istri. Biarkan seperti ini. Jadilah pemuja rahasia saja. Kamu pengawal kabupaten sehingga bisa setiap hari melihatnya. Tak perlu memilikinya.

Ken Arok :
Aku minta 2 alasan.

Mpu Lohgawe :
Ada sepuluh malah. Tapi oke, akan aku sebut dua.

Ken Arok :
Satu

Mpu Lohgawe :
Satu. Dia sudah punya suami.

Ken Arok :
Dua

Mpu Lohgawe :
Dua dia sedang hamil

Ken Arok :
Tiga

Mpu Lohgawe :
Kamu cuma minta dua.

Ken Arok :
Kamu bilang ada sepuluh, tiga.

Mpu Lohgawe :
Tiga agak panjang. Cintamu padanya adalah kehausan akan kasoh sayang seorang ibu. Sementara sejak kecil kau hidup tanpa ibu. Maka ada kemungkinan kamu menyalahkan ibumu atas ketidakhadirannya dalam hidupmu. Alam bawah sadarmu membenci kata “ibu”. Kembali ke depan cintamu pada Ken dedes adalah kehausan akan ibu. Jadi kamu bisa menjadi seperti schizoprenia. Separuh dirimu mencintainya, separuh dirimu ingin membalas dendam padanya.

Ken Arok ;
Dendam atas apa?

Mpu Lohgawe :
Atas ketidakhadiran ibumu dalam hidup masa kecilmu. Understand?

Ken Arok :
(tersenyum nyengir karena tak bisa mengerti) ah.. mbuuh… Hiiii…,hii.. (gemes sambil mengucek-ucek rambutnya).

Mpu Lohgawe :
Rok, sebenarnya apa angan-anganmu.

Ken Arok :
Nggak tahu

Mpu Lohgawe :
Yang kamu tahu saja.

Ken Arok :
Aku ingin jadi raja. Suatu hari harus jadi.

Mpu Lohgawe :
Prabu Kertajaya di Pangjalu, sudah…

Ken Arok :
Stop. Belum selesai…

Mpu Lohgawe :
Apanya?

Ken Arok :
Curhatnya.

Mpu Lohgawe :
oo yaah… tapi ini kopinya habis, sana bikin lagi.

Ken Arok :
Ngakalin! Aku terus. Pingsut.

Ken Arok kalah Pingsut, dia masuk mengejok kopi. Dari dalam ia melanjutkan curhatnya.


Ken ARok :
Kemaren aku melihat sesuatu yang aneh Pak Dhe Empu.

Mpu Lohgawe :
Di mana

Ken Arok :
Di taman Baboji.

Mpu Lohgawe :
Keanehan apa?

Ken Arok :
Waktu aku ngajarin Ken Dedes naik kuda keliling taman. (muncul lagi) lalu selesai dan aku turun duluan untuk membantu ken Dedes turun dari kuda. Waktu itu, dia mengangkat kakinya dan aku melihat…

Mpu Lohgawe :
Ahh… Ndesoo..!!

Ken Arok :
Sebentar Pak Dhe...

Mpu Lohgawe :
Kamu lihat kulitnya to?

Ken ARok :
Iya

Mpu Lohgawe :
Lihat pahanya to?

Ken Arok :
Iya

Mpu LOhgawe :
Lihat kemaluannya to?

Ken Arok :
Iya

Mpu Lohgawe :
Trus kamu terangsang to?

Ken Arok :
Iya

Mpu Lohgawe :
Lha iya itu namanya Mental Ndesso!

Ken Arok :
Sebentar pak dhe. Waktu itu..

Mpu Lohgawe :
Ra mutu! Kesatria itu ya nggak plotat plotot cari kesempatan nglaba kaya gitu Rok, Rok.

Ken Arok :
Anunya itu bersinar Dhe….

Mpu Lohgawe terkejut.

Mpu Lohgawe :
Apanya?

Ken Arok :
Kemaluannya bersinar. Sumpah! Aku sampe silau. Dhe…

Mpu Lohgawe :
(mendadak duduk dan menerawang jauh) Apa kamu yakin?

Ken Arok :
Sumpah! Itu beneran dhe.

Mpu Lohgawe :
(mengambil sebuah kitab tebal) Di sini disebutkan. Akan ada seorang putri desa yang dianugrahi wahyu. Ia akan menurunkan raja-raja di nusantara. Tanda-tanda wanita itu adalah kewanitaannya bercahaya.

LAMPU BERUBAH


SEPULUH

Rumah Mr. Gardner. Seorang pendatang yang ahli membuat senjata Api. Ken Arok mengambil pistol yang sudah dipesannya.


Mr gardner :
Silahkan duduk Ra Bumi

Ken Arok :
Bagaimana Mister. Apakah pistol pesananku sudah jadi.

Mr. Gardner :
Bukankah sudah aku jelaskan. Aku tidak mau sembarangan mempercepat pengerjaan dengan taruhan kualitas. Di nota kan juga sudah ada tanggal jadinya. 5 tahun setelah pemesanan. Sekarang baru 5 bulan. Goblok!

Ken Arok :
Lho! Mister!, Ini gimana sih?

Mr. Gardner :
Gimana apanya?

Ken Arok :
Aku juga sudah bilang. Aku ga peduli sama bentuk atau ukirannya. Ga perlu dikrom. Warna juga ga pengaruh. Yang pentiing jangkauan dan kecepatan tembak. Itu saja. Aduuhh.. ! sekarang sampai mana

Mr. Gardner :
(memperlihatkan).

Ken Arok :
Aduhh… Ya sudah. Ini aku ambil sekarang.

Mr. Gardner :
Coba dulu.

Ken Arok :
Tentu saja. Dan kepalamu yang akan dibuat percobaan.

Mr. gardner :
Ra Bumi... Apa-apaan ini?.

Ken Arok :
Ini teguran untuk maen-maen sama Ra Bumi !! Kamu pikir kamu siapa Ha! Jagoan?! Ya? Bisa bikin pistol trus sembarangan sama orang?!

Mr. Gardner :
Pistol itu belum punya karakter. Kalo kau nekat membawanya. Dia akan mendorongmu menjadi rakus…

Ken Arok :
Hhahaha.. ada pistol bisa bikin aku rakus… oo jadi dia ini cacing perut, atau obat perangsang?

Mr. gardner :
Terserah apa katamu. Pistol itu…

(ken Arok keburu menembaknya. Bahunya tertembus)

Mr. Gardner :
Ra Bumi! Dengar anak muda brengsek! Aku bersumpah. Siapa menabur perbuatan, akan menabur kebiasaan Menabur kebiasaan, akan menuai karakter Menabur karakter menuai nasib

Ken Arok :
Hua..ha..ha.. Tukang pistol seperti kamu, paham kata-kata itu? Jadi kamu penganut 7 habbit of higly effective people. Terimakasih telah mengingatkan aku. Aku harus menjadi efektif people. Huh.. (ken Arok menembak kepala Gardner)

Mr. Gardner :
(bangkit lagi setelah terjatuh) Baiklah.. kau sendiri yang memanggil nasib buruk. Kelak kau akan mati oleh pistol itu. Dan 7 raja akan mengalaminya (gardner mati)

LAMPU BERUBAH


SEBELAS

Ra Bumi sedang menimang-nimang pistol barunya ketika berjaga di Taman Istana. Kebo Ijo datang.

Kebo Ijo :
Wah… barang antik.

Ken Arok :
yah.. dari suku Indian.

Kebo Ijo :
Ada berapa?

Ken Arok :
Satu

Kebo Ijo :
Wah.. aku punya kenalan kolektor barang antik. Pasti dibeli mahal.

Ken Arok :
(merebut dengan cepat). Nggak dijual.

Kebo Ijo :
Buat apa? Mau ikutan jadi kolektor? Buat nembak juga udah ngga bisa.

Ken Arok :
(menembakkan ke udara, suaranya menggelegar)

Kebo Ijo :
Wow..woo,..woo.. masih jalan. Woooo… great old pistol.

Ken Arok :
Kalo kamu suka. Pake aja.

Kebo Ijo :
Ha? Buat aku?

Ken Arok :
Cuman titip. Itu tetap pistolku, tapi kalo kamu suka. Pake aja dulu. Kapan-kapan aku ambil kalo aku butuh.

(ken Dedes datang)

Ken Dedes :
Ada apa?

Ken Arok :
Tidak ada apa-apa. Emangnya ada apa?

Ken Dedes :
Aku sih ngga ada apa-apa. Makanya aku yang nanya? Di sini ada apa?

Kebo Ijo :
Tidak ada apa-apa di sini, apa di sana ada apa-apa?

Ken Dedes :
Di sana nggak ada apa-apa juga. Aku ke sini karena kupikir di sini yang ada apa.

Ken Arok :
Di sini juga nggak ada apa-apa.

Ken Dedes :
Aku denger suara ledakan

Kebo Ijo :
ooo… Kami sedang…

Ken Arok :
Latihan tembak.

Ken Dedes :
Latihan tembak?

Ken Arok :
Setahun lebih tak pernah ada huru-hara. Itu berarti setahun lebih kami tidak pernah menembak. Jadi kalo kami nggak sering latihan, bisa-bisa kami lupa cara menembak.

Kebo Ijo :
O ya Boss Putri, Kenapa Boss Tunggul Ametung belum juga pulang Boss putri?

Ken Taki :
Kan masih ada aku. Jangan khawatir Bo. Kamu tetap akan mendapat perintah setiap hari.

Ken Dedes :
Mungkin Kanda Tunggul Ametung banyak urusan. Dia mampir ke kabupaten lain juga mungkin.

Ken Arok :
Kami jadi kasihan. Mbak Dedes pasti kesepian.

Ken Dedes :
Ah.. istri pejabat harus siap seperti ini. Ehh.. boleh aku minta diajarin menembak.

Kebo ijo :
Boleh

Ken Arok :
Maaf.. lebih baik jangan.

Ken Dedes :
(dengan senyum penuh charisma) Maaf, kamu bekerja untuk suamiku. Jadi lebih baik menurut. Atau kamu bosan dengan pekerjaanmu?

Ken Arok :
Ya… Nggak. Ya.. baiklah.

Ken Dedes tersenyum. Dia mulai memegang pistol dan Ken Arok Ken Arok memberi petunjuk. Pelan-pelan Ken Taki dan Kebo Ijo keluar. Ken Dedes dan ken Arok terlihat sangat mesra.


Selama adegan itu. Lagu bergema
Kekasih, sambutlah untai embun
Yang bening, secerah pandangmu
Biarlah rembulan jajakan kisah
Tak terbeli, semahal rindu

Kekasih, lelaplah kau di bahuku
Saat terik, melemahkan jiwamu
Dan saat, pagi memanggil kita untuk
Sejuk dunia cinta,
Angin surga asmara
Milikmu..
Kan Selalu, jadi milikmuuu… kekasih 5x

Ken Dedes berhadapan dengan Ken Arok.

Ken Dedes : 
 Kamu hebat, ganteng, energik. Gadis-gadis pasti tertarik.

Ken Arok : 
 O ya? Apa mbak juga?

Ken Dedes :
Heh! Jangan kurang ajar kamu! Aku hanya berusaha akrab sama anak buah suamiku. Itu saja. Menganggap kalian bukan semata-angka-angka jumlah tenaga kerja, tetapi sebagai manusia.

Ken Arok :
Kalo saja semua cewek seperti mbak Ken Dedes. Aku sudah bersumpah, Kelak, aku nggak akan menikah kalo nggak ketemu cewek seperti mbak.

Ken Dedes :
(tersenyum), Entah kenapa, aku memang suka mengamati kamu. Ketika begini pun, aku merasa seperti sudah mengenal kamu sejak lama.

Ken Arok :
(menerawang) barangkali memang begitu.

Ken Dedes :
Maksudnya?

Ken Arok :
(mengeluarkan kalung pemberian Mpu Purwa) yang sudah kamu kenal sejak lama adalah ini.

Ken Dedes :
Ya ampun, ini..? ini kalung…

Ken Arok :
Ya. Itu kalung ibumu kan?

Ken Dedes :
(menangis) Tapi Buat apa? Tanpa kamu jelaskan seperti inipun aku sudah tahu, bahwa kalian pasti membunuh bapakku waktu itu. Aku pikir Tunggul Ametung yang membunuh. Tapi apa bedanya? Meski kamu yang membunuh toh juga atas satu sumber perintah. Tapi buat apa kamu pamerkan kalung ini?

Ken Arok :
Dedes! Kalo aku yang membunuh bapakmu, buat apa aku simpan kalung ini? Apa kamu nggak berpikir bapakmu akan menitipkan kalung ini pada seseorang?

Ken Dedes :
(berpikir) maksudnya… bapakku…, ya ampun!, ken… Arok? Apa kamu?,...

Ken Arok :
Ya.. ya.. . Aku Ken Arok.

Ken Dedes :
Nggak mungkin, gimana bisa?

Ken Arok :
Tunggul Ametung juga memburu Ken Arok kan? Tapi prajuritnya tak pernah ada yang bisa melawan aku, hanya Tunggul Ametung yang sanggup. Mpu Purwa menyuruhku mengejarmu supaya bisa tetap mengawasimu. Lalu aku melamar menjadi pengawal keraton ini. Aku mengecat rambutku jadi hitam. Aku ganti namaku menjadi Ra Bumi.

Ken Dedes :
Terima kasih, kamu memenuhi perintah bapakku. Tapi… lalu mau apa sesudah mengawasiku. Aku bahagia kok di sini. Tunggul Ametung tidak pernah sekejam ketika dia menyeretku dari rumah.

Ken Arok :
Des… Aku… masih Ken Arok yang dulu.

Ken Dedes :
Yang mana? Yang jualan kuda? Yang Playboy?

Ken Arok :
Aku bukan Playboy!

Ken Dedes :
Trus apa?

Ken Arok :
Biasa aja. Mereka cewek-cewek itu aja yang gatelan. Aku sama sekali nggak bermaksud mendekati mereka dan aku juga nggak pernah memanfaatkan mereka!.

Mereka terdiam.


Ken Arok :
Aku masih Arok yang dulu. Arok yang memimpikan hidup bersamamu…

PLAK! Ken Dedes menampar muka Ken Arok.


Ken Dedes :
Sopan! Kamu pikir kamu bakal jadi pria sempurna dengan begini? Iya?. Dengerin! Aku tidak termasuk cewek-cewek gatel itu.

Ken Arok :
Kenapa? Aku cuma menyampaikan amanat bapakmu untuk memberikan kalung itu. Dan sekarang aku cuma menyampaikan isi hatiku apa salahnya?

Ken Dedes :
Kamu pikir kamu jadi pria sempurna dengan cara seperti itu. Menyampaikan isi hati yang sudah kadaluarsa. Yang sudah berlalu giliranya. Arok, kamu cuma menyakiti diri sendiri dengan ngomong kaya gitu sekarang. Aku sudah bersuami, punya bayi, hidup mapan dan terhormat. Apa lagi? Aku nggak mau menghianati suamiku, menodai perkawinan suci hanya karena tergiur tampang macho. Tunggul Ametung juga macho. Ia juga ganteng, dia juga gagah dan cerdas karena kalo nggak kaya gitu dia nggak bakalan jadi Bupati. See?

Ken Arok :
Aku ngga pernah bisa menghilangkan angan-angan hidup sama kamu Des.

PLAK! Ken Dedes menampar lagi.

Ken Dedes :
Apa harus dua kali? Atau tiga kali?

Ken Dedes bermaksud pergi.

Ken Arok :
Des, apa kamu nggak pernah mengingatku lagi setelah kamu menikah sama Bupati?

Ken Dedes :
Bukan karena sama bupati, karena aku sudah menikah itu saja.

Ken Arok :
Apa kamu nggak pernah mengingatku lagi?

Ken Dedes :
(diam sebentar, lalu tersenyum) Oh, sori, aku lupa kalo kamu belum pernah nikah. Denger ya. Dalam pernikahan itu ada janji, ada sumpah. Itu ritual suci. Diucapkan atas nama Tuhan. Meski karena terpaksa, tapi Tuhan, langit dan bumi terlanjur bersaksi kan? Bahwa aku tanda tangan dengan mantap. Kalo aku nekat, kelak di akhirat tanda tangan itu akan bicara, cap jempol di buku nikah itu akan bersaksi. Selamat sore (segera bergegas).

Ken Arok :
Apa kamu nggak pernah mengingatklu lagi?

Ken dedes :
(berhenti tanpa menoleh)

LAMPU BERUBAH


DUA BELAS

Ken Arok menyusup ke kamar Tunggul Ametung lalu menembakkan pistol itu. Bersamaan dengn lagu ini. Juga bergema geguritan tentang tragedy malam itu.
Bunyi kentongan bergema, seketika semua orang berkumpul.
lalu segera digelar Sidang darurat yang dipimpin Ken Arok sebagai Kepala Pasukan Khusus Tumapel. Kebo Ijo langsung ditangkap dan dijadikan terdakwa.


Ken Arok :
Seorang pengkhianat telah menyusup ke kamar pribadi Tunggul Ametung. Tunggul Ametung tewas tertembak. Sayangnya, si pembunuh itu sangat bodoh. Ia meninggalkan pistolnya di tempat kejadian. Inilah senjata laknat itu. (menunjukkan pistol)

Semua orang bergumam, itu pistol kebo ijo.

Sesorang :
Itu Pistol Kebo Ijo.

Kebo Ijo :
Bohong! Ra Bumi, kaulah poengkhianat itu. Kamu nggak cuma mengkhianati Tunggul Ametung yang telah mempekerjakanmu, tetapi juga mengkhianati temanmu sendiri. Kau Iblis!

Ken Arok :
Aku tanyakan kepada semua yang hadir di sini. Pistol siapakah ini?

Satu persatu ditanya dan semua menjawab kebo ijo.


Ken Arok :
Atas nama pasukan khusus istana sebagai pemegang kendali darurat, aku menyatakan sidang ini dipercepat dengan menyepakati Kebo Ijo sebagai pembunuhnya.

Kebo Ijo :
Bangsat! Pistol itu adalah pistol Ra Bumi. Ia menitipkannya kepadaku, dan kemaren sore ia memintanya kembali. Pasti Ra Bumi sendiri yang membunuh Tunggul Ametung. Motifnya jelas, Ra Bumi mencintai Ken Dedes.

Ken Arok :
Apakah ada yang berani bersaksi bahwa pistol ini punyaku?

Tarian dari gadis-gadis bertopeng hitam..
Kamilah saksinya
Malam jahanam
Kamilah saksinya
Pistol maut itu

Hey kebo ijo
Prajurit tak tahu diri
Congkak dan kerdil budimu
Kau tembak sendiri tuanmu

Akulah saksinya, raja membangkai
Dan pistol kebo ijo

Ken Arok :
Putri, hukuman apa yang pantas untuk Kebo Ijo.

Ken Dedes masih menangis di sudut.

Ken Arok :
Tuan Putri, hukuman apa yang pantas untuk Kebo Ijo

Ken Dedes tak menjawab

Ken Arok :
Tuan Putri Ken Dedes, hukuman apa yang pantas untuk pembunuh suamimu?

Ken Dedes :
Mati…

DUARR…
Ken Arok menembak Kebo Ijo.

LAMPU BERUBAH



TIGA BELAS

Di taman, Ken Taki sedang menghibur Ken Dedes yang murung. Nampaknya mereka sedang membicarakan perihal lamaran Ra Bumi.


Ken Taki :
Mbok sudah, mau saja. Wong dulu juga situ cinta to?

Ken Dedes 
Sekarang lain Taki. cinta itu wajahnya buram seiring bertambahnya umur.

Ken Taki :
Wajah cinta itu nggak berubah Jeng. Yang berubah itu cara kita memandangnya. Buktinya, dari dulu sampe sekarang yang namanya istilah “bercinta” itu ya tetap sama saja. Dalam bahasa Inggris, Making Love itu ya gitu, pengertiannya tetap sama.

Ken Dedes :
Aku sudah pernah bersuami, punya anak. Ada hal yag lebih dari sekedar cinta yang kualami.

Ken Taki :
Apa itu?

Ken dedes :
Kasih sayang, pengertian, kesepahaman, pengabdian.

Ken Taki :
Apa Ra Bumi nggak bisa memberi itu.

Ken Dedes :
Tunggul Ametung mambawaku dengan paksa, bisa dikatakan itu pemerkosaan, tapi toh dengan penerimaan pada nasib. Aku bisa membaliknya menjadi pengabdian. Dia suamiku, dan selagi dia menjagaku setelah perkawinan, aku juga akan memberikan diriku.

Ken Taki :
Yup! Itu berarti Ra Bumi juga bisa gitu.

Ken Dedes :
Belum tentu. Tunggul Ametung jelas-jelas memburu kekuasaan. Ia ingin membunuh ayahku demi memperkuat pengaruhnya di Tumapel. Hasilnya, ia memperlakukanku sebagaimana halnya istri yang paling dia banggakan. Tetapi Ra Bumi, ia membunuh Tunggul Ametung hanya karena ingin merebutku. Jangan-jangan berakhir sebaliknya. Kalo nyawa menjadi murah di mata politik kekuasaan, itu biasa. Tetapi kalo nyawa menjadi murah di mata cinta dan nafsu?

Ken Arok :
Apa sedemikian kotor hatiku Des? (ken arok datang tiba-tiba)

Ken Dedes :
Untuk apa kesini?

Ken Taki :
(berbisik kepada Ra Bumi) Waduh, semprul! Aku kan lagi mengorek keterangan dan mendesaknya dengan lembut, kamu malah ke sini. Dasar pengacau.

Ken Arok :
(Berteriak) Biar saja kacau. Sekarang memang semua sudah kacau. Aku membunuh karena bisikan nafsu untuk memiliki Ken Dedes. (kepada Ken Dedes) Aku pertaruhkan semua, demi kebahagian kita. Tapi sekarang… apa ada yang bisa menjawab pertanyaanku?. Untuk apa aku di sini sekarang?. Junjungan tempat aku mengabdi sudah mati. Siapa yang harus kubela?, siapa yang harus kujaga? Lebih baik aku pergi dari sini.

Ken Dedes :
Jika kepergianmu tulus, lebih baik begitu.

Ken Arok :
(setelah melangkah berhenti lagi melanjutkan bicara dengan nada seperti putus asa) Tapi pergipun percuma, aku masih akan terus dibayangi penyesalan. Pembunuhan yang sia-sia. Cinta yang menipu.

Ken Dedes :
Cinta tak pernah menipu. Kamu yang tertipu oleh cinta.

Ken Arok :
Daripada pergi dengan penyesalan, lebih baik aku mengaku saja. Temani aku ke alun-alun besok pagi. Aku akan mengumumkan pengakuan. Bahwa aku yang membunuh Tunggul Ametung. Dan aku harus dirajam sampe mati. Malam ini aku akan menemui satu persatu orang yang pernah aku rugikan. Aku harus minta maaf sebelum aku mati besok pagi. Permisi.

Ken Arok meninggalkan tempat itu dan Ken Dedes mengejar.

Ken Dedes :
Ra bumi…

Ken Taki tertawa tak tertahankan.

LAMPU BERUBAH


EMPAT BELAS


Hari perikahan Ken Arok dan Ken Dedes. Pesta sangat meriah.


Lagu : 
Malam indah bagi cinta
Ken Arok pecinta Ken dedes
Ken dedes putri yang agung

Pemimpin baru nan perkasa
Pahlawan di Singasari
Jayalah raja, Jayalah cinta

Ken Arok Ken Dedes
Titisan dewa-dewi.
Sejahterakan negri
Satukan tanah terpecah.

LAMPU BERUBAH


LIMA BELAS

Ken Arok bercengkerama dengan Ken dedes di dalam kamar pribadi raja. Tiba-tiba Anusapati masuk mendobrak pintu.


Ken dedes :
Anusapati. Kau lancang! Berani masuk kamar ayahmu tanpa permisi!

Anusapati :
Dia bukan ayahku

Ken Arok :
Anusapati! bicara apa kamu?

Anusapati :
Ayahku Tunggul Ametung. Dan kau pembunuhnya,

Ken Dedes :
Anusapati!

Ken Arok :
Anusapati, siapa yang meberimu berita busuk itu? Ken Dedes! Apa yang sudah kamu katakan? (Ken Arok Mencengkeram leher Ken Dedes)

Ken Dedes : 
Aku nggak tahan Arok. Dia terus mendesak. Dia anakku, anak Tunggul Ametung, dia berhak mendengar kenyataan keluarganya.

Ken Arok :
Bangsat! (menampar Ken dedes)

Anusapati :
Kukembalikan peluru dari mayat ayahku. Ken Arok, Sang Amurwabhumi, Legenda yang menjijikkan.

Ken Arok tewas tertembak. Anusapati duduk di singgasana. Toh joyo masuk.

Anusapati :
Bukan hakmu duduk di situ. Itu warisan Ken Arok, sang amurwabhumi, ayah kandungku. Pergilah!

Ken dedes :
Toh joyo, dia saudaramu…

Anusapati tertembak dengan pistol yang sama. Anusapati tewas. Toh Joyo Duduk di singgasana. Rangga wuni dan Mahesa Cempaka masuk.

Toh Jaya :
Ranggawuni, mahesa cempaka. Kenapa datang tanpa aku mengundangmu. Ada apa?

Ranggawuni :
Ada sesuatu yang harus diluruskan baginda.

Mahesa Cempaka :
Sesuatu yang telah membuat negara ini melenceng.

Toh jaya ;
Apa itu? Bagaimana bisa melenceng?

Ranggawuni :
Karena susutu telah duduk di tempat yang bukan seharusnya.

Mahesa Cempaka :
Dan itu adalah kamu paman. Maafkan kami. Ini semua demi negara

Mahesa Cempaka membunuh Toh Jaya. Ken dedes menjerit dalam tangis yang tak pernah berhenti. Lalu merebut Pistol itu dan menembak kepalanya sendiri.

Ken Dedes :
Semoga kalian tidak berebut di alam kubur.

LAMPU BERUBAH



ENAM BELAS

Sebuah Cafe
Wanita di Café masih duduk sendiri, merokok dan melanjutkan ceritanya.


Wanita di Cafe :
Sungguh menyakitkan melihat pistol itu, lalu rambut pirang yang kini banyak berkeliaran itu. Kadang aku menyesal dan bertanya-tanya. Betapa pedih menjadi rebutan pria-pria. Menyaksikan pembunuhan memperebutkan bibirku, pahaku, payudaraku... dan dengan sangat paham bahwa kekerasan itu karenaku. Dan generasi-genarasi kemudian, yang tetap saling bunuh atas dendam tuntutan keadilan untuk ayah yang mereka junjung. Memang sudah sepantasnya mereka membela ayah ayah mereka. Ayah yang dulu saling bunuh memperebutkan aku. Aku tidak tahu apakah ini lebih baik. Sebab perempuan yang lain terjerumus dituduh tak bersusila meski tak merasa. Hidup bergelimang harta dengan tebusan tidur dengan banyak pria bergani-ganti. Aku tak tahu apakah mereka juga sepedih aku. Tetapi aku yakin, kami sama-sama perempuan. Yang bergerak dengan naluri, bahwa kemerdekaan itu tanda Tanya. Bahwa kami tak mengerti ketika dunia bergejolak karena kami. Satu-satu keluarga keturunanku saling membunuh. Aku hanya bisa menangis menyaksikan ketidakberdayaanku. Aku cantik dan seksi, tapi lemah dan tentu saja bodoh. Aku menjadi ibu bagi para raja. Karena suamiku adalah raja, bukan karena aku titisan kayangan. Aku ingin hidup lagi sebagai perempuan biasa, seperti sekarang. Andai saja tak ada yang bernama cantik, seksi dan sensual, andai saja itu bukan milikku, … andai kata tak ada sinar dari vaginaku… dan keyakinan-keyakinan rawan itu. Sementara kami, perempuan, tak pernah bisa memilih.

LAMPU REDUP


Lagu Perpisahan: 
 Telah dibuka kisah lama
Telah digugah ujung sejarah
Tutuplah buku, lelaplah kembali
Biarlah dongeng kembali esok hari

Tak ada teladan sempurna
hanya cerita memberi cara
Pilihan ada padamu
nantikan kami jika kau mau


SELESAI


© 2006
M Ahmad Jalidu dan Gamblank Musikal Teater

© 2006
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang mementaskan naskah ini tanpa ijin dari penulis.

M. Ahmad Jalidu
GMT on Stage Production
08175486266
masjali@yahoo.com / zonagamblank@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar