Sabtu, 23 Juli 2022

CERMIN - Nano Riantiarno



CERMIN
karya : Nano Riantiarno



PANGGUNG MULA-MULA GELAP. GELAP SEKALI. TIBA-TIBA TERDENGAR TERIAKAN KETAKUTAN SEORANG LAKI-LAKI. PANGGUNG MASIH TETAP GELAP.

SUARA :
Jangan! Jangan tinggalkan saya! Tolong! Tolong! Tolong! Nyalakan lampu, saya takut gelap! Saya takut sendirian! Tolong! Jangan tinggalkan saya! Cahaya, saya butuh cahaya! Saya butuh terang! Tolong…….cahaya…….cahaya.

DAN LAMPU WARNA PINK MENYOROT (FADE-IN) MELINGKARI AREA DIMANA DIA BERTERIAK-TERIAK DILANTAI, SAMPING SEBUAH KURSI BESI. DALAM PENJARA SEORANG LAKI-LAKI KIRA-KIRA BERUMUR 35 TAHUN KAGET KETIKA SADAR BAHWA DIA SEKARANG BERADA DALAM TERANG. DIA KECAPAIAN DAN TERENGAH- ENGAH.MENGHIMPASKAN PANTATNYA DI LANTAI. PADA SAAT YANG HAMPIR BERSAMAAN, SETELAH UJUD SELURUH LAKI-LAKI ITU TERLIHAT SAMAR-SAMAR LAMPU MENYALA MENYOROTI AREA DI DEPAN DIA. SEORANG LAKI-LAKI LAIN YANG SELURUHNYA SAMA DENGAN DIA JUGA DUDUK DI LANTAI SAMPING SEBUAH KURSI BESI YANG SAMA. LAMPU BERWARNA PINK JUGA. DUA LELAKI YANG SAMA DUDUK DI LANTAI SAMPING KURSI BESI YANG SAMA TERSEKELILING GELAP. GELAP SAKALI.

LAKI-LAKI :
He………..

(LAKI-LAKI DI DEPANNYA MENYAPANYA JUGA PERSIS TAPI TANPA SUARA)

Hee……….. Ya! Masih ada. Kukira sudah pergi bersama yang lain-lain. He, aku senang kau masih ada. Di depan situ menatapku. Temanku Cuma kamu sekarang. Di sini pengap. Keringat tak henti-hentinya menyembul dari pori-pori kulit. Akukhawatir kalau persediaan air dalam tubuhku habis, pasti bukan keringat lagi yang keluar tapi darah. Dan kalau darah sudah habis…….. sebuah pintu terbuka lebar-lebar dan aku harus mendorong diriku sendiri untuk bilang ayo masuki ruangan besar di sebaliknya. Ruangan besar dari sebuah gedung yang besar. Ada apa di dalamnya? Perabotan-perabotannya bagus? Jenis kursi-kursinya dibikin dari kayu apa? Jati tua atau mahoni? Karpetnya? Dari India atau Persia?

LAKI-LAKI :
Apa ada hiasan-hiasan dindingnya? Dari apa? Kuningan apa perunggu? Lampu gantungnya dari kristal? Kamar mandinya bersih, artinya tidak terdapat lipas di sudut-sudutnya. Dapurnya bagaimana? Selalu tersedia makanan hangat dalam lemari? Aku pedagang barang antik, harus tahu secara detail perabotan-perabotan tiap ruangan yang kumasuki. Bagaimana? Apa aku akan ditemani atau sendirian? (BERBISIK) Apa Su ada disitu……apa dia menungguku disitu? (DIAM MENUNGGU JAWABAN). Ya aku tahu kau tidak tahu. Tak seorangpun yang tahu sebelumnya. Masuki gedung itu dulu, baru kau akan bisa bercerita ada apa di dalamnya. Tapi siapa saja yang masuk ruangan besar itu, tak akan pernah kembali lagi. Pans, Cuma keluhan, jangan khawatir seorang kawan bisa menyejukkan suasana. Ada seorang di sekitar kita lebih baik daripada sama sekali tidak ada. Pada dasarnya semua orang takut sendirian. Aku juga. Kau juga. Benarkan. Kita ngobrol-ngobrol, untuk mengisi waktu. Obrolan yang intim bisa menambah rasa kekawanan. Tidak usah dijawab. Aku yakin pasti kau mau. Ya, kita akan ngobrol-ngobrol. Aku dapat pertama, kamu yang kedua. Akan kubeberkan semuanya tanpa malu-malu. Tapi musti janji, begitu aku selesai kau segera menyambungnya. Dengan begitu tak akan terasa lagi waktu lewat. Pagi-pagi sekali kita akan berpelukan mengucapkan salam perpisahan, barangkali sambil tertawa-tawa atau barangkali kita akan saling menangisi. Entahlah! Jangan menjawab, aku tahu kau sama seperti aku, termasuk orang-orang yang selalu berusaha untuk menepati janji. Dengan adanya kau di situ, meskipun kau tidak menyapa apa- apa bisa kupastikan kita akan selalu bersama-sama, setia sampai mati.

(BERPIKIR HENDAK MEMULAINYA DARIMANA).

He…….he…….he he he! Heeeeeeeeeeeeee………………..

(DIA MEMATUT-MATUT DIRI. BERTINGKAH SEBAGAI SEORANG LAKI-LAKI JANTAN. DIA MELANGKAH DENGAN TEGAP. KE MUKA KEBELAKANG).

Sampai mati!

(BERTINGKAH SEBAGAI TENTARA. BERTINGKAH SEBAGAI PENARI. BERTINGKAH SEBAGAI ORATOR. BERTINGKAH SEBAGAI BADUT. LAKI- LAKI DI DEPANNYA MENIRUKAN GERAK-GERAK YANG DIA LAKUKAN DENGAN PERSIS. LAKI-LAKI TERTAWA KEGELIAN).

Tiruan yang sungguh-sungguh sempurna…….sempurna…….sempurna.

(LAKI-LAKI ITU MENANGIS. DARI PERLAHAN SAMPAI MENGGERUNG- GERUNG. DIA MERATAP)

Sampai mati……. Su! Su! Sunni! Kenapa jadi begini? Kenapa kau pergi? Kenapa aku ada di sini? Kenapa mesti ada hal-hal yang mendorong kita melakukan hal-hal?Kenapa kamu tidak mau menurut? Kenapa waktu kamu masih ada, rasanya semua terang dan jelas. Tanpa kabut. Tiap kupandangi diriku di kaca, maka kulihat ujud seorang laki-laki yang utuh. Lalu sekarang, kau entah ada di mana? Jarak dan tembok memisahkan kita. Semua yang terlihat jadi samara-samar. Bukan maksudku melakukan itu. Terjadi begitu saja, didorong oleh kekuatan yang ajaib! Seperti alir sungai yang dibendung, makin tinggi bendungannya makin banyak air yang tertampung dan tekanan untuk molos mencari aliran lain makin besar. Lalu suatu saat air tak terbendung lagi sedang tekanan makin besar, makin besar. Dan tiba-tiba bendungan jebol! Kau tanamkan bibit di sini. Tumbuh sedikit demi sedikit hingga berbunga, waktu kelopak bunga itu merekah, dia bersuara seperti terompet. Suaranya memekakkan telinga. Dan Sunniii…gemanya! Gemanya melengking! Tak tahan aku untuk tidak berbuat apa-apa. Dan bisik-bisik itu. Bisik-bisik yang memerintahkan aku supaya melakukan niatku, musnahkan! Musnahkan Hancurkan! Hancurkan biar jadi abu sekalian. Dari abu kembali jadi abu, kata bisik-bisik itu dalam telinga. Kekuatan bumi menarik kakiku dalam-dalam, menyeret dan membakarku dalam inti magma yang paling panas! Aku merungkuk, makin merungkuk, Rasa panas yang terkutuk membakar, memadat dalam dada. Menyiksaku tanpa ampun, hingga hari itu tiba, kau tahu seluruh tubuhku gemetar. Panas dan dingin menjadi satu seperti nerapa. Dan kau tahu, kau tahu, kekuatan aneh itu yang memaksaku untuk jadi babi gila. Menyeruduk ke mana saja nalurinya memerintahkan untuk meyeruduk. Aku menyeruduk. Apa saja yang kulihat, kulihat sebagai musuh. Harus dihancurkan dalam sekejab! Tapi yang kuseruduk rupanya tembok-tembok besi…..Lihat……. dua taringku patah, tak lagi bisa dijadikan senjata. Sebagai perhiasanpun cukup buruk kan? Kalau aku ini tentara, maka aku tentara yang tidak baik. Tidak punya disiplin, kurang taktis, tidak mampu mengontrol emosi serta tidak perduli pada batas-batas dan ukuran. (KECEPATAN). Su, perempuan biasa. Tidak cantik tetapi punya daya tarik yang luar biasa, kegairahan hidupnya seperti kuda tak terkendali! Salahku memang, mengawini perempuan bekas pelacur. Padahal tadinya sudah kurelakan, dia bekerja, aku juga bekerja. Tapi Su selalu bilang padaku : ah, kamu tidak pernah bisa memberiku apa-apa selain anak. Ya, itu kenyataan. Dan karena itu pula dia berhak menutup mataku, mulutku dan menahan gerak semua anggota tubuhku. Tapi memang semua itu termasuk dalam perjanjian. Dan kami sudah saling menjanjikannya, dulu waktu dia kukawini. Kenyataan ini mampu kutahan sampai beberapa lamanya, 3 anak. Cuma itu katanya yang bisa kuberikan padanya, ya! Tapi lihat muka anak-anak itu satu persatu kalau mereka masih hidup. Lihat dengan teliti. Seperti siapa mereka? Adakah persamaannya denganku? Sama sekali tidak. Yang sulung entah seperti siapa? Yang kedua entah seperti siapa dan yang ketiga kulitnya hitam pekat dengan mata yang bulat dan rambut keriting kecil-kecil. Anakkukah itu? Anak Su! Aku pernah punya pikiran mungkinkah ada dokter-dokter jahil yang senang menukar-nukar bayi di RS bersalin, atau perawat- perawatnya. Tapi hal itu tidak mungkinkan? Mereka pasti menghormati sekali sumpah jabatan. Tapi aku bisa memastikan anak yang ketiga bukan anakku!

LAKI-LAKI (MERATAP LAKI_LAKI DI DEPANNYA DENGAN GELISAH)
Tahukah kamu mengapa aku masih tetap bisa menahan diri selama ini? Masih tetap mendampinginya meski jantung perih bukan main? Karena aku mencintai Su! Karena aku sudah bersumpah untuk tetap setia apapun yang sudah dia lakukan. (BERTERIAK) banci! Laki-laki lemah! Tidak punya tangan besi! Pendirian yang rapuh! Ya aku tahu matamu menuduhku begitu. Tidak apa-apa. Aku sama sekali tidak marah. Ini memang termasuk dalam perjanjian. Kataku selalu pada Su : lakukan tapi tanpa perasaan cinta. O, kelemahan. Apa yang kau ciptakan selama ini sebagai akibat? Mesiu apa yang kau padatkan dalam tabung bersumbu?ketidaktentraman? kekacau- balauan pikiran? Kecurigaan? Keganasan? Kegilaan? Pembalasan dendam tanpa ampun? Semua sudah kulakukan. Jadilah laki-laki maka kau harus membunuh. Jadilah laki-laki maka kau berhak merusak apa saja. Jadilah laki-laki maka dirimu akan kau rubah menjadi empat dinding penjara setebal satu kaki tanpa jendela. Jadilah laki-laki maka sebetulnya kau meriam siap ditembakkan! Dan malam itu sudah kunobatkan diriku sendiri jadi laki- laki. Laki-laki dengan naluri hewani yang dibiarkan lepas ikatannya. Dan kesetiaan, di mana dia harus ditempatkan? Adakah perkataan itu masih punya arti untuk semua orang? Su pernah menjanjikan padaku. Aku juga pernah sampai anakku yang ketiga dilahirkan. Anakku? Anak Su! Sekarang apa yang terjadi? Apa yang sudah dilakukan Su? Apa yang sudah dilakukan? Mana tuah dari keselarasan seperti yang selama ini selalu kau bicarakan? Miliki kesetiaan, lalu orang akan jadi seperti dikebiri, Cuma sanggup melihat hal-hal yang baik saja. Satu saat jika kebetulan terlihat keburukan-keburukan yang sebetulnya sudah menjadi mimpi buruknya selama berjam-jam dia tidur, maka dia akan bilang dengan mata merah : ah, itu Cuma baying- bayang bukan kekuatan, padahal terbalik! Waktu kesabaranku habis, aku menyatakan pada Su supaya menghentikan segala kegiatannya. Maksudku baik, demi anak-anak dan masa depan keluarga. Nama baik, kataku padanya. Asuhlah anak-anakmu di rumah, kalau bosan sulamkan baju-baju hangat. Atau kalau mau bekerja juga. Bekerjalah, tapi yang pantas! Tapi kau tahu yang terjadi kemudian. Su lebih gila lagi, dia seperti kuda lepas kendali. Apa yang terjadi, kataku dalam hati. Kalau dulu aku masih tidak peduli, sekarang keadaannya berbeda. Umurku mulai menginjak masa tua. Aku butuh ketenangan. Aku butuh perempuan yang kucintai dan mencintaiku. Aku butuh perhatian dan diperhatikan. Dan semuanya sudah terjadi akibat dari kau, O, kelemahan, Besok aku akan dihukum mati. Pertama kali dalam penjara. Sudah kubunuh 6 orang dan melukai 3 orang. Betulkah itu? Sebegitu besarkah tenagaku waktu itu? O , aku tidak tahu.

(MENUTUP MATANYA DUDUK KECAPAIANNYA)

LAKI-LAKI :
Heeeeee…………… kau masih ada. Temanku syukurlah. Jangan pergi, tetaplah disini bersamaku, tapi tunggu aku sering melihat kamu tapi lupa di mana? Siapa namamu? Namamu? Ya, namamu? Betul, aku sering melihat kamu. Barangkali di pasar atau di bioskop, atau di sebuah toko kelontong. Entahlah, tapi aku yakin kita sering ketemu, siapa namamu Tuan? Jangan balik bertanya. Aku Tanya siapa namamu? Apa yang sedang engkau kerjakan? Menirukan apa saja yang aku lakukan? Untuk apa? Apa itu perlu? Ah aku ingat sesuatu. Suatu malam seseorang berjubah berkerudung abu-abu berdiri di depanku dan berkata : kamu jadi makhluk kamu sekarang hidup. Kamu kujadikan dari berbagai zat. Tubuhmu terdiri dari unsur-unsur air, udara, tanah, cahaya, dan api. Aku bertanggung jawab penuh pada pertumbuhanmu. Aku yang menciptakan kehidupan yang terlepas dari susunan kehidupan kami, para penguasa langit. Susunan kehidupan yang otonom. Itu terjadi berabad-abad yang lalu. Waktu itu aku sendirian juga berabad-abad lamanya. Sampai aku betul-betul tidak tahan. Siapa yang tahan dijerat sepi? Sendirian tanpa kawan yang biasa diajak berunding sesuatu? Lalu aku meminta pada penciptaku, tuan berkerudung abu-abu yang tidak bisa kulihat wajahnya itu : beri kiranya aku seorang kawan yang akan mendampingiku dalam susah dan senang. Syukur, permintaanku rupanya masuk akal. Aku diberinya satu orang makhluk yang keadaanya berbeda denganku, secara keseluruhan dia lembut. Tapi kami cocok, kalau kami saling peluk untuk mengusir kedinginan malam berbagai getaran aneh menjalar di seluruh tubuh. Dia juga begitu, katanya. Seribu tahun kemudian, baru aku tahu bahwa dia bernama perempuan dan sanggup mengeluarkan makhluk kecil yang serupa dengan kami berdua. Pembiakan, kata orang-orang, anak-anak yang kecil, mungil, lucu-lucu, siapa tidak tertarik pada anak-anak, maka dia itu kanibal. Mulutnya masih merah, lembut dan manis. Mulut mereka baunya wangi seperti kain sutra, aku suka, waktu ibunya masih terbaring istirahat diranjang kuangkat bayinya dan kutimang-timang dalam pelukan. Buyung….buyung, bujukku. Karena dia menangis. Ibunya berteriak-teriak, aku tidak peduli, ah ibunya khawatir aku akan mematahkan tulang punggung bayinya yang masih lembek. Tidak peduli kataku. Hendak kuhibur diriku dengan menyanyikan sebuah lagu. Dan berbaur dengan jeritan-jeritan ibunya aku bernyanyi.

(MENYANYI)
Kuharap angin gunung
Berhembus perlahan
Mengusap lembut kulitmu
Kudirikan benteng beton
Kalau bunyi bersiutan
Datang dari padang-padang

LAKI-LAKI :
Buyung……buyung……kenapa kamu begini lucu. Matamu besar bulat dan penuh harapan memandang padaku. Masa depanmu terang? Rambut jagung……halus. Nafasmu sejuk…….waaaaa…… Tidak apa-apa, jangan menangis dulu. Nanti kugantikan popokmu dengan yang bersih biar kau tetap merasa hangat dan tidak masuk angin. Seorang anak mengencingi bapaknya bukankah itu hal yang biasa? Hupa……kalau kau tidak kencing nanti orang mengira kau Cuma boneka plastik. Sudah menghitung satu, orang biasanya hitung- menghitung dua juga, lalu tiga. Istriku membiakkan tiga anak!

(PADA LAKI-LAKI DI DEPANNYA)

Kamu lihat, semuanya sebetulnya bisa menjadi cerita yang manis, dan selamanya akan manis, bermula manis dan berakhir manis kalau saja tidak ada paksaan-paksaan, penyudutan-penyudutan, keinginan-keinginan mustahil, keserakahan-keserakahan, semua hal-hal buruk. Kalau aku ini seorang penari, aku suka menari, sebutkan macam-macam tarian yang mampu kutarikan, akan kutarikan dengan mulut tersenyum tanda suka hati. Mula-mula memang terjadinya seperti itu. Musik, lalu anggota tubuh kugerakkan menurut irama musik yang sudah ditentukan. Gerakan- gerakannya aku yakin pasti indah. Tapi celaka musik bagus berangsur lenyap berganti dengan bunyi-bunyian aneh nadanya tanpa aturan. Aku berhenti tapi tidak bisa. Aku berusaha menghentikan gerakan-gerakan tariku, tapi tidak bisa. Ada kekuatan aneh yang memaksaku untuk terus menari meski tidak kusukai. Dorongan aneh itu bikin aku terus mengerakkan tubuhku mengikuti musik kacau yang bunyinya makin bising. Aku berteriak, suara tidak keluar, aku berteriak dalam hati, tolong aku mau berhenti – stopkan ! Stopkan! Tolong !!!!!! aku harus terus dan terus hingga hal itu membuatku gila. Sudah pasti gerakan-gerakan tariku tanpa isi karena sama sekali tidak kugerakkan berdasarkan keinginan hati dan jiwa. Aku teriak-teriak, dalam hati. Berhenti, aku belummau mampus. Aku kepayahan! Tolong! Tolong! Tolong Stopkan! Tapi siapa yang sanggup menolong? Kulihat orang-orang sekelilingku juga melakukan hal yang sama. Menarikan tarian-tarian yang belum tentu ingin mereka lakukan. Dunia penuh dengan manusia yang menarikan gerakan-gerakan yang aneh. Dan wajah mereka kelihatan menderita. Barangkali wajahku juga kelihatan seperti wajah orang-orang yang kulihat. Aku menari, menari seperti begini. Begini. Begini terus begini lalu begini kemudian begini dilanjutkan dengan begini. Dan itu kuulangi lagi, kuulangi lagi dengan variasi yang terlalu miskin. Kalau ada kehendak untuk berhenti makin cepat gerakan-gerakan terjadi, akibatnya tulang-tulangku berbunyi menderak-derak, seperti mau patah. Keringat mengucur seras. Dan itulah hidup, kata orang-orang.

LAKI-LAKI :
Oh, aku betul-betul kurang begitu paham.

(MEMANDANG TAJAM PADA PENONTON LALU KALIMATNYA JADI TEGAS)

Siapa diantara Tuan-tuan yang pernah menduga bahwa tuan akan dilahirkan pada suatu saat lalu tuan-tuan bersedia dalam keadaan seperti sekarang ini sedang tuan-tuan jalani? Siapa diantara tuan-tuan yang pernah tahu apa tuan-tuan akan dilahirkan sebagai bayi laki-laki atau bayi perempuan? Tidak satu orang pun dan kalau ada yang menyatakan bahwa hal itu sudah pernah diduganya jauh sebelumnya itu artinya dia menduga pada waktu dia masih TIDAK TAHU dimana dan entah jadi TIDAK TAHU maka dia itu dukun palsu. Tinggalkan saja atau kalau perlu rajam dia dengan batu-batu panas.

PAUSE

Baiklah, tapi hidup sudah berjalan. Hidup. Benar yang barusan kuucapkan? H-i-d-u-p. kita hidup, kamu hidup. Kamu, kamu, aku itu artinya aku bukan batu, bukan patung, bukan kayu, bukan lukisan. Ada darah yang mengalir disela-sela tubuhku disalurkan oleh otot-otot. Ada debaran jantung, ada gerak. Ada pertumbuhan! Kalau aku disakiti, aku akan merasa sakit. Kalau perutku tidak diisi makanan, aku akan lapar. Beberapa hari tidak tidur aku akan jadi mengantuk. Lihat, aku normal. Sama seperti makhluk- makhluk lain sejenisku. Makhluk yang diciptakan oleh tuan berkerudung abu-abu yang tidak pernah bisa kulihat wajahnya itu. Tusukkan sebilah pisau dilenganku, aku akan kesakitan lalu cabut kembali, darah akan mengalir dan warnanya tidak hijau atau ungu tapi merah. Sama seperti warna darah kebanyakan orang. Lalu mengapa aku harus dipaksa untuk tidak melakukan apa-apa? Karena aku harus berputar dengan wajar, mengikuti keselarasan alam karena hal itu sudah ditentukan sejak berabad-abad yang lain.

(MARAH PADA LAKI-LAKI DIDEPANNYA)

Jangan coba-coba masa bodoh. Kamu berusaha mencegahku. Kamu yang menyuruhku untuk tenteram ditempatku dan jangan kena pancingan setan-setan. Kamu ya, kamu! Tapi, aku tidak peduli. Nyatanya sudah kujalankan apa yang kupikirkan harus kujalankan dan aku puas. Aku puas. Kau dengar? Aku puas. (MENANGIS) Tak kuduga akibatnya begini. Semuanya meninggalkan aku satu-satu. Teman-temanku, lingkunganku mengucilkanku. Anak-anak kecil lari kalau kedekati. Jangan dekat-dekat dengan pembunuh nanti kau dibunuhnya pula, kata ibu-ibu mereka. Binatang-binatangku juga tidak mau kalau kujamah. Mereka menghindar kalau kudekati.

LAKI-LAKI (TERTAWA LEMAH)
yang tinggal Cuma kamu. Kamu sendiri. Heeeo…….dengar aku kan? Aku senang kau masih mengikutiku. Sungguh betul-betul aku hargai. Sekarang ceritakan kesulitan- kesulitan, ceritakan tentang negerimu misalnya. Tentang anjing. Suka anjing? Kau punya anjing? Atau ikan-ikan dalam akuarium? Atau ceritakan tentang kutu-kutu bervitamin. Burung-burung. (KESAL) atau tentang peternakan ayam? Atau buaya?

(LAKI-LAKI DIDEPANNYA DIAM. MEREKA SALING MENATAP) dari sebelah mana harus kupaksa supaya kau membuka mulut? Naaaaaaaaaahhh…….tapi kenapa tanpa suara? Bisu? He……..berapa umurmu? 35? 35? Ya, kukira sekitar itu, 35 ya?

LAKI-LAKI :
Aku ingat sekarang siapa kamu. Sehari sebelum kejadian itu, sesudah pertengkaran dengan Su. Kubujuk Su, tinggalkan Su, hentikan semuanya. Su malah marah. Kita mesti hidup katanya. Apa tidak bisa hidup yang wajar, sederhana? kataku padanya. Su lebih marah lagi, matanya membelalak, kamu Cuma bisa melarang jangan begini jangan begitu tapi apa kamu pernah berpikir bagaimana caranya mengatasi kesulitan- kesulitan? Kujelaskan lagi! Aku ingin janji kita dulu, kalau kau melakukan dengan orang-orang yang berbeda tanpa rasa apa-apa masih bisa kupikir-pikir. Tapi Su demi Tuhan jangan biasakan Cuma dengan satu orang. Su makin marah. Dia membayar dengan baik, katanya lalu pergi dengan membanting pintu. Tidak, kataku dalam hati. Mulutnya memang mengatakan itu, tapi kilatan matanya menceritakan pernyataan lain. Rasa panas dan dingin tiba-tiba menyatu dalam tubuhku. Aku juga berdiri seperti sekarang ini, menghadap ke satu arah dan melihat ….. kamu. Lalu pada malam harinya, malam kejadian yang luar biasa sepanjang sejarah hidupku……. Aku juga diam-diam seperti begini, memandang ke satu arah ke satu titik. Dibatasi oleh garis samar kita saling tatap. Niat yang sudah lama terpendam berkobar lagi tanpa mau mencegah. Lagi-lagi mencegah. Kau beritahu lagi tentang keselarasan susunan alam kita yang sudah diatur oleh Tuan berkerudung abu-abu yang tidak pernah bisa kulihat wajahnya itu. Tapi kamu tidak pernah mempelajari aliran air. Makin dibendung makin berusaha untuk menjebol. Aku menolak! Menentangmu! Melakukan terbalik dengan apa kau ingin kulakukan! Kucari sebilah pisau, dengan gampang kudapat. Ada di peti terselip antara barang- barang antik dari kuningan dan perunggu serta benda-benda tajam lainnya. Kupilih pisau pendek bikinan arab yang bengkok, kuasah hingga tajam. Lalu melangkah menuju gelap tanpa menghiraukan cegahanmu. Langkahmu yang berat terseok mengikuti langkahku, memegangi kakiku. Tapi aku tidak peduli. Jauh dibelakang sana kudengar juga teriakan seseorang mencegah, entah siapa, kutulikan telingaku, kubutakan mata. Aku tidak menengok, kedepan! Ke depan saja melangkahkan kaki. Hancurkan siapa saja.

LAKI-LAKI :
Yang berusaha menghalangi. Niatku sudah Kendal dan galaknya makin menderu-deru seperti mesin perahu tempel yang siap mendorong ke tujuan mana saja aku ingin. Rasa sakit akibat sayatan silet dikulit dari orang yang kita cintai, satu atau dua mampu kita tahankan. Tiga atau empat mungkin juga masih. Lima atau enam bisa dipikir- pikir untuk dilupa dan dimaafkan atau tidak. Tapi kalau sudah terlampau banyak tidak lagi bisa dihitung? Apa aku bukan manusia biasa yang terdiri dari darah dan daging dan punya rasa sakit karena kekecewaan? Kukutuk diriku sendiri. Kusebut nama Tuan berkerudung abu-abu yang tidak pernah bisa kulihat wajahnya maksudku mau minta tolong. Cegah keinginan edan yang sudah menggalak siap kumuntahkan. Tidak ada jawaban Tuan itu, muncul juga tidak. Dan itu malah mengacaukan, tidak membantu menyelesaikan soal! Dalam gelap aku diam. Diamku tak ubahnya seperti diamnya permukaan air dengan arus keras di bawahnya siap menenggelamkan siapa saja. Aku menunggu. Dalam gelap ras-rasanya aku jadi mampu meneliti dengan lebih jelas. Dan dua makhluk lain jenis itu….iblis mereka. Apa yang telah mereka lakukan lakukan di depan mataku? Tidak tanggung-tanggung mereka lakukan untuk bisa saling memuaskan. (RUSUH) kukawini seorang pelacur. Kutunggui waktu dia melacurkan diri. Selalu kutentramkan hatiku karena yakin, yang dia jual Cuma tubuhnya tapi cintanya tetap untukku. Cuma untukku. Tapi yang sekarang terjadi lain. Selama bertahun-tahun aku mampu menelan kejadian-kejadian dengan sabar seperti kesabaran seorang martir. Tapi yang sekarang terjadi lain, apa aku mungkin terus diam. Lalu kau tahu apa yang terjadi kemudian . aku ingat kau ada di dekatku waktu itu. Tubuh enteng terasa melayang. Dua orang di depanku jadi sekecil semut. Tak lagi aku takut pada siapa pun. Su dan laki-laki itu! Berapa orang malam itu jadi korban robekan belatiku di perut mereka? 4? 5? 6? 20? 23? Ketika tugas kuselesaikan tanpa menyesal aku menuju rumah, menemui ketiga anak-anakku. Anak-anak Su. Padahal mereka tidak punya doa apa-apa. Tapi bisakah pikiran yang gelap mempertimbangkan hal itu? Dengan bedil dua loop yang pelurunya mampu menghancurkan kepala seekor badak aku menghabisi semuanya. Entah berapa banyak yang sudah menanam benih di tanah subur milik Su. Benih itu jadi tiga bakal pohon. Malam itu kubongkar semuanya hingga akar-akarnya. Musnah Cuma dalam tiga kali semburan api. Siperusak yang datang tiba-tiba dan menghilang secepatnya! Aku benci Su! Aku benci laki-laki itu. Aku benci anak-anak Su. Aku benci semnuanya. Aku benci diriku sendiri. Rupaku pasti buruk sekali di cermin. Dari kejauhan dengan puas kupandangi rumahku yang mulai runtuh dijilat-jilat lidah api. (DUDUK KECAPAIAN)

LAKI-LAKI :
Besak aku akan mati. Jangan runtuh pahlawan. Ya, besok aku akan berjalan dengan tegak dan menolak untuk ditutup dengan kain hitam. Akan kutentang mata para penembak itu satu-satu dan sekali lagi menikmati sengatan cahaya matahari sebelum aku mati. Aku akan teriak pada para penembak itu, menganjurkan supaya mereka jangan gentar. Ayo bung cepat lakukan tugasmu. Yang akan kalian tembak adalah seorang pemberani, seorang laki-laki dan pahlawan bagi dirinya sendiri. Dan tembakan berbunyi serentak, sepuluh timah menyengat tubuhku aku akan rubuh sambil tersenyum, ah akhirnya ku masuki juga ruangan besar dengan pintu terbuka lebar- lebar. Aku akan segera tahu apa saja isinya.

(PAUSE..BICARA PADA LAKI-LAKI DI DEPANNYA)

aku lelah sekarang giliranmu bercerita. (MENUNGGU) kenapa diam saja? Kenapa curang? Tidak menepati janji? Sudah kubukakan semua, kau harus ganti membukakan rahasia-rahasia kita, Cuma kita berdua yang tahu. Rahasia-rahasiamu kubawa mati dan rahasia-rahasiaku tentunya juga kau bawa mati. Kenapa tetap diam? Kenapa tidak mau bicara? Kenapa menatapku seperti itu? (MARAH) kenapa? Kamu curang! Sama seperti Su. Kamu jahanam, sama seperti Su, yang tidak pernah mau melihat orang dan Cuma mau melihat dirinya sendiri saja. Kamu serakah, sama seperti Su, yang ingin tahu isi perut orang lain tapi tidak mau memperlihatkan perut sendiri. Aku tidak butuh kawan seperti itu. Biar kamu pergi meninggalkan aku seperti yang lain-lain. Kamu bangsat, sama seperti Su yang tidak pernah mau memikirkan perasaan orang lain, tidak mau bermanis-manis baik di muka maupun di belakangku. Tatapan menghina. Kamu anjing seperti Su yang makan makanan apa saja yang dijumpainya di jalan-jalan atau di tong-tong sampah. Kamu binatang, sama seperti Su yang mengumbar keinginan apapun tanpa peduli batas-batas. Kamu pelacur, sama seperti Su yang selalu menerima tapi tidak mau memberi. Kamu……kamu….. aku benci kamu. Benci dari ujung rambut sampai ujung kaki. (BERTERIAK DAN HISTERIS) pisauku…….pisauku………mana belati itu. Ini? Belati akan mengakhiri perasaanmu juga (MENGGERAM) belati…….belati……..belati……belati……..belati….

(MENUSUK MEMBABI BUTA. KEDENGARAN SUARA KACA PECAH BERKALI-KALI. LAKI-LAKI MAKIN HISTERIS)

jangan coba halangi aku Tuan berkerudung abu-abu yang tidak pernah bisa kulihat wajahnya………….jangan coba halang-halangi aku! Belati………belati………belati……

(MULA-MULA LAMPU DI AREA LAKI-LAKI DI DEPAN LAKI-LAKI ITU MATI SEKETIKA. LALU SEMUA LAMPU MATI DAN PANGGUNG JADI GELAP KEMBALI SEPERTI SEMULA. LAKI-LAKI MASIH HISTERIS. LALU DIAM. SADAR BAHWA SEKELILING SUDAH GELAP. DAN IA BERTERIAK BUKAN LANTARAN KEJARAN TAPI LANTARAN KETAKUTAN BERAD 
DALAM GELAP SENDIRIAN)

Jangan pergi……..jangan! jangan pergi! Jangan tinggalkan aku sendirian! Jangan! Jangan aku masih butuh…….masih butuh seseorang disekitarku. Aku butuh….jangan! cahaya! Cahaya! Cahaya! Lampu…cahaya…….aku butuh cahaya…….aku butuh cahaya. Cuma cahaya yang kubutuhkan satu-satunya sekarang. Aku butuh cahaya! Cahaya! Cahaya……cahaya…cahaya……..cahaya.

SUARANYA MAKIN LEMAH DAN MAKIN LEMAH HINGGA HILANG. TAPI PANGGUNG TETAP GELAP. TAK SEBERKAS CAHAYAPUN YANG MAMPIR.

*****S E L E S A I*****

JAKARTA, 8 MEI 1977
N RIANTIARNO

Kamis, 21 Juli 2022

BAH - Putu Wijaya


  
Ulasan
Kita, hanya bisa mengeluarkan gabungan perasaan itu dengan keluhan, bah! Jika dibaca lebih teliti, kita akan menemukan benang merah yang dimaksudkan dalam drama ini. Politik dalam masyarakat, bersama dengan keadaan yang terjadi di masyarakat saat itu. Lurah dan hansip yang menjadi tokoh naskah menggambarkan aparat pemerintah, dan masyarakat biasa yang selalu menunggu bantuan datang dengan berbagai keluhan mereka.

Mengapa pemerintah belum juga bisa mementingkan kesejahteraan rakyat? Mengapa rakyat selalu menyalahkan apa pun yang terjadi kepada pemerintah? Dan mengapa negara yang harusnya bersatu menuju satu impian malah menjadi dua koloni yang terbagi? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan Anda dapatkan jika mempelajari alur naskah ini dengan saksama.

Lakon
BAH
Karya : Putu Wijaya.



SATU

SUARA TANGIS BERSAMA YANG ANEH, MERAYAP DALAM TAK HENTI HENTINYA. DUA ORANG HANSIP MUNCUL TERGOPOHGOPOH BONCENGAN SEPEDA.MENU BRUK TEMBOK.KEDUANYA JATUH.BERDIRI LAGI GESIT DI SATU SISI PANGGUNG MEMBIARKAN KENDARAANNYA TERCECER.LALU GANTIAN MEMBERIKAN LAPORAN DENGAN NAFAS TERSENGAL SENGAL APA YANG SUDAH MEREKA ALAMI DI LAPANGAN.LENGKAP,JELAS,SETUNTAS MUNGKIN MENURUT PENGAMATAN MEREKA.


HANSIP
Pagi pagi buta baru saja kami selesai putaran ronda yang terakhir,masuk laporan dari seorang penduduk desa yang terpencil di pinggiran situ.

HANSIP
Kata mereka,ada yang ganjil terjadi di situ.

HANSIP
Sebagai seorang petugas yang baik dan bertanggung jawab atas keselamatan lingkungan,sebagaimana yang diwejangkan oleh Bapak lurah kita,kami cepat cepat beraksi.Tak peduli mengantuk atau capai,karena itu memang sudah menjadi tugas dan kewajiban kami.

HANSIP
Konon penduduk desa yang sedang menggali lubang untuk mengubur warganya yang mati,kaget,karena ada yang aneh dari dalam tanah. Lubang itu ternyata ada apa apanya begitu.Aneh memang. Kami juga geleng geleng kepala.Masak ? Di zaman modern ini begitu?

HANSIP
Otomatis mereka menghentikan penggaliannya dan sebagai warga yang baik,sesuai dengan wejangan Pak lurah,mereka tidak bertindak sendiri,tapi melapor kan kepada kami.
( tertawa )
Ini bukti bahwa masyarakat sudah mulai bisa menghargai apa yang sepantesnya dihargai.Tidak seperti duludulu waktu kita para petugas malah dikasih pantat.Ya kan ?!

HANSIP
Cepat saja kami terbang ke situ dengan sepeda.Mereka semua sudah berkumpul di dekat lubang itu dengan seribu satu pertanyaan. Maklum orang desa.Apa apa mesti takut duluan.

HANSIP
Begitu sampai kami langsung saja mengusut.

HANSIP
Cepat nanti terlambat ! Pisau sama pentungnya mana cepat ambil ! Kata saya pada Semprul yang suka malas malasan ini.Cepat !

SUARA TANGIS MAKIN JELAS.KEDUA HANSIP BERGEGAS MENDEKATI SEPEDANYA,TAPI BAN SEPEDA KEMPES.


HANSIP
Sial,kempes.Mana pompanya ? Kata saya waktu melihat ban sepeda berkerenyut.Mana pompanya ?

HANSIP ( menarik pompa dari dalam bajunya )
Inilah susahnya.Kita mau kerja keras,tapi sarana tak ada.Sarana ada, orangnya yang gombal.Payah ! Mohon dicatat ini !

MEREKA MEMOMPA BAN SEPEDANYA.PANGGUNG TERANG PENDUDUK DESA TELAH BERKUMPUL DI SEKITAR LUBANG.KEDUA HANSIP MENAIKI SEPEDANYA DAN MELUNCUR KE ARAH ORANGORANG ITU. LALU MELONCAT TURUN, SETENGAH MAIN TUBRUK.SUARA TANGIS BERTAMBAH JELAS.


HANSIP
Mana,mana ?

ORANG ORANG MINGGIR MEMBERI JALAN.

SESEORANG
Waduh kok beginian lagi yang datang !

HANSIP
Mana ?

BEBERAPA ORANG MENUNJUK KE DALAM LUBANG YANG SUDAH DITUTUP DENGAN TERPAL.SUARA TANGIS MAKIN JELAS.


HANSIP
Apa itu ?

SUARA TANGIS MENGERAS LALU HILANG.

SESEORANG
Ya itu dia.

HANSIP ( kepada rekannya )
Siap Min.

HANSIP
Jangan ceroboh,lihat saja dulu.

HANSIP
Ular bukan ?

SESEORANG
Bukan.

HANSIP
Bagaimana tadi mula mulanya ? Pentungnya bawa Min,jangan ditinggal di sepeda.

HANSIP
O ya

BELARI MELEPAS PENTUNG DARI SEPEDA.

HANSIP
Siapa tadi yang pertama kali melihat ?

SESEORANG
Saya.
( gemetar )
Saya...

HANSIP
Lihat apa ?

SESEORANG
Saya,saya lihat..
( tak bisa melanjutan )

HANSIP
Lihat apa ?
( orang itu tambah gemetar )

HANSIP
Siapa lagi yang lihat ?

SESEORANG
Ini !
( menarik kawannya )
Kamu kok diam saja !

HANSIP
Coba ceritakan. Tenang Min.Siap saja,pisaunya.

HANSIP
Jangan ceroboh.

HANSIP
Bagaimana ?

SESEORANG ( mendengusdengus dengan seram )
Hhhhhh,begitu.

HANSIP
Apa itu ? Siap Min.

SESEORANG
Suaranya.

HANSIP
Suara apa ?

SESEORANG
Keluar dari situ.

SESEORANG
Waktu kami separuh gali kemaren suara itu sudah kedengaran,tapi kita tidak pedulikan.Tadi baru mau mulai lagi,kedengaran lagi hhhhhhh begitu.

HANSIP
Suara apa ya ?

HANSIP
Hhhhhhhh begitu ?

SESEORANG
Ya.

HANSIP
Suara apa ya ?

HANSIP
Ada yang melihat,apa begitu ?

SESEORANG
Tidak
( pada temannya )
Ada yang melihat apa apa ?

SESEORANG
Tidak.Kami hanya mendengar saja.

HANSIP
Tapi mestinya kalau dengar suara begitu terus dilihat apa begitu.Jadi ketahuan apa begitu.
( kepada kawannya )
Ya kan ?! Siap Min.Kayaknya bahaya.

HANSIP
Mestinya bawa pentung yang besaran tadi.

HANSIP
Ah ? Masak tidak ada yang lihat ?

SESEORANG
Maaf saja,kami lupa melihat.

HANSIP
Ya mestinya dilihat.Lain kali kalau ada apaapa, jangankan suara hhhhh begitu,misal lihat semut yang kira kira nggak umum,misalnya kepalanya dua, terus diperiksa dulu,jadi tidak bingung. Ya kan?

SESEORANG
Sebetulnya kami ingin lihat juga,tapi takut.

HANSIP
Lho,lho jangan cepat takut.Lihat dulu,baru takut Jangan seperti zaman penjajahan,apa apa takut,ya akhirnya kalah terus.Salah itu !

SESEORANG
Kami tidak takut,soalnya jangan sampai nanti terlanjur salah.

HANSIP
Kalau memang benar,tidak akan salah.Berani karena benar,lho,ya kan ?! Jangan takut !

HANSIP
Takut itu yang meyebabkan kita salah.

SESEORANG
Maaf saja Pak.Maklum.

HANSIP
Jadi lain kali,harus diperiksa yang cermat begitu. Ya kan Min.Kami juga minta maaf, habis sepedanya !

HANSIP
Dulu juga pernah ada laporan seperti ini.Bantuan dikerahkan,tapi nyatanya tidak ada apa apa.Sialan.

HANSIP
Akhirnya kita yang malu sendiri kepada bapak bapak di kantor.Tapi tak apa,tenang saja !

HANSIP
Jangan jangan ini juga begitu,takut saya.

HANSIP
O,pasti tidak.Ayo kita lihat sekarang.

SESEORANG
Silakan Pak.

SESEORANG
Itu dari sana itu
( menunjuk ke lubang ).
Hhhhhhh begitu,menakutkan sekali seperti

HANSIP
Seperti apa ?

HANSIP
O mungkin,
( berpikir )
ah masak ah,tidak mungkin.

HANSIP
Mungkin saja. Tapi seperti apa ?

HANSIP
Enggak ah,tak mungkin.Ini hhhhhh begitu kan ?!

SESEORANG
Betul.Hhhhhhhh !
( kepada kawannya )
Ya kan ?!

SESEORANG
Seperti orang menangis.

HANSIP
Apa ? Menangis ? Kenapa menangis ? Bukan hhhhhh begitu ?

SESEORANG
Entah telinga saya yang salah,tapi saya mendengar seperti orang menangis tersedu sedu. Huuuuuu....begitu.

HANSIP
Wah ini lain lagi. Tadi hhhh sekarang ngggggg,yang betul mana ini ?
( tertawa )
Lain lain kan !

HANSIP
Kamu kok ketawa.

HANSIP
Habis lainlain ceritanya.Siapa yang mendengar lagi di sini ? Jangan lain lain !

SESEORANG
Saya tidak mendengar betul,tapi rasanya memang seperti orang menangis.Nggggg begitu.
( kepada kawannya )
Ya kan ? Ngggg
( agak lain )
begitu ?
( berpikir )
Atau nggggggg ?
( lain lagi )

SESEORANG
Ya. Nggggggg
( lain )
begitu,Pak.

HANSIP
Ah
( tersenyum )
masak,kok lainlain ?

SESEORANG
Betul Pak,sumpah mati.Dari situ.

MENUNJUK KELUBANG DAN SAJEN DEKAT LUBANG

HANSIP
Dari yang ada kain terpal itu ? Lho ada sajen ?

SESEORANG
Tadinya tidak ada kain terpalnya,itu kami yang taruh di situ untuk pengaman.

HANSIP
Pengaman ? Sajen sajen itu apa ?

SESEORANG
Itu sarat.Untuk penawar.Ya kan ?

ORANG TUA
Itu begini,dik,sekedar jaga jaga kalau kalau siapa tahu ada kiriman santet dari situ.Sedia payung sebelum hujan.Blek mejik kata orang zaman sekarang.

HANSIP
Apa ?

ORANG TUA
Santet.

HANSIP
Santet ? Hhhhhhh santet apa !

HANSIP
Hati hati Min,jangan ceroboh.

HANSIP ( mendekat dan berbisik )
Blac magic ? Siapa yang masang ?

ORANG TUA
Ya pasti ada orangnya.

SESEORANG
Desa sebelah itu memang sirik pada kami,Pak. Soalnya di sini air melimpah terus.Di situ belum apa apa sudah kering.Padinya gagal terus !

SESEORANG
Jangan mengadu domba !

HANSIP
Apa di sekitar ini sering ada kancil ?

SESEORANG
Kancil ? Untuk apa,Pak ?

HANSIP
Ada tidak ?

HANSIP
Kamu kok mau cari kancil,untuk apa ?

HANSIP
Ya barangkali ada,begitu.Ada ?

SESEORANG
Suka ada Pak.Dulu kan panen ketimun gagal gara gara dimakan kancil.

HANSIP
Mungkin ini kancil kalau begitu.Ambil pacul satu,Min.

SESEORANG
Bagaimana Pak ?

HANSIP
Barangkali di situ
( menunjuk kain terpal )
kancil masuk lubang,kalau malam kan kedengarannya seperti orang nangis. Nyate kancil kita malam ini.

HANSIP
Ah jangan guyonan,Min.

SESEORANG
Masak kancil.Kedengaran menangis,jelas ngggggggg begitu.Kalau kata kancil kan kami sendiri yang sudah bereskan.

HANSIP
Iya kamu ini kok ? Kancil !
( menarik )
Kamu habis minum ya tadi ?!
( menciumcium )
Nggak itu !

HANSIP ( tertawa )
Guyon ! Maksudnya supaya jangan terlalu tegang.Jangan terlalu ngotot kalau menghadapi
massa.Coba anak anak dan wanita wanita mundur dulu.Yang tua tua juga.

HANSIP
Yang muda muda ke mari,siap siap di sini.Bawa paculnya.

HANSIP
Itu yang tua,sini dekat dekat di sini.

ORANG TUA
Saya dari situ saja.

MENJAUH


HANSIP
Bapak di sini !

SESEORANG
Cucu saya sudah lima,biar yang muda muda saja.

HANSIP
Yang pertama kali mendengar siapa tadi ?

SESEORANG
Sedang semaput Pak.Lagi diurut sekarang.

HANSIP
Yang tadi dengar hhhhhh itu mana ?

SESEORANG
Saya.

HANSIP
Sini !

SESEORANG
Tidak usah Pak.Yang lain saja

HANSIP
Yang lain bagaimana,wong sampeyan yang dengar sendiri begitu.Ini kita mau buktikan sekarang supaya jangan terus terusan takut. Sini.

SESEORANG
Tidak Pak,yang lain saja.Saya rela.

HANSIP
Tidak bisa dong situ yang dengar,kok orang lain.

HANSIP
Begini ya.Ini kita sekarang mau membuktikan yang katanya ada bunyi hhhh di sana.Benar tidak. Kalau benar,bunyi apa itu? Kalau tidak,jadi tidak usah takut.Supaya jangan tuman baru dengar bunyi begitu saja sudah takut,padahal cuma kancil.Ayo !

ORANG ITU MUNDUR.

SESEORANG
Tidak usah Pak.

HANSIP
Jangan dipaksa.

HANSIP
Ya sudah.Kita lihat saja sekarang sama sama apa ini.Masak ada bunyi hhh,ya kalau bukan ular mungkin binatang lain.Apa beruang ? Babi hutan begitu. Atau

HANSIP
Kancil

HANSIP ( diam )
Jangan guyonan ! Atau anak raksasa.

ORANG ORANG TERTAWA.

HANSIP
Ya namanya hutan,isinya macam macam.

ORANG TUA
Dengar ! Dengar, kedengarannya nangis lagi !

ORANG ORANG MUNDUR.

HANSIP
Apa ?

HANSIP
Jangan ceroboh.

ORANG TUA
Menangis lagi sekarang.Itu,itu jelas, jelas sekali.Seperti

HANSIP
Seperti apa ?

ORANG TUA
Sudah berhenti lagi.Hanya sebentar sebentar kok.

HANSIP
Apa ya ? Coba lihat.
( mendekati lubang )

HANSIP
Tunggu ! Yang bawa pacul siapsiap ! Sini.

ORANG ORANG MUNDUR.

HANSIP ( tertawa )
Lho kok malah mundur ? Ngak apa apa kok.
( maju )
Kancil saja,takut !

SESEORANG MELEMPAR BATU KE LUBANG.SEMUA TERSENTAK MUNDUR.

HANSIP
Awas !

TIARAP


HANSIP
Pacul,pacul !

ORANG TUA
Jangan dilempar,jangan dilempar ! Ini yang melempar,Pak.

SESEORANG
Bukan ! Dia !

HANSIP ( tak paham )
Bahaya juga ini.

HANSIP ( tertawa setelah paham )
Jangan bikin kaget.
( mengeluarkan pisaunya ).
Jangan lempar lagi ya !

SESEORANG
Dia Pak,bukan saya.

MENUNJUK ANAK KECIL,ANAK ITU LANGSUNG MENANGIS


HANSIP ( tertawa )
Nggak apa apa,nggak apaapa.Kalau kita guyonan kita tidak akan tegang. Kalau kita tidak tegang,kita akan menghadapi segala sesuatu dengan tenang,anak raksasa sekali pun,pasti menang

HANSIP
Kresekk tadi itu bukan karena dilempar tapi

HANSIP
Tenang !

HANSIP
Tapi di situ seperti ada tangan

HANSIP ( tertawa )
tenang !
( tibatiba diam )
Apa

HANSIP
Ada tangan di situ keluar

MENJULUR KAN TANGANNYA MENGGAPAI GAPAI. ORANG ORANG MUNDUR.

HANSIP
Tangan apa ?

HANSIP
Begini.

MENGGERAK GERAKKAN JARI TANGANNYA

HANSIP
Di situ ?

HANSIP
Ya.

HANSIP
Ah masak ?

MEMASUKKAN LAGI PISAUNYA

ORANG TUA ( maju )
Ada apa ?

HANSIP
Ada tangan

HANSIP
Sttt ! Tidak ada apa apa.

ORANG TUA
Ada tangan di situ ?

HANSIP
Ya.

ORANG TUA ( Kepada Semua Orang )
Betul kan ?!
( Orang Orang Mendekat )
Tangan begini begini ?

KEPADA HANSIP MENGGERAK GERAKKAN TANGANNYA SEPERTI MEREMAS

HANSIP ( memperbaiki sedikit gerakan itu )
Bukan. Begini lho.

ORANG TUA
Betul kan ! Tangan kok.

SESEORANG
Memang.Saya juga lihat kemaren.Tangan begini.

MENGEPALKAN TANGANNYA

ORANG TUA
Bukan begitu.Begini.
( Menggerakkan Tangannya )

Ya kan,Pak ?

HANSIP ( Berpikir )
Begini
( Menggerakkan Tangan )
atau begini ya
( Mengepalkan Tangan )
tadi ?

HANSIP
Tapi tangan siapa ?

SESEORANG
Dulu
(Berpikir ),
dulu

HANSIP
Dulu kenapa ?

HANSIP
Dulu ada yang terbunuh di sini ? Waktu zaman revolusi ?

SESEORANG
Desa di sebelah itu memang banyak akalnya, Pak. Ini pasti gerpol mereka.

SESEORANG MEMBANTAH


SESEORANG
Jangan mengadu domba !

HANSIP
Kalau memang betul,itu bukan adu domba. Betul ? Betul desa sebelah itu memang sirik ?

SESEORANG
Itu fitnah ! Bapak jangan terlalu cepat percaya ! Sebetulnya ini begini sebetulnya.Sebetulnya ini begini.

( BERBISIK )

HANSIP ( Kepada Kawannya )
Ya kan.
( Tertawa )
Apa aku bilang tadi,inggat nggak.
( Kepada Semua )
Saya sejak dapat laporan,lalu waktu naik sepeda kemari memang sudah merasa,ini pasti ada apa apanya. Sesuatu begitu.Bener kan ? Apa ?

SESEORANG ( Menarik Hansip Agak Jauh Sambil Berbisik Bisik )
Begitu.Jadi jangan percaya saja mulut mereka

HANSIP
Ckckck ! Waduh,waduh,berat ini.

HANSIP
Berat ya ?

HANSIP
Bawa rokok ?

HANSIP
Untuk apa ?

TAPI MENGULURKAN


HANSIP
Pusing kalau begini
( lantas menyalakan rokok )
Berat juga. Ini politik.

HANSIP
Bagaimana bagaimana sebetulnya,coba terus terang saja !

SESEORANG
Sebetulnya kami

TAK JADI MELANJUTKAN KARENA SESEORANG DATANG DAN MERENGUTKAN TOPINYA SEHINGGA MUKANYA YANG TADI TERTUTUP KELIHATAN. SEMUA ORANG TERPEKIK MARAH.MEREKA MAU MENYERBU CEPAT DITAHAN OLEH ORANG TUA.

ORANG TUA
Jangan,sabar,sabar !

SESEORANG
Lihat dia lagi !

SESEORANG
Bunuh sekalian supaya jangan ngaco lagi !

SESEORANG
Ayo bunuh kalau berani.

ORANG ORANG MAJU TAPI KEMUDIAN MEREKA MUNDUR KARENA DARI SANA MUNCUL SEJUMLAH ORANG DARI DESA LAIN MEMBAWA SENJATA SENJATA TA
JAM.SEMUANYA TERPAKSA MUNDUR LAGI.


ORANG TUA
Sabar,sabar,jangan berkelahi.
( Kepada Hansip )
Ini bagaimana,Pak ? Jangan sampai ada pertumpahan darah.

SESEORANG
Kami selalu difitnah ! Kalau memang perlu bunuh bunuhan,sekarang saja !

SESEORANG
Jangan percaya Pak ! Bapak tahu siapa dia ini ?

SESEORANG
Dia orang kampung sebelah.

SESEORANG
Kamu jangan ikut campur di sini !

SESEORANG
Lho bagaimana tidak ikut campur kalau kami difitnah ! Tanah kuburan ini juga tanah kami, bukan cuma milik kamu !

SESEORANG
Kalau memang orang yang akan dikubur di sini terlalu banyak dosanya,sampai tanah menolak dia dikubur di sini,kami juga tidak setuju ! Ini bisa bikin sial nanti !

SESEORANG
Orang itu tidak boleh dikubur di sini !

HANSIP ( Menghembuskan Asap Rokok )
Berat kalau begini, ya kan,ini blek mejik dan politik,separo separo.

SESEORANG
Sumpah Pak ini,ini
( Kepada Orang Tua )
bagaimana?

ORANG TUA
Ya jelaskan saja.

SESEORANG
Di situ itu Pak.
( Menunjuk Ke Lubang )
Di situ di dalam lubang yang digali itu

ORANG ORANG SEMUANYA MUNDUR.

HANSIP ( Ikut Mundur )
Kenapa mundur ?

SESEORANG
Sebelum digali kemaren saya sudah mimpi malamnya ada orang menangis minta tolong bilang jangan, jangan,begitu ! Ngeri sekali Pak.

HANSIP
Maksudnya jangan digali ?

ORANG TUA ( Ngomong Dalam Bahasa Daerah Kepada Orang Itu )

SESEORANG ( Menjawab )

HANSIP ( Kepada Kawannya )
Jadi sudah ada seperti wangsit tapi terus digali saja makanya muncul tangan seperti tadi.Ini sudah black magic bukan urusan pentung atau pisau.Ada dokternya sendiri. Kita pulang saja.

ORANG ORANG ITU RAMAI NGOMONG DALAM BAHASA DAERAH.LAMA LAMA SEPERTI ADA PERTENGKARAN.

HANSIP
Sebentar.Sekarang begini saja. Coba duduk dulu semua biar tertib.Tenang,tenang ! Suruh mereka Tenang Min !

HANSIP
Bagaimana mereka tenang,kita saja tidak tenang. Tenangggggg !

ORANG ORANG TAMBAH RAMAI BICARA MALAH ADA YANG SEPERTI MAU BERANTEM.


HANSIP
Jangan gontok gontokan !

HANSIP
Makanya aku bilang berat tadi,begini ini !
( Meniup Sempritan Keras Sehingga Orang Orang Berhenti Ribut Lalu Memberi Perintah )
Jangan gontok gontokan ,ini semua bisa ditangkap satu desa kalau bikin kerusuhan.Mau ditangkap ?!
(Dalam Bahasa Daerah )

SEMUA TERTIB.


HANSIP
Ayo duduk !

SEMUA DUDUK.TERNYATA ADA DUA KELOMPOK
.

HANSIP
Siap Min,kalau ada apa apa lari cepat.Ini namanya massa lagi panik.Pakai taktik waktu kita gerilya !

HANSIP
Jangan ceroboh.

HANSIP
Sekarang begini.Kita usut dari awal dulu. Bener nggak ?
( Berbisik )
Lebih baik kamu berdiri dekat sepeda,kalau ada apa apa,cepat.
( Hansip Yang Satu Begerak Hendak Ke Sepeda )
Jangan kelihatan takut.Pelan pelan.Ya begitu.
( Menoleh Kepada OrangOrang Itu )
Jadi sebetulnya ini tanah siapa ?

SESEORANG
Tanah kuburan kami,Pak.

SESEORANG
Ini tanah kami !

SESEORANG
Siapa yang berani merebut tanah kami, berarti mau mati !

SESEORANG
Itu tanah kami ! Langkahi dulu mayat kami,baru bisa menanam bangkai di sini !

SESEORANG
Kami tidak takut mati !

SESEORANG
Ayo buktikan sekarang ,jangan ngomong saja !

SEMUA BERDIRI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN.HANSIP YANG LAIN SUDAH MEME GANG SEPEDANYA.

HANSIP
Tenang ! Tenang !

DIA SENDIRI GUGUP

ORANG TUA
Sudah sudah jangan berkelahi lagi.Ini ada Pak Hansip,malu kita !

SESEORANG
Kami hanya minta kepatutan,kami tidak suka berkelahi sebetulnya.

SESEORANG
Biar,kalau satusatunya jalan mencari kepatutan dengan berkelahi,kami berani !

SESEORANG
Kami juga berani kalau ditantang !

SESEORANG
Ayo buktikan !

SEMUA BERDIRI LAGI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN DAN ORANG TUA BERDIRI DI TENGAH.HANSIP YANG SATU SUDAH NAIK KE SEPEDANYA SIAP UNTUK NGACIR.


ORANG TUA
Jangan-jangan,malu kita dilihat begini !

HANSIP
Bukan malu lagi,ini main main api !

SESEORANG
Daripada malu lebih baik mati !

SESEORANG
Kalau mau cari mati,ayo sudah sekarang ini!

SEMUANYA BERDIRI SEPERTI HENDAK BERKELAHI.HANSIP YANG SATU MENGAYUH SEPEDANYA,TAPI MENUBRUK SESUATU DAN JATUH.

ORANG TUA
Sudah,jangan gontok-gontokan,kita kan masih bertetangga.

SESEORANG
Jangan mentang mentang kami tidak air, langsung dibilang kami sirik.Kami memang tidak punya air tapi kami punya harga diri,kami tidak sirik.

SESEORANG
Kami tidak bisa nanam padi,tapi kami bisa makan ketela.Mengapa mesti sirik.Kamu yang sirik.Kamu kira karena tidak punya padi kami mati.nyatanya pintu gerbang desa kami lebih hebat dari pintu gerbang kalian.Dan Hansip kami naik motor bukan naik sepeda.Kamu yang sirik,bukan kami.

SESEORANG
Mereka yang sirik Pak.Biar tidak punya air tapi pemuda pemuda kami sudah banyak jadi mahasiswa sekarang.Mereka apa ? Semua tani dari dulu sampai sekarang.Ya tidak ?! Ngaku saja !

SESEORANG
Kami tidak akan menjawab.Karena kalau kami menjawab mereka akan senang. Tidak jangan,buat apa kita menyenang nyenangkan hati tukang santet !

SESEORANG
Kami bukan tukang santet !

SESEORANG
Kalau tidak mengapa ada suara orang menangis dari lubang kuburan itu. Mengapa ada tangan begitu begitu ?

SALAH MENIRUKAN

ORANG TUA
Hee ! Begitu !

( MEMBERIKAN CONTOH GERAKAN TANGAN YANG BETUL )


SESEORANG
Ya ! Mengapa ? Kalau tidak sirik !

SESEORANG
Kami tidak tahu.Barangkali yang mati di situ dosanya banyak,jadi tanah menolak dia dikubur disini.Siapa yang mati,coba !

HANSIP
Siapa ?

SESEORANG
Itu kan,bromocorah yang kami usir dari desa kami di sini malah dilindungi.Di sini dia menghasut bikin bendungan sampai kami kami tidak dapat air lagi.Karena dia mau balas dendam.Bromocorah begitu jangan dikubur di sini !

SESEORANG
Lihat,dia memang mau menghalangi kita.
( Kepada Hansip )
Lihat tidak, Pak ? Laporkan semua ini !

HANSIP
Min sini Min,bantu sini !

HANSIP
Tadi katanya

HANSIP
Sini kamu,kok malah pegang sepeda,tidak akan hilang
( Kepada Orang Tua )
Kita ini bingung. Ini mereka siapa ?

HANSIP
Tadi akurakur saja,kok tiba tiba gontok gontokan

ORANG TUA
Sebelah di situ orang orang dari desa itu di sebelah yang tidak punya air.Ini kami semua. Kami disana

HANSIP
Sengketa ini sudah lama ?

ORANG TUA
Sudah.

SESEORANG
Setiap ada kesempatan mereka pasti mengganggu. Masak ada suara dari dalam lubang,ada tangan keluar kalau mereka tidak pakai santet.Maksudnya supaya kita kacau . Dasar !

HANSIP
Maaf ya,sekarang saya ini bingung.Benar tidak ini ada suara dari lubang itu ? Ya benar tadi juga mesudah dijawab.Dan ada tangan.Kamu yang lihat kan?

SAMBIL MENOLEH KAWANNYA

HANSIP
Bagaimana ya,tadi mungkin agak bingung begitu jadi

HANSIP
Tangan ! Jangan diubah ubah lagi.Itu kan ? Sekarang ternyata ada dua soal. Kalian sudah gontokgontoan begitu.Ini membahayakan keamanan ! Catat Min ! Semuanya akan kami laporkan

SESEORANG
Laporkan saja,biar pembagian air adil !

SESEORANG
Boleh laporkan,kami sudah tidak sabar !

SESEORANG
Dasar kampungan !

SESEORANG
Kamu sirik !

ORANG TUA
Dengar ! Dengar,itu kedengaran lagi !

SUARA ORANG MENANGIS.SEMUANYA MUNDUR.

HANSIP
Apa ?

ORANG TUA
Ada yang menangis lagi.Dari situ !
( Menunjuk Ke Lubang )
Keras sekali !

HANSIP ( kepada kawannya )
Kau dengar ?

HANSIP
O ya jelas !
( berbisik )
Aku tidak dengar apa apa.Kau ?

HANSIP
Nggak juga.
( mengeraskan suara )
Di situ ya ?

ORANG TUA
Betul.

HANSIP
Orang menangis ?

ORANG TUA
Ya,menangis.

HANSIP ( kepada kawannya )
Ada yang menangis lagi di situ.Dengar ?

HANSIP
Siapa yang menangis ?

HANSIP
Tidak perlu siapa,tapi ada.Dengar tidak ?

HANSIP
Tidak.

HANSIP
Aku juga tidak.Ini semua orang gila.

KEDENGARAN LAGI SUARA TANGIS ITU.ORANG TUA MENDEKATI LUBANG.

ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu yang menangis ? Kenapa kamu menangis ? Kamu mau apa ?

SESEORANG
Bohong ! Tidak ada orang menangis,aku tidak dengar apa apa.Ini fitnah !

MAU MENDEKATI LUBANG

SESEORANG
Jangan dekat dekat !

SESEORANG
Kalau mau mati boleh maju !

SESEORANG ( masih mau maju tapi temannya memegang sehingga ia mengurungkan niatnya ) Kalau kurang pendidikan memang jadi begini.Masak lubang bisa menangis.

SESEORANG
Sudah,sudah,kita pulang saja !

SESEORANG
Ayo pulang sana,jangan rusuh di sini.

ORANG TUA
Jangan ! Jangan nangis terus ! Nanti nenek bilang sama mereka.Nanti semuanya akan dipenuhi. Jangan terus memangis aku tidak kuat dengar !

SESEORANG
Penipu !

SESEORANG
Apa ?! Bangsat ! Kita dibilang penipu !

MEREKA HAMPIR BERKELAHI.HANSIP MENIUP SEMPRITAN MENENGAHI.


HANSIP
Stop ! Awas,jangan bikin onar !

HANSIP
Ada yang menangis di dalam tanah menandakan kita sudah lalai merawat warisan leluhur kita.Kita hanya bisa merusak,tidak pernah lagi merawat.Kamu dengar tidak itu ? Mengerti ?!

TAK ADA YANG MENJAWAB KARENA SEGAN.

HANSIP ( berbisik )
Betul kamu dengar ?

HANSIP
Dengar apa ?

HANSIP
Orang nangis.

HANSIP
Di mana ?

HANSIP
Gombal !

SESEORANG
Tapi tidak ada yang menangis,Pak. Siapa mau menangisi bromocorah. Malah bagus mati.

SESEORANG
Kalau tidak ada yang nangis masak dia dengar orang nangis ?!

SESEORANG
Untuk memfitnah kami.

SESEORANG
Bangsat !
( melemparkan sesuatu,yang dilempar membalas )
Tukang santet !

SESEORANG
Bromocorah !

KEADAAN HAMPIR KACAU LAGI

HANSIP ( meniup sempritan )
Semua ini akan kami laporkan. Catat Min ! Semua ! Hee dengar ! Kami jadi saksi bahwa di sini di sini sudah ada gontok gontokan ! Di sini sudah ada fitnah,seperti kata saudara itu,catat Min !
( orang ribut )
Dan,dan,dengar ! Di sini juga sudah digunakan santet seperti kata bapak ini.Itu semua berarti bikin kerusuhan !

SUARA TANGIS.

ORANG TUA
Dia menangis terus ! Jangan menangis maafkan kami jangan menangis !

HANSIP
Ada lubang kuburan menangis,ada suara hhhhhh,ada tangan beginibegini.Pendeknya di sini sudah ada yang bukanbukan.Baik ini merupakan kenyataan atau apa begitu,tapi ini semua pendeknya sudah jadi sumber keonaran.Catat Min ! Ini bias dilaporkan !

HANSIP
Kami jatuh bangun ke mari,padahal kami sebetulnya sibuk dikejar kejar kerjaan lain.Memang kami cuma mengurus orang ? Lho,kami juga manusia biasa yang punya anak bini dan rumahtangga yang harus diurus.

HANSIP
Kalau gajih gede sih boleh.Tapi apa ? Kenyataannya apa ? Tanggungjawabnya yang makin hari makin gede sampai kami tiap hari kelenger.Bayangkan sepeda saja,barang rongsokan seperti itu,padahal tugas berat begini.Jadi minta pengertian saudara saudara,minta pengertian.

SESEORANG
Tapi kami tidak sirik !

HANSIP
Diam ! Mau diam tidak ? Kalau kita ngomong pasti belum apa apa dicaplok.

SESEORANG
Tapi kami bukan tukang santet !

SESEORANG
Mereka yang memfitnah !

HANSIP
Itu lihat sendiri.Mentang mentang kita Hansip,terus tidak digubris.Kalau kami pulang dan lapor semua ini,sebentar lagi tentara datang ke mari bawa panser ngobrak ngabrik kerusuhan ini. Mau minta diobrak abrik ya ?! Mau dilaporkan sekarang?

SESEORANG
Jangan Pak.

HANSIP
Makanya diam ! Catat Min !

HANSIP
Bukunya memang tidak ada,tapi kita catat semuanya di sini.
( Menunjuk Kepala )
Semua ini akan kita laporkan !

HANSIP ( Kepada Kawannya Tapi Cukup Didengar Semua Orang Lain )
Sayang kita lupa bawa senjata ya. Coba tidak wah !

HANSIP ( Berbisik )
Senjata apa ?

HANSIP ( Berbisik Membentak )
Gertak sedikit goblok. Ini bahaya.
( Kepada Semua Orang )
Kami ini petugas.Berani pada petugas berarti menentang Pak lurah. Jangan coba coba minta dikirim panser ya ! Kami datang ke mari untuk menolong, jangan gontok gontokan terus.Bersatu teguh bercerai jangan.Mengerti ?
(Tidak Ada Yang Menjawab,Menghampiri Kawannya )
Mukanya galak galak,aku ngeri juga ini.

HANSIP ( Berbisik )
Lebih baik kita kembali.

HANSIP
Alasannya apa ?

HANSIP
Bilang saja ada rapat di Kelurahan.

HANSIP ( Maju )
Baiklah.Sesudah kami catat semuanya, kami akan kembali sekarang ke kelurahan untuk memberikan laporan.Kebetulan sebentar lagi akan ada rapat.Ayo ! Kehadiran kami di situ mutlak !

HANSIP BERJALAN MENUJU KE SEPEDA.KAWANNYA MENGIKUTI.ORANG ORANG
DIAM MEMBISU HANYA MENGAWASI SAJA.HANSIP YANG SATU MELONGO SAJA.

HANSIP ( Mengambil Sepeda )
Ayo !

HANSIP ( Memberi Kedipan )
Aku curiga.Anjing kalau diam berarti mau menggigit.

HANSIP ( Keras )
Tapi nanti sebentar lagi ada rapat di kelurahan,kalau kita tidak ada di situ bisa kacau Ini penting sekali !
( meninggalkan sepeda dan menghampiri kawannya )
Cepat ayo ini kamu mau runyam di sini ?!

HANSIP
Lalu mereka bagaimana ?

HANSIP ( menoleh kepada orang orang itu yang memperhati kan dengan tegang )
Kami sudah catat semua. Kami kembali sekarang untuk melapor. Harap jangan membuat kerusuhan.

HANSIP
Mereka tak percaya ! Jangan jangan kita nanti yang disantet.

HANSIP ( tiba tiba membentak )
Ah semprul !

SUARA TANGIS.

ORANG TUA ( menyingkap dan menjulurkan kepalanya ke lubang)
Siapa itu di situ,siapa,jangan menangis, jangan, jangan menangis. Siapa itu di situ jangan
menangis.

HANSIP ( galak sekali )
Diammmmmmmm !
( melempar )
Jangan main fitnah ! Sudah tua tidak tahu malu, masak lubang diajak omong ! Mana ada orang nangis dalam tanah ! Semua asalnya dari bacot kamu sendiri. Kalau otak sudah becek lubang pantat juga bisa merengek. Fitnah !

SESEORANG
Betul Pak,mereka pintar memfitnah !

HANSIP
Eeee kamu juga diam.Dari tadi kamu sumber kerusuhan.Kalau tidak ada kamu desa ini aman tenteram.Menuduh orang main fitnah segala. Pulang sana urus bini kamu saja.Jangan ngerongrong !

SESEORANG
Urus lubang kubur kamu sendiri !

HANSIP
Eee siapa itu ngomong.

HANSIP
Itu dia !

HANSIP
Kamu bilang apa ?

SESEORANG
Urus kubur kamu sendiri ! Tukang santet!

HANSIP
Diam !
( berbisik )
Bangsat. Ini akibatnya kalau kebanyakan tinggal di sawah,jadi mapat seperti selokan . Tidak usah ngomong lagi,main tuduh terus.Tidak ada akibat tanpa sebab.Kalau orang di situ menuduh kalian memfitnah,jangan balas dengan memfitnah orang itu.Itu namanya main ping pong,ya bagaimana tidak runyam.

SESEORANG
Tapi,Pak

HANSIP
Diam ! Diam itu emas. Dan kamu
( menunjuk kepada kelompok dari desa lain )
kamu pulang sekarang dengan tenang tenang.Cari kesibukan lain,kerja bhakti apa ,jangan sirik jangan main santet !

HANSIP
Awas jangan ceroboh !

SESEORANG
Tapi kami bukan

HANSIP
Cukup,aku sudah capai ngomong.

ORANG TUA
Jangan menangis,jangan menangis

HANSIP
Edan,edan ! Apa apaan itu dari tadi,ngintipin lubang terus.Ini semua kurang koordinasi.Brengsek ! Bukannya menolong malah lempeng saja bikin busuk ! Lihat kiri kanan kamu sedikit.Lihat! Lihat! Egois! Suruh mereka lihat !

HANSIP
Min,kamu galak sekali sekarang.

HANSIP
Lihat !
( semua saling melihat )
Lihat baik baik mata,hidungnya,sama kan ! Kok mau maunya membetot saudara sendiri,yok opo rek.Memangnya kalau mereka celaka,kamu tidak ikut kelenger ?! Picik !

HANSIP ITU MEMBANTING SESUATU.ORANG MUNDUR.

HANSIP
Ajaib mereka takut

HANSIP
Soal biasa begini jadi urusan panjang.Itu makanya kita kalah sama Jepang kalah sama orang bule ! Mengerti ? Kapan kita bisa maju kalau gontok gontokan terus.Gontok gontokan sama mu suh.Sama kolonil,jangan sama tetangga kamu. Gontok gontokan sama bini kamu.Gontokan sama

HANSIP
Imperalis

HANSIP
Apa ?

HANSIP
Imperealis !

HANSIP
Sudah tadi ! Pendeknya gontok gontokan sama yang pantas digontoki,jangan sirik,jangan memfitnah saudara sendiri.Itu namanya bukan membangun tetapi menjebol.Musuh boleh dijebol,bini kamu jebol,kok tetangga ! Memangnya kucing !

HANSIP ( berbisik )
Jangan keenakan.

HANSIP ( tambah keras )
Mengerti tidak ?!

HANSIP
Cukup,sudah bagus.

KEDUANYAMENUNGGU TAPI SEMUA ORANG HANYA MEMBISU BERBAHAYA.


HANSIP
Bagus ! Mulai hari ini semua harus rukun.Ayo salam salaman,maaf maafan tidak peduli salah atau benar. Pasti ada yang salah ada yang benar,tapi kita tidak mencari siapa salah siapa benar

HANSIP
Semua salah semua benar

HANSIP
Kita cari damai,itu,itu semua yang di situ,pulang,bereskan urusan kalian sendiri,jangan mengurus mayat tetangga.Dan kamu di situ teruskan menggali,langsung kubur jangan ditambahi dongeng macam macam ! San
( tak jadi )
apa itu semua !

HANSIP ( mengalihkan )
Orang menangis,ada tangan begitu begitu,ada suara hhhhhh,apa,tidak lucu !

HANSIP
Ayo kerjakan cepat,jangan dablek terus,sudah merdeka kok malah mundur ! Ora elok mas !

HANSIP
Jadilah warga yang baik.

HANSIP
Berdesiplin !
( kepada kawannya )
Ayo pulang ! Cepetan sedikit,aku takut.

HANSIP YANG SATU LANGSUNG BERJALAN PULANG KEMUDIAN DIIKUTI OLEH HANSIP YANG LAIN.SEMUA ORANG MEMANDANG DENGAN TAKJUB .CAHAYA RE DUP.KEDUA HANSIP BERGEGAS KEMBALI KE TEMPAT SEMULA WAKTU BERMULA MEMBERIKAN LAPORAN.

HANSIP
Jadi setelah aman dan jelas duduk perkaranya baru kami berani pulang,sambil memperingatkan kepada mereka,awas hati hati,sekarang kita diuji jadi harus waspada.Musuh dalam selimut ada di mana mana sedikit lengah,setiap saat bisa mampus diterkam.

HANSIP
Mereka minta maaf dan berjanji akan belajar dari pengalaman.Lalu mereka memberikan rokok ini
( mengeluarkan pak rokok dari sakunya )
katanya sebagai tanda mata.

HANSIP
O dikasih itu ya ?

HANSIP ( memasukkan kembali ke sakunya )
Tapi kami tolak karena seperti kata Pak Lurah,jangan mau menerima apa dari siapa pun selama bertugas.

HANSIP
Betul ! Itu kan seperti anjing yang dilempari tulang.Kita tolak dengan tegas.Tidak !`Kami bukan anjing,kami sudah dapat latihan mental khusus !

HANSIP
Kami juga dikasih

MENCARI TAPI LAMA TAK KETEMU

HANSIP ( cepat mengeluarkan beberapa lembar uang )
Ini.

HANSIP
Lho,uang ? Dapat di mana itu ?

HANSIP
Tapi ini kami sengaja ambil sebagai barang bukti.
( memasukkan ke dalam sakunya kembali )
Ketika kami datang kami lihat di samping lubang kuburan itu sudah ada sajen,terdiri dari buahbuahan dan uang yang rupanya dipersembahkan kepada lubang yang menangis itu.Saya ambil sedikit untuk bukti.

HANSIP
Memang ! Untung kami datang,kalau tidak,wah !

HANSIP
Itulah.Soalnya pengabdian kepada tugas perlu sekali ditunjang oleh sarana.Karena kalau kita bisa bertindak cepat,segalanya bisa diatasi. Terus-terang umpama kita diperlengkapi dengan sepeda motor,otomatis gerak kita bisa lincah ,kalau ada apa apa bisa cepat.Motor penting sekali.Sekarang yang ada cuma sepeda.

TERKEJUT

HANSIP
Cuma satu lagi. Sudah tua,sepeda perempuan lagi.Tambah bannya bunting semua,tiap kali mau dipakai pasti gembos.
(melihat kawannya )
Kenapa Min ?

HANSIP
Astaga !

HANSIP
Apa?

HANSIP
Sepeda kita ketinggalan di situ !

HANSIP
Lho,rasanya sudah dibawa ?

HANSIP
Masih di situ !

HANSIP
Masak ?!

HANSIP YANG SATU MAU BERLARI MENGAMBIL SEPEDA ( MENYEBRANGI SELURUH KISAH YANG SUDAH DITUTURKANNYA ) CEPAT DICEGAH OLEH TEMANNYA KARENA APA YANG SEBENARNYA TERJADI TIDAK BISA LAGI DITUTUPI.

HANSIP
Awas !

TERDENGAR SORAK KERAS.DALAM KEGELAPAN ORANGORANG DESA ITU BERKELAHI.DIAKHIRI DENGAN PEKIK KERAS DAN SESUATU BERAT TERDENGAR JATUH BERDENTAM.LALU ADA SEMUA ORANG MENANGIS PILU.SEJUMLAH ORANG TELAH JATUH SEBAGAI KORBAN.CAHAYA PERLAHAN MENERANGI TUMPUKAN TUBUH YANG TERHANTAR.LALU ORANG TUA ITU MENGHAMPIRI.


ORANG TUA
Siapa itu ? Siapa ? Siapa ? Jangan menangis, jangan menangis terus,jangan terus menangis. Siapa.siapa itu.Jangan

CAHAYA PADAM PERLAHANLAHAN.DALAM KEGELAPAN ORANG TUA ITU TERUS BICARA, MENGATASI SUARA TANGIS.SEMENTARA KEDUA HANSIP ITU GEMETA KETAKUTAN.

ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu ?



DUA

SUARA TANGIS ITU TERUS MENEMBUS WAKTU. MULAMULA SATU. DISUSUL OLEH SEORANG LAGI. KEMUDIAN SATU LAGI, SATU LAGI.TERDENGAR SUARA BA NYAK ORANG,SEGEROMBOLAN,SEBARISAN RASA PEDIH DAN PILU YANG MAKIN LAMA MAKIN KENTAL.MENGERASMENGERAS,SEAKANAKAN HENDAK MELOMPAT DARI SEBUAH LUBANG YANG DALAM,MELONTAR KELUAR DAN TERBANG KE CAKRAWALA YANG BEBAS,MEMENUHI RUANG.SUARA TANGIS YANG GEMURUH.SEMEN TARA DI RUMAH PAK LURAH PAGI.SUARA ITU MASUK SEHINGGA PAK LURAH YANG SEDANG BERSIAPSIAP MENGHADIRI RAPAT KELUAR RUMAH,KAGET.


LURAH
Siapa itu ? Siapa itu ? Mat ! Amatttt ! Panggil Pak Amin,panggil Pak Amin di pos !

SUARA TANGIS YANG DAHSYAT ITU BAGAI BENDA YANG BERAT MENGHEMPAS KE ATAS BUMI KEMBALI DENGAN MENGGELEGAR.LURAH SEMPOYONGAN .


LURAH
Siapa itu ???

BU LURAH KELUAR DAN MEMEGANGI SUAMINYA YANG HAMPIR MASUK GOT. KEDUA HANSIP MUNCUL HENDAK MEMBERIKAN BANTUAN,TAPI JUMPALITAN SEPERTI DISERAKKAN.LALU KEMBALI SUNYI SEJAHTERA SEPERTI TIDAK ADA APA APA YANG TERJADI.

LURAH
Ck-ck-ck ! Coba periksa. Begini ini.Tidak ada apaapa kelihatannya,tapi ada !

BU LURAH
Makanya apaapa jangan dibiar saja,mesti cepat diladeni.

LURAH
Coba periksa lagi ada apa sebetulnya di balik semua ini.Politik atau kriminalitas biasa. Janganjangan anu lagi.

BU LURAH
Sebelum terlanjur harus cepat ditanggapi, nanti kebacut begitu,susah jadinya.

HANSIP
Betul,Bu.

LURAH
Kalau memang perlu bertindak lebih jauh,nanti kita laporkan pada Bupati.Tapi kita harus membawa bukti lengkap.

BU LURAH
Dari dulu kan kita memang apik begitu,apaapa mesti beres,ya kan Dik ? Ini juga jangan karena nila setitik rusak susu sebelanga.

HANSIP
Betul.Jangan karena nila setetes.

HANSIP
Jangan sampai reputasi kita anjlog.Wong dulu waktu zaman gali-gali itu,kita sendiri yang paling aman di sini.

BU LURAH
Ya begitu.Dik Min ini yang dulu berjasa itu ya ?

HANSIP
Ya kami berdua Bu.

BU LURAH
Memang.Wong kita pernah terpilih sebagai desa itu kok,ya wajibnya kita jaga terus,sebab itu kan kebanggaan.Kebanggaan kan namanya Pak.

LURAH
Ya.

BU LURAH
Ya kan Dik ? Sekarang ini kita apa lagi.Yang namanya merdeka sudah.Ya tinggal menjaga nama. Kalau tidak bisa menjaga nama,kan kemerdekaan itu malah menggerogoti kita sendiri.Ya kan ?

HANSIP
Namanya merdeka,tapi kita harus menghormati kemerdekaan orang lain,Bu.

BU LURAH
Betul.

LURAH
Makanya ada pepatah bebas

HANSIP
tapi bertanggungjawab.

BU LURAH
Ya,begitu.Lha kok ada orang yang maunya cuma bebas

HANSIP
tapi tidak mau bertanggungjawab.

LURAH
Itu yang harus kita cegah.Ya ?

HANSIP
Siap Pak.Ambil kendaraannya Min !

HANSIP YANG SATU CEPAT MENGAMBIL KENDARAANNYA YANG DIPARKIR DI
LUAR.SUARA TANGIS ITU TERDENGAR LAGI.SEBERKAS CAHAYA MENERANGI DE SA ITU KEMBALI.SAMARSAMAR TAMPAK ORANGORANG DESA BERKUMPUL DISEKITAR LUBANG KUBUR YANG KINI SUDAH DIBANGUN MENJADI TEMPAT ZIARAH,UNTUK MINTA PERUBAHAN NASIB.SUARA TANGIS KEDENGARAN LAGI.


BU LURAH
Itu,itu lihat sudah mulai lagi.

LURAH
Aneh,ada apa ini ! Apa ini Min ?

HANSIP
Kami periksa sekarang Pak.
(Kepada Kawannya )
Min cepat !

LURAH ( Berteriak )
Apa itu ? Ada apa itu ? Siapa,siapa itu ?
( Sudah Hendak Berteriak Lagi )
Sia

BU LURAH
Sudah,sudah Pak !
( Lurah Hendak Merogoh Pistol Yang Ada Di Balik Baju Jasnya,Tapi Cepat Dipegang Oleh Istrinya )
Sudah,sudah.

LURAH ( berteriak )
Diam ! Siapa itu ?!

SUARA TANGIS ITU BERHENTI.TAPI CAHAYA SEMAKIN TERANG MENIMPA DESA ITU.TAMPAK ORANG ORANG DESA BERKUMPUL DAN MENANGIS BERSAMA SAMA DI SEKITAR TEMPAT BERZIARAH ITU.LURAH TERCENGANG
.

LURAH
Apa itu ?

HENDAK MASUK KE DESA ITU,TAPI DITAHAN OLEH ISTRINYA


BU LURAH
Sudah ! Tenang saja. Kan ada Pak Amin.Biar mereka menjajaki dulu.Tidak elok kalau turun tangan sendiri,seperti tidak ada orang lain.Ya kan Pak Amin ?

HANSIP
Betul.
( berteriak kepada kawannya )
Minnnn ! Cepat ! 

HANSIP YANG TADI KELUAR KEMUDIAN MASUK MENDORONG SEBUAH SEPEDA MOTOR TUA.LALU MEMARKIR MOTOR ITU DEKAT LURAH.


HANSIP
Kami titip di sini Bu.Biar kami jalan saja kesitu.

LURAH
Pakai saja .Wong dibelikan motor untuk dipakai bertugas,kok dieman eman.

HANSIP
Tapi bensinnya habis Pak.

LURAH
Ah masak ?

HANSIP
Businya juga sudah kotor.

BU LURAH CEPAT MEROGOH UANG DI BALIK KUTANGNYA.

BU LURAH
Ini,ini ada.
( Mengulurkan Uang )
Ya kalau tidak ada bensin bagaimana bisa.Beli saja apa yang perlu. Peralatan bagus memang memerlukan perawatan.Ini.

HANSIP YANG SATU RAGURAGU TAPI YANG SATU LAGI MENDORONG.


HANSIP
Ambil Min.Terimakasih Bu.

BU LURAH
Sudah sarapan belum ?

HANSIP
Sudah.

HANSIP
Belum Bu.

BU LURAH
Sana ke belakang dulu,sarapan nanti lemes lutut nya.Bagaimana bisa bertugas dengan baik kalau utut lemes.

HANSIP
Betul.

BU LURAH
Sini !

MEMBERI ISYARAT SUPAYA DIIKUTI SAMBIL KELUAR

HANSIP
Malu ini jadinya.Kamu sih !
( Kepada Lurah )
Maaf Pak.

LURAH
Sudah makan belum ?

HANSIP
Ya belum Pak.

BU LURAH ( muncul lagi )
Sini,jangan malu malu.Seperti sama orang lain saja.Ini kan rumah bapak dan ibu.Apa yang ada di sini kalau ada ya makan saja.Bagaimana bisa bertugas kalau belum makan.Ayo sini !

HANSIP
Wah malu ini.
( jalan mengikuti )
Kalau ada kopinya saja dulu Bu.

HANSIP
Punya vitamin tambah darah Bu ?

TINGGAL LURAH.ORANG ORANG DESA ITU MENANGIS LAGI.LURAH MENOLEH KE ARAH ORANGORANG DESA ITU.ORANG ORANG DESA ITU JUGA MELIHAT KEPADA LURAH.KEDUANYA BERUSAHA SALING MENEMBUS.


LURAH
Ada apa sebenarnya di situ ?

SESEORANG
Kami menangis Pak Lurah.

LURAH
Kenapa ?

SESEORANG
Kami bingung.

LURAH
Kalau ada apa apa cepat laporkan.

SESEORANG
Sudah kami lapor semua.

LURAH
Tapi kok berisik terus ?

SESEORANG
Sudah banyak yang mati Pak.

LURAH
Lho kenapa ?

SESEORANG
Habis kami diserang terpaksa kami serang lagi.Kami berani karena betul Pak.Seperti kata Pak Amin itu.

LURAH
Tidak boleh gontok gontokan,semua harus ikut menjaga ketertiban.

KEDUA KELOMPOK YANG BERTENGKAR ITU CAMPUR JADI SATU DAN MEMBUAT PENGADUAN YANG MENYULITKAN,KARENA ISINYA SALING BERTENTANGAN.MEREKA BEREAKSI TERHADAP KELOMPOK LAIN DENGAN SENGIT,TETAPI MENGARAHKANNYA PADA LURAH.KADANGKALA SATU ORANG MEWAKILI ISI HATI KEDUA KELOMPOK.

SESEORANG
Mereka sirik !

SESEORANG
Kami difitnah ! Masak kami dituduh tukang santet !

SESEORANG
Mereka memutar balik soal !

SESEORANG
Panen mereka gagal,kami dituduh nyerobot air. Mereka sudah lama dendam pada kami.Kami difitnah,masak kami dituduh membuat kekacauan,menghalang halangi mereka menggali kuburan. Katanya ada suara menangis dari dalam tanah,katanya kami yang bikin.Masak ! Apa-apa kalau sudah marah,pasti kami jadi kambing hitam.Mereka menghina kami.Orang yang meninggal ini sangat kami hormati karena sudah memelopori membuat bendungan, walhasil sawah yang tadinya kering jadi subur lagi.Beliau mengajak pemuda pemuda bekerja keras,tapi mereka kok bilang almarhum itu bromocorah.Itu kan namanya tantangan lang sung.

SESEORANG
Lihat sekarang,Pak, mereka pugar lubang kuburan itu jadi tempat berziarah.Coba siapa yang tukang santet,kami atau mereka.

SESEORANG
Dan lagi,sesudah banyak orang berziarah ke mari mereka tambah sirik lagi,karena kami apa apa bisa lebih,sedang dia cuma bisa bikin kerusuhan.

SESEORANG
Sekarang sudah terlambat,sudah banyak yang mati.

SESEORANG
Tangkap mereka Pak !

SESEORANG
Tembak saja supaya jangan bikin kerusuhan lagi !

LURAH
Tenangkan pikiran dulu.Tidak gampang nembak orang ! Sabar !

ORANG TUA ITU SEKARANG BICARA.

ORANG TUA
Sabar ? Tapi berapa lama lagi ? Bertahun tahun kami tunggu. Tapi dari dulu sampai sekarang tidak ada apa apa.Semuanya tambah buruk. Semua sudah dilaporkan.Kami buka semua blak blakan,tidak ada yang  lagi.Buat apa.Semua dibeber terang terangan.Tidak ada malu lagi,sudah terlalu sakit.Nyatanya melompong ,tidak digubris tidak ada yang datang membantu.Kami dilepas saja tidak dihitung.Baik.Di situ banyak urusan perang urusan besar besar yang jauh lebih penting yang menyangkutan kehormatan bersama.Kami mengerti.Karena itu kami coba atasi sendiri.Kami tunggui lubang kubur ini,barangkali nanti nanti datang gilirannya dilihat.Makanya kami pugar,supaya bisa jadi bukti nanti,jangan sampai kami dikira menipu.Ini betul betul terjadi.Mengapa ada suara menangis dari da lam tanah ? Mengapa ? Siapa yang menangis itu ? Mengapa dia menangis terus ? mengapa menangis kepada kami,kenapa tidak menangis di kantor kelurahan saja atau di kota.Mengapa menangis di sini di depan kami yang bodoh yang sibuk banting tulang di lumpur cari makan ? Ah ? Mengapa ? Bukan kami saja,semua orang yang ziarah ke mari juga heran.Mereka kasihan pada kami,mereka kasih kami sumbangan dilalah kami bisa membuat jalan,mendirikan sekolah dan memperbaiki rumah ibadah yang sudah hampir runtuh.Kami pugar gerbang desa,pagar,rumah ibadah,tugu tugu warisan leluhur dari hasil derma orang orang itu.Tiba tiba kok dituduh lagi salah Ada permainan apa ini !

LURAH
Bertahun tahun menunggu ?

ORANG TUA
Bertahun tahun menangis coba, tapi dibiarkan saja.Berapa lama orang kuat menangis ? Apa suara tangisan ini enak didengar ?

LURAH
Masak ?

ORANG TUA
Masak bagaimana.Sudah banyak yang mati kok masih bilang masak.Gombal.Jangan anggap kami semua barang mati.Terlalu ! Jangan makan kami seiris seiris.Kalau mau telan saja satu kaligus,jadi orang tidak perlu kesakitan ? Atau kurang keras,belum kedengaran sampai ke situ ?

SEMUA ORANG MENANGIS KERAS KERAS.

LURAH
Astaga !

BU LURAH KELUAR.SUARA TANGIS TERUS TETAPI TEMPAT ORANG DESA ITU GELAP LAGI.

BU LURAH
Apa Pak,kok suka ngelamun sekarang.

LURAH
Gawat,kecolongan,kita harus ke sana sekarang ?

BU LURAH
Ke mana ?

LURAH
Coba dengar tidak ?

BU LURAH
Seperti ada bengung,apa suara mesin disel itu barangkali ?
( berseru )
Amatttt,mbok diselnya di matikan,sudah siang,hemat bensin !

HANSIP ( dari dalam dengan mulut penuh makanan )
Pak Amat lagi buang air Bu,sebentarrrr!

LURAH
Mereka perlu pertolongan.Kita sudah kecolongan. Aku harus ke sana sekarang !

BU LURAH
Tapi nanti ada rapat kan ?!

LURAH
Sudah banyak yang mati,ini sudah gawat !

BU LURAH
Ah masak,laporan biasanya ngawur,biar dicek Pak Amin dulu,nanti baru bagaimana begitu.Tak panggil kan,mereka sudah selesai makan,kok.

LURAH
Tidak.Aku harus ke situ sekarang.Sudah terlambat.

BU LURAH
Ada apa sebetulnya ?

LURAH
Kita kecolongan !

LURAH MENGAMBIL MOTOR DAN NAIK KE ATAS MOTOR.LANGSUNG MENGGENJOT PEDAL BERKALI KALI TAPI TIDAK HIDUP.

LURAH
Motor baru kok sudah begini.

SUARA TANGIS MAKIN KERAS.

LURAH
Itu dengar !

BU LURAH
Amattttt,tolong matikan diselnya,berisik !

HANSIP ( dari dalam dan menggetak )
Amatttt ! Tinggal dulu sebentar,nanti sambung.Disel disel matikan !
( kepada kawannya )
Disel apa ya ?

LURAH
Kalau aku lama tidak kembali,suruh Amat lapor dan kirim bantuan.Jangan jangan ada kerusuhan.

BU LURAH
Ada kerusuhan di mana ?

TERDENGAR SUARA TANGIS ITU KEMBALI.

LURAH
Itu.Kalau orang sudah menangis seperti itu pasti gawat.

BU LURAH
Amatttt !

HANSIP ( dari dalam )
Amattttttt !

TIBATIBA SEMUA LAMPU MATI.GELAP.TERDENGAR SUARA ORANG MENANGIS JELAS SEKALI.LALU SUARA ORANG TUA.


ORANG TUA
Siapa itu,siapa itu yang menangis ? Jangan menangis terus,jangan menangis saja,berhenti,sudah berhenti sekarang.Siapa,siapa itu,jangan menangis lagi ! Jangan ganggu kami terus,berhentiiiii !

LAMPU HIDUP LAGI MENERANGI PAK LURAH DAN BU LURAH.

LURAH
Ya kan ?!

BU LURAH
Ya betul,ada yang menangis.Kasihan.Siapa Ya ?

LURAH
Makanya ke situ sekarang.
( menggenjot lagi motor tapi tak berhasil )

BU LURAH
Aku ikut saja Pak.
( naik ke boncengan )

BU LURAH BERPEGANGAN DI PINGGANG PAK LURAH.

LURAH
Tolong dorong dulu !

BU LURAH TURUN LAGI DAN MENDORONG MOTOR KELUAR,LALU TERDENGAR BUNYI MESINNYA HIDUP.KEDUA HANSIP MELONCAT DARI DAPUR MASIH MEMEGANG GELAS DAN PIRING MENDENGAR SUARA MOTOR BERDENTAM DENTAM KARENA KNALPOTNYA DICOPOT.

HANSIP
Lho,lho siapa itu iseng.

HANSIP
Hee,jangan mainmain ! Kurang ajar,tidak bisa lihat motor nganggur ya. Amattttt ! Tak antemi baru kapok !

HANSIP
Amattt ! Tak lapor Bu Lurah ambrol kamu !

HANSIP
Harus diberi juga kancil satu itu.

HANSIP
Orang kampung memang kalau dikasih hati sedikit dia pikir semuanya oke.

HANSIP
Ini mental dan pendidikan juga.Gombal !

MOTOR MUNCUL LAGI.PAK LURAH MEMBONCENG BU LURAH.BERHENTI DAN MEMBUNYIKAN KLAKSON .KEDUA HANSIP TERKEJUT.

HANSIP
O pak lurah ! Lancar sekali nyetirnya pak !

BU LURAH ( dari atas boncengan sambil mengatasi bunyi motor )
Tolong Dik ambilkan selendang Ibu.

HANSIP
Apa Bu ?

BU LURAH
Selendang.Selendang !

LURAH
Selendang !

HANSIP
Oh ! Baik.
( kepada kawannya )
Apa katanya ?
( terus masuk saja ,sambil meletakkan gelas )

HANSIP
Apa Bu ?

BU LURAH
Selendang ! Tas dan sandal ibu juga !
( sambil menunjuk kakinya )

HANSIP
Tas ? Kaki ibu,apa kaki ibu ?

BU LURAH
Sandal skol,skol,skol !

HANSIP
Apa Bu ?

LURAH
Skol !

HANSIP
Skol apa.Apa Pak ?

LURAH MEMATIKAN MESIN MOTOR,TAPI TEPAT PADA WAKTU ITU BU LURAH BER TERIAK.

BU LURAH
Skollllllll ! Sandal skollll !
( terkejut mendengar suaranya sendiri,lalu ngeplak pundak suaminya sambil mesem )
Habis nggak bilang bilang.
( Mengubah suaranya jadi lembut )
Anu Dik,tolong ambilkan selendang ibu di kamar tengah,tas yang hitam yang ada kacamatanya dan sandal skol.Ini
( mencopot sandal yang dipakainya )
tidak enak dipakai jalan jauh. Maaf ya.
( melempar sandal itu )

HANSIP MENARUH PIRING DAN MENANGKAP.SATU SATU MENGENAI MUKANYA.


BU LURAH
Oh maaf Dik.

HANSIP
Tak apaBu,baru sandal.
( kemudian masuk )

HANSIP YANG SATU LAGI BURUBURU KELUAR SAMBIL MEMBAWA SENAPAN ANGIN DAN SAYUR KOL.DIA MENYERAHKAN KEPADA LURAH.


LURAH
Buat apa bawa senjata,tidak perlu !

HANSIP
Katanya ibu tadi senapan dan kol,kol begitu saya dengar dari dalam.

BU LURAH
Bukan senapan,selendang.
( ketawa )
Skol,bukan kol.

HANSIP
Ya ini Bu ! ( memberikan kol )

BU LURAH
Skol !

HANSIP
Ini.

BU LURAH
Bukan kol.Sandal skol.Skol !

HANSIP
Oh sandal !
( berteriak )
Skol Min.Skolll !

HANSIP YANG SATU LAGI MUNCUL MEMBAWA TAS,SANDAL,SELENDANG DAN SEBAGAINYA.

HANSIP
Takut nanti salah,saya bawa semua.

BU LURAH MEMILIH YANG DIPERLUKAN DAN MENGAMBALIKAN SISANYA.

HANSIP
Bapak tidak perlu kacamata ?

LURAH
Tidak usah sudah sembuh.

BU LURAH
Lebih baik pakai,daripada nubruk sapi.Ambil Dik !

HANSIP ( mengeluarkan kaca mata dari sakunya )
Sudah siap,ini kan Pak ?

LURAH
O ya.
( mengambil kacamata dan memasang )
Sudah tua juga rupanya ini.

BU LURAH TIBA TIBA TURUN.LALU HENDAK MASUK RUMAH.


BU LURAH
Sebentar,

LURAH
Apa lagi itu,nanti telat.

HANSIP
Perlu apa lagi Bu,biar saya ambil.

BU LURAH
Helem bapak,masak menganjurkan pakai helem dianya sendiri tidak.

HANSIP
Biar,biar saya ambil.
( langsung berlari ke dalam rumah )

BU LURAH
Sudah,sudah,jangan !

HANSIP
Biar saja Bu.

BU LURAH
Malu ah,masak mentang mentang bu lurah nyuruh nyuruh terus.

HANSIP
Tak apa Bu,biasa.Kami senang kok disuruh.

HANSIP ( muncul )
Helemnya ditaruh di mana Bu ?

LURAH
Di bawah kolong !

HANSIP ( sambil masuk )
Matttt di bawah kolong !

BU LURAH
Sebentar
( mau masuk )

LURAH
Ke mana lagi itu

BU LURAH ( berpikir tapi kemudian tak jadi )
Ya sudah.

HANSIP
Apa lagi Bu ?

BU LURAH
Anu,mau nelpon sebentar,biar tidak usah ditunggu arisannya.( tertawa cekikikan ) kayak punya telepon saja gayanya. ( tertawa mendekati motor suaminya langsung naik keboncengan )

HANSIP
Sudah ada telepon sekarang Bu

HANSIP YANG SATU BERLARI DATANG MEMBAWA HELM.PAK LURAH LANGSUNG MENCOBA MEMAINKAN PEDAL MOTOR TAPI TAK HIDUP HIDUP.HANSIP MENYERAHKAN HELM KEPADA BU LURAH.

HANSIP
Ayo dorong,Min !

KEDUA HANSIP MENDORONG,TAPI MOTOR TAK JALAN.

HANSIP
Remnya preikan dulu Pak !

MOTOR DIDORONG LAGI.HIDUP.SELENDANG BU LURAH JATUH.HANSIP YANG SATU MEMUNGGUT LALU MENGEJAR.YANG SATU LAGI HANYA MEMPERHATIKAN.

HANSIP
Remnya sudah hampir putus Pak !

HANSIP YANG LAIN MUNCUL SAMBIL TERENGAH ENGAH.

HANSIP
Apa ?

HANSIP
Kan remnya hampir putus.

HANSIP
Bukan itu.Bensinnya !

HANSIP
O ya !
( mau mengejar tapi ditahan kawannya )

HANSIP
Tadi mestinya !

HANSIP
Tapi bagaimana kalau berhenti di tengah hutan nanti ?

HANSIP
Goblok ! Bukan itu.Bagaimana kalau ketahuan bensinnya masih penuh ! Tadi kan cuma mau cari uang rokok,ingat tidak ?

HANSIP
O ya ! Waduh ! Bagaimana ya ?

HANSIP
Sudah itu urusan nanti.Teruskan saja dulu.

MENGAMBIL PIRING YANG DILETAKKAN DI LANTAI LALU MENGULURKAN PADA KAWANNYA.DIA SENDIRI MENGELUARKAN PISANG DARI SAKUNYA DAN MU LAI MENGUPAS.

HANSIP
Yang penting perut kenyang dulu !

TIBATIBA SUARA MOTOR KEDENGARAN LAGI.LALU LEWAT PAK LURAH,SUDAH MEMAKAI HELM MEMBONCENG BU LURAH.

HANSIP ( menyembunyikan pisang )
Businya Pak ! Hati hati businya !

BU LURAH MELAMBAI DAN MOTOR LEWAT.HANSIP MENGEJAR.TAPI TIBA TIBA TERTEGUN KARENA TERDENGAR SUARA BERSORAK GALAK.HANSIP MUNDUR KETAKUTAN.

HANSIP
Ada apa ?

HANSIP
Dengar tidak ?

HANSIP
Knalpotnya dilepas kan ?

HANSIP
Dengar !

TERDENGAR SUARA ORANG BANYAK MENANGIS.PERLAHAN LAHAN KELOMPOK ORANG DESA ITU KELIHATAN LAGI BERSINGGUNGAN DENGAN KEDUA HANSIP.


HANSIP
Ada yang menangis.

HANSIP ( sambil makan mulutnya penuh )
Apa ? Siapa yang menangis ?
( terus makan )

HANSIP
Gombal jangan makan terus ! Dengar itu !

HANSIP
Suara disel ? Amatttt !

HANSIP YANG SATU MEREBUT PIRING UNTUK MENEPIS SEBUAH BATU YANG TERLEMPAR DARI ORANG ORANG ORANG DESA.SEPERTI TERJADI DENGAN LURAH KELOMPOK ORANG DESA DAN HANSIP ITU SALING MEMASUKI.

HANSIP
Siap Min ! Bahaya ini !

HANSIP
Kalau sedang makan mesti ada bahaya terus. Apa sih ?
( merebut kembali piring )

CAHAYA TERANG MENIMPA ORANG ORANG DESA

HANSIP
Itu ! Astaga ! Mereka !

ORANG ORANG DESA ITU SEKARANG TIDAK MENANGIS LAGI, TAPI GALAK,MEMBAWA SENJATA SENJATA MENGANCAM.MEREKA MEMANDANGI KEDUA HANSIP ITU DENGAN MARAH.

SESEORANG
Itu dia !

SESEORANG
Tampangnya tidak berubah.Monyet !

SESEORANG
Biar pakai kumis,kami ingat ! Pengacau !

SESEORANG
Heee kampret ! Kamu yang dulu itu kan ! Sekarang pakai pici,tapi kami tahu belang kamu !

SESEORANG
Mengaku saja !

HANSIP
Mengaku apa ?

HANSIP
Jangan ceroboh Min,lebih baik diam.

SESEORANG
Pura pura,dasar.Potong saja !

SESEORANG
Kami sudah banyak dimakan,sekarang kami tidak takut makan orang.

SESEORANG
Kolonial ! Lapor ! Lapor ! Tapi kamu biar saja orang gontok gontokan.Kamu enak enak makan di sini di situ kami menangis !

HANSIP ( berbisik )
Telan telan cepat ! Jangan ngunyah terus !

HANSIP MEMEMEGANG MULUTNYA,BERBALIK HENDAK MEMBUANG MAKANAN YANG ADA DI MULUTNYA,TAPI SETELAH BERPIKIR CEPAT CEPAT MENELAN LAGI.

SESEORANG
Makan melulu pantas laporan tidak masuk !

SESEORANG
Ini dia Pak.Betul ini orangnya yang dulu itu,hajar saja !

HANSIP YANG MASIH MAKAN ITU KESELEK.

HANSIP
Tenang Min !

HANSIP ITU KESELEK.

SESEORANG
Apa kamu ! Menantang ya !

HANSIP ITU KESELEK.

SESEORANG
Bangsat,menantang !

HANSIP KESELEK.

HANSIP
Tenang,tenang.

SESEORANG ( menirukan )
Huk apa ! Kamu kira sekarang kami takut ?

HANSIP KESELEK.

SESEORANG
Diam ! Jangan pura pura keselek,bilang saja takut. Sekarang kalau sudah ketahuan,pura pura sakit !

HANSIP
Kamu kenapa ?

HANSIP
Tidak apa apa. Huk !
( keselek lagi )

ORANG ORANG ITU BERSORAK DENGAN MARAH.KEDUA HANSIP MUDUR.SALAH SE ORANG DESA MUNCUL MEMBAWA SEPEDA HANSIP DAN MENDORONGNYA KE ARAH HANSIP ITU.SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA SEPEDA JALAN SENDIRI MENCARI TUANNYA.HANSIP CEPAT MENANGKAP SEPEDA ITU.ORANG TUA MUNCUL.


ORANG TUA
Ya,ambil barang kamu.Kami tidak butuh sepeda. Kami perlu perhatian.

SESEORANG
Ayo keselek lagi,tak kepruk biar pecah kepalanya !

ORANG TUA
Sudah,sudah cukup.Lihat dia sampai terkencing ëëë kencing ketakutan.

HANSIP ( melirik kawannya )
ya betul ?

HANSIP ( memegang celananya )
Ini basah kena minuman tadi bukan takut.Huk !
( keselek lagi )

HANSIP
Diam !

ORANG TUA
Apa memang termasuk tugas kalian kencing di celana ketakutan kalau diminta pertangungan jawab ? Ya atau tidak ?

HANSIP
Dijawab tidak ?

HANSIP
Biar dulu sampai dua kali ditanya.

SESEORANG
Ya atau tidak ? Apa termasuk tugas kalian untuk menerima laporan kami dan kemudian menyemir jadi kabur persoalannya,sampai kami menunggu bertahun-tahun putus asa,sampai pak lurah datang sendiri menyaksikan ke lapangan,padahal sudah terlambat,sekarang nasi sudah jadi bubur. Ya atau tidak ?

SESEORANG
Ya ! Ngaku saja !

SESEORANG
Ya atau tidak ?

HANSIP ( berbisik )
Pertanyaannya diubah ubah,kita jadi bingung .

HANSIP
Bilang saja ya.Kelihatannya galak,kalau bilang tidak pasti hancur kita.
( ketawa mencoba mengganti suasana )
Ya.

SESEORANG
Jangan ketawa !
( melempar )

ORANG TUA
Kalau sudah kepepet,kalau mau mengelak kamu pasti ketawa.Begitu latihannya ya ? Bencong ! Sekarang bisa naik motor,sudah pakai sepatu baru,makan terus,kami di situ gontok gontokan,menunggu kamu. Yang ada cuma sepeda gembos begitu.Sekarang datang lagi yang lain.Susah payah kami nahan tangis,sampai diganjal batu,baru mulut ini berhenti sesegukan.Pelan pelan kami membangun sendiri.Sekarang kami sudah punya jalan.Punya sekolah.Pemuda-pemuda ini tidak buta huruf lagi.Sudah banyak yang bisa bahasa Inggris.Eeeee tahu tahu ada penyakit lagi !

HANSIP ( tak sengaja )
You spik Inglis ?

HANSIP
Jangan ceroboh,Min !

ORANG TUA
Yes. Kami sudah maju sekarang.Lihat pakaian anak anak ini.Tidak ada lagi yang pakai bakiak.Semua pakai sepatu
( menyebut merek yang populer )
banyak yang pakai sandal skol.

HANSIP
Seperti bu lurah dong.

SESEORANG
Ya.Biar dianggap anak haram jadah,tapi terus hidup tidak menetek seperti kamu makan gaji buta !

SESEORANG
Coba dari dulu dilepas sudah lama makmur !

SESEORANG
Ikut kamu jadi bodoh.Sudah habis pantat nunggu bantuan datang,eeeee tahu tahu enak enak makan.Tai !

ORANG TUA
Lihat pakaian anak anak ini.Berkat kerja keras,kami tidak lagi cuma pakai sarung.Semuanya sudah pakai celana jin.Wanita 
wamita juga sudah biasa potong rambut dan pintar pakai celana.Apa namanya jengki ?
( kepada penonton )
Betul ,ini bukan ditambah tambah.Kami bukan orang udik lagi.Lihat saja,apa orang udik seperti ini ?

SESEORANG
Kami bukan petani,kami sudah bebas !

HANSIP
Jadi sudah berhenti bertani sekarang ?

SESEORANG
Buat apa lagi,tidak perlu !

ORANG TUA ( tertawa )
Bencana membawa mukjizat.Tuhan Maha Besar.Kami pugar lubang kuburan itu.Ratusan,ribuan orang berziarah tiap hari.Meladeni mereka saja sudah habis waktu kami.Sekarang kami punya banyak losmen,restoran,kami punya bioskop,juga disko.Semua orang hidup layak sekarang,tidak ter gantung dari air.Kami punya harga diri sekarang !

KELOMPOK ORANG DESA ITU KEMBALI KELIHATAN SEBAGAI SATU KELOMPOK
YANG TERDIRI DARI KEDUA KELOMPOK YANG DULU DIHADAPI OLEH HANSIP
ITU.MEREKA SAMA SAMA MENUMPAHKAN PERASANNYA PADA HANSIP


SESEORANG
Tapi dasar tukang santet ! Kamu bikin gara gara lagi !

SESEORANG
Bromocorah ! Kamu fitnah kami !

ORANG TUA
Sekarang baru kamu laporkan,baru kamu tudingtuding di situ ada ini di situ ada itu.Baru kamu
Gembar Gembor Sampai Pak Lurah Datang.Sampai Wartawan Wartawan Jeprat Jepret.Baru kamu berkoar koar iri melihat rezeki kami,kamu fitnah,kamu potong lagi hidup kami.Kamu bajingan ! Kamu tidak punya perasaan ! Kamu perampok ! Kamu siksa kami semua seiris seiris menurut enak perut kamu sendiri. Ini terlalu sakitttttt.Remukkkkkk !

SEMUA ORANG BERSORAK GALAK.KEDUA HANSIP ITU GEMETAR KETAKUTAN.


HANSIP
Aku tidak ngerti,ini urusannya tinggi sekali.

HANSIP
Tapi ini sepeda kita kan ?

HANSIP
Betul.

HANSIP
Kalau begitu semua itu juga betul.

HANSIP
Betul bagaimana ? Memang betul.Semuanya betul !

HANSIP
Jadi bagaimana ?

HANSIP
Apanya bagaimana ?

TERDENGAR SUARA MOTOR.

HANSIP
pak lurah ! laporkan pada pak lurah !

TERDENGAR SUARA MOTOR PAK LURAH.ORANG ORANG TERTEGUN DAN MENEPI
LALU MEMPERHATIKAN SUARA MOTOR ITU BATUK BATUK SEPANJANG JALAN
NYARIS MOGOK KARENA BUSINYA KOTOR.SUARA MOTOR MAKIN DEKAT.ORANG
DESA ITU MUNDUR BERSIAP SIAP MENERIMA KEMUNGKINAN.

HANSIP
Kita harus laporkan ini !

HANSIP
Ya,mesti,sebelum terjadi apa apa.

HANSIP
pak lurah dan bu lurah tidak tahu orang orang itu sudah kesetanan.

HANSIP
kalau begitu lebih baik susul pak lurah

KEDUANYA MENAIKI SEPEDA.BONCENGAN.TAPI TERNYATA BANNYA KEMPES.TER PAKSA SEPEDA DIPIKUL DAN MEREKA BERLARI MENYUSUL KE ARAH PAK LURAH PERGI TADI.SEMENTARA ITU PAK LURAH MUNCUL DENGAN MOTORNYA BERSAMA BU LURAH.ORANG ORANG DESA ITU MUNDUR.BU LURAH LONCAT SEBELUM MOTOR BERHENTI.IA TERJEREMBAH TAPI DENGAN TENANG KEMU DIAN BERDIRI LAGI.PAK LURAH TAK TAHU,TENANG TERUS,TAPI KEMUDIAN KEMBALI.DIA TERKEJUT MELIHAT ISTRINYA.

LURAH
Lho kok bisa duluan.

BU LURAH ( tertawa )
Makanya jangan menganggap enteng wanita.Parkir dulu,mereka sudah menunggu.

PAK LURAH MEMARKIR SEDANGKAN BU LURAH MENGHADAPI ORANG ORANG ITU.

BU LURAH
Apa kabar sederek sederek semua ?

ORANG TUA
itu bu lurah ?

IBU LURAH
Betul.Apa kabarnya ?

ORANG TUA
Baik Bu.

BU LURAH
Tidak kurang sesuatu apa ?

ORANG TUA
Tidak

BU LURAH
Hujan cukup tahun ini ?

ORANG TUA
Hujan apa ?

BU LURAH
Tidak kesulitan air lagi ?

ORANG TUA
Kesulitan air ?

PAK LURAH SAMPAI.IA MENDENGAR JUGA PERCAKAPAN ITU.

LURAH
O,ini bukan desa yang kesulitan air itu.Ini desa yang menghasilkan beras terbaik sepanjang tahun. Panen raya lagi tahun ini Pak ?

ORANG TUA
Panen apa ?

LURAH
Ya kan ? Panen raya ?

SESEORANG ( berbisik )
Pak Lurah mungkin belum tahu kita sekarang.

ORANG TUA
Panen apa Pak ? Kami berhenti panen.

LURAH
Lho kenapa ?

ORANG TUA
Puluhan tahun bapak tidak pernah ke mari lagi. Pohon kelapa yang bapak tanam dulu sudah disambar petir.

BU LURAH
Oh kasihan.

LURAH
Barangkali terlalu tinggi,tanah di sini memang subur sekali.

ORANG TUA
Kami tidak buta huruf lagi

LURAH
Bagus berarti pertanian bisa ditingkatkan dengan bahanbahan bacaan.

BU LURAH
Tapi kok hijau hijauannya kelihatan kurang ? Itu bangunan apa di situ kok besar begitu.

SESEORANG
Itu disko Bu.

BU LURAH
O disko ? Tempat goyang goyang ?
( menggoyang tubuh sambil tertawa )

LURAH
Apa ada waktu ? Tidak sibuk di sawah ?

BU LURAH
Ya,ya apa nanti sapinya tidak lupa diangon.
( ketawa )
Maaf lelucon saja

SESEORANG
Wah menganggap enteng ini.

ORANG TUA
Kami sudah mulai pakai bahasa Inggris sekarang !

LURAH ( tertawa )
Kami heran.Waktu jalan ke mari tadi kok tidak kelihatan ada sawah sawah lagi. Memang biasanya begitu.Petani yang sungguh sungguh berhasil tidak memperlihatkan ketaniannya.Ya biasa biasa saja,begitu,tidak over akting.Tapi kenyataannya kenyatannya joto !
( memperlihatkan jari jempolnya )
Ya kan ?!

BU LURAH
Seperti padi,makin berisi makin merunduk.

ORANG TUA
Petani apa Pak ?

BU LURAH
Apa sudah dicoba memakai bibit unggul ?

LURAH
Penyakit ingus yang menyerang sapi sudah tidak mengganggu lagi,kan ? Ada sebetulnya bibit sapi unggul yang bisa dilihat gambarnya di kelurahan kalau memang diperlukan akan kami bantu

SESEORANG
Kami tidak perlu sapi !

IBU LURAH
Tidak harus beli,diberikan cumacuma untuk semua petani.

SESEORANG
Kami bukan petani !

BU LURAH
Ah jangan begitu,betul cuma cuma !

SESEORANG
Kami bukan petani !!!!

LURAH ( tertawa )
Anu,apa ada kesulitan selama musim tanam tahun ini ?

ORANG TUA
Tidak ada waktu lagi buat mikir musim tanam.Kita sibuk.Bergini,supaya jangan terlanjur menanyakan halhal yang lucu,kok jadi ngalor ngidul begitu, kami semua di sini sudah berhenti bertani.Sekarang kami berwira swasta.Bapak lihat sendiri pakaian kami,tidak kena lumpur lagi.Di sini sudah tidak ada yang mau bergaul dengan sapi.Kami sudah maju. Lihat baik baik ini manusia baru,kami tidak takut lagi .Kami punya harga,kami tidak tergantung lagi dari air lumpur,kami sudah kaya sekarang !

BU LURAH
Betul ? Wah senang dong

LURAH
Tidak bertani lagi ?

SESEORANG
Buat apa ?

LURAH
Bagaimana bisa hidup ?

ORANG TUA
Makanya dengar apa yang saya katakan.Kami berwira swasta.Ada yang dagang,ada yang jadi gaid,ada yang nyupir,ada yang menyewakan penginapan.Macam macam pokoknya,halal !

LURAH
O sudah ganti haluan ?

ORANG TUA
Ganti semuanya !

BU LURAH
Kaum wanitanya bagaimana ?

SESEORANG
Sudah mulai ada yang jad pergawati.

BU LURAH
O,syukurlah.

ORANG TUA
Setelah gelap terbit matahari.Masak orang jadi petani terus terusan.Gantian sekarang !

SESEORANG
Apa kami tidak boleh pintar ?

SESEORANG
Apa hanya orang kota yang boleh kaya.

BU LURAH
Justru orang kota banyak yang kere.
( tertawa )

SESEORANG
Yang adil dong dikit !

ORANG TUA
Siapa bilang kami tidak boleh menentukan hidup kami menurut selera kami,daripada disantet,dituduh memfitnah.Orang menggali kubur baik baik tahu tahu ada suara dari dalam tanah,kita tidak tahu apa apa tahu tahu dituduh memakai blek mejik,ini serba salah,kami kikuk hidup dalam rimba basa basi dan curiga gara gara rezeki seret.Buat apa harus harus gontok gontokan soal kecil sampai nyawa hilang,lebih baik tukar haluan dan hidup bebas seperti ini.Ini hak kami,jangan dipersoalkan ini !

BU LURAH
O,tidak,kami justru ikut bangga kalau ada kemajuan seperti ini.

LURAH
Apa yang sudah terjadi sebetulnya

ORANG TUA
Apa yang terjadi ? Apa bapak tidak terima laporan dulu ?

LURAH
Laporan apa ?

ORANG TUA (Takjub )
Laporan apa ??

MEREKA BERPANDANG PANDANGAN.ORANG TUA ITU MUNDUR.YANG LAIN LAIN
 IKUT.BEBERAPA MENGELUARKAN KOMENTAR DALAM BAHASA DAERAH DAN SEKALI SEKALI BAHASA INGGRIS


ORANG TUA
Laporan apa ! Darah tumpah sia sia di sini.Kami semua menangis sampai mati.Tidak ada yang tahu, tidak ada yang mendengar,tidak ada yang mencatat, tidak ada yang peduli,kita dibuang,kita sudah tidak dihitung.Kamu dengar ? Kamu tidak dihitung ! Kamu anak haram jadah !

SEMUA ORANG MEMEKIK BERSAMA SAMA.

SESEORANG
Apa saja kerjaan orang orang di situ.Hansipnya siang malam lewat di sini minta rokok.Tapi orang sudah bengkok di situ belum tahu apa apa. Ini mau bunuh orang !
( mengumpat dalam bahasa daerah )

SEMUA RIBUT MENGUMPAT DALAM BAHASA DAERAH.SALAH SATU MELEMPAR BATU KENA BADAN PAK LURAH.


LURAH ( tiba tiba meledak marah dengan tak terduga )
Diam ! Jangan menghasut !

BU LURAH ( berbisik )
Pak sabar,sabar

LURAH
Ini semua salah !

ORANG TUA
Salah Bagaimana Pak Lurah !

LURAH
Jangan putar balik soal,jangan coba coba bikin onar.Kamu membesar besarkan persoalan.Ini jahat !

SESEORANG
Jahat ? Siapa yang jahat.

SESEORANG
Kami difitnah,kami diganggu,kami dipancing pancing kami yang diadu domba,kami selalu yang dijadikan bulan bulanan.
( ngumpat dalam bahasa daerah )

SESEORANG
Kami tidak mau diinjak lagi.
( ngumpat bahasa daerah )

LURAH
Diam kau salah !

BU LURAH
Pak tenang,tenang Pak

LURAH
Kamu keblinger.

ORANG ORANG ITU BERTERIAK KALAP TAPI ORANG TUA MENENANGKAN.

ORANG TUA
Tenang,tenang jangan.
( Pada Lurah )
Keblinger bagaimana ? Karena pintar sekarang,kami dianggap keblinger

LURAH
Sejak tadi,sejak tadi
( sesak nafas )

BU LURAH
Sudah Pak jangan diladeni,kita urus ini nanti,mereka sedang marah. ( maju ) Begini ya,bapak mendapat laporan
( Kepada Lurah )
betul ada laporan kan ya Pak ? Di sini sudah maju,jadi bapak datang ke mari ternyata memang sudah maju betul.Sudah banyak ada turis,jalan jalan lebar,sudah mulai ada mobil,apa sudah ada yang punya telepon dan sebagainya,itu bagus.Hanya saja,kalau kami boleh meminta,saya sebagai wanita minta jangan sampai kemajuan itu membawa akibat akibat buruk. Misalnya,jangan sampai ada judi,hal hal yang berbau maksiat dan hal hal yang dilarang oleh agama.Misalnya,mengapa kita harus membenarkan adanya santet,aduh !
( Bu Lurah Menjerit Kena Lempar )

LURAH
Siapa itu ? Siapa itu ? Kena Bu,kena ?

ORANG TUA
He siapa itu,jangan mengacau ?

LURAH
Gila ! Orang bicara baik baik kamu lempari batu !

BU LURAH
Bukan batu ini,tai !

LURAH
Astaga ! Tai ? Bu lurah bicara baik baik kamu lempar tai ?

SESEORANG
Habis kalau batu nanti sakit !

LURAH
Dilempar tai lebih sakit dari mati !

SESEORANG
O mau batu ? Boleh .
( langsung melempar )

ORANG TUA MENCOBA MENCEGAH TAPI BATU SUDAH MELAYANG.PAK LURAH BER KELIT DAN BU LURAH KENA LAGI LALU MENGADUH KERAS.

LURAH
Terlalu ! Kamu semua sudah bejat !
( Hendak merogoh pistolnya tapi bu lurah segera memeluk

BU LURAH
Tak apa,tak apa Pak.Tidak sakit kok,cuma bengkak sedikit.Jangan,jangan.

LURAH
Mereka harus dikasih pelajaran.
( berteriak )
Jangan sewenang wenang !

ORANG TUA
Maaf Pak,tidak sengaja !

LURAH
Lurah yang kamu pilih sendiri kamu jadikan mainan ! Bejat !

BU LURAH
Tak apa !
( kepada semua )
Sudahlah,kita anggap semua ini tidak sengaja.

LURAH
Tapi bengkak sebesar telor itu bagaimana nanti didepan arisan,bisa bisa dikira kamu dipukul suami.

BU LURAH
Tidak apa.itu resiko jadi bu lurah.
( kepada penonton yang bertepuk tangan,kalau ada )
Jangan tepuk tangan dulu,sebentar lagi saya akan membalas.
( meneruskan )
Baiklah,mari kita anggap semua ini tidak pernah terjadi.Kalau semua kejadian kita rasakan kita akan cakar cakaran terus.
( Lurah mau bicara )
Sudah toh Pak,diam dulu,yang sakit kan saya.Sudah jadi kewajiban bapak dan ibu untuk menanggung beban kalian semua,itu sebabnya kalian memilih kami.Jadi yah tidak ada apa apa.Ini biasa. Sekarang
( kepada suaminya )
mari kita pulang.
( Bu lurah hendak berbalik ke tempat motor )
Mari lupakan semua ini,ini semua resiko.Ayo.
( Tibatiba tersungkur,cepat ditangkap lurah )


LURAH
Ya Tuhan,ini biadab. Lihat hasil perbuatan kalian.

BU LURAH ( menolakkan pegangan )
Sudah saya tak apa apa
( berusaha berdiri sendiri dan agak sempoyongan )

LURAH
Ini menyalah gunakan kebaikan.Jangan dikira aku diam karena takut.Aku diam lantaran kasihan. Dari tadi aku nahan nahan perasaan,lihat kamu semua sudah melakukan maksiat,demoralisasi, memelihara berhala, berkhianat pada citacita kita yang luhur, kamu sudah keluar dari aturan kelayakan.Kita bikin sama sama aturan,kamu injak injak sendiri,kamu membangun kesenangan kamu sendiri di atas nasib orang lain. Ini neraka !

ORANG TUA
Dari neraka,memang semuanya kelihatan sama !

LURAH
Lihat ! Lubang kuburan dipugar dijadikan berhala.Ini ilmu hitam !

ORANG TUA
Apa bedanya hiam dan putih.Apa artinya hitam kalau yang hitam ini membuat kami hidup.Ini memang hitam,ini memang neraka tapi ini yang sudah membuat kami jadi putih.

TIBA TIBA SUARA TANGIS ITU TERDENGAR LAGI.SEMUA TERKEJUT.LURAH MENDEKAT KE BANGUNAN ITU DENGAN CRIGA.TANGIS TAMBAH KUAT.LURAH MULAI MARAH BESAR.

LURAH
Bongkar itu ! Bongkar ! Itu santet !

LURAH MEREBUT TONGKAT DARI SALAH SEORANG PENDUDUK.ORANG ITU MAU MELAWAN TAPI ORANG TUA ITU MENCEGAH.DUA ORANG WARTAWAN YANG SEJAK SEMULA BERGABUNG DENGAN KELOMPOK ITU,MELONCAT TAK MENYEMBUNYIKAN LAGI IDENTITASNYA,BERSIAP MENGABADIKAN.

SESEORANG ( kacau )
Setan ! Setan !
( Mau Membentot Lurah )

ORANG TUA
Biar,biar !
( memukul orang orang supaya tenang )

BU LURAH
Jangan Pak !

LURAH MENGOBRAK ABRIK BANGUNAN ITU SAMPAI BERANTAKAN.ORANG ORANG ITU MAU MENCEGAH TAPI ORANG TUA MELARANG.WARTAWAN MENGABDIKAN DENGAN KAMERA MEMAKAI LAMPU PIJAR.

SESEORANG
Berhenti ! Lurah apa ini merusak !

ORANG TUA
Biar !
( menahan orangorang itu )

LURAH MENARIK KAIN PUTIH YANG MENGELILINGI BANGUNAN ITU DAN MENGAMUK,MELEMPARKANNYA SEHINGGA KAIN ITU BERSERAKAN.TERNYATA DI DALAMNYA BERGANTUNGAN KEPALAKEPALA MANUSIA.SEMUA ORANG MENJERIT, DITAHAN SI TUA.BU LURAH JATUH PINSAN.LURAH TERTEGUN DAN MUNDUR.


LURAH
Kepala siapa ini ? Kepala siapa ini ?

ORANG ORANG MARAH.

SESEORANG
Bangsat ini setan ! Bunuh dia !

SESEORANG
Jangan kasi ampun,ini bukan lurah ! ( maju )

ORANG TUA ( memukul yang berteriak )
Diam ! Dia bawa senjata !
( semua diam )
Biar dia sampai puas !

LURAH
Apa ini ? Apa sudah terjadi di sini ? Bertahun tahun kamu menyembunyikan kejahatan ini.Sekarang baru jelas apa yang terjadi.Kamu bromocorah semua. Kamu harus ditangkap ! Bakar berhala ini !

LURAH MENERUSKAN HENDAK MENGGANYANG BANGUNAN ITU.BU LURAH BANGUN.

BU LURAH
Jangan Pak ! Jangan mau dipancing !

LURAH TERTEGUN.

LURAH
Apa ? Dipancing ?

BU LURAH
Jangan terpancing,ini perangkap.

ORANG TUA
Ayo terus ganyang.Terus ganyang ! Kenapa berhenti terus saja,sedikit lagi !

LURAH
Perangkap ?

BU LURAH
Ya.Jangan masuk perangkap.Kita pulang saja sekarang,jangan jadi bahan olok olok di sini.Ingat sampeyan lurah.

LURAH
Ini perangkap ?

ORANG TUA
Ayo terus,terus !

SESEORANG
Tembak saja Pak !

SESEORANG
Atau bom sekalian biar amblas !

BU LURAH
Jangan. Itu suara setan.Mari pulang,jangan membuat keputusan dengan pikiran kusut.

ORANG TUA
Mengapa berhenti Pak ?

LURAH
Aku tidak mengerti.

BU LURAH
Tidak ada yang mengerti.Ini sudah semrawut.Biar kalah saja,sekali sekali kalah ada baiknya untuk pengalaman supaya mawas diri.

LURAH
Jadi ini perangkap ?

SESEORANG ( tertawa )
Pak lurah kok takut ?

SESEORANG
Jangan biarkan dia pulang !

BU LURAH
Sini pulang.mereka membawa wartawan.lihat banyak di situ.hati hati nanti kena jepret.

LURAH
Wartawan ? Ada wartawan di situ ?

WARTAWAN ( tertawa )
Apa salahnya kalau ada wartawan mereka cari berita.

LURAH
Ini bukan berita ! Itu
( menunjuk kepala kepala )
mengapa di situ,siapa itu,itu berita.

BU LURAH
Sudah Pak,kita pulang dulu.

LURAH
Kemajuan yang dicapai dengan cara cara salah ini semuanya akan membawa bencana.Jangan pakai jalan pintas yang keliru ini.Kalau perlu makan batu bahkan mati,asal jangan membuat hal hal yang tidak tidak seperti ini.Itu peringatanku selaku pamong desa ini.Apa arti kepala kepala itu.Kepala siapa itu di situ ? Siapa yang bertanggungjawab ?

BU LURAH ( berbisik )
Cukup.Kepala apa ? Pikiranmu kusut tidak ada apa apa di situ.Ayo pulang.

LURAH ( menunjuk ke kepala kepala itu )
Itu bukannya kepala manusia ?

BU LURAH
Ada ada saja.alau pikiran kusut memang semuanya jadi serem.Coba buka kacamatanya dulu !
( Lurah membuka kacamatanya )
Masih ada ?

LURAH
Masih.

BU LURAH
Makanya pulang ayo !

SESEORANG ( memaki dalam bahasa yang sulit dimengerti )

LURAH
Bahasanya pun sudah tidak bisa dimengerti lagi ! Ini perangkap.Lebih baik kita pulang dulu . Tolong catat semua itu Pak ! Jangan salah melapor kan duduk persoalannya.Mari Jeng.
( berbalik )

BU LURAH ( berbisik )
Bagus,bagus.

SESEORANG
Pengecut !

LURAH
Aku memang pengecut kalau dipaksa melakukan kekerasan pada warga sendiri.

BU LURAH
Bagus.

SESEORANG
Lurah apa ini,diikat sama bininya !

LURAH
Apa ?

BU LURAH
Sudah,sudah,jangan mau dipancing !

SESEORANG
Lurah kok takut sama bini !

SESEORANG
Tidak becus !

LURAH
Siapa itu ? Coba kamu di sini,kamu jadi lurah,di kira enak ya ?!

BU LURAH
Sudah,sudah !

LURAH
Aku juga manusia,aku bisa mangkel ! Tapi karena sadar jabatan ini,segala perasaan manusia sudah aku korbankan.Apa sajalah,bilang sampai kamu puas,aku ini tembok tempat kamu banting bantingan,aku ini kamar kecil tempat kamu pipis.Aku jadi abdi kamu dengan rasa bangga,kalau itu membuat kamu bisa jadi orang.Asal kamu tahu,asal kamu tahu saja ! Aku ini cemin kamu sendiri,makin kamu busuk makin busuk juga lurahmu ini !

BU LURAH
Sudah !
( menarik suaminya )

LURAH
Tidak usah ditarik,aku juga mau pergi,mereka sudah kalap.

LURAH DAN BU LURAH BERJALAN HENDAK KEMBALI.ORANG ORANG ITU INGIN MEGEJAR PAK LURAH TAPI DICEGAH OLEH ORANG TUA.MEREK RAMAI BERBANTAHAN DALAM BAHASA DAERAH .LAMPU DI TEMPAT KEDUA HANSIP ITU TERANG.KEDUA PERISTIWA YANG BERLAINAN TEMPAT ITU SALING MENGHAMPIRI LAGI.KEDUA HANSIP LANGSUNG BICARA MENGATASI SEMUANYA.KEDUA PERISTIWA ITU BERSINGGUNGAN LAGI.

HANSIP
Orang orang itu tidak bisa menjawab apa kata pak lurah.hebat.

HANSIP
Pulang Pak,pulang ,jangan ladeni mereka !

HANSIP
Bapak dan ibu mengalah,meskipun benar.pak lurah memang orang arif,beliau tahu kalah itu tidak berarti menang.Beliau memikirkan secara luas,ini massa sedang mabok harus lemes.Mengalah tidak berarti kalah.

HANSIP
Pak lurah sudah mau pulang tapi orang orang itu jadi buas,mereka menyerang.

HANSIP
Pak lurahhhhhhhhhhhh

HANSIP
Mereka menyerang ! Awas ! ( meloncat )

LURAH DAN BU LURAH SERTA SEMUA ORANG KAGET.KEDUA HANSIP MELONCAT BERLARI MENYERBU KE DEKAT PAK DAN BU LURAH MELEWATI ORANG ORANG ITU.ORANG ORANG ITU KAGET.ADA YANG JATUH BERDESAKAN.


SESEORANG
Awas !

SESEORANG
Heeeee ! Itu dia kentus yang dulu !

SESEORANG
Jangan lepaskan !
( melempar )

SETELAH SATU MELEMPAR,SEMUA IKUT MELEMPARKAN BATU MENGHUJANI LURAH SERTA HANSIP.SIMPANAN RASA SAKIT MEREKA KEMBALI DIMUNTAHKAN TAK PEDULI KEPADA SIAPA.SEGALA MACAM RASA KESAL KELUAR.

SESEORANG
Fitnah !

SESEORANG
Tukang santet !

SESEORANG
Kami bukan bulan bulanan jangan ganggu kami,kalau sawah kamu kering ,cari kerjaan lain !

SESEORANG
Jangan pakai dukun,kalau berani duel siapa salah pasti mampus !

SEMUA MENYUMPAHNYUMPAH MENGELUARKAN UNEKUNEKNYA YANG SUDAH SERING MEREKA LONTARKAN SEBELUMNYA.MEREKA TERUS MENDESAK. ORANG TUA BERUSAHA UNTUK MENCEGAH TAPI TAK BERDAYA.BU LURAH JATUH KENA LEMPAR.HANSIP BERUSAHA MEMBALAS TAPI BATU SEMAKIN BANYAK.PAK LURAH JUGA KEWALAHAN.AKHIRNYA LURAHTAK BISA BERBUAT LAIN KECUALI MEROGOH PISTOLNYA LALU MENEMBAK KE UDARA BERKALI-KALI.ORANG TU JATUH.ORANGORANG BARU MUNDUR.WARTAWAN MENJEPRET.

LURAH ( kepada wartawan sambil tetap menghunus senjata )
Sudah ?

WARTAWAN
Sudah.

LURAH ( menunjuk ke orang tua )
Kalau dia mati,itu bukan karena peluru,sebab aku menembak ke atas.Tapi kalau Ibu sampai meninggal,itu pasti karena kalian bunuh.

KEDUA HANSIP MENDEKATI BU LURAH.

LURAH
Bagaimana ?

HANSIP ( setelah memeriksa )
Selamat Pak.Hanya,satu,dua tiga,tiga belas benjolan.

LURAH
Itu ?
( Menunjuk Dengan Pistol Ke Arah Orang Tua Semuanya Mundur Karena Takut Hanya Wartawan Yang Maju Dan Memeriksa )
Mati ?

WARTAWAN MEMOTRET DENGAN LAMPU PIJAR.ORANG TUA BANGUN.


ORANG TUA
Jangan main main sama Orang Tua
( sambil melirik ke arah pistol )

HANSIP
Maka jangan main main sama pistol.

LURAH ( kepada Hansip )
Selamatkan Ibu ke tempat yang aman,Min !

HANSIP
Ya,Pak.
( kepada kawannya )
Ayo angkat.

HANSIP
Maaf Bu keadaan darurat.

KEDUA HANSIP MENGANGKAT BU LURAH.

LURAH
Sekarang kita buka kartu saja supaya bersih persoalan ini.

BU LURAH ( sembari dipapah berteriak )
Skol,skol ketinggalan !

LURAH
Apa ?

HANSIP
Skol Pak,skol !

BU LURAH DITARUH.BU LURAH BERDIRI.SALAH SATU HANSIP MENCARI SANDAL SKOL YANG TERCECER.SEMUANYA MENUNGGU.SETELAH KETEMU HANSIP KEMBALI MEMAPAH BU LURAH KELUAR.WARTAWAN MENGAMBIL GAMBAR.SAMPAI DI TEMPATNYA,SALAH SATU SISI PANGGUNG,BU LURAH DIDUDUKKAN. WARTAWAN TERUS MEMOTRET.


LURAH
Cukup !

HANSIP
Cukup !
( Wartawan Berlari Bergabung Dengan OrangOrang Itu )

LURAH
Jangan salah paham,penjajagan sudah dilakukan,aku sudah berusaha dekat meladeni kalian dengan halus, ngemong, semuanya.Aku sudah mengalah.Sekarang waktunya bertindak, memutuskan, karena kalian sudah terlalu tersesat.
( menembak ke udara )
Copot semua barang barang maksiat itu.Lebih baik kami jadi petani biasa daripada jadi buas dan kehilangan kepala.Copot !
( menembak lagi ke udara )
Kembali ke rumah kamu masing-masing, jangan gentayangan cari makan,jual tampang di rumah orang lain.Cangkul tanah kamu sendiri,jangan mengembik ngembik di kandang orang lain.Kita sedang bertapa jangan lengah kalau mau hidup.
( menembak lagi )
Copot !

HANSIP
Jangan diobral Pak nanti habis pelurunya.

LURAH
Copot !

HANSIP
Copot,copot semua ! Baju,sepatu,segala macam yang tidaktidak itu.Copot ! Jadi petani lagi ! Bandel ya ? Tembak lagi Pak.

LURAH MENEMBAK LAGI KE ATAS.

HANSIP
Lagi !

LURAH MENEMBAK LAGI.

HANSIP
Cukup ! Ayo mau copot tidak ?

SEMUA ORANG MAJU DAN MEMBUKA PAKAIANNYA.ADA JUGA YANG MEMBUKA RAM BUT PALSUNYA.MEREKA LEMPARKAN SEMUA ITU KE DEPAN,TINGGAL SECARIK KAIN SAJA MENUTUPI ANGGOTA RAHASIA MEREKA. KEDUA HANSIP MENGAWASI.


HANSIP
Itu ada yang curang,Pak.

HANSIP
Copot !

LURAH MENEMBAK SEKALI LAGI.KEDUA HANSIP TERKEJUT DAN TIARAP. SEMUA MELUCUTI DIRINYA,KECUALI WARTAWAN.


HANSIP
Semua sudah ? Tidak ada yang curang ? Min !

HANSIP
Sudah semua,Pak ! Pakaiannya boleh kami ambil ?

HANSIP
Hus !

LURAH
Terimakasih.Terimakasih atas pengertian kamu semua.Aku tahu kamu tidak senang,tapi jangan dikira aku senang,aku juga sakit.Kalau kamu edan aku juga ikut edan,kala kamu pakai cawat aku juga setali tiga uang.Hanya karena aku di sini pegang tugas yang kamu berikan,aku memakai perleng kapan ini,untuk pantas pantas kepada orang lain. Asal kamu tahu saja,runyam perasaan kamu,runyam juga peraaanku.Menangis kamu,menangis juga hati ini meskipun tidak kelihatan.

HANSIP
Kelihatan memang gagah pakai motor,tapi kami juga sering tidak makan.

LURAH
Dengar baik baik,setiap kamu kecewa,ingat,ingat, kalau memang hanya ini milik kita,mau apa lagi.Ya sudah,harus diterima.Asal kamu tahu ini milik kamu yang sesungguhnya.Hanya ini.Apa yang bukan punya kamu harus dikembalikan,supaya hidup kita lebih tenteram.Mana geretan !

HANSIP LANGSUNG MEMBERI ISYARAT TEMANNYA.YANG SATU MELEMPAR GERET AN.LALU HANSIP MENYERAHKAN PADA LURAH.


LURAH
Harus rela membuang yang bukan punya kamu !

LURAH MEMBAKAR BARANG DAN PAKAIAN ORANG DESA ITU.LAMPU MEREDUP TINGGAL CAHAYA API.TEMPAT BU LURAH TERANG.

BU LURAH
Bapak mengajak mereka kembali ke jalan yang benar. Memang sulit,karena mereka sudah terlalu jauh tenggelam.Tetapi kalau bukan sekarang,kapan lagi,nanti terlalu terlambat.Lebih baik sakit dulu nanti akhirnya bersenang senang.Sudahlah Pak,sini sekarang,semuanya menunggu laporan.

HANSIP
Bapak mencoba menjelaskan kepada mereka mengapa semua dilarang.

HANSIP
Dan semua mengerti.

LURAH BERGABUNG KETEMPAT HANSIP DAN BU LURAH,MASIH MEMEGANG SENJATANYA.ORANG ORANG DESA ITU BERLUTUT MENGHAMPIRI BARANG BARANGNYA DENGAN PANDANGAN KOSONG.

BU LURAH
Orang tani itu masih polos,jadi rasa kepatutannya masih tebal,asal dibimbing dengan kasih sayang,mereka orang yang setia.Ya tidak,Pak !
( mengambil pistol dari tangan suaminya )

ORANG ORANG DESA ITU MENUTUP MUKANYA DENGAN TOPENG PUTIH SEDANG KEDUA TANGANNYA MENUTUP TOPENG ITU.

LURAH
Aku mengucapkan terimakasih atas kerjasama warga yang baik sekali.Memang telah masuk laporan,ada sesuatu di pedalaman.Para penduduk telah tergoda oleh sesuatu yang tidak pantas.Tetapi kemudian segalanya sudah berjalan kembali sebagaimana biasa. Tidak ada apa apa yang perlu dicemaskan lagi,berkat kegesitan kedua petugas kita.

HANSIP
Semua bisa diatasi.

HANSIP
Dengan kata lain,aman.

TERDENGAR SUARA TEPUK TANGAN RIUH MENYAMBUT.HANSIP TERTAWA TAWA. ORANG ORANG DESA ITU MEMBUKA TANGANNYA LALU KELIHATAN TOPENG PUTIH.MEREKA MENGGAPAI GAPAIKAN TANGAN MENGIKUTI KOBARAN API.

LURAH
Selama ini mereka sudah keliru,sirik,iri hati,terpancing,memfitnah malah sudah mempergunakan ilmu hitam,sebagai jalan pintas karena terlalu ambisi cepat hasil.Itu loba.Untung berkat kebesaran Tuhan sekarang mereka sudah insaf.Mereka menyesali dosa-dosanya dengan menangis di dalam hati.

ORANG ORANG DESA ITU MENANGIS.

BU LURAH
Tangis yang menggembirakan.

HANSIP
Sekarang kami tenang istirahat.Tidak ada lagi yang edan tengah malam
( menirukan )
Siapa,siapa itu yang menangis.Jangan menangis lagi jangan menangis terus.
( mengubah suara )
Gombal !

HANSIP
Jangan ceroboh !

SUARA TANGIS ORANG ORANG ITU MENGERAS KEMBALI DAN BAHKAN MAKIN KENTAL

HANSIP
Apa itu ?

BU LURAH
Mattttt ! Kok belum dimatikan juga diselnya ! Untung petugas keamanan sekarang ada motor,jadi sekarang bisa cepat tanggap sudah.

LURAH
Begitu laporan masuk,kami cepat ke situ naik motor Pak Amin.Dan begitu selesai dengan motor kami kembali lagi ke mari tepat pada waktunya,sebelum rapat dimulai,jadi laporan keadaan lapangan yang terakhir bisa diolah.Terimakasih.

BU LURAH DAN PAK LURAH BERTEPUK TANGAN SAMBIL SENYUM KEPADA SEMUA ORANG.

HANSIP
Motor ! Mana motor ?

HANSIP
Astaga ketinggalan di situ !

HANSIP MELOMPAT MAU PERGI TAPI CEPAT DITAHAN KAWANNYA.MEREKA IKUT BERTEPUK TEPUK TANGAN SEPERTI LURAH.SUARA TANGIS MAKIN KUAT.KEDUA WARTAWAN DENGAN TUSTEL BERGANTUNGAN DI LEHERNYA MUNCUL DAN MEMBERIKAN KESAKSIAN,SEPERTI DILAKUKAN OLEH KEDUA HASIP,DULU.

WARTAWAN
Tengah malam buta,hampir dead line,telepon berdering dering,ada info hangat muncul,jauh di pelosok pedalaman sana,ada peristiwa yang ajaib.

WARTAWAN
Penduduk beramai ramai menangis di tengah malam buta entah apa sebabnya,kami diberi surat jalan dan perintah cari,bongkar sampai ke akar akarnya,apa sebabnya,cepat dapat dan tepat.

WARTAWAN
Tak peduli ada janji lain kami menerobos ke situ langsung ke inti persoalannya.Di mana,apa,siapa,kapan dan mengapa ? Ayo Ed,cepetan ! Ternyata apa ?

WARTAWAN
Ada fitnah,klenik,adu domba,sirik,santet,kepala manusia,orang orang menangis,orang mati,gontok gontokan,orang sakit hati,orang marah,motor,tembakan pistol,apalagi ya ?

WARTAWAN
Sandal Skol !

WARTAWAN
Masyallah ! Nek.

WARTAWAN
Itu itu juga ! Bukan berita lagi.Tidak laku di jual !

WARTAWAN
Terpaksa kami pulang dengan tangan kosong.Lalu memotret wanita wanita mandi di kali untuk album minggu ini.

SUARA MENANGIS MAKIN KERAS.DARI ATAS TURUN KEPALAKEPALA MANUSIA BERGELANTUNGAN, BERGOYANG GOYANG. HANSIP DAN PAK LURAH BERTEPUK TANGAN SEDANGKAN KEDUA WARTAWAN MEMOTRET MEMBIDIK SASARANNYA. SATU DUA ORANG DESA YANG MEMAKAI TOPENG PUTIH ITU MELAYANG. SUARA MENANGIS BERSAMA SAMA ITU MAKIN LAMA MAKIN DATAR DAN LAMPU PADAM PERLAHAN LAHAN,TAPI SUARA TANGIS ITU TERUS TERDENGAR MESKIPUN LAMAT LAMAT SAMPAI TONTONAN SELESAI DAN PENONTON TERAKHIR PERGI.SUARA TANGIS ITU TETAP SAJA KEDENGARAN SEPANJANG MALAM SEPANJANG HARI,SAMPAI PERTUNJUKAN BERIKUTNYA.


*****SELESAI*****

DeKalb,lO Agustus l986.