Senin, 16 Januari 2023

LIT - Viddy AD Daery

Sinopsis :
Di tengah kesemrawutan hukum Di REPUBLIK JOMBROT , Lit, pemimpin non-formal dari kaum terpelajar miskin, menantang kekuasaan semena-mena sistem pendidikan yang mahal dan mencekik rakyat, juga melawan polisi dan hamba-hamba hukum yang justru mempermainkan hukum.
Tapi, alam selalu mempunyai hukumnya sendiri.


Tokoh-tokoh :
Lit………………………………19 tahun.
Kepala sekolah………………….45 tahun.
Orang BP 3……………………..35 tahun.
Pemimpin Gelandangan………..30 tahun.
Pemimpin Satpol Tramtib………30 tahun
Komandan Polisi………………..35 tahun


Setting : latar belakang bentuk sekolah dijepit gedung-gedung tinggi.
Foreground : kumuh, tumpukan sampah dimana-mana persis di Indonesia.
Tanah-tanah basah dan becek, tergenang air dan lumpur.
Banyak lalat beterbangan.
Kucing dan ayam mengais-ngais sampah.
Kejorokan sangat terasa di mana-mana.
Dinding sekolah dicoret-coret.
Genteng sekolah bocor, piannya ngelingkap, jendela pecah pokoknya nggak terurus, duitnya Cuma dikorupsi para penggede.

Lampu gelap remang-remang memperlihatkan bentuk setting.
Lampu menyorot fokus bidang-bidang kumuh yang harus diperhatikan penonton.
Musik gemrenggeng aneh, penuh suara kucing,lalat, ayam dan suara desah orang bermain sex. Juga bicara berebut rokok.

Lampu yang gelap tiba-tiba menyorot terfokus pada seorang remaja berseragam SMU yang belel dan ditulisi macam2 juga bertambal-tambal, pokoknya amburadul, rambutnya awut-awutan.

Dia berdiri dan menggugat :

LIT :
Kenapa seluruh pelajaran budi pekerti yang diajarkan sejak SD sampai SLTA tidak berlaku di kehidupan nyata ?
( hening …3 menit )
Kenapa seluruh ajaran Kitab Suci dan teladan para nabi menjadi NOL dalam perjalanan hidup di REPUBLIK JOMBROT ini ?
( hening….lampu menyoroti tubuh2 yang teler…)

Tiba2 musik disko berdentam…Kamera menyorot anak2 SMU yang mabok, mereka bangkit lalu berdansa rancak pakai koreografi yang bagus, mengikuti irama disko, bagai di videoklip MTV di TVG :

Syair :
Lit,Lit,Lit..kita kawula alit
Lit,Lit,Lit…kita orang kejepit
Jangan lagi menjerit
Jangan lagi mencicit

Mereka tak akan menggubris
Mereka tak akan perduli

Elit kita elit tulalit
Elit kita elit yang sakit

Telinganya congekan
Penuh cureg ambune badheg…baunya nggak ketulungaaaannnn….

Usai dansa….mereka kecapekan…Tiba-tiba Kepsek dan BP 3 datang dan menegur mereka :

KS : 
waaaah…waah….diamput tenan iki….
Ini dia biang rusuh sekolah kita ini
Wis sekolah bolos terus…
SPP nggak pernah mbayar
Iuran OSIS gak bayar
Iuran komputer gak bayar
Iuran renang gak bayar
Iuran BP 3 gak bayar
Iuran guru udunen gak bayar
Iuran bu guru hamil gak bayar
Iuran kucing pak guru ketabrak truk gak bayar
Iuran fotokopi rumus-rumus gak bayar
Iuran ulang tahun guru kesenian gak bayar
Iuran tetangga pak guru kawinan gak bayar
Iuran guru agama naik haji gak bayar
Iuran guru fisika pindah rumah gak bayar
Iuran guru baru pesta tumpengan gak bayar
Iuran kepala sekolah kawin lagi gak bayar…waaah..wahhh….
Kalian ini kalau MISKIN JANGAN SEKOLAAAH !!!!
Sekolah sekarang hanya untuk orang berduit tahu !
Sudah nggak jamannya lagi sekolah mbayar bolet ! (keterangan: bolet= ubi jalar ).

Lit membantah :
Tapi kenapa di Malaysia,Brunei,Singapura, Thailand, bahkan di Srilangka yang negara miskin aja SEKOLAH BISA GRATIS !!!! ?????

KS bingung lholak-lolok gak bisa jawab.

KS nanya ke BP 3 :
Pak BP 3…gimana jawabannya nih ?
Kamu kan yang paling bisa ngajarin aku praktek-praktek pemerasan terhadap orang tua siswa ?

BP 3 membisiki : 
wssswssswsss….

KS : 
Opoooo ???????? Wswswsws…iku opo ????

BP 3 : 
Whalah bapak ini ah…itu lhooo…wswswswswsw…..

KS : 
Oooo yayaya….pemerintah negara-negara asing itu kan memberi subsidi terhadap dunia pendidikan, goblok ! Pemerintah kita kan sudah mencabut subsidi pendidikan, dananya dikorupsi…weeeek….goblok !

BP 3 : 
Lho pak, yang goblok Bapak !

KS : 
Heh, lha kok aku yang goblok ?

BP 3 : 
Ya sudah, yang goblok dan bajingan adalah pemerintah !

LIT : ( bernada sangat marah dan berang )
Kenapa ? Kenapa subsidi kepada anggota-anggota DPR, uang dinas jabatan menteri dan pejabat-penjabat tinggi justru dinaikkan kok malah subsidi pendidikan dicabut ????

KS : 
Lha yo embuh….kok nanyak aku…

BP 3 : 
Lho pak, jawabannya wswswswswswsws….

KS :
Jawabannya wes hewes hewes bablas angine…..

BP 3 : 
Lho bukan gitu pak….ssst…wewswswswswsws

KS : 
Oooo, ya supaya kalian bayar sekolah, gitu aja kok repot ! Lagian bukankah orangtua kalian selama ini adalah rakyat paling baik di dunia ? Tapi sebenarnya berarti rakyat paling bodoh didunia hehehehe….Lha ya toh….orang tua kalian bayar tarif listrik yang terus naik, nggak pernah protes.
Tarif telpon naik, gak penah protes.
Tarif air minum naik, gak pernah protes.
Iuran sampah naik, gak pernah protes.
Iuran RT RW…bayaaar aja.
Iuran 17 agustusan, bayaar aja.
Iuran lebaran, bayaar aja.
Iuran natalan, bayaar aja.
Iuran imlek, bayaar aja.
Iuran nyepi, bayaar aja.
( Ayo penonton, kalian kan rakyat yang baik…kalau aku habis omong kalian bilang : bayaaar aja….ayo mulai…)
Harga minyak naik, ( penonton : bayaaar aja…dst )
Elpiji naik,
Daging naik,
Sayur mayur naik,
Tempe naik,
Onde-onde naik,
Gula nak,
Telur naik,
Susu naik,
Terigu naik,
Sabun naik,
Odol naik,
Baju naik,
Sepatu naik,
Minyak rambut naik,
TARIF NDOLLY naiiikkkk……
Lhoooo……………. Pokoknya kami sampai heran, ortu kalian itu manusia apa mayat hidup ? Naah, sudah ortu kalian kayak mayat hidup dan penurut kayak kerbau dongok…eeh,kalian anak-anaknya malah sok jadi PEMBERONTAK….

Lit :
Karena kami tidak mau seperti orang tua kami yang bodoh dan jahiliyah !!!!!

BP 3 : 
waah,waah…Pak,anak-anak ini ngomongnya sudah keblinger ini pak, sudah bernada kiri !
Ini pasti sudah dihasut oleh LSM-LSM kiri itu pak.
Ini sudah masalah politik,pak !
Ini sudah subversib pak, berarti sudah masalah serius ini pak…
Kita harus lapor ke polisi ini pak….
Mudah-mudahan bisa ditindas lebih kejam dari yang di Makassar itu pak.

KS : 
ya setelah ada kasus Makassar polisi jadi ngeper, reeek…

BP 3 : 
Kata siapa ? Wong polisi itu ya preman kok, bedanya Cuma pakai seragam yang dibeli dari uang rakyat.

KS : 
Ya sudah ayo cepat telpon….

KS dan BP 3 nyari telpon. Ketemu Hp-nya, lalu saling nyuruh.

KS : 
ini Hp-nya,kamu aja yang nelpon.

BP 3 : 
Lho ya Pak KS toh, orang Bapak adalah kepala sekolah, yang punya wewenang kok….

KS : 
halaaahhhhhh….kamu juga nggak papa toh, soalnya kamu lebih pandai bicara….otakmu lebih kancil.

BP 3 : 
Bapak aja ah.

KS : 
Kamu aja.

BP 3 : 
Bapak aja.

KS : 
 Kamu aja.

BP 3 : 
Bapak aja.

KS : 
Kamu aja.

BP 3 : 
Bapak.

KS : 
Kamu.

BP 3 : 
Bapak.

KS : 
Kamu.

BP 3 : 
Bapak kamu.

KS : 
Bapakku ? Bapakku sudah almarhum jeee…lho ini yok opo sih, kok mbanyol kayak Srimulat aja….tak antemi lho koen…

BP 3 : 
lho kehidupan kita ini memang panggung komedi pak, apalagi di Republik Silit ini…malah lebih lucu dari Srilmulat lho, makanya Srimulat di THR itu bangkrut pak, kalah lucu dari kehidupan sehari-hari pakk…

KS : 
Sudah-sudah….katamu ini masalah gawat, makanya jangan guyon ae…ayo cepat lapor polisi !!!

BP 3 : 
lha memangnya kenapa kalau bapak KS aja yang lapor ?

KS : 
hmmm….aku takut dimintai bayaran eee…soalnya kata orang, kalau lapor polisi kehilangan anjing, kita malah dimintai ongkos sebasar kambing…lho lak rugi reek…Lha ini bukan soal anjing, ini soal subversi, kita bisa dimintai ongkos berjuta-juta toh ?? Biayanya itu lebih subversif ketimbang subversinya….ya tooh ?

BP 3 : 
Lhaaaaa,bapak ini….kita ini orang kaya, lembaga kaya….wong kita korupsi gedhe-gedhean kok takut dipalak polisi sejuta dua juta….

KS : 
Lhooooooooo….itu rahasia, Dul, jangan diomongkan didepan umum….

BP 3 : 
halaaah paak, jaman sekarang korupsi itu dilakukan dari presiden sampai tukang cat, jangan takuuut….lembaga komisi pemberantas korupsi aja nggak pernah ngapa-ngapain……malah kerjanya juga korupsi kok.

TIBA-TIBA terdengar suara gemuruh. Muncul sekelompok gelandangan kumal, membawa poster-poster :
BERI KAMI PENDIDIKAN GRATIS SESUAI PASAL 31 UUD 45
MEGAWATI : PENDIDIKAN GRATIS ITU MENYESATKAN ! DASAR YANG NGOMONG GUOBLOK !
Dsbnya.

Yel-yel minta pendidikan gratis diteriakkan oleh para gelandangan, setelah itu pemimpinnya memberi isyarat agar diam.

Pimp.Gelandangan/PG : 
Apa benar ini kantor Dinas Pendidikan ?

KS dan BP 3 berpandangan bingung.

KS : 
Kamu ini guuuooobbloogghk uhuk-uhuk ( sampai batuk ).
Ini SMU NOL BESAR ! Kantor Dinas Pendidikan itu disana lho, di bawah jembatan sana lho.

PG : 
Ooooo…itu tadi…ituuu tutup pak, lha pagere dikunci e pak, digembok pak.

KS : 
ya iya, tapi kan ada satpam yang jaga.

PG : 
Nggak ada pak,digembok kok pak, …

KS : 
Soalnya mereka tahu kalian akan datang berdemo…

PG : 
tahu dari mana ? wong kami nggak ngomong apa-apa sama mereka kok…

KS : 
Tapi kalian kan lapor polisi kan ?

PG : 
Lha iya toh pak…kan peraturannya begitu, kalau mau demo, harus lapor polisi dulu….

KS : 
Ya itu, kalian dibujuki polisi…ya polisinya sudah nelpon Kepala Dinas Pendidikan, Ndul.

PG : 
Waah busuk sekali kelakuan orang pinter itu ya, ulahnya Cuma minteri rakyat, bukan membangun dan memakmurkan rakyat….

KS : 
Lho, baru tahu toh ? Waaah….guuuoooblok, makanya kok dalam pemilu ini kalian pilih lagi partaipartai busuk…dasar rakyat guuuuooobbloookkkkk kelas berrraat !!!!

LIT : 
Ini memang negeri busuk, bang. Presiden busuk, menteri busuk, pejabat tinggi sampai rendah busuk. Tentara busuk, kyai busuk, pengusaha busuk. Kepala sekolah juga busuk !!!!

KS : 
Lho kok malah aku diseret-seret dalam kebusukan toh….

BP 3 : 
Nggak apa-apa pak, nggak apa-apa….

KS : 
Lho kok nggak apa-apa…

BP 3 : 
Lebih baik busuk tapi duitnya banyak, ketimbang bersih tapi bodhoooooooo…

Musik menggema, disko dangdut. Semua menari rancak dengan koregrafi yang asyik. Semua menari dan menyanyi koor :

Suk-suk-suk-busssssssssssssssssssuuuuuuuuuuuuuuuuuuukkk….
Ini negeri busuk
Telurnya busuk-busuk
Tomatnya busuk-busuk
Katesnya busuk-busuk
Mangganya busuk-busuk
Dagingnya busuk-busuk
Rotinya busuk-busuk
Airnya busuk-busuk
Susunya busuk-busuk

Insert LIT menyela : 
 hanya SUSUMU yang tidak busuk….

Musik lagi, Koor lagi :
Suk-suk-suk bussssssssssssssssuuuuuuuuuuukkkkkkkkk
Presiden busuk-busuk
Menteri busuk-busuk
Dirjennya busuk-busuk
Irjennya busuk-busuk
Stafnya busuk-busuk
Satpamnya Busuk-busuk
Polisi busuk-busuk
Tentara Busuk-busuk
Kyai busuk-busuk
Gurunya busuk-busuk
Pedagang busuk-busuk
Pedaging busuk-busuk

Insert LIT : 
Hanya rakyat yang tidak busuk.

Koor : 
KARENA SUDAH BOOOOSSSOOOKKKK!!!

Tiba-tiba datang rombongan tramtib dengan membawa pentungan, mereka petantang petenteng.


Kepala Tramtib ( Katib ) :
Ada apa ini ? Heh…ada apa ini ? Apaaa iniiii ada-ada…eh…adakah.. iniiii apa-apa… eeeh…. pokoknya kalian ini mengganggu ketertiban….ketertiban apa ketiban yooo ? Ketiban lak kejatuhan….Wis jangan pringisan…lho kan aku sendiri ya yang pringisan….yaaakkk hush !!!.lhaaaa iniiii ( menunjuk-mengenali-Kelompok Gelandangan ) Ini…musuh besarku ini…kalian ini bisanya Cuma mengganggu kedamaian masyarakat saja too…bikin rusuh,bikin sampah….lha kalian ini sudah sering kuusir, tak garuk, tak giepuki…lha kok masih berani unjuk rasa ! Gak kapok-kapok ya kalian…. ????

LIT maju dan menjendul kepala Katib.

Lit : 
Pak, dadi opooooooooooo koen iku, eta-ete…petentengan kayak wong penting aja. Kamu itu preman bayaran tahu, kalian lebih sampah dari para gelandangan yang kalian anggap sampah itu. Ya kalian-kalian itu pak yang namanya RAKYAT BUSUK. Mencari makan kok dengan cara menggebugi sesama rakyat kecil. Ingat pak,kalian juga orang miskin. Rumah kalian,rumah petak di pingiran kota toooh,sewanya Cuma Rp 100.000,- sebulan toh ? Lihat saat ini isteri kalian belum masak nasi toh…anak kalian kelaparan,tidak bisa sekolah, semua karena pemerasan yang dilakukan para pemimpin busuk, para elit tulalit. Tapi kalian malah menjadi kaki tangan orang-orang busuk itu, dan malah memukuli sesama rakyat kecil yang tertindas. Kalian itu laksana ANJING, tahu ! Kok tega kalian memukuli sesama rakyat, merobohkan rumah-rumah gubug rakyat, apa kalian nggak bisa membayangkan kalau itu menimpa rumah dan keluarga kalian sendiri ?

Tiba-tiba Katib terharu dan menangis. Anak buahnya ikut menangis. Terdengar tangisan bersahut-sahutan. Ada yang hoaaaaaaaaaa…..huuuuuu….haaaaaaaaaoooo…. dsbnya ramai sekali. Memang tangisan mereka harus berefek lucu tapi serius.

Lit : 
He , he, he….sudah,sudah, berhenti menangis ! Tangisan tidak menyelesaikan masalah ! Para pemimpin busuk sudah kebal, tidak akan jatuh kasihan hanya dengan air mata dan darah rakyat. Rakyat sendiri sih yang memang bodoh. Pemilu itu kan sarana yang demokratis dan merupakan kesempatan untuk memilih pemimpin yang baik dan menendang pemimpin yang busuk. Eee lha kok rakyat malah memenangkan partai-partai busuk, dan menelantarkan partai-partai yang ingin menyelamatkan rakyat. Itu semua karena rakyat bodoh ! Bodoh terus karena tidak pernah dididik ! Karena sekolah bayarnya mahal ! Padahal seharusnya gratis !!!! Coba baca UUD 45 !

( tiba-tiba semua mengeluarkan buku UUD 45 dari sakunya---ya sudah dipersiapkan toooh… )


Lit : 
Ayo semua membaca Pasal 31….

Semua koor membaca :

1. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.
2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerntah wajib membiayainya.
3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa…
4. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari APBN dan APBD.

KS : 
Lho,lho,lho…berarti selama ini pemerintah sendiri melanggar undang-undang ?

Koor : 
Wis suwe rek, kok gek ngerti…

KS : 
Lho. Berarti aku bodho yo kok gek ngerti ?

Siswa-siswa : 
Lho wis suwe Pak…Kami sampek muak kok….Bapak aja yang kayak badak…..

KS : 
Oooo jadi aku ini badak yooo….wis rek, gini aja, aku sekarang sadar, tobat, pokoknya seperti drama-drama itu lho, orang yang salah akhirnya tobat, sadar….minta maaf…dan sekarang saya putuskan kalian semua boleh sekolah gratis, anak-anak !

Lit : 
Serius tah ?

KS : 
Lho serius ,anak-anak….aku ini Kepala sekolah lho, berkuasa memutuskan…

Koor siswa : 
Horeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee…………………Hidup Pak Kepsek….

BP 3 : 
Lho Pak! Kok gratis sih…lha kita makan apa ?

Siswa-siswa koor : 
Taek iku panganen !

KS marah kepada BP 3.

KS : 
Memang kamu ini kok yang bikin masalah. Kamu ini lembaga ekstra ! Tidak resmi,tidak formal,kamu ini calo! Rente !

Siswa-siswa emosi : 
Ayo basmi ! Basmi ! Tunjeki ae !

Para gepeng terpengaruh : B
etul, basmi ! Bakar !

Semua mengeroyok BP 3 dan memassa sampai hancur berdarah-darah, bajunya sobek parah.

Lit : 
Sabar, sabar…jangan main hakim sendiri,teman-teman….

Tramtib : 
Gak isok…gak isok…ini dia biangnya sehingga rakyat kecil tidak bisa menikmati pendidikan ! Ayo bakar !

( semua membakar BP 3 dengan trik diganti boneka,sosok BP 3 dibakar ).

Api menjilat-jilat ke atas. Semua menari kesurupan diiringi musik disko seram….suara mereka fals mirip hantu haus darah….

Lirik :
Kami rakyat bisa seperti zombie
Sabar dan sabar
Meski kalian sakiti
Dan terus kalian sakiti

Namun jika kesabaran habis
Kamipun berubah total
Seperti raksasa Tiwikrama
Kami bisa marah tak terkendali

Jangan salahkan rakyat yang marah
Karena marahnya akibat ditindas
Berjuta-juta kali

Kalau rakyat sudah mengamok
Yang ada adalah REVOLUSI !
REVOLUSI !
REVOLUSI !
REVOLUSI !!!!!!!!!

Musik berhenti. Rakyat teriak-teriak tak terkendali.


Lit : 
Kita berRevolusi, tapi jangan anarki !

Tramtib : 
Yooo gak isoookkk….revolusi berarti cabut sampai akar-akarnya ! Ayoooo serbuuu !!!!

Semua massa menyerbu kota.
Lit meraung-raung menenangkan massa.
Massa tak perduli, bahkan ada yang memukuli dan menjongkrokkan Lit ke tanah.
Massa sudah kesetanan.
Mereka melempari kota. ( puluhan onde-onde berbungkus plastik dilemparkan ke arah penonton )
Mereka membakari kota.
( Setting gedung-gedung dari kertas dibakar massa ).
Lampu dimainkan menambah efek kebakaran kota.
Terdengar sirine meraung-raung.
Muncul petugas pemadam kebakaran menyemprotkan selang air kemana-mana tapi malah lebih banyak ke arah penonton, bukan ke arah gedung yang terbakar.
Para gepeng dihasut tramtib untuk memassa petugas kebakaran. Para petugas pemadam kebakaran malah digebuki dan dibunuh.

Lit : 
Berhenti ! Berhenti ! Pakai akal sehat ! Jangan menuruti hawa nafsu !

Tapi perang terus berlangsung. 
Maka datang rombongan polisi menembakkan bedil ke udara. Semua terpengaruh, kerusuhan mereda.

Komandan polisi : 
Hentikan ! Hentikan ! Menyerahlah kalian ! Kalau tidak, akan kami tembak di tempat !

Semua angkat tangan. Seorang polisi teler, malah menembak salah seorang : Dor ! Ternyata yang terkena KS, KS roboh, semua terkejut dan meradang. 
Komandan marah dan membentak polisi teler.

Kopol : 
He…kamu ini menyalahi prosedur…waah, bisa dicopot aku nanti….diaamput kamu ini Dul !

Dul : 
Sorry Pak !

Kopol : 
Enak aja sorry,sorry, ingat kasus Makassar….waaah aku dipecat nanti Dul gara-gara kamu.

Dul : 
Sorrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyy….pak.

Lit : 
He, ini soal nyawa, jangan main-main !

Dul : 
alaaaaaaa di Negeri Jombrot ini, nyawa sangat murah kok !

Lit : 
 Pernyataan bapak SANGAT MENYAKITKAN ! SANGAT MENYESATKAN !

Dul : 
Lhoooooooooo…ada faktanya lho, Nyongg ! Karena pemerintah menelantarkan rakyat, lalu rakyat yang putus asa bunuh diri, setahun ada sekitar 30 orang…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuu Lalu yang nekad menjadi copet, maling, garong, rampok, mereka sudah membunuh korban sekitar 170 orang setahun…lhooooooo aku polisi kok ya taaaaaaaahuuu Lalu para garong yang digerebeg polisi lalu lari dan ditembak, jumlah yang mati sekitar 200 orang setahun…lhooo….aku polisi kok ya taaaaaaaaaaahuuuu Menurut data CDC dan AGI, 2 juta nyawa bayi di Republik Jombrot ini dibunuh per tahun di meja aborsi Data yang dikutip koran MERDEKA baru-baru ini, setiap jam ada 2 ibu meninggal karena melahirkan lantaran kemiskinan dan buruknya fasilitas di Republik Gombal ini Lalu data ELSAM mencatat 65 buruh TKI mati setiap tahun di Singapura, karena negeri ini nggak bisa ngasih makan, karena duit negara sudah digarong para pemimpin Data dari Depkes RI mencatat 35 orang mati per tahun karena HIV AIDS Waaaah….dataku lengkap nyong ! Belum lagi yang mati karena berbagai macam penyakit, kecelakaan lalu lintas, kapal laut dan udara, belum yang mati-mati karena 1001 macam bencana alam yang terjadi tiap hari karena alam lingkungan dirusak….wooooooo nggak karu-karuan jumlah orang mati di Negeri Gombal Mukiyo ini…Tapi kok ya jumlah penduduk tetap berjubeeeeel aja…Makanya aku tinggal melanjutkan upaya PENCIUTAN PENDUDUK hehehehe Itu semua demi keseimbangan rasio kepadatan…hahahaha

Komandan Polisi : 
Sok tahu kamu Dul, daripada sok pinter dan lebih pinter dari aku, mendingan kamu tak tembak aja duluan !

Dor ! Polisi Dul mati.

Lit : 
Ini apa-apaan ? Apa tidak ada hukum di negeri ini ? Kok main bunuh semaunya ????

Komandan Polisi : 
hahahaha….hukum ? hukum di Republik Jombrot ini hanya berupa tulisan di buku-buku dan pidato para pejabat di televisi….pelaksanaannya Nol Besaaar !!!

Dor ! Komandan yang setres menembak satu gepeng.

Lit : 
Tunggu ! Anda polisi!anda penegak hukum, jangan justru malah menghancurkan hukum !

Kom-pol : 
He ! Kamu tidak tahu atau pura-pura bodoh ? Pelanggar hukum di Republik ini justru polisi, presiden dan para pejabat ! Coba kamu baca lagi kitab UUD 45 ! Berapa pasal yang dilanggar mereka ?

Dor ! Satu siswa mati.

Lit : 
Waaah…kalau begini caranya ya sudah, ayo perang…perang adalah satu-satunya pilihan karena terpaksa….hanya satu kata : Lawaaaan !!!!!!

Siswa sok pinter : 
Itu puisinya Wiji Thukul ya Lit ?

Siswa dan gepeng : 
Waaah, taek koen iki, sudah perang aja….serbuuuuu !!!!!!!!

Perang ramai. Semua saling bunuh. Polisi lawan massa. Semua mati, tinggal Lit yang hidup meski luka parah.

Dengan tertatih-tatih menahan luka, Lit menggugat negeri Gombal ini dengan puisi protes :
Dipimpin para pemimpin pengkhianat
Minyak berkhianat kepada rakyat
Air berkhianat kepada rakyat
Hutan berkhianat kepada rakyat
Gunung berkhianat kepada rakyat
Beras berkhianat kepada rakyat
Gula berkhianat kepada rakyat
Udara berkhianat kepada rakyat
Transportasi berkhianat kepada rakyat
Telekomunikasi berkhianat kepada rakyat
Rumah berkhianat kepada rakyat
Listrik berkhianat kepada rakyat
Batu berkhianat kepada rakyat
Pupuk berkhianat kepada rakyat
Sayur mayur berkhianat kepada rakyat
Buah-buahan berkhianat kepada rakyat
Daging Berkhianat kepada rakyat
Roti Berkhianat kepada rakyat
Sekolah berkhianat kepada rakyat
Buku-buku berkhianat kepada rakyat
Guru-guru mata duitan berkhianat kepada rakyat

Ulama-ulama gila hormat berkhianat kepada rakyat
Hakim-hakim bajingan berkhianat kepada rakyat
Polisi-polisi pemeras berkhianat kepada rakyat
Politisi-politisi badak berkhianat kepada rakyat
Cendekiawan-cendekiawan gila jabatan berkhianat kepada rakyat
Rakyat yang bodoh berkhianat kepada KEHORMATANNYA SENDIRI !

Lit berjalan terseok-seok menuju penonton. Sorot lampu mengiringi. Baunya menyebar harum
Lalu hilang di kerumunan penonton / lampu kian kabur

( Musik prihatin mendenging ngilu )


SELESAI

Penonton boleh tepuk tangan
Untuk pementasan 45 menit s-d 60 menit

Jakarta, Patal Senayan Juraganan 11 Mei 2004

BIODATA PENULIS NASKAH DRAMA / TEATER “ LIT ”
Viddy AD Daery atau Drs.Anuf Chafiddi lahir di Lamongan 28 Desember 1961 adalah penyair, cerpenis, novelis, kolumnis dan budayawan.
Sewaktu masih kuliah di FISIP UNAIR Surabaya, sudah menghasilkan puisi masterpiece “Surabaya mari Bicara Empat mata” yang sempat menjadi maskot DKS dan HUT Kotamadya Surabaya di zaman Walikota Poernomo Kasidi.
Setelah lulus sarjana sosiologi tahun 1987 , lalu menjadi koresponden Jawa Pos sambil mengelola toko emas di Lamongan.
Tahun 1991 hijrah ke Jakarta karena bekerja di TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ), mula-mula sebagai redaktur features SERBANEKA.
Tahun 1993-2001 menjadi produser eksekutif. Produknya yang terkenal antara lain : Lenong Bocah, Patrio Ngelaba, Telenovela Dimana Cinta Kutitipkan. Lalu keluar dari TPI dan mendirikan jaringan production house sambil menjadi budayawan yang banyak diundang ceramah budaya Indonesia oleh negara-negara Asia Tenggara.
Novelnya “Sungai Bening” diterbitkan oleh PT Grasindo Jakarta, dan cukup laku di pasaran.
Sejak remaja/mahasiswa sampai kini aktif ikut lomba kreatif dan cukup banyak menyabet juara di bidang penulisan puisi, cerpen dan produksi acara televisi.
E-mailnya : viddyad2@yahoo.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar