Minggu, 29 Januari 2023

DO’A SI MISKIN - Rodli TL



DO’A SI MISKIN 
Karya : Rodli TL

Musik Pagi.
Pagi hari tatkala ayam jantan masih berkokok dan embun-embun mulai berterbangan. Anak-anak mulai bangun dari tidurnya, dan menyanyikan sebuah lagi dari tempat tidurnya masing-masing


Inilah pagi ayam jantan berkokok
Membangunkan matahari
Embun-embun bercengkrama
Pada rerumputan

berkemas menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah
Mereka siap dan pergi ke sekolah.

1. Anak-Anak : 
(berteriak bersama) berangkat ke sekolah!
(bernyanyi) 
Oh ibu dan ayah selamat pagi
Ku pergi sekolah sampai kan nanti

Sesampainya di ruang kelas mereka berucap salam dengan sesama teman mereka

2. Renti : 
hai teman-teman, selamat pagi dan selamat belajar! Sebelum bapak ibu guru datang, mari kita berlatih menyanyikan hymne guru, bagaimana?

3. 
Teman-teman : 
setuju….

Teman-teman sekolah menyambut dengan suka ria ajakan untuk berlatih bernyanyi. Mereka kemudian membuat formasi barisan koor hymne


4. Renti : 
dua, tiga, empat

5. Anak-Anak : (koor)
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan ku ukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku tuk pengabdianmu

Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa

Di tengah nyanyian hymne, satu persatu mereka meninggalkan Lita. Hanya Mega yang masih setia menemani

Musik mengalun sedih


6. Lita : 
Mega, kenapa teman-teman meninggalkan kita?

7. Mega : 
saya tidak tahu

8. Lita : 
saya heran, padahal kan tadi teman-teman bersemangat untuk belajar bernyanyi

9. Mega : 
ya, mungkin mereka belum sarapan

10. Lita : 
maksudnya?

11. Mega : 
ya mereka tidak kuat menahan lapar, kemudian mereka pergi untuk beli jajan sebagai pengganti sarapan

12. Lita : 
aneh!?

13. Mega : 
kamu tadi sudah sarapan?

14. Lita : 
tidak biasa

15. Mega : 
maksud kamu?

16. Lita : 
ya, saya tidak biasa sarapan sebelum berangkat ke sekolah

17. Mega : 
jadi kamu belum sarapan kan?

18. Lita : 
belum

19. Mega : 
kalau begitu ayo kita beli jajan seperti mereka

20. Lita : 
saya tidak punya uang

21. Mega : 
sudahlah, ayo! (menarik tangan Lita)

Menghilang pergi ke kantin diiringi musik sedih
Diam


Musik ceria mulai terdengar. Hanung dan teman temannya berkumpul menyanyi dan menari


22. Hanung : 
hai teman-teman, aku punya uang banyak sekali

23. Rozi : 
halaaah, paling-paling kamu bohong

24. Hanung : 
hai Rozi, sejak kapan kamu tidak percaya sama saya?

25. Rozi : 
sejak kamu belum mentraktir kita

26. Eko : 
iya Hanung, kalau kamu betul-betul banyak uang. Traktir kita lagi dong!

27. Hanung : 
ah kalian, selalu saja minta ditraktir

28. Supri : 
lha kalau kita yang mentraktir ya tidak pantas, yang banyak uangnya kan Hanung

29. Hanung :
 
okelah, let’s go (sambil merogo sakunya mencari uang, namun tak menemukannya) sebentar, uang saya dimana ya? Oh ya saya ingat, uang itu tadi saya simpan di saku tas (mengambil tas dan mencari uangnya, namun ia tidak menemukan uangnya)

30. Hanung : 
uang saya dimana ya, kok tidak ada. Hai teman-teman, apa kalian menemukan uang saya?

31. Eko : 
paling kamu lupa tidak membawanya

32. Hanung : 
tidak, saya ingat betul, tadi saya simpan di saku tas ini

33. Supri : 
paling-paling sudah kamu buat beli jajan.

Di sasat mereka kebingungan, tiba-tiba Renti masuk kelas


34. Renti : 
ada apa ini?

35. Hanung : 
hai Renti, kamu yang mengambil uang saya?

36. Renti : 
apa kamu bilang Hanung?

37. Hanung : 
kamu mengambil uang saya!

38. Renti : 
jangan sembarangan kamu menuduh orang

39. Hanung : 
saya tidak menuduh. Saya hanya tanya

40. Renti : 
Hanung, Itu artinya menuduh

41. Hanung : 
terserah kamu. Sekarang kembalikan uang saya

42. Renti : 
dengar Hanung. ibu bapak saya tidak pernah mengajari saya menjadi pencuri. Ibu bapak saya mengutuk anak-anaknya berbuat yang merugikan orang lain.

43. Eko : 
sudah diam! Jangan bertengkar

44. Supri : 
Hanung, bagaimana kalau kamu tanya pada Lita dan Mega. Pada waktu kita keluar beli jajan, mereka kan masih di dalam kelas

45. Rozi : 
ya hanung, tanya saja mereka berdua

46. Hanung : 
kalau begitu mari kita cari mereka

Mereka pun beramai-ramai memanggil Lita dan Mega. Mereka memaksa Lita dan Mega ke ruang kelas dan mengadilinya.

47. Lita : 
ada apa ini, kenapa kalian berbuat kasar kepada kami?

48. Rozi : 
ya, ini pantas diperlakukan pada pencuri

49. Mega : 
apa kamu bilang?

50. Eko : 
Mega, jangan berlagak. Terus terang aja!

51. Mega : 
hai teman-teman, maksud kalian apa?

52. Hanung : 
Lita si anak miskin dan kamu Mega. Tidak biasanya kalian berdua ke kantin membeli jajan.

53. Lita : 
terus kenapa kalian berbuat kasar pada kami? Apa tidak boleh kami sesekali membeli jajan.

54. Hanung : 
hai si miskin, diam! Darimana kamu dapat uang?

55. Lita : 
dibelikan sama Mega

Teman-teman lain mulai merasa menemukan siapa pencurinya

56. Rozi : 
hai teman-teman, sudah jelas kan siapa yang mencuri uang Hanung.

57. Eko : 
pencurinya adalah……

58. Hanung : 
stop tidak perlu kalian jawab

59. Eko : 
Pencurunya adalah…..

60. Supri : 
Stop, tidak perlu dijawab. Tidak perlu dikatakan. Semua disini sudah mengetahui siapa pencurinya. Hanung tanya sekali lagi pada Lita!

61. Hanung : 
Lita si anak miskin, dari mana kamu uang untuk beli jajan?

62. Mega : 
hai, apa maksud kalian, kalian menuduh kami mencuri uang kalian?

63. Hanung : 
Diam Mega, aku tidak tanya kalian.

64. Hanung : 
Lita, jawab! Dengan uang siapa kamu beli jajan?

65. Lita : 
saya dibelikan Mega

66. Eko : 
kesimpulanya, pencurinya adalah…………

67. Supri : 
stop, sekali lagi tidak perlu dijawab. Kita semua sudah tahu pencurinya.

68. Renti : 
Mega, kalian mengerti kan maksud teman-teman?

69. Mega : 
ya aku mengerti. Kalian menuduhku mencuri uang Hanung.

70. Hanung : 
(marah) mega aku tidak menuduhmu. Tapi ini kenyataan. Kamu adalah pencurinya

71. Mega : 
(marah) Hanung, jangan sembarangan kamu bicara..

72. Eko : 
Mega, jangan berkelit.

73. Mega : 
oh jadi kalian bersepakat menuduh kami pencuri

Teman-teman lain ramai berteriak mengatakan Mega dan Lita yang mengambil uang Hanung.


74. Hanung : 
dengarkan mereka Mega… bukan saya saja yang mengatakan kamu dan temanmu si miskin itu pencuri. Tapi semua teman yang ada di sini bersepakat bahwa kalian yang mengambil uang saya

75. Mega : 
atas dasar apa kalian menuduh kami?

76. Supri : 
ketika teman-teman pergi jajan, kalian masih saja tinggal di kelas

77. Eko : 
dan hari ini kamu banyak uang, buktinya kamu beli jajan

78. Hanung : 
Mega akui saja perbuatan tercela itu.

79. Mega : 
Berapa uang kamu yang hilang?

80. Hanung : 
lima puluh ribu

81. Mega : 
silakan cari di tas saya atau tas Lita

82. Hanung : 
Teman-teman tolong geledah tas mereka berdua

Teman-teman Hanung mengeluarkan semua isi tas mereka berdua tapi mereka tak menemukannya.

83. Eko : 
tidak ada Nung!

84. Rozi : 
ya jelas tidak ada, uangnya sudah dibelikan jajan

85. Mega : 
saya membeli jajan tidak dengan uang sebesar itu. Saya hanya mebeli satu bungkus kerupuk yang harganya lima ratus rupiah dan dengan uang lima ratus rupiah. Kerupuk itu kami makan
berdua. Demi Tuhan tidak lebih dari itu. Tanyakan pada Bulek penjual jajan itu kalau tidak percaya!

86. Lita : 
ya aku akui itu, memang aku tidak sering keluar kelas untuk beli jajan seperti kalian. Aku akui, kalian memang benar memanggilku dengan sebutan si miskin karena kami benar-benar anak miskin. Lebih dari itu yang aku alami. Kami bukan saja miskin, tapi kami juga tidak punya ibu. Sungguh teman kami tak pernah melakukan perbuatan tercela itu (menangis mengingat ibunya)

Musik mengalun sedih, mengiringi nyanyian

87. Mega : 
(menyanyi) 
Oh ibu air matamu
Ku ingin bersimpuh padamu
Nyanyikan dongeng belaianmu
Surga di telapak kakimu

88. Lita : 
maafkan saya ibu, sungguh aku tidak melakukan perbuatan yang tidak terpuji itu. Sungguh ibu saya bukan pencurinya.
Tuhan kabulkanlah do’a si miskin yang sedang teraniayah ini.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang tidak menjadi haknya.
Tuhan berikanlah peringatan kepada orang-orang yang memakan barang yang bukan haknya
Tuhan berikan kami petunjuk menuju jalan yang benar, jalan yang Engkau ridloi.
Tuhan, sungguh kabulkan do’a si miskin yang piatu yang kini
sedang teraniaya.

Nyanyian Mega terus mengalir mengiringi doa si yatim. Sedang Lita khusuk menagisi do’anya pada Tuhan.

Tiba-tiba Rozi dan Eko mengerang kesakitan. Mereka sakit perut. Mempertanyakan jajan yang mereka beli


89. Eko : 
aduuh sakit

90. Rozi : 
perutku juga sakit, aduuuh

91. Eko : 
mungkin roti yang kita beli tadi. Roti itu mungkin sudah jamuran.

92. Rozi : 
bukan hanya roti itu, tapi uang yang kita gunakan untuk membeli

93. Eko : 
maksudnya uang yang kita curi itu

94. Rozi : 
juga do’a Lita si miskin yang piatu itu.

95. Eko : 
aduuuh sakit

96. Rozi : 
perutku juga sakit, aduuuh


*****Tamat*****
Lamongan, 20 September 2004

Tidak ada komentar:

Posting Komentar