Sabtu, 31 Desember 2022

KEBENARAN YANG MEMBUNUH - Meong Purwanto


 
PEMAIN :
KAPTEN
FRATER
SIPIR I
SIPIR II
FIRDAUS
POLISI

NASKAH :
MEONG PURWANTO

SINOPSIS
Aku berkata yang sebenarnya, tanpa kesulitan apapun. Sebab kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan untuk sampai kepada kebenaran, berarti bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati.
Adalah kebenaran yang menakutkan ini mencegahku merasa takut kepada kekurangajaran pejabat dan penguasa lainnya. Dengan mudahnya aku meludahi muka – muka dan kata penuh kebohongan itu, meludahi surat – surat kabar yang penuh kebohongan itu.

PENJARA
KERAS DAN DINGIN
LONCENG PUKUL 12 MALAM
TERDENGAR LOLONGAN SEORANG PEREMPUAN

KAPTEN ( KEPALA PENJARA ) SEORANG SIPIR PEREMPUAN, DAN FRATER ADA DISANA


KAPTEN 
Saya belum pernah menjumpai orang seperti dia, di dalam maupun diluar penjara ini. Dia menolak semua pengunjung dan tidak mau berbicara dengan siapapun juga. Biasanya dia tidak menyentuh makanan sama sekali dan tetap tidak tidur sampai pagi hari. Suatu hari dia minta pena dan kertas, kemudian dia habiskan waktu berjam – jam lamanya dengan membungkuk di atas pena dan kertas itu tanpa bergerak. Saya tidak dapat mengatakan apakah dia menulis sebuah surat atau berbuat yang lainya. Barangkali dia tidak menulis apa-apa.

FRATER
Jadi demikian keadaanya.

KAPTEN
Ya … benar Frater, dan yang lebih mengherankan lagi sedikitpun dia tidak merasa bersalah bahkan terbesit rasa kebanggaan yang aneh.

SIPIR I
Kita akan menembaknya besok pagi. Apa gunanya Frater atau orang lain bagi dia ? biarkan saja dia !

FRATER
Aku sama sekali tidak berurusan dengan para penguasa baik di tempat ini maupun di tempat lain.

SIPIR I
Itulah yang selalu mereka katakan.

FRATER
Apa sebabnya kau naik pitam, seakan-akan akulah yang akan menembaknya besok pagi ? kau pikir dia itu tidak bersalah, bahwa dia tidak membunuh pejabat itu ?

SIPIR I
Pembunuh atau bukan, dia adalah seorang perempuan yang tidak bersalah, dan dia tidak perlu dihukum mati. Mereka itulah yang harus ditembak mati !

FRATER
Mereka ? siapa yang kau maksud dengan “ mereka “.

SIPIR II
Bagaimana mungkin bahwa hanya Frater sendiri saja yang tidak mengenal mereka itu ?

KAPTEN
Sipir, kau sangat tidak pantas berbicara seperti itu kepada Frater kita ini.

SIPIR I
Maaf, Kapten, tetapi kami hanya mengatakan apa yang kami tahu.

KAPTEN
Tetapi tidak kulihat sesuatu yang dapat kau jadikan alasan untuk memcurigai Frater.

SIPIR I
Siap Kapten !

KAPTEN
Sudahlah. Sekarang kalian pergilah kesana dan tanyailah perempuan itu, apakah dia mau bertemu dengan Frater ?

BARENG
Siap Kapten !

SIPIR MELANGKAH MENUJU LORONG ITU

KAPTEN
Maafkan mereka Frater, seluruh hidupnya hanya dihabiskan untuk membersihkan lantai gedung penjara ini. Hingga terkadang mereka tidak bisa memilih kata-kata yang santun.

FRATER
Dia tidak bersalah Kapten, sayalah yang seharusnya mengerti.

KAPTEN
Saya sudah menasehatinya setiap kali, bahwa mereka harus belajar menggunakan pikirannya, dan bukan melulu perasaannya.

FRATER
Dia perlu pelampiasan. Bukankah seluruh hidupnya dihabiskan melulu hanya untuk rutinitas kerja ? dengan memberinya kesempatan untuk menggunakan perasaannya, sedikit banyak mereka akan merasa sedikit terhibur.

KAPTEN
Ya … bukan cuma mereka sebenarnya, saya sendiripun sangat membutuhkan hiburan.

LONCENG PUKUL SATU MALAM

KAPTEN
Oh ... subuh nanti saya harus memberi aba – aba kepada para algojo untuk menarik picu, dan ... oh saya tak dapat membayangkannya.

FRATER
Saya mengerti, Kapten. Seringkali kita dipojokkan untuk menentukan salah satu pilihan di antara berbagai pilihan yang ada, yang sebenarnya sama – sama tidak nikmatnya. Bahkan seringkali pula kita dipaksa dalam situasi yang tanpa pilihan. Dan dalam kasus yang tengah Kapten hadapi ini, pilihan – pilihan itu sangat tipis jaraknya, dan kabur. Tetapi Kapten, sejarah telah membuktikan bahwa hanya mereka yang dapat menentukan salah satu pilihan tersebut dengan tepat dialah yang akan menjadi manusia terhormat.

KAPTEN
Dan Frater sendiri berdiri pada pilihan yang mana ?

FRATER
Profesi saya mengijinkan saya untuk tidak memilih salah satu pilihan diantara dua ujung pilihan yang saling bertentangan.

SIPIR MUNCUL LESU


FRATER
Bagaimana ? apakah dia …

SIPIR II ( Cuma menggeleng lesu )

FRATER
Apakah dia berkata kepadamu bahwa dia mengenaliku ?

SIPIR II
Tidak. Dia tidak mengatakan apa-apa tetapi dia mengenal anda.

FRATER
Bagaimana kau tahu bahwa dia mengenaliku ?

SIPIR II
Kami dapat membaca perasaannya.

FRATER
Perempuan macam apa dia ? sejak dia menolakku, apakah itu berarti bahwa dia adalah pribadi yang lebih baik daripada aku.

KAPTEN
Tetapi dia pun menolak untuk menandatangani Surat Permohonan kepada Presiden supaya melindunginya dari hukuman mati.

FRATER
Barangkali itu merupakan tanda bahwa dia lebih baik daripada Kepala Negara.

SIPIR II
Tak perlu risau Frater. Penolakannya untuk bertemu dengan anda bukan di tujukan kepada diri anda pribadi, tetapi kepada dunia dan setiap orang yang ada di dunia ini.

TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN

FRATER
Suara apa itu, Kapten ?

KAPTEN
Seperti dari lorong yang jauh.

SIPIR I
Itu suara dari selnya.

FRATER
Santo Petrus !

KAPTEN
Sipir, coba kalian tengok asal suara itu !

SIPIR
Siap Kapten !

SIPIR MELANGKAH MENUJU LORONG ITU, SEBENTAR MUNCUL LAGI DENGAN BERLARI DAN BERTERIAK – TERIAK


BARENG
Frater ! Frater !

FRATER
Ada apa ? kenapa kau berlari – lari dan berteriak – teriak seperti anak kecil begini ?

SIPIR II
Frater ! bila Presiden secara pribadi menyuruh saya untuk minta anda datang menghadap kepadanya, kiranya saya tak akan hanyut oleh perasaan yang berlebihan seperti ini. Tetapi , Frater ... dia Frater perempuan itu.

FRATER
Dia ? kenapa dia ?

SIPIR I
Dia ... wanita itu ingin bertemu dengan anda.

KAPTEN
Biarkan dia bertemu dengan Frater, Sipir mari kita tinggalkan mereka.

BARENG
Siap Kapten !

ANGIN MATI
LONCENG PUKUL 2 DINI HARI
KAPTEN DAN SIPIR MENYINGKIR.
PEREMPUAN ITU MUNCUL DALAM KEMEGAHANNYA.
IA BERDIRI AGUNG DAN ALANGKAH ANGKUHNYA WAJAHNYA KUSUT DAN DINGIN.
MATANYA TEDUH DAN LIAR TUBUHNYA BAGAI PATUNG LILIN TAPI PERKASA.
IA MASIH TEGAK BERDIRI MENGALAHKAN PEMBAWA LAUTAN DAN GUNUNG – GUNUNG
FRATER SEDANG MENDAKI PUNCAK – PUNCAKNYA


FRATER
Apa yang ingin kau katakan padaku ?

FIRDAUS
Apa yang Frater inginkan dariku ?

FRATER
Tak ada.

FIRDAUS
Tak ada ? benar tak ada Frater ?

FRATER
Eee ... baiklah, aku hanya ingin menolongmu untuk menghadapi ( menghela nafas ).

FIRDAUS
Hentikan itu ! maaf, Frater. Aku hargai niat baik Frater, tetapi sejauh ini aku tidak membutuhkan pertolongan orang lain.

FRATER
Eee ... baik – baiklah. Kepala penjara ini meminta kehadiranku disini dan …

FIRDAUS
... untuk menolongku dalam menghadapi saat – saat terakhirku dan membantu mempersiapkan segala sesuatu yang aku perlukan sebelum mati. Bukankah begitu Frater ?

FRATER
Itu tidak ada salahnya bukan ? dan juga untuk memenuhi adat dari bangsa yang ber – Tuhan.

FIRDAUS
Aku tidak menyalahkan anda Frater. Tetapi lihatlah membujukku agar aku mau bertobat dan mohon pengampunan Tuhan atas segala kejahatan yang telah kulakukan, tetapi membiarkan mereka subuh nanti menarik picu dan membinasakan makhluk Tuhan lainnya. Anda namai tugas macam apa itu Frater ?

FRATER
Apakah kau mulai sarkastis terhadap profesiku ?

FIRDAUS
Aku tidak beranggapan demikian. Ya, barangkali aku hanya salah mengartikan peristiwa ini. Maafkan aku frater.

FRATER
Tidak, tidak, kau tidak bersalah. Cuma kau terlalu jujur, kau takut apa yang akan terjadi padamu subuh nanti. ( terharu )

FIRDAUS 
Adakah orang yang tidak takut mati ?

FRATER
Mungkin.

FIRDAUS
Mungkin ?

FRATER
Ya mungkin.

FIRDAUS
Jadi benar, aku adalah salah satu dari kemungkinan itu.

FRATER
Itu tak boleh terjadi padamu.

FIRDAUS
Kenapa ?

FRATER
Kau belum bertobat dan minta pengampunan Tuhan.

FIRDAUS
Tetapi aku tidak melihat perlunya bertobat.

FRATER
Kau telah membunuh pejabat itu dan kau telah melakukan kejahatan besar.

FIRDAUS
Apa yang dinamakan kejahatan, bukanlah kejahatan.

FRATER
Kau telah melakukan pembunuhan, tetapi kau menolak mengakuinya sebagai tindakan kejahatan, apa maksudmu ?

FIRDAUS
Karena aku punya alasan kenapa aku membunuh, dan meskipun pembunuhan itu tidak kurencanakan.

FRATER
Apa alasannya ?

FIRDAUS
Karena dia pantas mati !

FRATER
Tetapi urusan hidup dan mati bukanlah hakmu !

FIRDAUS
Ya aku tahu. Tetapi ketika aku membunuhnya, bukan aku yang melakukannya. Juga bukan pisau yang kuhujamkan ketubuhnya itu yang melakukannya. Melainkan ada sesuatu kekuatan lain dan itulah yang telah membunuhnya. Dan dia bernama KEBENARAN !

FRATER
Kebenaran ? kau tahu tentang kebenaran ?

FIRDAUS
Kebenaran yang membunuh !

FRATER
Santo Petrus.

MENDADAK HENING

FIRDAUS
Maafkan aku Frater. Frater kecewa menemuiku ?

FRATER
Tidak, tidak, anakku. Justru aku berbahagia.

FIRDAUS
Kenapa demikian ?

FRATER
Karena aku bertemu anak yang jujur dan manis.

FIRDAUS
Aku bukan orang baik.

FRATER
Tidak. Kau anak baik. Aku dapat melihatnya dari dalam matamu, kau anak baik dan lemah lembut.

FIRDAUS
Kulitku halus tetapi hatiku keras. Suaraku halus bukan karena lemah lembut, tetapi kehalusan watak yang kejam. Dan gigitanku mematikan. Tidak Frater, aku bukan orang baik.

FRATER
Seandainya kau tidak baik, tentu ada sebabnya. Setan telah membujukmu !

FIRDAUS
Aku tak pernah bertemu setan. Yang kutemui cuma ayah, paman, suamiku, para lelaki yang telah menampungku dan kawan – kawannya, dan para penguasa.

FRATER
Kau punya masa lalu, ceritakanlah !

FIRDAUS
Semuanya gelap.

FRATER
Bagaimana mulanya ?

LONCENG PUKUL 3 DINI HARI HENING KUSUT

FIRDAUS
Aku lari dari rumah ayah ketika aku baru menginjak remaja, setelah ia memperkosaku.

FRATER
Ayahmu ?

FIRDAUS
Bukan yang pertama kali.

FRATER
Santo Petrus.

FIRDAUS
Lalu aku minggat ke rumah paman yang akhirnya menjualku dengan imbalan mas kawin kepada seorang lelaki yang setiap hari memukuli muka dan tubuhku. Cuma lima hari aku bertahan dirumah suamiku itu.

FRATER
Lalu.

FIRDAUS
Aku lari kejalanan. Hidup di jalanan. Di tampung oleh lelaki – lelaki yang setiap hari memperkosaku atau menjualku kepada kawan – kawannya dengan harga murah. Terlempar dari germo yang satu ke germo yang lain dan dipekerjakan siang dan malam lebih dari sapi perahan. Tetapi kemudian aku memutuskan untuk menjadi pelacur tanpa harus terikat dengan siapapun. Dan kebetulan wajahku cantik, tubuhku padat berisi, hidup dengan otot serta mengisyaratkan nafsu, maka dalam waktu yang singkat aku menjadi pelacur kelas satu dan terpandang diantara lainnya sebab aku sering menyumbang panti asuhan atau proyek amal lainnya.

FRATER
Santo Petrus ! kau tidak berusaha untuk bekerja yang lebih baik, bekerja yang lebih terhormat ?

FIRDAUS
Pernah, sebagai karyawati rendahan di sebuah perusahaan besar. Tetapi akhirnya aku menyadari bahwa sebagai pelacur aku telah dipandang dengan lebih hormat dan dihargai lebih tinggi daripada semua karyawati atau pekerja perempuan lainnya. Aku tahu bahwa seorang karyawati lebih takut kehilangan nyawanya. Seorang karyawati takut kehilangan pekerjaannya sehingga rela diperlakukan sebagai pelacur oleh majikan mereka karena mereka tidak mengerti bahwa kehidupan seorang pelacur pada kenyataannya lebih baik daripada kehidupan mereka.

FRATER
Santo Petrus ! kau harus memohon ampunan anakku, jika bukan untuk pembunuhan yang telah kau lakukan, kau dapat memohon ampun untuk profesi yang telah kau jalani selama ini sebagai …

FIRDAUS
Pelacur ?

FRATER
Ya !

FIRDAUS
Dan apakah Frater bisa menyebutkan di antara berjuta profesi yang ada yang bukan pelacur ? Frater, kita semua adalah pelacur yang menjual diri dengan macam – macam nama dan harga !

FRATER
Santo Petrus !

FIRDAUS
Santo Petrus ! Frater, tidak sesaat pun aku ragu – ragu mengenai integritas dan kehormatan diri sendiri sebagai perempuan. Aku tahu bahwa profesiku telah diciptakan oleh lelaki. Lelaki memaksa perempuan menjual tubuh mereka dengan harga tertentu, dan bahwa tubuh yang paling murah dibayar adalah tubuh sang isteri. Semua perempuan adalah pelacur dalam satu atau lain bentuk.

FRATER
Santo Petrus ! Dengarlah, anakku dengarlah ! baik ayah, paman dan suamimu, serta lelaki-lelaki yang telah menampungmu maupun siapa saja dari kawan – kawannya, tidak menyadari hargamu, kerena kau gagal untuk memberikan nilai cukup tinggi kepada dirimu. Lelaki tidak tahu nilai seorang perempuan, anakku. Perempuan itulah yang menentukan nilai dirinya. Semakin tinggi kau menaruh harga bagi dirimu, semakin mereka menyadari hargamu sebenarnya. Dan kini lihatlah, semua yang telah kau lakukan ini hanyalah akibat dendammu pada ayah, paman, suamimu, dan kenyataan buruk masa lalumu !

FIRDAUS
Bukan ! Tetapi karena aku telah sadar mengenai kenyataan, mengenai kebenaran ! ( MENGGELEGAK ). Semua perempuan adalah korban penipuan ! lelaki memaksakan penipuan kepada perempuan, kemudian menghukum mereka karena telah tertipu. Menindas mereka ketingkat terbawah, dan menghukum mereka karena telah jatuh begitu rendah. Mengikat mereka dalam perkawinan, dan menghukum mereka dengan kerja kasar sepanjang umur mereka. Menghantam mereka dengan penghinaan atau dengan pukulan. Aku sadar, bahwa yang paling sedikit diperdayakan dari semua perempuan adalah pelacur.

TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
LONCENG PUKUL 4 DINI HARI
HENING


FIRDAUS
Anda lelah Frater ?

FRATER
Tidak, aku mendengarkan, dan menikmatinya.

FIRDAUS
Anda lelah. Baiklah. Inilah kisah terakhirku yang menyebabkanku terseret ke penjara ini dan dijatuhi hukuman mati. Suatu hari seorang pejabat tinggi yang berpangkat Jenderal datang kepadaku. Dia berkata bahwa seorang tokoh yang amat penting dari Negara tetangga datang pagi itu dan menemui Presiden dalam acara Kunjungan Kenegaraan. Dalam satu kesempatan ditengah acara jamuan makan siang Kepala Negara memberi tahu dan memperlihatkan fotoku kepada tamu tersebut. Maka tamu tersebut ingin memesanku.

FRATER
Lalu kau pergi kepadanya ?

FIRDAUS
Seorang pelacur selalu mengatakan “ ya ” dan kemudian menyebutkan harganya. Bila ingin mengatakan “ tidak ” dia berhenti menjadi pelacur. Dan aku bukanlah seorang pelacur dalam arti yang sepenuhnya, maka sewaktu –waktu aku mengatakan “ tidak ”.

FRATER
Kenapa “ tidak ” ?

FIRDAUS
Aku benci penguasa.

FRATER
Kenapa soalnya ?

FIRDAUS
Karena yang ada pada mereka hanyalah kerakusan dan kepribadian yang penuh distorsi.

FRATER
Hati – hati bicaramu.

FIRDAUS
Aku cukup waras.

FRATER
Tapi kau bicara tanpa bukti.

FIRDAUS
Bukti ? setiap hari aku melihatnya. Seorang penguasa yang memiliki pelayan perempuan dan selir sebanyak tentaranya. Juga seorang penguasa yang suka membunuh dan menyiksa orang. Penguasa yang ketiga suka makanan, uang dan menimbun kekayaan tanpa batas. Seorang penguasa yang lain adalah yang begitu mencinta dan mengampuni dirinya sendiri sehingga baginya tak ada orang lain. Dan yang terakhir adalah seorang penguasa yang selalu ketakutan akan berbagai komplotan dan persekongkolan, sehingga dia menghabiskan waktunya dengan mengacaukan fakta – fakta sejarah dan memcoba memperdaya rakyatnya.

FRATER
Eee ... itu bisa saja terjadi. Tetapi bukankah kau seorang, maaf pelacur. Jadi apakah kau tidak tergiur oleh uangnya ? beliau pasti sangat mungkin untuk membayarmu dengan harga yang melebihi harga termahalmu.

FIRDAUS
Bagaimana mungkin aku menyetujuinya ? yang dia perbuat hanyalah menghabiskan uang berjuta – juta yang dia ambil dari rakyatnya yang mati kelaparan untuk diberikan kepada pelacur. Aku menolak pergi ke lelaki macam itu. Negeri ini dapat mereka miliki, tetapi tubuhku adalah milikku pribadi.

FRATER
Lalu apa yang kau maui sebenarnya ?

FIRDAUS
Tak ada.

FRATER
Tetapi kenapa kau menolaknya ?

FIRDAUS
Karena aku tak mau pergi kepadanya.

FRATER
Ah … bagaimana kau ini ? pastilah pejabat itu Jenderal itu sangat marah dan tersinggung dengan sikapmu itu.

FIRDAUS
Ya benar dan aku tahu apa sebabnya. Aku tahu bahwa dia hanyalah menerima perintah, dan setiap perintah yang diberikan kepadanya telah dia nilai sebagai tugas nasional yang bersifat suci. Apakah dia membawaku ke penjara ataukah ke ranjang tamu penting itu, baginya sama saja. Dimana terkait soal nasional. Seorang pelacur dapat diberi pernghormatan tertinggi, dan pembunuhan dapat menjadi suatu perbuatan heroik. Aku tetap pada pendirianku “ tidak ”.

FRATER
Kau berkata seperti itu, sepertinya kau sama sekali tidak merasa takut kepadanya dan kepada kemungkinan terburuk dari apa yang dapat diperbuatnya.

FIRDAUS
Mula-mula ya. Tetapi ketika dia mulai mengancamku dan mengucapkan kata –kata kotor sambil mendekatiku, aku mulai takut juga. Terlebih ketika ia mulai merogoh sakunya mengeluarkan pisau dari dalamnya, aku merasa takut luar biasa. Rasa takut yang menguasaiku bertahun – tahun seperti ketika aku berhadapan dengan ayah, paman suamiku dan setiap lelaki yang pernah lewat dalam hidupku. Dan kini dia Jenderal itu tengah memanfaatkan rasa takutku. Dia terus maju mendesakku. Dia mencengkeram tubuhku. Lalu tiba – tiba aku mendorongnya terlempar kebelakang, dan pisau itu lepas dari tangannya serta jatuh tepat didepan kakiku. Aku memungutnya. Dan saat itulah aku melihat rasa takut dimatanya aku dapat membacanya. Aku telah menghancurkan semua topeng dan mengungkapkan apa yang terselubung di belakangnya. Aku angkat tanganku tinggi – tinggi dan pisau itu tergenggam dengan mantap. Lalu segalanya berjalan dengan cepat, sangat cepat !

FRATER
Santo Petrus ! jadi benar-benar kau telah membunuhnya. Kau seorang penjahat.

FIRDAUS
Aku seorang pembunuh, tetapi aku tidak melakukan kejahatan, sebab aku hanya membunuh penjahat.

FRATER
Tetapi beliau seorang pejabat tinggi, seorang Menteri dan seorang pahlawan. Beliau bukan penjahat.

FIRDAUS
Bagiku perbuatan Menteri dan Presidennya sekalian tidaklah lebih dari kejahatan.

FRATER
Santo Petrus ! kau benar-benar seorang penjahat.

FIRDAUS
Tak ada seorang perempuan yang dapat menjadi penjahat. Untuk menjadi penjahat hanyalah lelaki.

FRATER
Coba lihat, apa yang barusan kau katakan !

FIRDAUS
Aku mengatakan yang sebenarmya, dan kebenaran itu adalah liar dan berbahaya !

FRATER
Santo Petrus.

FRATER ROBOH
FIRDAUS MENGGELEGAK
TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG BAGAI SERIGALA MURKA

FIRDAUS
Aku tahu apa sebabnya kalian begitu takutnya kepadaku. Akulah satu – satunya perempuan yang telah membuka kedok kalian dan memperlihatkan muka kenyataan buruk kalian. Kalian menghukumku sampai mati bukan karena aku telah membunuh pejabat itu, Tetapi karena kalian takut untuk membiarkan aku hidup. Hidupku berarti kematian kalian, kematianku berarti hidup kalian. Aku telah menang atas keduanya, kehidupan dan kematian, karena aku tidak mengharapkan apa – apa dan tidak takut apa – apa. Sebab selama hidup adalah keinginan dan harapan, ketakutan kita yang memperbudak kita. Kebebasan yang kunikmati membuat kalian marah. Kalian ingin ada sesuatu yang kuharapkan dan kutakutkan, kemudian kalian akan memperbudakku lagi. Tidak !

TERDENGAR LOLONGAN PEREMPUAN
FIRDAUS PUN MELOLONG BAGAI SERIGALA
MENDADAK HENING
LONCENG PUKUL 5 PAGI


POLISI
Waktumu telah tiba. Untuk yang terakhir kali, sekali lagi, meskipun tipis ada harapan kau dibebaskan jika kau mengirim Surat Permohonan Pengampunan kepada Presisen dan minta maaf atas kejahatan yang telah kau lakukan.

FIRDAUS
Jika kau keluar lagi dan memasuki kehidupan yang menjadi milik kalian, aku tidak akan berhenti membunuh. Jadi apa gunanya aku menyampaikan permohonan pengampunan kepada Presiden.

POLISI
Itu artinya kau memilih mati ?

FIRDAUS
Setiap orang harus mati. Aku lebih suka mati karena kejahatan yang kulakukan daripada karena salah satu kejahatan yang kau lakukan.

MUNCUL KAPTEN, SIPIR DAN FRATER

KAPTEN
Bagaimana ?

POLISI
Dia tetap menolak Surat Permohonan Pengampunan itu, Kapten.

KAPTEN
Baiklah kalau begitu. Mari kita berangkat.

FRATER
Sebentar. Untuk yang terakhir kali, siapa namamu ?

FIRDAUS
Firdaus.

FRATER
Firdaus ?

KAPTEN
Mari kita berangkat !

MEREKA BERANGKAT
TIBA – TIBA DARI JAUH TERDENGAR SUARA TEMBAKAN
FRATER TERKESIAP
KAPTEN DAN SIPIR MUNCUL LAGI
KAPTEN TERHUYUNG BAGAI PUISI PURBA


FRATER
Kenapa Kapten ? ada apa ?

KAPTEN
Suaranya sekarang tak ada, tetapi terus menerus bergema di dalam telinga, bergetar dalam kepala, menggoncangkan segalanya, menyebarkan rasa takut, rasa takut dari kebenaran yang membunuh. Kekuatan kebenaran, sama liar, sama sederhananya, dan lembut seperti anak kecil yang belum belajar berdusta.

FRATER
Kita sudah berusaha Kapten.

KAPTEN
Ya, kita sudah berusaha. Mungkin, entahlah ( KEPADA SIPIR ) Sipir, rawatlah penjara ini baik – baik.

SIPIR II
Apa maksud Kapten ?

SIPIR I
Ya, apa yang anda maksud, Kapten ?

KAPTEN
Aku lelah, letih, aku mesti undur diri.

FRATER
Letih ?

KAPTEN
Dan malu. Permisi Frater dan kalian Sipir.
KAPTEN MELANGKAH PERGI
BARENG ( MEMBERI HORMAT ) 
Siap kapten !

KAPTEN BERHENTI. LALU MELANGKAH LAGI
SETELAH KAPTEN TAK TAMPAK, FRATER PUN MELANGKAH PERGI TANPA PAMIT PADA SIPIR


SIPIR II
Frater ? !

FRATER BERHENTI, TAPI TAK MENGUCAPKAN SEPATAH KATA PUN LALU MELANGKAH LAGI

SIPIR II ( SETELAH FRATER TAK TAMPAK ) 
baik Frater.

CAHAYA MEMADAM
HENING


FIRDAUS ( DALAM GELAP )
Aku bertanya yang sebenarnya, tanpa suatu kesulitan apapun. Sebab kebenaran itu selalu mudah dan sederhana. Dan dalam kesederhanaanya itu terletak kekuasaannya yang ganas. Dan untuk sampai kepada kebenaran berarti bahwa seseorang tidak lagi merasa takut mati. Karena kematian dan kebenaran adalah sama dalam hal bahwa keduanya mensyaratkan keberanian yang benar bila seseorang ingin sampai kepadanya. Kebenaran yang menakutkan ini telah memberiku kekuatan yang besar. Ia melindungiku dari rasa takut mati atau takut kehidupan, rasa lapar, ketelanjangan dan kehancuran. Adalah kebenaran yang menakutkan ini mencegahku merasa takut kepada kekurang ajaran pejabat itu dan para penguasa lainnya. Dengan mudahnya aku meludahi muka – muka dan kata penuh kebohongan itu, meludahi surat – surat kabar yang penuh kebohongan itu.

SUARA FIRDAUS MENDADAK LENYAP
SELURUH RUANGAN LENGANG BESERTA DIAM
HENING

Tidak ada komentar:

Posting Komentar