Minggu, 18 Desember 2022

JALUR 17 - Joned Suryatmoko


  
SINOPSIS
Harga BBM naik, maka semua harga barang pun ikut naik. Kondisi ini membuat Rini (Kakak) dan Rio (Adik) merasa perlu untuk meminta kenaikan uang saku pada orang tua mereka. Di sisi lain mereka tahu bahwa hal ini akan mengalami banyak tentangan dari orang tua mengingat gaji ayah tidak (belum) naik. Sementara itu dia antara Rini dan Rio sendiri ada pertentangan.

Rini sendiri menekankan supaya kenaikan uang saku hanya untuk mencukupi biaya kebutuhan mereka yang membengkak, tapi tidak untuk membuat pos belanja baru. Sementara Rio berniat membuat pos belanja baru dengan menyusupkan keinginannya untuk memasukkan anggaran pacaran jika uang saku akan dinaikkan.

Dalam situasi seperti itu, mereka bertemu dengan Eko Penyok, remaja yang menjadi kondektur Bis Kota yang mereka tumpangi. Penyo memutuskan untuk tidak meneruskan kuliah dan bekerja. Baginya, menjadi kondektur dan mendapatkan gaji sendiri dianggapnya jalan keluar supaya ia lepas dari orang tua dan bias mandiri. Hal ini tidak sekedar supaya ia bias punya uang sendiri, namun lebih karena ini bias membuatnya merasa sudah besar.


OPENING

PENONTON SUDAH MASUK KE DALAM BIS. HANYA PENYO YANG BERADA DI DEKAT BIS SAMBIL BERTERIAK-TERIAK MENAWARI ORANG YANG LALU LALANG UNTUK NAIK BIS. SUTRADARA SUDAH DI BIS SEDANG MEMBERI PENGANTAR TENTANG PEMENTASAN. RINI DAN RIO BERDIRI AGAK JAUHAN DARI BIS DAN MASIH BERBICARA. SESEKALI RINI BERLARI HENDAK MENGHAMPIRI BIS TAPI DITAHAN OLEH RIO. PENYO YANG MELIHAT ITU SEGERA MENERIAKI RINI AGAR NAIK (KARENA JATAH BIS BERHENTI SUDAH HABIS).

SUTRADARA SELESAI MEMBERI PENGANTAR. PENYO SEMAKIN KERAS BERTERIAK DAN MENDEKATI BIS SIAP UNTUK NAIK. RINI DARI KEJAUHAN SEGERA BERLARI MENGHAMPIRI BIS DAN NAIK, RIO YANG MASIH MEMAKAI HELM SEGERA MENYUSUL NAIK. BIS SUDAH HAMPIR BERJALAN, TAPI SAAT MEREKA HAMPIR DUDUK:


RIO
Motorku?

RINI
Terserah kamu. Ah, aku udah telat!
(Rini masih berdiri di x2 (dekat x3), hendak duduk. Rio masih melihatnya di tangga (x1), melihat motornya yang tidak kelihatan karena parkir di tempat lain)
Buruan! Lama ah….
(Rio masih berpikir)
Nanti motormu kan bisa kamu ambil…

RIO AKHIRNYA NAIK, MASIH DENGAN HELM DI KEPALA. KEPALANYA MELONGOK-LONGOK. BIS SUDAH BERJALAN PELAN-PELAN. PENYO SEGERA MENYUSUL NAIK, MEMUKUL-MUKUL DINDING BIS DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERUS BERTERIAK-TERIAK. IA MELIHAT KE DALAM. MELIHAT RIO DAN RINI YANG MASIH NGOS-NGOSAN.

PENYO (Pada Rio)
Numpak Bisk ok nganggo helm, mas?

RIO MASIH BELUM MENGERTI. RINI MEMUKUL KEPALA RIO YANG MASIH BERHELM DENGAN TELAPAK TANGANNYA SAMBIL TERTAWA. RIO AGAK TERKEJUT, SEGERA SADAR, MELEPAS HELMNYA SAMBIL CENGENGESAN. PENYO MASIH BERTERIAK-TERIAK KALAU-KALAU ADA YANG MAU NAIK BISNYA LAGI.

MUSIK PEMBUKA.

SELAMA MUSIK PEMBUKA RINI DAN RIO SESEKALI BICARA SEDIKIT, LALU TERDIAM, SESEKALI MEREKA MELIHAT PENYO YANG BERTERIAK-TERIAK.


BAGIAN 1


PERKENALAN MEREKA

RINI, RIO DAN PENYO TERTAWA BERSAMAAN DI AKHIR MUSIK.

RINI
Apa artinya?

PENYO
Eko!

RINI
Eko kok dipanggil Penyo?

RIO
Walikan!!!

PENYO
Ya…

RIO
Ada kaya rumusnya. Eko jadi Penyo!!!

PENYO
Namamu boleh juga

RINI (memperkenalkan diri)
Rini

RIO
Bukan! Maksudnya namamu bisa juga dijadikan Walikan! Ia nggak Tanya namamu!

RINI MALU, PENYO TERTAWA

PENYO
Ini adikmu?

RINI
Adik angkat!!!

RIO MENCOLEK DAGU KAKAKNYA

PENYO
Adik angkat?

RINI
Kalau selama 17 tahun Cuma bias bikin perkara ya aku anggap adik angkat. Hehehehee….

RIO
Siapa yang bikin perkara?

PENYO
Namamu?

RINI (Menyahut cepat)
Emping!

PENYO (Tertawa)
Pantes, kamu memang kayak emping.

RIO (Mamembetulkan nanya)
Rio

RINI
Nggak usah dikoreksi! Dia cukup puas tahu namanya emping!

(Penyo Ketawa)


Waktu lahir, di rumah sakit dia sempat mau ketukar sama bayi Cina, anak pedagang emping kata Mama.

(Rio Tak Berdaya, Hanya Cengengesan)

Itu sebabnya dia dipanggil emping. Nah, waktu gede ternyata emang kayak emping. Terlalu banyak alas an untuk tetap memanggilnya emping!

(Mereka Tertawa, Kecuali Rio Yang Hanya Cengengesan)

PENYO
Tapi kalian kok gak mirip?

RINI
Aku mirip mama, dia mirip papa.

PENYO
Berarti papamu kayak emping juga dong…?

MEREKA TERTAWA, TERMASUK RIO. PENYO KEMBALI MENGELUARKAN KEPALA DARI PINTU BIS DAN BERTERIAK-TERIAK.

MUSIK SESAAT…PENYO BERJALAN DI GANG, MENAGIH ONGKOS…LALU DIAM DI PINTU BELAKANG SAMBIL SESEKALI BERTERIAK….


BAGIAN 2

POSISI TAWAR DENGAN ORANG TUA

RIO MENCOLEK LENGAN RINI

RINI
Nggak ah, kamu aja!

RIO
Nggak berani….

RINI
Kamu tuh…ya? Yang pengen tambahan duit kan kamu!?

RIO
Makanya! Idenya dari aku, Mbak Rini yang ngomong sama Papa.

RINI
Kamu ngomong sendiri lewat mama kan bias?

RIO
Tambah rumit. Mau tambah duit aja pake wawancara. Untuk apa? Kemana duit sisa kemarin? Gimana nilai ulangan….

RINI
Yah, itu kan wajar….

RIO
Jadi nggak wajar kalau tiap kali ditanya begitu….

RINI
Nggak wajar, karena nilaimu memang gak pernah bagus…

RIO
Nilai PPKn ku bagus!

RINI
PPKn gak penting! Tunjukin nilai yang galak-galak tuh…Matematika, Inggris, Fisika… tanpa diminta kamu pasti dikasih bonus sama Mama.

RIO
Susah!

RINI
Makanya belajar. Maunya duit tambahan, belajar susah!

(Rio terdiam, Rini hanya melihat adiknya. Ikut terdiam)


Aku bukannya nggak mau Bantu, tapi alasanmu nggak jelas!

RIO
Papa nggak perlu tahu alasannya!

RINI
Eh, papa tuh meskipun ceking kayak emping tapi tetap bias mikir! Papa pasti mau tahu kenapa kita minta tambahan duit.

RIO
Bilang saja semua harga naik!

RINI
Itu sudah pasti. Papa pasti tahu, makanya papa mau kasih tambahan duit. Itu sebabnya Papa sama Mama mau ngomongin duit bulanan kita nanti malem.

RIO
Kok Mbak Rini tau!?

RINI
Aku jadi anak papa mama sudah 18 tahun, makanya aku tahu. Kamu saja yang bego! Kalau papa ngajak ngomong duit bulanan kan pasti buntutnya papa kasih tambahan duit.

RIO
Makanya sekalian kita minta lebih!

RINI
Kamu tuh ya!? Masih mending papa kasih tambahan tanpa kita minta. Gaji papa saja nggak naik! Masih mending kita nggak disuruh nelen ludah tiap hari. Uang itu lebih dari cukup, tau!

(Rio terdiam)


Kamu minta tambahan berapa sih?

RIO
Seratus lagi!

RINI
Gila kamu! Buat apa!?

RIO
Mbak Rini tahu!

RINI
Nggak! Aku nggak tau dan nggak mau tahu! Duit 200 perbulan masak nggak cukup sih!?

RIO
Kurang!

RINI
Jadi kurang karena semua harga naik. Meski bensin naik 30 % harga lainnya Cuma dihitung naik 10%,pasti papa juga kasih tambahan 10%, gak lebih. Sekarang kita dapat 200, jadi nanti malem tuh papa Cuma bilang duit kita bakal ditambahi 20 ribu. Mentok 40 ribu! Nggak mungkin jadi tambah 100!

RIO
Ya, makanya mbak Rini ngomong! Tambah 100 apa susahnya! Syukur-syukur tambah 200.

RINI
Ih, naik 100%! Gila kamu!

RIO
Apa susahnya?

RINI
Kamu mau papa korupsi?

RIO
Minta tambah duit saja, masa bikin papa korupsi!?

RINI
Siapa tahu! Papa kan pasti kepikiran terus kalau kita minta tapi papa nggak sanggup.

(Mereka terdiam)


Kita pindah ke Yogya kali ini, bukan kayak dulu-dulu papa pindah tugas. Yang sekarang ini kan papa sekolah lagi. Itu juga butuh biaya.

RIO
Tapi kan Papa dapat beasiswa!

RINI
Mana cukup! Kamu tahu papa, gak sekolah saja papa bias baca, belanja buku. Apalagi sekarang ambil S2.

RIO
Udah tua, sekolah!

RINI
E, kamu mau papa jadi polisi bego? Berdiri di perempatan sambil nunggu motor gak pake spion, biar dapet duit? Waktu pertama kuliah semester lalu, mama sudah nawarin tambahan duit karena aku harus ngebis. Tapi aku bilang terserah mama!

RIO
Salah sendiri gak bawa motor!

RINI
Kalau kamu pernah tabrakan, sampai koma tiga hari, pasti kamu mikir kalau mau naik motor lagi!

RIO
Gak! Nggak sengeri itu. Tabrakan ya biasa aja, Cuma….

TIBA-TIBA PENYO YANG BERDIRI DI PINTU BELAKANG BERTERIAK….


PENYO
We…Asu! Matane! Ngerti ana bis arep dipepet!

(Pada Sopir)

Kepotke wae Lik! Matane!

(Penyo Maju Dan Pindah Ke Pintu Depan)


Tenggel, mecedel awakmu! Kecer utekmu, pecah endasmu! Hehe…..

(Penyo berdiri di depan pintu, di luar sebuah motor melintas setelah berhenti dan melotot pada penyo. Rio hanya melihat Penyo. Penyo masih tertawa-tawa. Pada Rio)

Iya ora? Ha…he….

RIO TERSENYUM KECUT! LALU PENYO BERTERIAK-TERIAK LAGI.

MUSIK


BAGIAN 3


KERJA, KERJA SAMPINGAN DAN IDENTITAS

DI AKHIR MUSIK, PENYO MENGHITUNG LEMBARAN-LEMBARAN UANG DI TANGANNYA. RINI DAN RIO MEMPERHATIKAN

PENYO

RINI

PENYO

RIO

PENYO

RIO TERSENYUM


RINI

PENYO

RIO

PENYO

(Penyo melihat Rini dan Rio)

RINI

PENYO

RIO

PENYO

RINI

PENYO

RIO

RINI

PENYO

RIO

PENYO

RINI

RIO

PENYO

(Rini Dan Rio Menggeleng)

RIO

PENYO

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RIO DAN RINI SALING MELIHAT

RIO

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RIO

PENYO

RIO

PENYO

RIO

PENYO

BIS BERJALAN TERSENDAT-SENDAT. PENYO MELIHAT KE SOPIR


PENYO

BIS BERHENTI DI PINGGIR JALAN. PENYO TURUN, SUTRADARA PUN TURUN. MEREKA BERDIRI DI DEKAT BIS SAMBIL MEMERIKSA. NAMPAK PENYO MELIHAT BEBERAPA BAGIAN. SUTRADARA MENGAMBIL HANDPHONE LALU MENELPON. BEBERAPA SAAT STAGE MANAGER DATANG. BERSAMA SUTRADARA KEMUDIAN IA MENEPI DAN BERBICARA SEDIKIT. TERLIHAT AGAK GELISAH KARENA BIS MACET. ADEGAN DI LUAR BIS TERUS BERLANGSUNG. DI DALAM BIS…..

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RIO DAN RINI SALING MELIHAT

RIO

RINI

PENYO

RINI

PENYO

RIO

PENYO

RIO

PENYO

BIS BERJALAN TERSENDAT-SENDAT. PENYO MELIHAT KE SOPIR.


PENYO

BIS BERHENTI. SUTRADARA TURUN, SUPIR JUGA TURUN. MEREKA BERDIRI DI DEKAT BIS SAMBIL MEMERIKSA. NAMPAK PENYO MELIHAT BEBERAPA BAGIAN. SUTRADARA MENGAMBIL HANDPHONE LALU MENELPON. BEBERAPA SAAT STGAE MANAGER DATANG. BERSAMA SUTRADARA IA MENEPI DAN BERBICARA. TERLIHAT AGAK GELISAH KARENA BIS MACET. ADEGAN DI LUAR BIS TERUS BERLANGSUNG. DI DALAM BIS….


Lakon Remaja
(Teater Gardanalla)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar