Rabu, 12 Oktober 2022

Scenario Film : PISPOT



A film : PISPOT
Sutradara/Scenario : ZAINAL ARIFIN, BA
Cerpen dari HAMSAT RANGKUTI

CAST :
AHMAD : Ahmed el Hasby
ANI : Lilis Suryani
ANTO : Bobby Mahzai Marpaung
AIPTU BINSAR : AIPTU M. Silitonga
BRIPTU HERMAN : BRIPTU Andriansyah

BINTANG TAMU : Syamsul Rizal, SH
                              BRIPKA F. Ginting
                              Wawan Setiawan
                               Aulia Camar Biru

PEMERAN PENDUKUNG : 
Personil Polsek TB Selatan Kota Tanjungbalai
Personil Satpol PP Kota Tanjungbalai
Masyarakat Pasar Pagi dan Pasar Suprapto Kota Tanjungbalai
Pedagang Pasar Pagi Kota Tanjungbalai
Pedagang Pasar Suprapto Kota Tanjungbalai
Pedagang Pasar Bahagia Kota Tanjungbalai

KONSENT 2020 Production
Produser : ZAINAL ARIFIN, BA
Asst. Direct : BOBBY MAHZAI MARPAUNG
Art Direct : AHMED EL HASBY
Script Writer : HAMSAT RANGKUTI
Cameramen : FAISAL
                       HENDRA
Music : ISMAIL
            CHODIATAN TANJUNG
Film Editor : ANJA
                  
OPENING

Langit mulai cerah menampakkan kelembutan warna birunya menyambut maahari pagi yang baru keluar. Kesibukan sebagian masyarakat kota untuk mencari nafkah terlihat memenuhi pasar tradisional yang terkenal di kota ini. Masing-masing pula mereka dengan kesibukannya, ada mobil pick-up yang baru tiba dari luar kota yang sedang membongkar sayuran, ada pula yang sudah duduk menjajakan sayuran di pasar itu. Ada pula terlihat beberapa orang yang sedang membawa belanjaan orang lain untuk diantar keatas beca atau mobil. Terlihat ahmad membawa belanjaan seorang ibu yang akan diantarkan kebeca yang telah dipesannya.


Trade Mark
Present
Title ‘PISPOT’

Extablishing Shoot : Kota Tanjungbalai – Pasar Pagi.
SCANE 01
EXT PAJAK KAWAT
CAST : AHMAD-ANTO-IBU ANI-SATPOL PP-DISHUB-FIGURAN


SUASANA PAGI HARI PASAR TRADISIONAL YANG RAMAI OLEH PEDAGANG DAN PEMBELI. TERLIHAT JUGA DUA ORANG PETUGAS DIKERAMAIAN PERDAGANGAN ITU, SEORANG SATPOL PP DAN SEORANG PETUGAS DISHUB.

AHMED TERLIHAT SEDANG MEMBAWA BELANJAAN SEORANG IBU UNTUK DIANTARKAN KEBECA YANG TELAH DIPESAN OLEH SI IBU. NAMUN DIKERAMAIAN TERSEBUT MATA AHMAD JUGA SIBUK MELIHAT KEARAH IBU-IBU LAINNYA YANG SEDANG BERBELANJA, SETELAH BELANJA IBU ITU DIANTARNYA SAMPAI KEBECA. TERLIHAT JUGA ANTO SEDANG BERDIRI DISAMPING MOBILNYA YANG MUNGKIN SEDANG MENUNGGU ISTERINYA BELANJA. TIBA-TIBA TERDENGAN SUARA JERITAN WANITA.


IBU ANI :

Rampok…perampok…tolong!

BEBERAPA ORANG YANG SEDANG BERADA DI SEKITAR IBU ANI JUGA SPONTAN TERIAK RAMPOK SAMBIL MENGEJAR AHMAD YANG SEDANG MELARIKAN DIRI DARI KEJARAN MASSA. TERLIHAT JUGA ANTO YANG BERDIRI DISAMPING MOBILNYA TURUT TERIAK DAN MENGAJAR AHMED.


CUT TO/INTERCUT


SCENE 02
EXT PAJAK KAWAT
CAST : AHMAD-ANTO-IBU ANI-SATPOL PP-DISHUB-FIGURAN


TERLIHAT AHMED DIPUKULI KARENA AKHIRNYA YANG TERTANGKAP MASSA YANG MENGEJAR. SATPOL PP DAN PETUGAS DISHUB BERUSAHA MENGHALANGI MASSA YANG SEMAKIN BERINGAS MEMUKULI AHMAD.

SATPOL PP :

Sudah…sudah….jangan dipukul lagi!

SESEORANG I :
Matikan!

SESEORANG II :
Bakar….bakar saja!

TERIAKAN-TERIAKAN ITU TAK BERHENTI, SAMBIL ADA JUGA YANG MENCURI-CURI PUKUL. AHMAD BERUSAHA MENGELAK DENGAN MELINDUNGKAN DIRINYA MEMELUK SATPOL PP.

SATPOL PP DAN DISHUB MENGHALANGI MASSA YANG MASIH INGIN MEMUKUL AHMAD DAN MEREKA MEMBAWA AHMAD KETEMPAT YANG AMAN DAN TERLINDUNGI. IBU ANI DAN ANTO JUGA MENGIKUTI SATPOL PP YANG MEMBAWA AHMAD. ORANG-ORANG YANG MASIH MENGIKUTI MEREKA SAMPAI KETEMPAT PENGAMANAN, YAKNI POS LANTAS TITI SILAU YANG BERDEKATAN DENGAN PASSAR PAGI. DI DALAM POS LANTAS TITI SILAU YANG DIJAGA KETAT BEBERAPA PETUGAS SATPOL PP, SEORANG PERSONIL SATPOL PP BERTANYA KEPADA IBU ANI.


SATPOL PP :

Siapa yang dirampok?

IBU ANI :
Saya, Pak (SAMBIL MENGANGKAT JARINYA)

SATPOL PP :

Apa yang dirampok, Buk?

IBU ANI :
Kalung saya yang dijambret, Pak!

SATPOL PP :
Benar dia yang menjambret Ibu?

IBU ANI :

Iya Pak, benar. Dia inilah yang menjambret kalung saya,Pak.

AHMAD :
Bohong,Pak. Saya tidak menjambret kalung Ibu ini.

IBU ANI :
Iyalah….kan dia yang menjambret kalung saya (DENGAN SETENGAH EMOSI KEMBALI MEMUKUL AHMAD)

ANTO :
Iya Pak, benar, dia inilah yang menjambret kalung Ibu ini. Saya lihat dengan jelas, karena kejadiannya persis di depan saya.

AHMAD :
Tidak,Pak…bohong itu,Pak!

ORANG-ORANG YANG MASIH BERADA DI LUAR POS LANTASTITI SILAU JADI TERPANCING EMOSINYA KEMBALI DAN BERUSAHA MASUK UNTUK MEMUKUL AHMAD LAGI.


SATPOL PP :
Sudah…sudah…jangan dipukuli lagi. Kita bawa dan serahkan saja ke Polsek.

AHMAD :
(TERLIHAT KETAKUTAN KARENA AKAN DISERAHKAN KE KANTOR POLISI) Jangan,Pak! Jangan,Pak!.....Saya tidak ada menjambret Ibu ini (SAMBIL TERUS MEMELUK SATPOL PP)

SATPOL PP :
Ya sudah, nanti di kantor Polisi saja kau bilang itu. Mau mengaku atau tidak, bukan urusan saya lagi.

FO/FI


SCANE 03
EXT/INT
EXTABLISH KANTOR POLSEK
CAST : POLISI I-POLISI II


DI HALAMAN KANTOR POLSEK TERLIHAT SEDANG PARKIR MOBIL PATROLI POLSEK. DI RUANG SPKT DUA ORANG ANGGOTA POLSEK YANG SEDANG BERTUGAS . SEORANG SEDANG MENULIS DI BUKU LAPSIT DAN SEORANG LAGI TERLIHAT SEDANG BERTELEPON.

OS (SATPOL PP) :
Selamat pagi. Kantor Polsek TBS

POLISI I :
Benar, Polsek TBS, dengan briptu Rudy. Dengan siapa saya bicara?

CUT TO


SCANE 04
INT. POS LANTAS SEI SILAU
CAST : ANTO-IBU ANI-SATPOL PP- FIGURAN


SATPOL PP :
(SEDANG BERTELEPON) Dengan Andi,Pak. Petugas Satpol PP yang bertugas di Pasar Pagi. Saya ingin melapor kejadian penjambretan yang baru terjadi di sini, dan pelakunya sudah kami amankan. Korban dan saksi juga ada bersama kami disini,Pak. Maksud saya, kalau bisa, tolong Bapak jemput kemari, karena kami khawatir, tersangka akan dipukuli massa terus. Sementara kami tidak punya kenderaan untuk mengantarkannya ke Polsek.

CUT TO


SCANE 05
INT. RUANG PENERIMAAN PENGADUAN (SPKT)
CAST : POLISI I-POLISI II-POLISI III


POLISI I :
(SAMBIL BERTELEPON) Baik, Pak. Kami segera meluncur. Posisi Bapak dimana? O….di Pos Polantas Titi Silau. Baik, Pak. Mohon di tunggu.

TERLIHAT POLISI I DAN POLISI II MENUJU MOBIL PATROLI YANG TERPARKIR DIHALAMAN POLSEK. MEREKA KELUAR PINTU GERBANG POLSEK.

CUT TO


SCANE 06
EXT. POS LANTAS SEI SILAU
CAST : AHMAD-ANTO-IBU ANI-SATPOL PP- FIGURAN


MOBIL PATROLI POLSEK TBS BERHENTI DI DEPAN POS POLANTAS TITI SILAU. POLISI I DAN POLISI II TURUN DARI MOBIL MENGHAMPIRI SATPOL PP YANG MEMEGANG AHMAD.


POLISI I :
Selamat pagi!

SATPOL PP :

Selamat pagi,Pak!

AHMAD KETAKUTAN BEGITU MELIHAT DUA ORANG POLISI MENHAMPIRI MEREKA

Ini Pak, pelakunya. Ini Ibu korban dan ini saksi yang melihat,Pak.

POLISI I :
O ya, baik Pak. Terima kasih....(KEPAADA POLISI II) Naikkan mereka ke mobil!

POLISI II :
Siap, Dan! (SAMBIL MEMBAWA DAN MENAIKKAN AHMAD, IBU ANI DAN ANTO)

ANTO :
Saya ikut juga, Pak?

POLISI I :

Iya,Pak. Kan Bapak kami minta menjadi saksinya.

ANTO :
Iya, Pak. Maksud saya, saya menyusul ke kantor Polsek, karena mobil saya ada diparkirandan isteri saya disitu, Pak.

POLISI I :
Baik Pak, silahkan. Tapi langsung sekarang juga ya Pak!

ANTO :
Baik, Pak!

ANTO BERGEGAS MENUJU MOBILNYA DAN SEKALIAN MEMBERITAHU KEPADA ISTERINYA YANG MUNGKIN SUDAH MENUNGGU.


CUT TO


SCANE 07
EXT. PARKIRAN PAJAK KAWAT
CAST : ANTO-ISTERI (NENENG)

ANTO :
Neng ma’af ya, Abang mau ke kantor Polsek. Abang diminta jadi saksi soal penjambretan tadi.

NENENG :
Iya, Bang. Neneng pulang duluan naik beca saja.

ANTO :
Iya Neng, jangan marah ya.

ANTO MASUK KEMOBILNYA DAN MELUNCUR KE POLSEK.

FO/FI


SCANE 08
EXTABLISH
EXT/INT. POLSEK RUANG PENGADUAN SPKT
CAST : AIPTU BINSAR-BRIPTU HERMAN-AHMAD-IBU ANI


AIPTU BINSAR :
Silahkan masuk,Buk.

IBU ANI :
Iya, Pak. Terima kasih.

INTERCUT


SCANE 09
EXT. MOBIL ANTO MEMASUKI HALAMAN POLSEK
CAST : AIPTU BINSAR-IBU ANI-ANTO

AIPTU BINSAR :
Silahkan masuk, Pak! (KEPADA ANTO)

Bu, disini duduknya. Biar kita buat proses verbalnya (KEPADA IBU ANI)…..Bapak juga (KEPADA ANTO)……Bapak disitu dulu duduknya (KEPADA AHMAD SAMBIL MENUNJUK KE BANGKU SEBELAH).

IBU ANI-ANTO :
Baik, Pak!

IBU ANI DAN ANTO MENJAWAB SERENTAK, SEMENTARA AHMAD DIAM SAJA SAMBIL DUDUK DI BANGKU SEBELAH.


AIPTU BINSAR :
Nama Ibu?

IBU ANI :
Nama saya Hanny.

AIPTU BINSAR :
Umur?

IBU ANI :
Umur 35 tahun.

AIPTU BINSAR :
Pekerjaan dan alamat rumah ibu?

IBU ANI :
Ibu rumah tangga, Jalan Jambu Nomor 26 Tanjungbalai

AIPTU BINSAR :
Benar ibu dijambret?

IBU ANI :
Benar, Pak

SEMUA JAWABAN IBU ANI DIKETIK DI LAPTOP


AIPTU BINSAR :

Apa yang dijambret buk?

IBU ANI :

Kalung saya, Pak.

AIPTU BINSAR :
Berapa besar, buk?

IBU ANI :
Lima belas gram, Pak.

AIPTU BINSAR :

Ibu tau siapa yang menjambret Ibu?

IBU ANI :

Orang ini, Pak. Orang ini yang menjambret saya! (SAMBIL MENUNJUK AHMAD).

AHMAD :

Tidak, Pak. Saya tidak menjambret Ibu ini.

AIPTU BINSAR :

Jadi, siapa yang kamu jambret?

AHMAD :
Tidak ada, Pak.

IBU ANI :
Apa? Tidak ada? Saya yang kamu jabret! Kalung saya! (SETENGAH EMOSI DAN BERDIRI MAU MEMUKUL AHMAD)

AIPTU BINSAR :

Tenang Buk, duduk saja. Terserah dia kalau dia tidak mau mengaku. Ada saksi yang melihat Ibu dijambret?

IBU ANI :

Ada Pak, Bapak ini.

AIPTU BINSAR :
Betul Bapak saksi melihat saudara ini yang menjambret Ibu ini?

ANTO :
Betul Pak, saya lihat langsung!

AIPTU BINSAR :
Bagaimana kejadian yang Bapak lihat?

ANTO :

Saya lagi berdiri disamping mobil saya, karena sedang menunggu isteri saya yang sedang belanja. Tiba-tiba saya dengar teriakan,”Rampok! Rampok!”. Terus saya melihat kearah datangnya suara itu. Saya melihat seseorang yang berlari dikejar Ibu ini, ya….Bapak ini. Bapak ini melarikan diri kearah mobil saya. Kemudian saya melihat, sambil berlari Bapak ini memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.

AIPTU BINSAR :

Kenapa Bapak yakin Bapak ini yang menjambret?

ANTO :
Kalau bukan Bapak ini yang menjambret, mana mungkin dia melarikan diri. Dan orang yang berada di sekitar kejadian tersebut juga mengejar Bapak ini, Pak.

AIPTU BINSAR :

Apa yang Bapak lihat dimasukkan Bapak ini kemulutnya?

ANTO :
Nggak tau,Pak. Nggak jelas. Tapi saya melihat, memang dia memasukkan sesuatu kedalam mulutnya.

AIPTU BINSAR :

Baik Pak, nanti keterangan Bapak akan saya ambil setelah Ibu ini selesai.

AHMAD :
Bohong itu Pak. Saya tidak ada menjambret Ibu ini dan tidak ada memasukkan apapun kedalam mulut saya.

AIPTU BINSAR :

Bapak diam dulu, biar Bapak ini memberikan keterangannya dulu. Nanti ada giliran Bapak……(KEPADA ANTO DAN IBU ANI) Okey Pak, Buk. Sementara, ini dulu yang kami catat. Nanti, kita ambil lagi keterangan tersangka. Silahkan Bapak dan Ibu kalau mau istirahatdi ruang tunggu.

ANTO DAN IBU ANI KELUAR, DIIKUTI JUGA OLEH AIPTU BINSAR.

CUT TO/INTERCUT


SCANE 10
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : AIPTU BINSAR-AHMAD


AIPTU BINSAR :
Sekarang Bapak pindah saja duduknya kemari. Saya mau mengambil keterangan Bapak.

AHMAD BERPINDAH DUDUK DARI TEMPAT DUDUKNYA SEMULA.

AIPTU BINSAR :

Jadi begini Pak ya, saya pikir kita tidak perlu berlama-lama dan bertele-tele. Sebaiknya Bapak berterus terang saja. Kalau Bapak berterus terang, saya bisa bantu Bapak dan hukuman Bapak tidak akan berat. (SAMBIL MENYIAPKAN LAPTOPNYA UNTUK MENCATAT KETERANGAN AHMAD).

AHMAD :

Betul, Pak. Saya tidak ada menjambret ibu itu.

AIPTU BINSAR :
Bapak tidak bisa membantah lagi. Bapak yang tadi itu jadi saksi yang melihat Bapak menjambret dan memasukkan sesuatu kemulut Bapak. Ibu itu juga bilang, Bapaklah yang menjambret kalung Bapak itu. Jadi, Bapak masih tidak mau mengaku juga?

AHMAD :
Tidak benar itu, Pak. Saya tidak ada menjambret ibu itu (TAPI DALAM MENJAWAB, AHMED TERTUNDUK TERUS).

AIPTU BINSAR :

Kalau bukan Bapak, kenapa mereka memukul dan menangkap Bapak?

AHMAD MAKIN MENUNDUKKAN WAJAHNYA TANPA MENJAWAB.

Sekarang dimana kalung itu?

AHMAD TETAP TIDAK MENJAWAB DAN WAJAHNYA TERTUNDUK TERUS.

Kamu buang?

AHMAD :
Tidak, Pak. Saya tidak ada menjambret Ibu itu.

AIPTU BINSAR :
Saya minta kamu jujur dan berterus terang! (SEDIKIT MARAH) Saya tak ingin memaksa kamu supaya mengaku dengan cara kekerasan. Polisi sekarang sudah profesional. Jadi,kami harus bisa membuat kamu mengakui tanpa dengan kekerasan.

AHMAD :
Iya,Pak. Saya jujur, tidak ada Pak.

AIPTU BINSAR :

Sekali lagi dan ini yang terakhir saya Tanya dan minta kamu untuk jujur! Dimana sekarang kalung itu?! (AIPTU BINSAR MULAI SEDIKIT KESAL DAN MASIH BISA MENAHAN EMOSINYA SAMBIL MENATAP WAJAH AHMAD YANG TERUS MENUNDUK) Lihat muka saya!

AHMAD MENGANGKAT MUKANYA MELIHAT WAJAH AIPTU BINSAR.

Ibu itu sudah bilang, kalungnya itu kamu yang jambret. Bapak saksi tadi juga melihat, kamu yang lari dikejar Ibu itu sambil teriak. Bapak saksi itu juga melihat kamu memasukkan sesuatu kemulutmu. Apa kalung itu kamu telan?

AHMAD :
Tidak, Pak. Tidak benar itu Pak!

AIPTU BINSAR :
Ya terserahlah, karena Bapak tidak mau mengaku. Kami akan lakukan cara kami supaya Bapak mengaku dan terbukti, memang Bapaklah yang menjambret kalung itu….Man!!! (KEPADA BRIPTU HERMAN YANG BERADA DI RUANG TUNGGU SPKT POLSEK)

INTERCUT


SCANE 11
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : POLISI IV-POLISI V


BRIPTU HERMAN :

Siap, Dan! (BERDIRI DI DEPAN PINTU KAMAR PEMERIKSAAN).

AIPTU BINSAR :
Tolong belikan di apotik, garam inggris dan broklax.niar kita kuras dulu isi perut Bapak ini. O,ya…belikan juga papaya yang besar satu buah (SENGAJA KALIMAT ‘BIAR KITA KURAS ISI PERUT BAPAK INI’ DIKUATKAN, SUPAYA AHMAD TAU OBAT APA YANG AKAN DI BELI ITU).

BRIPTU HERMAN :

Siap, Dan! Tapi…..apa nanti ususnya tidak ikut keluar? (UCAPAN INI JUGA SENGAJA DIKATAKAN DENGAN KUAT, AGAR AHMAD MERASA TAKUT)

AIPTU BINSAR :

Masa bodo, Bapak ini membantah terus. Ya, sudah….pergilah….ini uangnya.

BRIPTU HERMAN MENGAMBIL UANGNYA DAN LANGSUNG KELUAR.

INTERCUT


SCANE 12
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : AIPTU BINSAR-AHMAD


AHMAD :
(KETAKUTANNYA SEMAKIN BERTAMBAH DAN GELISAH MELIHAT BRIPTU HERMAN PERGI) Pak, tolonglah Pak. Saya tidak ada menjambret Ibu itu.

AIPTU BINSAR :

Saya kan sudah bilang tadi, Bapak harus jujur (SEDIKIT ACUH TAK ACUH)

CUT TO/INTERCUT


SCANE 13
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : BRIPTU HERMAN-AHMAD-AIPTU BINSAR


BRIPTU HERMAN :

(MENYERAHKAN BUNGKUSAN PLASTIK KEPADA AIPTU BINSAR. DIDALAMNYA ADA OBAT PENCAHAR DAN PAPAYA) Ini obat dan pepayanya,Dan!

AIPTU BINSAR :

O,ya. Tolong amblikan gelas dan air putih untuk mencampur obat ini. Kupaskan juga pepayanya sekalian.

AHMAD SEMAKIN KETAKUTAN MENANTI APA YANG AKAN TERJADI DENGAN MEMINUM OBAT-OBAT ITU NANTINYA.

Pak, tolong akui saja apa yang telah Bapak lakukan sebelum terlambat.

AHMAD :
Pak, saya tidak ada menjambret Ibu itu. Sumpah Pak, demi Tuhan.

AIPTU BINSAR :

Bapak jangan bersumpah kalau sudah salah, apa lagi sampai-sampai membawa nama Tuhan.

BRIPTU HERMAN :
(MASUK MEMBAWA GELAS BERISI AIR PUTIH, JUGA PAPAYA YANG SUDAH DIKUPAS DAN DIPOTONG-POTONG) Ini Dan! (SAMBIL MELETAKKAN SEMUANYA DI ATAS MEJA DEPAN AHMAD)

AIPTU BINSAR :
Ya, terimaksih. Tapi, tolong saya sekalian adukkan garam inggrisnya di gelas itu.

BRIPTU HERMAN :

Siap, Dan! (MEROBEK BUNGKUSANNYA DAN MEMASUKKAN GARAM INGGRIS ITU KEDALAM GELAS, LALU MENGADUKNYA) Ini Dan! (MENYERAHKAN MINUMAN ITU KEPADA AIPTU BINSAR)

AIPTU BINSAR :

Mana broklaxnya?

BRIPTU HERMAN :
Ini Dan!

AIPTU BINSAR :
Ya, sudah, suruh diminumnya garam inggris dan broklax itu.

BRIPTU HERMAN :
Yang mana duluan?

AIPTU BINSAR :
Sekali dua juga tidak apa-apa. Tapi, tolong ambilkan dulu pispot yang dikamar mandi untuk menampung beol dia nanti.

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan! (SAMBIL KELUAR)

AIPTU BINSAR :
(KEPADA AHMAD) Itu obatnya sudah siap, diminum Pak!

AHMAD :
Tidak,Pak. Saya tidak mau

TERLIHAT BRIPTU HERMAN MASUK MEMBAWA PISPOT.

AIPTU BINSAR :
Suruh diminumnya.Kalau dia tidak mau, paksa!

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan!.....(KEPADA AHMAD) Ayo diminum ini.

AHMAD :
Tidak, Pak! Tidak mau Pak! (AHMAD MERONTA)

BRIPTU HERMAN :
Minum! Atau saya paksa masukkan kemulutmu! (SAMBIL MELETAKKAN GELAS ITU KEBIBIR AHMAD, TAPI AHMAD MENUTUP BIBIRNYA RAPAT-RAPAT)….Ayo, minum! (SAMBIL MENEMPELKAN TERUS GELAS ITU DIMULUT AHMAD)

AHMAD MENUTUP TERUS MULUTNYARAPAT-RAPAT. SEHINGGA BRIPTU HERMAN MEMENCET HIDUNG AHMAD AGAR SUSAH BERNAFAS DAN MULUTNYA AKAN TERBUKA KARENA AHMAD MERONTA TERUS MENOLAK UNTUK MEMINUM OBAT ITU. AHMAD TERJATUH DARI KURSI DUDUKNYA.


INSERT/INTERCUT


SCANE 14
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : POLISI IV-AHMAD-ANTO


TERLIHAT ANTO MENGINTIP DARI PINTU KAMAR PEMERIKSAAN AHMAD, INGIN TAU APA YANG TERJADI KARENA MENDENGAR SESUATU YANG JATUH BERSAMAAN. BRIPTU HERMAN KELUAR KAMAR KARENA KESAL DAN BERTEMU DENGAN ANTO DI DEPAN PINTU.


ANTO :
Kenapa itu tadi, Pak?

BRIPTU HERMAN :

Oh….tidak apa-apa. Bapak ini terjatuh dari kursinya setelah saya suruh minum obat yang sudah dibuat di gelas. Bapak itu tidak mau meminumnya.

ANTO :

Ma’af,Pak. Bagaimana kalau saya coba untuk membujuknya. Supaya Bapak itu mau meminumnya.

BRIPTU HERMAN :

Ya…..silahkan. tapi jangan lama-lama ya! (SAMBIL PERGI MENINGGALKAN ANTO)

ANTO :
Baik, Pak. Terima kasih.

ANTO PUN MASUK KE KAMAR ITU LALU MENUTUP PINTUNYA, DAN ANTO DUDUK DISAMPING AHMAD.

INTERCUT


SCANE 15
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : AHMAD-ANTO


ANTO :

Pak, sekarang kita tinggal berdua di ruang ini. Ada satu hal yang ingin saya katakan kepada Bapak. Bapak harus meminum obat itu, agar kalung yang ada di dalam perut Bapak bisa keluar.

AHMAD :

Mana ada kalung di perut saya.

ANTO :
Sekarang bukan waktunya kita untuk berdebat,Pak. Kalau Bapak tidak mau minum obat itu agar kalungnya bisa keluar, mereka akan mengoperasi Bapak. Bapak tau kan, bagaimana kalau orang dioperasi. Bapak akan dibawa kekamar operasi untuk membedah perut Bapak. Sebelum dibedah, Bapak harus dibius dulu. Dan sebelumnya, Bapak harus dirontgen di bagian perut, untuk melihat dibagian mana kalung itu adanya. Sesudah dibius, Bapak tidak akan sadar lagi, pada saat itulah dokter bedahnya akan menyayat perut Bapak yang sedang terbaring dimeja operasi.

WAJAH AHMAD MULAI SEDIKIT BEROBAH, ADA RASA TAKUT SETELAH MENDENGAR CERITA ANTO. MELIHAT PEROBAHAN AIR MUKA AHMAD, ANTO BERHENTI BICARA SEJENAK. ANTO MALAH MEMBUMBUI CERITA TENTANG ORANG DIOPERASI AGAR AHMAD JADI BERSEDIA UNTUK MEMINUM OBAT ITU.

Pisau bedah itu akan merobek perut Bapak dan masuk kedalam perut untuk mencari kalung itu, seperti orang menyiang ikan. Usus Bapak akan disayat-sayat mereka dengan geram, karena ingin menemukan benda berharga yang ada di dalam perut Bapak.

KEMBALI AHMAD TERLIHAT SEMAKIN KETAKUTAN MENDENGAR CERITA ANTO. SEBENTAR-BENTAR AHMAD MENGANGKAT WAJAHNYA MELIHAT ANTO DAN KEMBALI TERTUNDUK. SEOLAH ADA YANG DIPIKIRKANNYA.


Cobalah bayangkan, Pak. Kalau di dalam operasi itu diperlukan penambahan darah, siapa yang menyumbang darahnya untuk Bapak, seorang jambret. Tidak akan ada yang mau menyumbangkan darahnya untuk Bapak. untuk datang melihat Bapak saja mereka malu, karena mereka tau Bapak itu jambret.

LAGI-LAGI ANTO DIAM SEJENAK, MENUNGGU DAN MELIHAT REAKSI AHMAD.

Apalagi kalau kalung itu sudah mereka dapatkan dari perut Bapak. Karena girangnya dokter bedah itu bisa saja meninggalkan Bapak yang masih terbaring di meja operasi. Bahkan, mungkin mereka menyudahi operasi itu begitu saja. Ya……meninggalnya Bapak dalam keadaan perut yang masih terbuka, belum dijahit. Bapak akan mati sia-sia.

AHMAD :
Jadi Pak, saya harus bagaimana?

ANTO :
Ya…..saran saya, minumlah obat itu.biar Bapak nanti buang air besar dan kemungkinan kalung itu akan ikut keluar bersama beol Bapak.

AHMAD :
Iya,Pak….

ANTO LALU MENYALAM AHMAD KARENA SUDAH BERSEDIA UNTUK MEMINUM OBAT PENCAHAR ITU. ANTO PUN KELUAR DARI KAMAR DAN MENEMUI POLISI V YANG SEDANG MENUNGGU DI LUAR.


CUT TO/INTERCUT


SCANE 16
INT. RUANG TUNGGU SPKT
CAST : ANTO-BRIPTU HERMAN


ANTO :
Sudah Pak, sudah saya bujuk Bapak itu dan dia bersedia untuk meminum obat itu.

BRIPTU HERMAN :

O,ya….baguslah Pak dan terima kasih (KEMBALI MASUK KEKAMAR AHMAD DIPERIKSA)

CUT TO/INTERCUT


SCANE 17
INT. RUANG PERIKSA
CAST : AHMAD-AIPTU BINSAR-BRIPTU HERMAN


AIPTU BINSAR :

(MASUK KE KAMAR AHMAD DIPERIKSA) Bagaimana, Man. Bapak itu sudah mau minum obatnya?

BRIPTU HERMAN :

Sudah, Dan. Setelah dibujuk oleh Bapak ini (MENUNJUK ANTO)

AIPTU BINSAR :
Syukurlah, tidak repot kali kita jadinya (AIPTU BINSAR DUDUK TEPAT DIDEPAN AHMAD) Bagaimana Pak, sudah bisa mulai diminum obatnya?

AHMAD :
Bolehlah Pak. Tapi tidak bahaya kan Pak?

AIPTU BINSAR :

Tidak bahaya. Bahaya kenapa?

AHMAD :

Usus saya nanti tidak rusak, Pak?

AIPTU BINSAR :
Kan sudah saya bilang, tidak apa-apa, aman……(KEPADA BRIPTU HERMAN) Man, minumkanlah obatnya.

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan! (SAMBIL MENGAMBIL GELAS OBAT YANG AKAN DIMINUMKAN KEPADA AHMAD)

AHMAD :
Nggak usah, Pak. Biar saya minum sendiri (SAMBIL MENGAMBIL MINUMAN ITU DARI TANGAN POLISI)

BRIPTU HERMAN :
Ya silahkan, Pak!

AHMAD MENGAMATI DULU MINUMAN DI DALAM GELAS ITU. AHMAD SEDIKIT RAGU, TAPI SEKALI TENGGAK MINUMAN ITU SUDAH HABIS DIMINUMNYA.


AIPTU BINSAR :
MELIHAT AHMAD SUDAH MENGHABISKAN MINUMAN ITU, AIPTU BINSAR TERINGAT PADA SESUATU.

Man, tolong ambilkan pispot yang di kamar mandi sebelah, bawakan kesini!

AHMAD :
Apa pispot itu, Pak?

AIPTU BINSAR :
Pispot itu tempat untuk menampung beol Bapak nanti. Mana tau, kalungnya keluar bersama dengan beol Bapak. jadi Bapak beolnya tidak dilobang WC, tapi dipispot itu.

AHMAD :
O, iya Pak!

AIPTU BINSAR :
Man, tolong ambilkan juga triplek bekas yang digudang. Itu bisa buat dinding Bapak ini waktu beol nanti.

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan!

AIPTU BINSAR :
Baju dan celana Bapak, dibuka saja. Tinggal pakai celana dalam saja. Kalau Bapak sudah mau beol nanti, Bapak duduk atau jongkok di atas pispot itu.

AHMAD :
O, iya Pak!

CUT TO/INTERCUT


SCANE 18
INT. KAMAR PEMERIKSAAN
CAST : AHMAD-BRIPTU HERMAN-AIPTU BINSAR


BRIPTU HERMAN :
TERLIHAT BRIPTU HERMAN MEMBAWA TERIPLEK MEMASUKI RUANG PEMERIKSAAN AHMAD.

Ini tripleknya, Dan.

AIPTU BINSAR :
Letakkan disamping lemari saja. Itu untuk dinding yang melindungi Bapak ini kalau beol nanti......(KEPADA AHMAD) Bapak beolnya nanti dibalik triplek itu. Dan cara beolnya, Bapak duduk di atas pispot itu. Kalau beolnya nanti sudah keluar, panggil saya. Biar kami ambil dan periksa pispot itu, kalungnya sudah keluar apa belum. Mengerti Pak!

AHMAD :
Mengerti, Pak!

AIPTU BINSAR :

Man, carikan ranting-ranting atau kayu yang keciluntuk mengambil kalung itu, kalau sudah keluar nanti.

BRIPTU HERMAN :

Siap, Dan! (SAMBIL KELUAR RUANGAN DAN DIIKUTI OLEH AIPTU BINSAR, MENUNGGU DI RUANGAN SPKT)

CUT TO


SCANE 19
INT. DEPAN SPKT
CAST : ANTO-AIPTU BINSAR-IBU ANI


AHMAD (O.S) :

Belum keluar juga beolnya, Pak!

AIPTU BINSAR :

Ya, tunggu saja. Sebentar lagi keluar! (SEDIKIT BERTERIAK)

POLISI ITU MENDEKATI TEMPAT DUDUK MAS ANTO.

AIPTU BINSAR :
Tadi Bapak bilang apa sama Bapak itu, kok tiba-tiba Bapak itu mau minum obatnya.

ANTO :
Sebenarnya saya tidak bilang apa-apa, Pak. Saya Cuma cerita, kalau Bapak tidak mau meminum obat itu untuk mengeluarkan kalungnya, nanti Bapak akan dioperasi. Perut Bapak dibedah, dibelah dan saya cerita cerita bagaimana bahaya dan ngerinya orang yang dioperasi orang yang dioperasi. Terus Bapak itu bilang, dia mau minum obatnya.

CUT TO/OS


SCANE 20
INT. DEPAN KAMAR AHMAD YANG SEDANG BAB
CAST : AIPTU BINSAR-BRIPTU HERMAN-AHMAD


AHMAD :
Pak, saya sudah beol!

AIPTU BINSAR :
Ya, baguslah. Bawa saja keluar sini.

AHMAD :
Iya, Pak! (AHMAD KELUAR DARI BALIK TERIPLEK SAMBIL MEMBAWA PISPOT DAN MEMBERIKANNYA KEPADA AIPTU BINSAR)

AIPTU BINSAR :

Man, tolong ambil pispotnya dan periksa pakai ranting tadi, apakah kalungnya sudah keluar!

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan! (SAMBIL MENERIMA PISPOT YANG DIBERIKAN AHMAD).....(KEPADA AHMAD) sekarang, Bapak masuk kekamar mandi dan Bapak bersihkan diri atau cebok.

DAN TAK BERAPA LAMA, AHMAD KELUAR DARI KAMAR MANDI.

BRIPTU HERMAN :

Huh, baunya beol Bapak ini (SAMBIL MASUK KE KAMAR MANDI)

AIPTU BINSAR :
(KEPADA AHMAD) Banyak beolnya keluar? Ada terasa sesuatu yang keluar tadi selain beol?

AHMAD :
Banyak Pak, tapi tidak ada yang ikut keluar.

AIPTU BINSAR :
Ada yang ikut keluar selain beolnya, Man?

BRIPTU HERMAN :

Tidak ada, Da,. Yang keluar Cuma beol yang ada kacang kedele, daun ubi dan cabe. Mungkin Bapak ini makan tempe sama sayur daun ubi.

AIPTU BINSAR :
Ya, sudah. Kasihkan lagi pispotnya, biar ditampung lagi beolnya nanti. Oh ya, pepayanya kasi saja dimakan sekarang.

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan! (MEMBERIKAN PISPOT DAN PEPAYA SATU PIRING KEPADA AHMAD) ini pispotnya Pak dan ini pepayanya dimakan semua, harus habis!

AHMAD :

IYA Pak (SAMBIL MEMEGANGI PERUTNYA DAN MENERIMA PISPOT SERTA PEPAYA)

AIPTU BINSAR :

Man, kalau begitu, ambil ember dikamar mandi sebelah. Mana tau nanti tak sempat menunggu pispot dicuci dan diperiksa, Bapak ini sudah beol lagi.

BRIPTU HERMAN :

Siap, Dan!

CUT TO/INTERCUT


SCANE 2I
INT. RUANG PEMERIKSAAN
CAST : BRIPTU HERMAN –AHMAD


TERLIHAT AHMAD MEMAKAN POTONGAN PEPAYA TERAKHIR, YANG ADA DIPIRING DI ATAS MEJA….DAN TIBA-TIBA.


AHMAD :
TERLIHAT AHMAD BERLARI KECIL MENUJU PISPOT DIBALIK TERIPLEK. TAK MENUNGGU LAMA, AHMAD BERTERIAK KEMBALI

Ini pispotnya, Pak! (TERNYATA AHMAD SUDAH BEOL DAN AHMAD MENGULURKAN PISPOTNYA DARI BALIK TRIPLEK)

CUT TO/INSERT


SCANE 22
INT. RUANG PEMERIKSAAN
CAST : BRIPTU HERMAN –AHMAD-AIPTU BINSAR


TERLIHAT AIPTU BINSAR MENDEKATI AHMAD DAN MENGAMBIL PISPOT YANG SUDAH BERISI.


AHMAD :
Ini Pak, pispotnya (SAMBIL MEMBERIKAN PISPOT)

AIPTU BINSAR :
Man,coba periksa lagi pispotnya (KEPADA BRIPTU HERMAN)

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan!

INTERCUT


SCANE 23
INT. DEPAN SPKT
CAST : BRIPTU HERMAN –AIPTU BINSAR-ANTO-IBU ANI


TERLIHAT BRIPTU HERMAN KELUAR DARI KAMAR SEBELAH PEMERIKSAAN AHMAD SAMBIL MEMBAWA PISPOT DAN MENUNTUN AHMAD YANG SUDAH LEMAS DAN SUSAH BERJALAN DAN MENDUDUKKAN PAK AHMAD DI KURSI TUNGGU RUANG SKPT.


IBU ANI :
Ini sudah pispot yang ke enam kali keluar saya hitung. Berjalan pun Bapak itu sudah tak sanggup.

AIPTU BINSAR :

Iya, Buk. Saya kasihan juga melihat Bapak itu. Sudah lemas sekali kelihatannya.

IBU ANI :

Mungkin bukan Bapak itu yang menjambret tadi, Pak. Saya menyesal dan turut kasihan juga. Boleh saya telepon suami saya untuk datang kemari, Pak?

AIPTU BINSAR :
Boleh saja Buk, silahkan.

TERLIHAT IBU ANI SEDANG MENELEPON SUAMINYA.

CUT TO/INTERCUT


SCANE 24
INT. RUANG TUNGGU SPKT
CAST : AIPTU BINSAR –-ANTO-IBU ANI-SUAMI IBU ANI

IBU ANI :

Begini Pak, saya sudah cerita kepada suami saya tentang kejadian ini. Dan ternyata kalung itu tidak ada pada Bapak itu. Saya merasa bersalah karena menuduhnya. Maksud saya, pengaduan saya terhadap Bapak itu, saya cabut saja,Pak.

SUAMI :
Iya Pak, kami pikir sudahlah, ternyata kalung itu tidak ada pada Bapak itu. Jadi, saya setuju dan sepakat dengan isteri saya untuk mencabut perkara ini, Pak.

ANTO :
Iya Pak, saya juga ingin minta maaf. Mungkin saya tadi salah lihat, sehingga Bapak ini menjadi korban atas kesaksian saya.

AIPTU BINSAR :
Baiklah Buk, Pak, kalau Ibu sudah membuat keputusan untuk mencabut perkara ini. Kami juga tidak keberatan.

IBU ANI :
Kami juga sekalian meminta ma’af kepada Bapak-Bapak, yang telah membuat Bapak-Bapak repot karena adanya persoalan ini.

AIPTU BINSAR :
Oh…nggak apa-apa Buk, ini memang sudah tugas kami.

ANTO :

Saya juga minta maaf ini Pak, terutama kepada Bapak-Bapak yang telh melayani kami. Namun hasilnya, ya seperti ini.

AIPTU BINSAR :

Nggak apa-apa Pak. Ya kami juga meminta maaf, yang mana mungkin dalam penerimaan dan pelayanan kami kurang berkenan dihati Bapak-Bapak dan Ibu. (KEPADA BRIPTU HERMAN) Man, tolong bawa Bapak itu kemari.

BRIPTU HERMAN :
Siap, Dan!

CUT TO


SCANE 25
INT. RUANG TUNGGU SPKT
CAST : BRIPTU HERMAN-ANTO-IBU ANI-SUAMI IBU ANI-AIPTU BINSAR-AHMAD


AIPTU BINSAR :
(KEPADA AHMAD) Silahkan duduk, Pak! Ibu ini telah mencabut perkara Bapak, yang juga telah disetujui oleh Bapak ini, sebagai suami Ibu ini. Bapak ini juga telah mencabut perkara ini, berarti Bapak tidak punya masalah lagi dengan kepolisian. Untuk itu Bapak kami bebaskan.

AHMAD :
Terimakasih Pak, karena telah membebaskan saya.

AIPTU BINSAR :

Bapak berterima kasihlah pada Ibu dan Bapak ini. Merekalah yang telah membuat Bapak bebas.

AHMAD :
Iya Pak. (SAMBIL MENYALAMI IBU ANI, SUAMI DAN MAS ANTO, KEMUDIAN AIPTU BINSAR DAN BRIPTU HERMAN) Terimakasih Bu, Pak.

IBU ANI :
Kalau begitu, kami sudah boleh pulang Pak?

AIPTU BINSAR :
Boleh Buk.

IBU ANI :

(KEMBALI MENYALAM AHMAD DAN MENYAMPAIKAN PERMOHONAN MA’AF) ma’afkan saya ya Pak.

AHMAD :
Iya Buk, saya juga minta ma’af pada Ibu dan Bapak.

IBU ANI-SUAMI :
Sama-sama,Pak.

ANTO :

Saya juga permisilah Pak. Cuma izinkan saya menghantarkan Bapak ini pulang kerumahnya, Pak. Sepertinya Bapak ini lemas sekali dan tidak sanggup berjalan.

AIPTU BINSAR :
Oh ya, silahkan Pak!

CUT TO


SCANE 26
EXT. HALAMAN POLSEK
CAST : AHMAD -ANTO-AIPTU BINSAR


TERLIHAT ANTO SAMBIL MEMEGANGI TUBUH AHMAD BERJALAN MENUJU MOBILNYA DENGAN DIANTAR AIPTU BINSAR. MEREKA MEMAKAI MOBIL DAN BERGERAK KELUAR HALAMAN POLSEK.

CUT TO


SCANE 27
EXT/INT. DI DALAM MOBIL ANTO
CAST : AHMAD –ANTO


ANTO :
(MELIHAT KEARAH AHMAD YANG DUDUK TERKULAI LEMAS DISANDARAN JOK KURSI, SEAKAN TAK BERTENAGA) Kenapa Pak?

AHMAD :
Lemas Pak, tak ada tenaga.

ANTO :
O ya, mungkin karena isi perut Bapak sudah tidak ada isinya lagi, terkuras oleh obat tadi.

AHMAD :
Iya Pak!

ANTO :
Rumah Bapak dimana, biar saya antar.

AHMAD :
Rumah saya di Jalan Melati Gang Surau, Pak! Tapi tak usah diantarlah Pak, merepotkan saja.

ANTO :

Tidak merepotkan kok ,Pak. Lagi pula, Bapak selemah ini mana bisa pulang sendirian.

AHMAD :
Iya Pak, terima kasih. Tapi, saya Bapak turunkan didepan Gang Surau itu saja nanti,Pak!

ANTO :
o..iya, baiklah Pak (SAMBIL MENGAMBIL SESUATU KE DALAM SAKU BAJUNYA DAN MEMBERIKANNYA KEPADA AHMAD) ini ada uang sedikit, Pak. Nanti, Bapak belilah makanan dan segera isi perut Bapak yang sudah kosong itu.

AHMAD :
(SAMBIL MENERIMA UANG ITU, AHMAD MENJUNJUNG UANG ITU KE ATAS KEPALANYA) terima kasih, Pak. Bapak orang baik bahkan terlalu baik buat saya.

ANTO :
Ah…biasa sajalah Pak. Kalau lagi ada rezeki, kita bisa berbagi. Apalagi keadaan Bapak yang seperti ini, juga karena ksaksian saya yang keliru.

MOBIL MELUNCUR TERUS, SAMBIL ANTO MELIHAT NAMA-NAMA GANG DISEPANJANG JALAN MELATI YANG SEDANG MEREKA LALUI.

TIBA-TIBA ANTO MEMBUKA PEMBICARAAN DI DALAM MOBIL YANG SEMPAT HENING.


Ma’af, Pak. Saya bahkan mau mengungkit-ungkit persoalan yang tadi pagi. Lagi pula, saya dan Bu Ani sudah mencabut kesaksian dan laporan kami (DIAM SEJENAK)…….Maksud saya begini, pak. Saya merasa sangat berdosa akhirnya dengan kesaksian saya tadi, sehi gga Bapak jadi begini. Saya heran, padahal dengan jelas saya melihat Bapak memasukkan sesuatu kedalam mulut Bapak, saat Bapak dikejar masa tadi. Mereka mengejar Bapak karena merasa dijambret dan penjambretnya menurut Ibu itu adalah Bapak. hanya saja, keheranan saya, isi perut Bapak sudah dikuras dan keluar semuanya, namun kalung itu tidak ada ditemukan.

AHMAD :

Benar Pak, saya tidak ingin berbohong lagi. Terutama kepada Bapak yang telah begitu baik kepada saya. Bapak adalah saksi yang benar. Bapak tidak boleh merasa begitu berdosa kepada saya. Bapak orang baik, saya tidak boleh membiarkan hal itu begitu saja, tanpa mengatakan yang sebenarnya kepada Bapak.memang sayalah yang menjambret kalung itu.

ANTO TERKEJUT MENDENGAR PENGAJUAN AHMAD INI

Tapi, saya bukan penjambret, Pak. (SAMBIL TERTUNDUK DAN MATANYA TERLIHAT BERLINANG) Tapi saya telah melakukannya.

ANTO :
Jadi, kalungnya dimana sekarang?

AHMAD :
(MENGANGKAT MUKANYA SAMBIL MENGHAPUS AIRMATANYAYANG SUDAH MULAI MENETES) Begini Pak, saya sedang butuh uang. Anak saya sakit keras dan harus dioperasi besok. Pikiran saya jadi kalut. Saya tadi pagi keluar rumah, ingin berusaha untuk mendapatkan uang buat operasi anak saya itu. Sesampainya di pasar, saya melihat seorang ibu sedang memakai kalung yang lumayan besar, sehingga timbul niat saya untuk menjambretnya. Setelah saya jambret dan Ibu itu berteriak, saya ketakutan dan lari. Saya dikejar orang banya, saya tidak berfikir panjang lagi. Lalu kalung itu saya telan, agar tidak ada barang bukti kalau saya yang menjambret kalung itu.

ANTO :

Tapi, tadi kan semua isi perut Bapak sudah dikuras, dikeluarkan oleh obat-obat itu. Kok, kalungnya tidak ada juga keluar?

AHMAD :
Benar Pak. Saya bolak-balik beol sampai tujuh kali, sampai saya jadi lemas dan tak bertenaga seperti ini. Kalung itu bukan tidak keluar Pak. Keluar…

ANTO :
Waktu beol Bapak di dalam pispot itu diperiksa dan dibersihkan, tapi kalung itu kok tidak ada?

AHMAD :

Sebenarnya, Pak. Sejak saya beol yang kedua kali dan seterusnya , kalung itu keluar.

ANTO :
Tapi…kok kalung itu tidak ditemukan sewaktu diperiksa tadi? Kemana perginya kalau memang benar-benar keluar?

AHMAD :
(BERPIKIR SEJENAK DAN MATANYA KEMBALI BERLINANG) Karena sejak awal saya sudah berbohong dan takut hukumannya nanti akanlebih berat, setiap kalung itu keluar, saya ambil dan telan kembali.

ANTO :
Bapak telan? Nggak jijik Pak?

AHMAD :
Dari pada ketahuan,terpaksa saya telan lagi. Pak, kalau sudah keadaan seperti itu, rasa jijik sudah tidak ada lagi,Pak.

ANTO :
(MELIHAT KEARAH AHMAD DAN MENGGELENG-GELENGKAN KEPALA SAMBIL JUGA MELIHAT TULISAN GANG SURAU YANG BERADA DIPINNGIR JALAN MELATI YANG SEDANG MEREKA LALUI) Gang Surau yang itu, ya Pak?

AHMAD :
Iya Pak.

ANTO :
Sampai sini sajalah saya antar, ya Pak.nanti Bapak beli makanan dan Bapak makanlah unuk mengisi perut Bapak yang sudah kosong tadi.

AHMAD :
Kalung itu bagaimana Pak?

ANTO :

(BERPIKIR SEJENAK) Oh ya Pak. Kalau begitu, Bapak masih memerlukan pispot lagi dan kalau kalung itu keluar, Bapak jual saja untuk biaya anak Bapak yang sedang sakit itu.

AHMAD :

Iya Pak? Terima kasih Pak.

ANTO :
V.O

(SAMBIL MENGANGGUK PELAN) Aku harus segera pergi sebelum aku berubah keputusan.

PERLAHAN MOBIL ANTO BERGERAK MENINGGALKAN AHMAD YANG MASIH BERDIRI LEMAH DI DEPAN GANG RUMAHNYA.

*****TAMAT*****



Istilah Dalam Script/Skenario Film

ACTION = Selain diartikan sebagai perintah sutradara saat pengambilan gambar, ACTION juga bisa diartikan sebagai gerak laku pemeran, yang terjadi dalam suatu adegan. Selain itu, kata ACTION juga bisa dipakai untuk menentukan jenis sebuah film, yang diartikan sebagai film laga.

BIG CLOSE UP (BCU) = pengambilan gambar pada jarak sangat dekat. Misalnya, dalam gambar orang hanya terlihat bibirnya saja. Contoh pemakaian dalam skenario, untuk menunjukkan sebuah cincin di jari manis tokoh, kita bisa pakai BCU untuk cincin. Namun jika ini sudah diperjelas dalam deskripsi, tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab ini adalah tugas sutradara.

CLOSE UP (CU) = Pengambilan gambar pada jarak dekat. Dalam gambar orang terlihat wajahnya saja. Untuk pemakaian dalam skenario, CU bisa untuk menegaskan ekspresi tokoh. Namun, penggunaan CU sebisa mungkin untuk hal-hal yang sangat penting saja, misalnya menegaskan sebuah lirikan mata dan senyum sinis A pada B. Jika tidak terlalu penting, jangan gunakan tanda CU ini karena masalah shot adalah wilayah sutradara.

COMMERCIAL BREAK = Jeda dalam tayangan sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis skenario juga harus memperhitungkan saat jeda ini, dengan memberikan suspense pada cerita–sebelum commercial break–agar penonton tetap menunggu kelanjutan cerita kita, tanpa berpindah ke channel lain.

CREDIT TITLE = Penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta semua orang yang terlibat dalam pembuatan sinetron/ film tersebut.

CUT BACK TO = Transisi dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/ lokasi yang telah dilihat sebelumnya. Contoh penggunaannya dalam skenario, misalnya seorang anak menangis karena terpisah dari ibunya di mal, CUT TO: Ibu sedang mencari anaknya dengan gelisah di sudut yang lain, maka ketika akan kembali ke gambar anak yang menangis tadi, yang saat ini mungkin sudah dibantu satpam, transisinya kita pakai CUT BACK TO.

CUT TO = Transisi/ peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya untuk menggambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang berbeda. Atau juga kelanjutan adegan, tapi masih pada hari yang sama.

DISSOLVE TO = Transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian masuk ke gambar adegan berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai untuk menggambarkan sebuah mimpi, mengenang masa lalu, atau flash back, membayangkan sesutau yang akan terjadi.

DIALOG = Kalimat yang diciptakan oleh penulis skenario, yang nantinya diucapkan oleh seorang aktor. DIALOG harus mewakili peran, karakter, dan perasaan si tokoh dalam cerita.

DURASI = waktu tayang di televise sudah termasuk commercial break. Durasi yang umum: 30 menit, biasanya untuk sinetron serial komedi. Durasi 60 menit, biasanya untuk sinetron serial drama, durasi ni paling umum kita lihat di televise. Durasi 90 menit, biasanya untuk sinetron cerita lepas, semacam telesinema dan FTV.

ESTABLISHING SHOT = Biasa disingkat ESTABLISH saja, artinya pengambilan gambar secara penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu ESTABLISH gedung rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada ESTABLISH berulang kali.

EXT. Singkatan dari EXTERIOR, biasanya dalam scenario ditulis pada deretan judul scene, untuk menunjukkan keterangan tempat di luar ruangan. Tulisan EXT. dan INT. bisa digabung menjadi misalnya: EXT./INT. yang menunjukkan adegan di jalanan/ dalam mobil. Bisa juga gabungan itu dipakai jika menunjukkan adegan pada teras sebuah rumah.

FADE OUT = Transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.

FADE IN: Transisi gambar dari gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam scenario, penulisan FADE OUT dan FADE IN biasanya bersamaan untuk transisi yang menujukkan perubahan waktu, bisa dari malam ke pagi, atau dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Selain menujukkan perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan perubahan lokasi.

FLASH BACK = Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu sebelum kejadian berlangsung. FLASH BACK bisa menunjukkan kemunduran waktu beberapa tahun ke belakang, bisa juga hanya dalam waktu beberapa saat sebelumnya.

FREEZE = Menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan. Dalam penulisan scenario biasanya digunakan untuk akhir sebuah episode, di mana gambar berhenti mengakhiri sebuah cerita.Akhir cerita ini pada sinetron serial biasanya diambil gambar yang paling menegangkan sehingga akan terjadi suspense bagi penonton. FREEZE umumnya untuk gambar tokoh sentralnya.

INSERT: Sisispan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam sebuah scene. Misalnya, pada adegan beberapa orang ngobrol di dalam ruang tamu, tiba-tiba di luar ada orang yang mengintip dan menguping pembicaraan mereka. Meskipun setting berubah, kita tak perlu membuat scene baru untuk adegan mengintip itu, cukup dengan INSERT saja.

INTERCUT = Perpindahan dengan cepat, dari satu adegan ke adegan lain yang berada dalam satu kesatuan cerita. Misalnya adegan telepon, dua setting yang bergantian ditampilkan, maka kita bisa menggunakan INTERCUT untuk pergantian cepat setiap dialog si penelepon dan orang yang ditelepon.

INT. = Singkatan dari INTERIOR, penulisannya dalam scenario sama dengan EXT., tapi ini untuk menujukkan keterangan tempat di dalam ruangan.

LONG SHOT (LS) = Pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar yang harus terlihat keseluruhan. Misalnya gambar orang akan terlihat seluruh badan berikut latar belakangnya. Namun, jika tak terlalu penting jangan cantumkan LS dalam scenario karena sama seperti CU dan BCU, ini juga wewenang sutradara.

MAIN TITLE = Judul cerita pada sebuah tayangan sinetron/ film. Dalam penulisan scenario biasanya ditampilkan atau ditulis setelah adegan teaser. Dan dilanjutkan dengan penayangan credit titles.

MONTAGE = Beberapa gambar yang menujukkan adegan berkesinambungan dan mengalir, bisa beberapa lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam rangkaian. Dalam penulisan scenario, misalna seorang sedang putus cinta, maka ia mulai mengenang masa indahnya dulu bersama mantan kekasihnya. Dalam hal ini kita pakai MONTAGE dengan menampilkan beberapa adegan indah anatara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika masih bersama, kita tampilkan mereka sedang berkejaran di pantai, lalu kita tampilkan juga saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat mereka saling menukar barang kenangan, dsb.

RATING = Ini kita istilahkan sebagai survey jumlah penonton yang menyaksikan tayangan di televise, dalam hal ini termasuk tayangan sinetron yang cerita dan skenarionya kita tulis. Survei ini dilakukan oleh sebuah lembaga bernama AC NIELSON, yang sudah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat pertelevisian di Indonesia. Setiap minggunya pihak ini akan memebrikan lembaran hasil surveinya ke semua stasiun televise dan PH, di lembaran itu akan terlihat urutan tayangan mulai dari yang terbanyak penontonnya, hingga yang paling sedikit. RATING sampai saat ini masih menjadi tolok ukur tayangan di Indonesia. RATING tinggi berarti tayangan dianggap laku dan secara bisnis menguntungkan PH/ Broadcast, sehingga diproduksi terus, sebaliknya bila RATING rendah maka tayangan akan cepat dihentikan agar tidak merugikan produksi.

SCENE = Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.

SCENARIO = Artinya sama dengan scenario, hanya masalah perbedaan bahasa saja, penulisan
menggunakan “K” karena sudah diindonesiakan.

SCREENPLAY = Artinya juga sama dengan Scenario/ Skenario.

SCRIPTWRITER = Orang yang kerjanya membuat/ menulis scenario atau disebut juga Penulis Skenario.

SEQUENCE = Kata lain dari Babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.

SLOW MOTION = Gerakan yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini biasanya digunakan untuk menampilkan adegan yang sangat dramatis. Misalnya, adegan seorang tokoh ditembak dari belakang. Saat si tokoh jatuh, gerakan bisa saja dibuat SLOW MOTION agar lebih terkesan dan menyentuh perasaan penontonnya.

SOUND EFFECT = Biasanya dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara yang dihasilkan di luar suara mausia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara alat dapur berjatuhan, dsb.

SPLIT SCREEN = Dua adegan berbeda yang muncul pada satu layer. Bisa kita pisahkan dengan garis vertical atau horizontal. Pada penulisan dalam scenario bisa kita pakai saat ingin menggambarkan adegan telepon yang menampilkan ekspresi kedua tokoh secara bersama-sama.

TEASER = Adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/ awal cerita, yang tujuannya memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di belakangnya. Teaser bisa berupa sebuah scene/ adegan baru yang diciptakan oleh penulis scenario, bisa juga cuplikan adegan paling menarik/ konflik utama yang sudah ada dalam scenario.

VOICE OVER (VO) = Dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya terdengar orang berbicara dari ruang sebelah. Atau, bisa juga orangnya tampak, suaranya terdengar, tapi bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat berbicara dalam hati.

OS (ONLY SOUND) = Suara orang yang terdengar dari tempat lain; berbeda tempat dengan tokoh yang mendengarnya.

PAUSE = Jeda sejenak dalam dialog, untuk memberi intonasi ataupun nada dialog.POV (POINT OF VIEW) = Sudut pandang satu atau beberapa tokoh terhadap sesuatu yang memegang peranan penting untuk tokoh yang bersangkutan.

SFX (SOUND EFFECT) = Untuk suara yang dihasilkan di luar suara manusia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara telepon berdering, bel sekolah, dll.

SLOW MOTION = Gerakan yang lebih lambat dari biasanya. Untuk menunjukkan hal yang dramatis.

SPLIT SCREEN = Adegan berbeda yang muncul pada satu frame atau layar.

ZOOM IN = Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari jauh sampai dekat atau close-up

ZOOM OUT = Petunjuk gerakan kamera dengan menyorot obyek dari dekat sampai jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar