Sinopsis
KISAH ini diawali dari seorang pemuda yang tampan dan berwibawa, sedang mengembara, pemuda tersebut bernama Alang Salindit. Selama dalam pengembaraan ia selalu dibayang-bayangi oleh dua orang Datuk yang telah membunuh orang tuanya.
Dalam pengembaraannya di Tanah Tanjong, ia bertemu dengan seorang pengemis tua yang ternyata dahulunya ia adalah pendekar yang sangat terkenal di dunia persilatan, Alang Salindit pun menjadi murid pengemis tua itu. Lamanya ia di Tanah Tanjong sehingga ia mempunyai gadis pujaan bernama Puspa Rana Rampai. Tapi hubungan mereka hanya sebentar, karena Puspa Rana Rampai dan keluarganya pindah dari tempat tinggal mereka menghindari murka seorang datuk yang berpengaruh bernama Alam Setapak. Sementara seluruh negeri Kerajaan Tanah Tanjong tidak aman bahkan istana pun demikian. Perampokan dan penghasutan oleh gerombolan Penghimpun Angkara menjadi ancaman kerajaan. Mereka mempengaruhi petinggi istana sampai prajurit agar tidak patuh lagi pada raja. Komplotan pemberontak tersebut dipimpin Datuk Alam Setapak. Tujuan pemberontakan agar Kerajaan Tanah Tanjong menjadi lemah menghadapi perlawanan Kerajaan Pulo Tamban.
Pada suatu ketika panglima Kerajaan Tanah Tanjong bertarung dengan dua orang pendekar, karena merasa tak seimbang Alang Salindit turun tangan, pada akhirnya dua pendekar kerepotan dan lari tunggang langggang. Panglima merasa berhutang budi, ia pun mengundang Alang Salindit untuk datang ke istana. Sesampainya di istana, Alang Salindit ditawarkan untuk menjadi Laksamana oleh Raja Permaisuri Kerajaan Tanah Tanjong.
Perang tak terelakkan, pasukan perang Kerajaan Tanah Tanjong yang dipimpin Laksamana Alang Salindit berhasil menumpas pasukan perangKkerajaan Pulo Tamban. Raja Permaisuri Kerajaan Tanah Tanjong memberikan lencana kehormatan kepada Alang Salindit.
Setelah istana Tanah Tanjong aman dan tenteram, Alang Salindit mencari komplotan Penghimpun Angkara, dibantu Panglima, pengemis tua yang menjadi gurunya dan Datuk Temanggung Kerajaan Tanah Tanjong. Ternyata datuk dari komplotan yang mereka cari adalah pembunuh ayahandanya. Berakhir sudah kejahatan kelompok Penghimpun Angkara, tunai sudah dendam, janji terpenuhi. Alang salindit pun mengundurkan diri dari jabatan di istana. Ia kembali ketempat asalnya yakni menjadi rakyat biasa.***
Karya : Ahmed el Hasby
12 September 2022, Tanjungbalai (Sumatera Utara)Dramatic Personae :
ALANG SALINDIT
ALANG SALINDIT (KECIL)
PUSPA RANA RAMPAI
WANITA
PENDEKAR PARANG ELANG
TOK TEHENG
DATUK ALAM SETAPAK
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
RAJA PULO TAMBAN
PANGLIMA PULO TAMBAN
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
JURU MASAK
DATUK TEMANGGUNG
ISTERI DATUK GAMBIR
DATUK GAMBIR
SUMBUL
DATUK MARAWAL
SRI CEMPAKA
ULONG PATEMBO
DATUK PENGHULU BENDAHARI
DATUK BENDAHARA
DATUK PATINGGI
DATUK TEMENGGUNG
DATUK PAWANG
DATUK KEPAYANG
DATUK BONTAN
DATUK BUAH DALAM TARI
DATUK BAROMBANG
DATUK BENDAHARA PULO TAMBAN
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
HULUBALANG DATUK PAHAR
SAUDAGAR WANITA
SAUDAGAR LELAKI
ANAK SATU
SAMUDRA
SAKALA
ANAK DUA
DATUK KALINTASAN
ISTERI DATUK KALINTASAN
ORANG KAMPUNG1
PENDEKAR PARANG ELANG
TOK TEHENG
DATUK ALAM SETAPAK
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
RAJA PULO TAMBAN
PANGLIMA PULO TAMBAN
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
JURU MASAK
DATUK TEMANGGUNG
ISTERI DATUK GAMBIR
DATUK GAMBIR
SUMBUL
DATUK MARAWAL
SRI CEMPAKA
ULONG PATEMBO
DATUK PENGHULU BENDAHARI
DATUK BENDAHARA
DATUK PATINGGI
DATUK TEMENGGUNG
DATUK PAWANG
DATUK KEPAYANG
DATUK BONTAN
DATUK BUAH DALAM TARI
DATUK BAROMBANG
DATUK BENDAHARA PULO TAMBAN
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
HULUBALANG DATUK PAHAR
SAUDAGAR WANITA
SAUDAGAR LELAKI
ANAK SATU
SAMUDRA
SAKALA
ANAK DUA
DATUK KALINTASAN
ISTERI DATUK KALINTASAN
ORANG KAMPUNG1
ORANG KAMPUNG 2
PERAMPOK BOTAK
PERAMPOK PENDEK
PERAMPOK BERKUMIS
PERAMPOK KURUS
PERAMPOK GONDRONG
PELAYAN KEDAI
ANGGAH
ANDAK
LELAKI SATU
LELAKI DUA
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
JUALAN REMPAH
JUALAN SAYUR
JUALAN IKAN
PEMBELI SATU
PEMBELI DUA
PEMILIK KEDAI
PERAMPOK BOTAK
PERAMPOK PENDEK
PERAMPOK BERKUMIS
PERAMPOK KURUS
PERAMPOK GONDRONG
PELAYAN KEDAI
ANGGAH
ANDAK
LELAKI SATU
LELAKI DUA
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
JUALAN REMPAH
JUALAN SAYUR
JUALAN IKAN
PEMBELI SATU
PEMBELI DUA
PEMILIK KEDAI
PENGAWAL
PENGAWAL SATU
PENGAWAL DUA
PENGAWAL TIGA
PENGAWAL EMPAT
PENGAWAL LIMA
PENGAWAL SATU
PENGAWAL DUA
PENGAWAL TIGA
PENGAWAL EMPAT
PENGAWAL LIMA
PENGAWAL KUNING
PENGAWAL HITAM
PENGAWAL MERAH
PENGAWAL UNGU
PENGAWAL COKLAT
PENGAWAL ABU-ABU
PRAJURIT PERANG SATU
PRAJURIT PERANG DUA
PRAJURIT PERANG TIGA
PRAJURIT PERANG EMPAT
PRAJURIT PERANG LIMA
PRAJURIT ENAM
PENGAWAL HITAM
PENGAWAL MERAH
PENGAWAL UNGU
PENGAWAL COKLAT
PENGAWAL ABU-ABU
PRAJURIT PERANG SATU
PRAJURIT PERANG DUA
PRAJURIT PERANG TIGA
PRAJURIT PERANG EMPAT
PRAJURIT PERANG LIMA
PRAJURIT ENAM
PERWIRA UTAMA
BAGIAN PERTAMA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
LAKSAMANA Alang Salindit.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PENDENGAR budiman, Sandiwara Laksamana Alang Salindit ini akan mengisahkan seorang tokoh digjaya yang benama Laksamana Alang Salindit, satria sejati pujaan rakyat Serambi Tanah Paduka, Negeri Tanah Tanjong.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
Inilah, LAKSAMANA ALANG SALINDIT Bagian Pertama.
MUSIK : DOWN OUT
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PENDENGAR budiman, Sandiwara Laksamana Alang Salindit ini akan mengisahkan seorang tokoh digjaya yang benama Laksamana Alang Salindit, satria sejati pujaan rakyat Serambi Tanah Paduka, Negeri Tanah Tanjong.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
Inilah, LAKSAMANA ALANG SALINDIT Bagian Pertama.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 1
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
JALAN kecil itu menuju Kampung Birah. Jalan kecil yang buruk dan becek, karena musim hujan telah mulai. Udara selalu diliputi awan mendung, kadang-kadang turun hujan rintik-rintik, sambung menyambung menciptakan hawa dingin.
SFX : Suara hujan gerimis.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
HUJAN rintik-rintik membuat jalan kecil itu sunyi. Dalam keadaan seperti itu, orang-orang yang melakukan perjalanan melalui jalan kecil itu lebih suka menunda perjalanan, beristirahat di warung-warung sambil memesan minuman dan makanan, di gubuk-gubuk reot tak berpenghuni atau setidaknya dibawah pohon rindang, asal mereka dapat berlindung dari hujan.
SFX : Suara gemuruh menggelegar kecil dan suara kuda berlari.
(FADE IN – FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
BEBERAPA ekor kuda dibalapkan lewat. Juga segerombolan kereta kuda lewat dengan cepatnya melalui jalan kecil, sejenak memecah kesunyian dengan suara roda kereta, derap kaki kuda dan cambuk, diselingi suara pengendara yang menyumpah jalan buruk dan hawa dingin.
SFX : Suara gelegar gemuruh dan suara hujan.
SFX : Suara derap kaki kuda dan hentakan penunggangnya (FADE IN – FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
AKAN tetapi pada pagi hari itu, seekor kuda kurus berjalan perlahan melalui jalan kecil itu. Kuda kurus dan buruk berjalan seenaknya seakan-akan menikmati air hujan yang berjatuhan jarang di atas kepalanya. Warna kuda itu agaknya dahulunya merah, kini penuh debu basah sehingga warnanya menjadi coklat dan kotor. Penunggangnya sama dengan kudanya dalam menghadapi gangguan hujan. Tidak merasa terganggu sama sekali.
SFX : Suara gelegar gemuruh dan suara hujan.
SFX : Suara telapak kaki kuda berjalan pelan (FADE IN - FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
SETELAH keluar dari sebuah hutan kecil yang gelap, pemuda itu menghentikan kudanya. Ia memandang ke kanan kiri. Hutan terganti kebun dan sawah. Beberapa petani sibuk bekerja di sawah ataupun kebun, agak jauh dari jalan kecil itu. Lelaki itu tampak tertarik dan sejenak wajah yang tampan itu berseri. Kemudian ia menarik perlahan kendali kudanya. Melanjutkan perjalanan ke daerah Tanah Tanjong untuk mengunjungi seorang kerabat almarhum ayahnya.Kuda kurus itu berjalan lagi, seenaknya.
SFX : Suara derap kaki kuda berjalan perlahan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
Adegan 2
NAR
HUJAN gerimis sudah mereda, tinggal kecil dan jarang, sebentar lagi juga berhenti. Di timur, sinar matahari sudah mulai menerobos awan tipis mengusir dingin. Lelaki itu sejenak memandang ke arah matahari yang belum menyilaukan mata.
SFX : Suara derap kaki kuda berjalan perlahan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI DALAM perjalanan ini , ia melihat perampokan di jalan sepi terhadap keluarga saudagar yang melakukan perjalanan dalam kereta kuda. Saudagar itu adalah sepasang suami isteri yang masih muda. Tejadilah perkelahian antara perampok dengan suami isteri itu. Ternyata suami isteri itu lihai juga, akan tetapi mereka masih belum mampu mengalahkan perampok yang pandai bersilat memakai parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha....! bukan hanya hartamu yang aku perlu, tetapi isteri dan nyawa mu juga aku mau...
SAUDAGAR WANITA
Jahanam busuk! Rasakan tombakku ini! Ciaaattttt...!!!!
SFX: Suara dentingan serta kibasan parang dan tombak (CROSS FADE)
SFX: Suara tiga pendekar bertarung.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SAUDAGAR LELAKI
Ku habisi nyawamu, perampok busuk, ciaaaaaatttttt!.............!
PENDEKAR PARANG ELANG
Upssss..........
SFX: Suara dentingan dan kibasan parang.
SFX: Suara tiga pendekar bertarung
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha....! Kekuatan Parang Tumbuk Ladamu tak dapat megalahkan Parang Elangku. Lihatlah, parangku mematahkan ujung Parang Tubuk Ladamu, Ha-ha-ha-ha...!
SAUDAGAR LELAKI
Keparat !....Ciaaaattttttttttt !!!!
SFX: Suara dentingan serta kibasan parang dan tombak (CROSS FADE)
SFX: Suara tiga pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Rasakan ini pedagang bangsat.
SFX: Suara sabetan parang.
SAUDAGAR LELAKI
Aggghhhhhhh.......
SAUDAGAR WANITA
Kakanda?! .................Perampok keparat! rasakan ini! Ciaaaaatt....!!!!
SFX: Suara pendekar bertarung serta suara kibasan dan dentingan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kibasan tombaknya nyaris mengenai leherku. Wanita ini bukan lawan yang ringan.....hackkkkttttt.....!
SFX: Suara kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara tiga pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau rasakan Parang Elangku ini.
SFX: Suara senjata tajam menghunus daging.
SAUDAGAR WANITA
Aggghhhhhhh.......
SAUDAGAR LELAKI
Adinda....!!! (OFF MIKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha....! Parangku telah menembus perut isterimu. Sekarang giliranmu, matilah kau tuan saudagar...Ciaaaaaaaaaattttt....!!!
ALANG SALINDIT
Hentikan...!!!
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PENDEKAR PARANG ELANG
He-he-he-he, alangkah beraninya kau menghalangiku anak muda. Apakah kau ingin mampus?......Ciaaaaaaaaaattttt !!!
SFX: Suara dentingan dan kibasan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Rupanya kau lihai juga memainkan Parang Puntingmu anak muda.....ayo, sambut serangan ku. Ciaaaaatttttttttt !!!!
SFX: Suara dentingan dan suara kibasan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PENDEKAR PARANG ELANG
Ternyata pemuda ini tidak boleh dipandang rendah, Pemuda ini mempunyai ilmu silat yang tinggi. Disamping tenaga dalam yang kuat ditambah lagi sebatang Parang Punting yang ampuh. Kali ini aku merobah gerakan ku....hiactkkttttt !!!!
SFX: Suara dentingan dan kibasan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung parang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PENDEKAR PARANG ELANG
Rasakan ini....hiackktttt !!!!
SFX: Suara dentingan dan kibasan parang.
SFX: Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DI SAAT yang tepat, dimana orang itu dalam keadaan terdesak, pemuda itu ditendang dengan sekuat tenaga.
SFX: Suara dentingan dan kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
....hiackktttt !!!!
SFX: Suara debugan tendangan.
ALANG SALINDIT
Agggggggkkk.......?!
NAR
PEMUDA itu pun terpental jatuh. Ketika perampok itu ingin menyerangnya, ia merasa ragu, karena parang punting masih dalam genggaman pemuda itu. Ia menatap anak muda itu, terlihat ada bekas sobekan luka di kulit tulang pipinya, memanjang dari samping batang hidung sampai ke bawah daun telinganya. Akhirnya untuk menyerang ia batalkan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha...ha...ha...ha.....! Tak ada guna hari ini melawan mu anak muda. Membuang waktu ku saja. Lain kali aku akan mencari dan kuhabisi nyawa mu anak muda!!!
SFX: Suara tapak kaki berjalan.
SFX: Suara ringkikan kuda dan telapak kuda berlari kencang (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SAUDAGAR LELAKI
Istri ku.....
SAUDAGAR WANTA
Ka.......kakannnndahhh.....
SAUDAGAR LELAKI
Isetriku.....bertahanlah isteriku......isteriku?!
ALANG SALINDIT
Isterimu mengembuskan nafas terakhirnya. Usap matanya agar tertutup tuan. Pundakmu terluka parah. Mari hamba balut tuan.
SFX: Suara sobekan kain.
SAUDAGAR LELAKI
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Tahan sedikit tuan. Rumput teki ini memang perih di luka.....
SAUDAGAR LELAKI
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Tahan sedikit. Balutannya harus ketat agar cepat menghentikan darah yang mengalir.
SAUDAGAR LELAKI
Aggghhhhhhh.......Jika dia mengambil semua barang hamba tanpa menyerang hamba, hamba pun tidak peduli. Kalau dia membunuh hamba, hamba tidak begini merasa sakitnya. Tetapi dia membunuh isteri hamba!
ALANG SALINDIT
Sudahlah tuan. Mari kita angkat isterimu ke dalam kereta kuda.
SAUDAGAR LELAKI
Iyah, iyah.......hati – hatilah dengan dendam perampok itu kepada mu anak muda. Ia cukup di kenal di jagad ini. Namanya Pendekar Parang Elang!...hati-hati dengannya anak muda.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara mengangkat beban berat.
SFX: Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
SFX: Suara dua ringkikan kuda, deritan kereta dan telapak kuda berjalan pelan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SAUDAGAR lelaki itu menarik perlahan kendali kudanya. Saudagar itu pergi dengan muka berduka. Pemuda itu membiarkan saudagar itu pergi dan mengira bahwa ucapan Pendekar Parang Elang itu hanya ancaman seorang perampok yang kecewa. Meskipun saudagar lelaki itu menganggap ancaman Pendekar Parang Elang itu menyeramkan, akan tetapi dia tidak takut! selama hidupnya, pemuda itu adalah lelaki yang jantan. Demi membela kebenaran, dia tidak takut kehilangan nyawa! Ancaman Pendekar Parang Elang itu hanya ancaman seorang penjahat, seorang perampok, dan dia akan menyambutnya, menandinginya dengan sikap seorang pendekar sejati! Tidak, dia tidak meminta bantuan orang lain!
MUSIK DOWN OUT
ANN
PEMUDA ini adalah lelaki petualang. Biar pun ayahnya meninggal dia berusia sepuluh tahun, namun ia memiliki kepandaian membaca dan menulis yang disempatkan ibunya disela-sela bekerja mencari nafkah. Ketika dia berusia lima belas tahun, dia sudah hidup seorang diri merantau sebatang kara. Dan menemui banyak kekerasan dan kesulitan hidup.Kehidupan keras seorang dirilah menggemblengnya menjadi seorang pemuda yang keras. Dalam kehidupan yang sulit dan serba keras itu, dia perlu menguasai ilmu silat. Maka, kemanapun dia merantau, dia selalu mempelajari ilmu silat dari siapa pun.Meski pun satu tahun sekali dia harus pulang menemui ibunda dan sanak keluarga.Dia kembali melanjutkan perantauannya. Kali ini dia menuju Tanah Tanjong, Tujuan ini hasil petunjuk ibunya. Bagaimana kisah selanjutnya? Apa tujuan pemuda itu ke Tanah Tanjong?
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
EPISODE yang lalu diceritakan seorang pemuda bertarung dengan perampok guna meyelamatkan sepasang saudagar yang dirampok Pendekar Parang Elang. Setelah memenangkan pertarungan, dan saudagar pun berangkat menuju pulang dengan wajah berduka, pemuda itu melanjutkan perjalanannya.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit Bagian Kedua.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 3
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara orang ramai di pasar. (OFF MIKE)
SFX: Suara telapak kuda berjalan pelan.
NAR
HARI itu memang ramai sekali orang pergi berbelanja. Juga keadaan kota Tanah Tanjong amat ramai. Karena munculnya musim panen yang mendatangkan berkah bagi para petani melalui sawah ladang mereka. Kuda kurus dan lusuh itu berhenti di tengah keramaian. Pemuda itu memutuskan untuk turun berjalan sambil menuntun kudanya. Pemuda itu bertanya dimana keberadaan tempat tinggal pamannya yang bernama Datuk Kalintasan kepada seorang lelaki setengah baya yang sedang memikul dagangan sayuran. Lelaki jangkung itu menunjukkan arah yang hendak dituju pemuda itu. Untuk mencari paman yang biasa di sebut Datuk Kalintasan itu tidak sulit. Namanya terkenal sebagai seorang yang ahli silat, juga penghulu di Kampung Selusuh.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
Adegan 4
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
TEMPAT tinggal keluarga Datuk Kalintasan memang berada di sudut kota Tanah Tanjong, dipinggir dan mempunyai halaman luas, agak terpencil.
SFX: Suara anak – anak bermain di halaman.
ANAK SATU
Wah... bang Kala hebat...pasti bang Kala selalu menang.
SAMUDRA
Ayo, main lagi..
SAKALA
Lilitlah, gasing kau tu.
SFX: Suara anak-anak bermain di halaman.
ANAK DUA
Sentap kuat..............ah, cocok!
ANAK SATU
Gasing bang Mudra berpusing lebih lama, berarti bang Mudra menang.
SAMUDARA
Apalagi? Letakkanlah gasing-gasing kamu tu ditengah?! biar aku pangkah dengan pangkah hentak ku?!
SFX: Suara anak-anak bermain di halaman.
DATUK KALINTASAN
Sakala!.....Jangan bermain jauh-jauh! (OFF MIKE)
SAKALA
Iya, ayahanda!
MUSIK DOWN OUT
Adegan 5
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara burung dan angin semilir.
SFX: Suara menebas rumput.
ISTERI DATUK KALINTASAN
Ini kanda, ubi rebus dan kopi hangatnya (OFF MIKE)
DATUK KALINTASAN
Letakkanlah di meja dekat sini.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
ISTERI DATUK KALINTASAN
Makanlah dulu, nanti dingin tak enak.
SFX: Suara cangkir dan piring kaleng di taruh di atas meja kayu.
DATUK KALINTASAN
Iyaaaa .......
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara kopi di sruput.
DATUK KALINTASAN
Isteriku, tolong bantu kanda menanam tetumbuhan ini di sebelah sana. Di tanah kosong yang sudah kanda bersihkan itu. Bila perlu, ajak Sakala bersama adik-adiknya.
ISTERI DATUK KALINTASAN
Biarkanlah mereka bermain-main dipekarangan tu kanda. Tumbuhan apa pula ini kanda?
DATUK KALINTASAN
Ini tanaman lidah ular. Tanaman ini biasanya disebut kermah atau keci. Tumbuhan ini sangat sulit di dapat. Isteriku lihatlah, banyaknya yang sudah kita tanam tetumbukan liar, buah dan kembang yang mengandung obat.
ISTERI DATUK KALINTASAN
Karena kanda, dinda mempunyai rasa kasih menimbulkan suka. Dan suka ini menimbulkan kerajinan untuk mempelajari khasiat bunga-bunga dan daun-daun yang banyak sekali macamnya. Dimana kanda dapat tumbuhan yang baru ini?
DATUK KALINTASAN
Di Hutan Seribu Taman. Kanda mengenal khasiat tetumbuhan disana, tetumbuhan itu tumbuh begitu saja. Maka kita perlu memelihara dan memperbanyak tetumbuhan ini, kita persilahkan siapa saja yang mengerti untuk memetik dan mempergunakannya.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ORANG KAMPUNG 1
Datuk Kalintasan, kau tolonglah hamba! (OFF MIKE)
ISTERI DATUK KALINTASAN
Kanda, ada orang datang, tampaknya ia memondong anaknya.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KALINTASAN
Kenapa anak datuk ni?
ORANG KAMPUNG 1
(FADE IN) Tolonglah hamba datuk, anak hamba ini terjatuh., kepalanya terbentur batu. Dan ia pingsan. Bantulah hamba datuk.
DATUK KALINTASAN
Ayolah kita masuk kerumah.
SFX: Suara Langkah kaki tiga orang (FADE OUT)
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 6
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KALINTASAN
Datuk, rebahkanlah anak datuk itu perlahan, agar tidak terjadi cereda lebih berat dibagian kelapa atau tubuh lainnya.
ORANG KAMPUNG 1
Baik datuk....Opssss....akhhhh......
DATUK KALINTASAN
Sebentar datuk, biar patik lihat apakah ada tulang kepala retak atau gangguan pada otaknya..
SFX: Suara sejumlah anak-anak.
DATUK KALINTASAN
Anak-anak! jangan bergerubung. Sakala, pergi bermain di pekarangan, ajak teman-temanmu. Sudah, sana..............Datuk, buka bajunya agar tidak terlalu sesak.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DATUK Kalintasan mencoba menghentikan aliran darah dari lukanya dengan menekankan tiga jari tangan pada nadi leher anak itu. Nadi yang ditekan adalah nadi yang terletak pada sisi yang sama dengan letak pendarahan.
DATUK KALINTASAN
Dia mengalami cidera ringan datuk. Hanya terluka di luar tepat di atas dahinya dan ada benjolan di atas kepala, juga memar dibagian kaki dan punggungnya.
NAR
DATUK Kalintasan mencoba menyadarkan anak usia lima tahun itu dengan menepuk pundaknya berkali-kali, memberi bau bauan yang menyengat, mengolesi lidahnya dengan madu agar merangsang kerja sel-sel darah yang berhubungan dengan saraf kesadaran yang akhirnya anak itu cepat sadar.
DATUK KALINTASAN
Isteriku, lumatkan cabang tanaman tampal besi untuk mengobati lukanya. Rebus telur ayam dan balut dengan kain untuk mengurangi benjolan di kepalanya. Juga jangan lupa, lumatkan daun jarak untuk ditempelkan di luka memar anak datuk ini.
ISTERI
Baik kanda...
SFX: suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KALINTASAN
Kenapa anak datuk bisa terluka seperti ini?
ORANG KAMPUNG 1
Putra hamba ini berlari mengajar kupu-kupu diladang belakang rumah. Kupu-kupu itu terlampau gesit dan terbangnya terlampau tinggi. Namun putra hamba ini mengejar terus. Karena selalu melihat kupu-kupu di atas, ketika berlari-lari itu, kakinya tersandung batu besar dan dia pun tergelincir dan terguling. Kepalanya terbentur dan ia pun pingsan.
DATUK KALINTASAN
Bagaimana datuk tau bahwa putra tuan ini terjatuh dan pingsan. Siapakah menolongnya pada saat itu.
ORANG KAMPUNG 1
Memang hamba yang mengajak putra hamba ini menemani hamba di ladang. Jatuh putra hamba ini pun tidak terlalu jauh dari tempat hamba mengkait kelapa. Dukkk!...hamba pikir kelapa yang jatuh, ketika aku melihat kanan kiri, ternyata putra hamba. Hamba terkejut dan cepat hamba meloncat menghampiri dan memondong tubuh putra hamba. Hamba duduk di atas potongan batang kelapa yang telah tumbang, menyadarkannya dengan memijit belakang kepalanya dan mengusap darah yang keluar mengaliri rambutnya. Namun putra hamba ini belum sadar jua. Segeralah hamba melarikannya ke tempat datuk ini. Jika isteri hamba tau kejadian ini, matilah hamba!
SFX: suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
ISTERI DATUK KALINTASAN
Ini ramuannya kanda...
DATUK KALINTASAN
Ah, baiklah....
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DISELA seorang Penghulu, ia juga mengetahui pengobatan untuk pelengkap keahliannya sebagai guru silat jika ada murid-murid yang cedera atau penduduk Kampung Selusuh yang sakit.
DATUK KALINTASAN
Datuk, balurkan ramuan air daun pare dan tepung beras ini dibekas lukanya setiap hari. Malam nanti, ketika menanak nasi, simpan sirih ini di atasnya supaya hangat, terus tempel kebagian yang memar. Ramuan air daun dewa dan jahe merah ini minumkan setiap hari.
ORANG KAMPUNG 1
Baik datuk. Terimakasih banyak datuk. Malam nanti hamba akan kembali kerumah datuk ini untuk menghantar segandeng kelapa sebagai penajamnya....Kami beranjaksila dulu datuk. Terima kasih datuk, terimakasih datuk...
DATUK KALINTASAN
Iya,...ya.......
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KALINTASAN
Istriku, mari kita lanjut kerja yang belum kita selesaikan tadi.
ISTERI DATUK KALINTASAN
Mari kanda...
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 7
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara anak-anak bermain di halaman (OFF MIKE)
SAKALA
Kayu apa pula yang kau bawa ni?
ANAK TIGA
Batang pohon jambu batu dan biji pinang. Yang di tanganmu itu kayu apa?
SAKALA
Ini kayu lebak tanduk dan ini, kayu kuranji. Kata ayah kayu-kayu ini mudah dilarik tetapi tidak mudah serpih.
SAMUDERA
Sakala! Kau ikut main tidak! (OFF MIKE)
SAKALA
Tidak, mainlah dulu. Aku mau membuat gasing yang bagus!
ANAK TIGA
Kau mau buat gasing apa.
SAKALA
Gasing uri. Dan kayu satu lagi ni mau aku buat gasing jantung untuk gasing pangkak.
ANAK TIGA
Aku mau buat gasing uri sajalah. Biji pinang ni untuk adik ku buat gasing pinang.
SAKALA
Runcingkan besi paksi itu untuk pacinya. Dan kau ambillah lidi buluh itu untuk paksi gasing pinang adik mu.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara bertukang.
SFX: Suara kuda berjalan dan mendengus (FADE IN)
ALANG SALINDIT
He-he-he-he, Hei, siapa kau anak gagah.
SAKALA
Sakala.
ALANG SALINDIT
Kau sedang membuat apa?
SAKALA
Membuat gasing yang baru. Ini gasingku yang lama.
ALANG SALINDIT
Boleh ku lihat gasingmu.................Hm, gasing yang bagus.............Ayahmu ada.
SAKALA
Ada tuan............ Ayah! Ada tamu datang!
DATUK KALINTSAN
Iyaaa ! (OFF MIKE)
SFX: suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
DATUK KALINTASAN
Ada perlu apa anak muda?
ALANG SALINDIT
Hamba dari Negeri Muara Bagan ingin berjumpa dengan Datuk Kalintasan.
DATUK KALINTASAN
Beta Datuk Kalintasan, Penghulu di kampung ini.
ALANG SALINDIT
Hamba di suruh ibunda menjumpai datuk, apakah hamba bisa menginap di tempat ini untuk satu dua hari?
DATUK KALINTASAN
Siapa nama ibumu?
ALANG SALINDIT
Sri Cempaka
DATUK KALINTASAN
Sri Cempaka? Dari Negeri Muara Bagan? Berarti....berarti kau...kau anaknya Merawal?!
ALANG SALINDIT
Benar datuk
DATUK KALINTASAN
Kau yang bernama Alang Salindit?
ALANG SALINDIT
Benar datuk
DATUK KALINTASAN
Keponakanku! Wahhh-ha-ha-ha.....Kau sudah besar sekarang, gagah. Jangankan satu dua hari, untuk selamanya kau boleh tinggal di rumah ini. Mari kita masuk ke rumah........Sakala, kau bawa kuda abangmu ini ke dalam kandang.
SAKALA
Baik ayah.
SFX: Suara kuda berjalan dan mendengus (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KALINTASAN
Jangan kau panggil patik datuk. Ayahmu itu abang kandung patik. Dalam tutur, kau panggil patik Ayah Ocik. Ayahmu itu orang yang hebat. Seorang Panglima perang di Kerajaan Muara Bagan. Setelah menang dari peperangan dengan Kerajaan Sunge Hilir. Ayahmu minta berhenti kepada Baginda Raja Pakis Asmat. Lalu menikah dan memilih untuk tidak tinggal di Istana. Ayah Ocik sempat datang kerumah mu ketika kau lahir, sewaktu itu ayahmu mengadakan upacara turun tanah dan penabalan namamu. Alang Salindit! Ayah Ociklah yang membuat nama itu, he-he-he-he-he...hmmm...........Apa kabar ayahmu? Apakah dia sehat-sehat saja?
ALANG SALINDIT
Sungguh menyesal, ayah sudah wafat lima belas tahun yang lalu.
DATUK KALINTASAN
wafat? Sakit apa?
ALANG SALINDIT
Di bunuh...
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DATUK Kalintasan sedih dan kecewa. Seakan-akan ingin ia ungkapkan dendam kemarahan atas kematian abangnya. Ia ingin tau bagaimana bisa terjadi. Pemuda itu pun menceritakan asal muasal kejadian pembunuhan Ayahnya. Bagaimanakah kronologi pembunuhan itu? Kenapa Datuk Merawal dibunuh?
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KETIGA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
EPISODE yang lalu diceritakan seorang pemuda yang bernama Alang Salindit telah bertemu dengan pamannya yang biasa ia sebut Ayah Ocik, seorang Datuk Penghulu di Kampung Selusuh.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit Bagian Ketiga.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 8
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DATUK Kalintasan merasa kecewa, terpukul ketika mengetahui kabar abangnya. Rasa ingin tahu apa penyebab kematian abangnya, Alang Salindit pun menceritakan asal muasal pembunuhan itu.
ALANG SALINDIT
Ayahanda telah dibunuh seorang pendekar yang disewa musuh besar ayah. Kejadiannya di pekarangan rumah.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
FLASH BACK
NAR
ANAK kedua Datuk Merawal meninggal dunia di usia tujuh tahun, disebabkan penyakit yang tak dapat disembuhkan. Tinggal-lah Ulong Patembo anak pertama yang saat itu berusia lima belas tahun dan Alang Salindit anak ketika berusia sepuluh tahun serta anak perempuan yang masih balita.
Ulong Patembo berada dalam kamarnya. Dikamar yang lain, Alang Salindit dan Ibunya, Sri Cempaka sedang menyusui anaknya, anak perempuan yang masih berusia sembilan bulan. Dengan wajah tenang saja Datuk Merawal duduk di tikar pandan dalam kamar itu.
Sri Cempaka sudah sangat mengenal watak Datuk Merawal. Dengan mata curiga ia memandang melihat sikap suaminya begitu pendiam, tidak seperti biasanya.
DATUK MARAWAL
Dimana si Ulong dinda.
SRI CEMPAKA
Ia baru saja keluar dari sini, mungkin ia berada di dalam kamarnya. Ada apakah, kelihatannya kakanda begitu pendiam.
DATUK MARAWAL
Panggil dulu si Ulong kemari. Ada urusan penting sekali yang hendak kanda bicarakan dengan kalian bertiga.
SRI CEMPAKA
Baik kanda.
MUSIK : DOWN OUT
SFX: suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
DATUK MARAWAL
Kalian tentu masih ingat cerita kanda tentang peristiwa yang terjadi sebelas tahun yang lalu bukan?
SRI CEMPAKA
Peristiwa yang mana kanda?
ULONG PATEMBO
Apakah ayahanda maksudkan tentang pemilihan calon Panglima pengganti ayahanda itu?
DATUK MARAWAL
Benar Ulong...Dinda, seperti yang telah kanda ceritakan. Kanda telah memilih Datuk Gayung Pungguk menjadi panglima Kerajaan Muara Bagan. Namun, Datuk Alam Setapak yang tidak punya kemampuan apa-apa, berharap menjadi Panglima. Ia kecewa. Hari ini dendam kecewa Datuk Alam Setapak agaknya dilaksanakan.Tadi kanda temukan surat ini tertancap di daun pintu belakang. Surat yang bertulisan jawi ini berisikan ancaman.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Ayah, kalau dia muncul, kita lawan dia!
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha....! (OFF MIKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK MARAWAL
Kalau sudah dimabuk pinang,. Daripada ke mulut biarlah ke hati. Kalau sudah maju ke gelanggang. Berpantang surut biarlah mati. Alang, jaga ibunda dan adikmu di sini!
SFX: Suara kelebat meloncat seperti kepakan sayap rajawali terbang.
SFX: Suara jangkrik dan angin.
NAR
DATUK Merawal meloncat dan lari kebelakang. Dia tidak melihat berkelebatnya orang. Datuk Merawal mencari-cari memandang ke kanan kiri waspada. Akan tetapi pada saat itu, hanya terdengar bunyi ayam-ayam berteriak, disusul ringkik kuda.
SFX: Suara ayam-ayam berteriak dan ringkik kuda.
DATUK MARAWAL
Celaka.....!
NAR
DAN cepat ia lari masuk kedalam rumah melalui pintu belakang. Hatinya lega melihat betapa Ulong Patembo masih berjaga di depan kamar, sedangkan isterinya dengan muka pucat duduk di atas pembaringan memangku anak perempuannya yang tertidur nyenyak.
SRI CEMPAKA
Apa....apa yang terjadi?
DATUK MARAWAL
Jahanam itu...dia sudah mulai melaksanakan ancamannya.
SRI CEMPAKA
(menangis...........)
DATUK MARAWAL
Sudah, tenanglah dan jangan menangis. Kita harus siap siaga menghadapinya. Dia tidak main-main dan ancamannya bukan gertak kosong. Ulong, kau tetap berjaga disini. Ayah akan menghadapi jahanam busuk itu.
ULONG PATEMBO
Baik ayah.
NAR
DENGAN hati penuh kemarahan Datuk Merawal keluar dari dalam kamar, berdiri sejenak di ruangan tengah, memasang telinga. Akan tetapi tidak terdengar suara apa-apa dan malam tiba dengan sunyinya. Dia lalu keluar berindap-indap dari dalam ruangan itu, kemudian mengelilingi rumah dan memeriksa setiap sudut. Namun tidak nampak bayangan orang.
DATUK MARAWAL
Manusia laknat, penjahat keji, jahanam keparat! Keluarlah dari tempat persembunyianmu dan marilah kita bertanding secara jantan untuk menentukan siapa yang lebih kuat!
NAR
KARENA usaha mencari musuh itu sia-sia, dan tantangannya pun tidak mendapat jawaban. Akhirnya dengan hati mendongkol Datuk Merawal pun kembali ke dalam rumah. Isterinya dan Alang Salindit memandang kepadanya dengan mata bertanya, dia hanya menggeleng kepala.
Mereka bertiga duduk di dalam kamar itu. Sri Cempaka merupakan orang yang paling ketakutan. Datuk Merawal duduk dengan tenang, akan tetapi
pendengarannya dicurahkan keluar untuk menangkap gerakan yang tidak wajar di luar rumah.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha....! (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Pengecut hina yang berada di luar!
SFX: Suara meloncat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
DATUK MERAWAL
Masuklah, aku sudah berada di ruang depan. Sudah sejak tadi aku menunggu kedatanganmu. Mari kita bertanding sampai seorang diantara kita menggeletak tak bernyawa lagi!
PENDEKAR PARANG ELANG
Merawal! Aku memang memberi waktu agar kalian dicekam ketegangan hebat. Sekarang aku datang untuk membunuhmu. Keluarlah, Aku menunggu di pekarangan rumahmu! (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk! Engkau masuklah, aku sudah menanti dengan Keris Sundang di tangan untuk membunuhmu!
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, Merawal kini menjadi seorang pengecut dan penakut ! Aku menantangmu di luar, dan engkau bersembunyi di balik gaun istrimu? ha-ha-ha-ha...! Keluarlah dan sambut aku kalau tidak aku akan membakar rumahmu ini. (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Dinda, jangan ikuti kanda. Bawa si kecil kembali ke kamar. Bertenanglah di situ. Kanda akan keluar menyambut keparat itu.
SFX: Suara dua orang berjalan (FADE OUT)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hayo Merawal! Apakah engkau benar-benar takut? (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk, siapa takut? Tunggu, aku akan menyambut tantanganmu!
SFX: Suara berkelebat meloncat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
DATUK Merawal segera meloncat keluar, terus menuju kepekarangan depan rumahnya.Orang itu sudah menanti di luar. Suluh dua buah yang tergantung di serambi depan cukup terang untuk menerangi pekarangan itu.Memang tadi Datuk Merawal menyalakan api suluh agar tempat itu menjadi terang. Datuk Merawal yang sudah berdiri berhadapan dengan jarak dua tombak dengan orang itu, dapat mengenal wajah musuhnya.
DATUK MERAWAL
Siapa kau!
PENDEKAR PARANG ELANG
Tidak perlu kau tau nama ku! Tapi kau harus tau, aku perampok ditakuti di seluruh negeri ini!
DATUK MERAWAL
Hem, engkau perampok yang dibayar untuk membunuhku? Mimpiku ternyata tidak dusta. Sungguh perbuatan Datuk Alam Setapak menunjukkan kecurangan dan membuktikan bahwa dia seorang pengecut.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha, tidak perlu banyak bicara! Sekaranglah saatnya.
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk! Ciaaaat...........!
SFX : Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara debugan pukulan di dada.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha, ada rumah tidak berpintu. Ada pintu tidak bertingkap. Rimau garang memang begitu. Mengaum saja tidak menangkap.
DATUK MERAWAL
Ciaaaat...........!
SFX : Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Rasakan jurus Ikan Terbang Menerjang Sarang ini keparat!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Upssss ...!
SFX: Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PARANG ELANG
Kulepas kepalamu datuk!....hecccchhhh...!
NAR
ORANG itu mulai mencabut parang dari pinggangnya dan menebas tepat ke leher Datuk Merawal. Akan tetapi Datuk Merawal menangkap tangan orang itu dan membuangnya, dengan cepat Keris Sundang Datuk Merawal menetak lehar orang itu. Juga orang itu menepisnya. Di kesempatan jarak dekat itu, Datuk Merawal menggunakan sikut kaki tepat ke ulu hati orang itu, dalam gerakan secepat kilat Datuk Merawal menggunakan jurus Tendangan Sabit disusul Tendangan Hujung Kaki, membuat orang itu terpental mundur, terjatuh bertekuk.
SFX: Suara pendekar berkelahi serta serta kebasan parang dan keris.
SFX: Suara debugan tiga kali dengan cepat.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......Jurusmu hebat juga Merawal!....
DATUK MERAWAL
Indah khabar daripada rupa. Kau pantas jadi muridku! Kau sombong, keras hati, mungkin juga licik dan kejam! Bilah nibung di sampan kotak. Kalah sabung, menang sorak.
PENDEKAR PARANG ELANG
Bangsat tua bernama Datuk Merawal, jangan kelewat merendahkan kemampuanku! Ku habisi kau Merawal, ciaaaatttttttt.....!!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ternyata ia menggunakan tangkisan Mawar Layu Tertiup Angin.....Hectttttttttttttttttt !
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, ternyata kau lihai juga mengelak dari serangan Parang Elangku, tapi pelipismu terkena totokan Sambar Elangku, ha-ha-ha-ha....Sekarang, matilah kau Merawal, ciaaaaaatttttt......!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
PERTARUNGAN semakin sengit. Segala gerak serangan telah dilakukan, lututan kaitan, sipuan sapuan dan lain sebagainya. Tangan dan kaki pun turut sebagai alat serangan. Datuk Merawal semakin terdesak, namun ia mengimbangi serangan orang itu walau penglihatannya samar-samar, seperti ada rembang-rembang menutupi matanya akibat totokan Pendekar Parang Elang. Datuk Merawal mulai terdesak dan tak mampu menghadapi lawan.
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Ulong!...Bawa ibu dan adikmu pergi jauh!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 9
SFX: Suara pendekar bertarung. (OFF MIKE)
ULONG PATEMBO
Ayo bunda. Kita tinggalkan tempat ini, kita keluar dari pintu belakang.
SRI CEMPAKA
Ayolah Ulong.
ULONG PATEMBO
Cepat.......cepat.....Alang!
SFX: Suara tapak kaki berlari
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara jangkrik.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Sudah bunda, Bang Ulong, pergilah dahulu.
SRI CEMPAKA
Mau kemana kau Alang Salindit?!
ALANG SALINDIT (KECIL)
Aku mau melihat ayah.
SRI CEMPAKA
Jangan Alang Salindit, itu sangat berbahaya bagimu.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Tidak ibu, pergilah.
SFX: Suara tapak kaki berlari (FADE OUT)
SRI CEMPAKA
Alang?!
ULONG PATEMBO
Sudahlan bunda. Memang Alang Salindit anak yang bandal. Mari kita pergi bunda. ananda percaya, Alang Salindit tau menjaga dirinya.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 10
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris (OFF MIKE)
SFX: Suara pendekar bertarung. (OFF MIKE)
NAR
DI SELA-SELA pandangan mata Datuk Merawal kurang jelas, namun ia tetap mengelak, menepis serta menerjang lawan.
Alang Salindit mengendap-endap di ruang depan. Ruang itu memang gelap. Alang Salindit mengintip di celah dinding yang berlobang. Ia melihat pukulan dan sabitan senjata kedua pendekar itu seimbang. Alang memandang lawan ayahnya dari celah lobang dinding. Lawan ayahnya itu masih muda, wajahnya bersih dan tampan. Tanjak Elang Menyusur menutup kepalanya. Memakai baju tekua berwarna merah pekat berliris kuning sesuai dengan celana mengan yang ia pakai. Kancing dan pending bersadur emas menghiasi tekuanya. Sapin dari songket hitam bersulam emas dipakai dibawah tekua, serta alas kaki yang terbuat dari kulit kerbau hutan, menunjukkan bahwa ia pendekar berpengaruh dan garang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris (OFF MIKE)
SFX: Suara pendekar bertarung (OFF MIKE)
NAR
ORANG itu menyerang bertubi-tubi. Datuk Merawal terdesak, mundur selangkah-selangkah lalu tersandar di dinding depan rumahnya. Orang itu menyerang dengan cepat. Melihat Ayahnya dalam keadaan bahaya, Alang Salindit berlari keluar mendorong, menghadang ayahnya.
ALANG SALINDIT
Ayah!!!!!
NAR
PARANG pun menyambar pipi Alang Salindit, sehingga terluka lebar sampai ke pipi bawah daun telinganya, dan terlempar jauh di tepis orang itu.
SFX: Suara sabetan parang.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Aggghhhhhhh.......
SFX: Suara debugan orang terjatuh.
DATUK MERAWAL
Alang Salindit!...
ALANG SALINDIT (KECIL)
Ayah............
PENDEKAR PARANG ELANG
Rasakan hunusan Parang Elangku ini datuk!, hiactttttttt......!
SFX: Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......Alang Salindit!...Lari!...Selamatkan dirimu!
PENDEKAR PARANG ELANG
Alang Salindit! Kau dipanggil ayahmu!......ha-ha-ha-ha, rasakan hunusan parangku ini kejangtungmu Merawal!, hiactttttttt....!
SFX: Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
ha-ha-ha-ha !
MUSIK DOWN OUT
NAR
DARAH menyembur dari dada Datuk Merawal. Ia pun terkapar tak bernyawa di depan rumahnya. Orang itu tak peduli kemana anak itu pergi. Karena bagaimana pun jua anak itu akan mati kehabisan darah akibat luka sobekan parang di pipinya.Dengan cekatan orang itu melompat, melesat menembus kegelapan malam.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
SETELAH Alang Salindit Menjabarkan kematian ayahnya, Datuk Kalintasan tertuduk menggeleng kepala. Ia tatap Alang Salindit dengan alis mata bertaut. Ia tarik nafasnya dalam-dalam, ia hembuskan perlahan mendinginkan hati dan pikirannya yang panas. Demikian pula isteri Datuk Kalintasan, wajahnya melongo mendengarkan pembicaraan Alang Salindit. Ia merasa terharu terhadap keponakan mereka itu.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEEMPAT
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PADA masa kedudukan Raja Pakis Asmat berkuasa, terjadilah pemberontakan seorang Hulubalang yang terkhianati untuk menjadi Panglima dan adik tiri Raja Pakis Asmat. Dua orang pejabat kerajaan yang mencoba untuk berkhianat terhadap Paduka Raja itu melakukan pemberontakan yang nyaris menggulingkan kedudukan Raja Pakis Asmat, atau sedikitnya telah menggegerkan Muara Bagan. Akan tetapi akhirnya berkat bantuan para menteri dan Panglima yang setia, apalagi karena bantuan Datuk Merawal yang terkenal gagah perkasa dan pandai, pemberontakan itu dapat digagalkan, bahkan seorang pengkhianat dan pengikutnya itu dapat ditewaskan. Sementara Hulubalang yang bernama Datuk Alam Setapak melarikan diri.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian keempat.
MUSIK : DOWN OUT
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha....! (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Pengecut hina yang berada di luar!
SFX: Suara meloncat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
DATUK MERAWAL
Masuklah, aku sudah berada di ruang depan. Sudah sejak tadi aku menunggu kedatanganmu. Mari kita bertanding sampai seorang diantara kita menggeletak tak bernyawa lagi!
PENDEKAR PARANG ELANG
Merawal! Aku memang memberi waktu agar kalian dicekam ketegangan hebat. Sekarang aku datang untuk membunuhmu. Keluarlah, Aku menunggu di pekarangan rumahmu! (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk! Engkau masuklah, aku sudah menanti dengan Keris Sundang di tangan untuk membunuhmu!
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, Merawal kini menjadi seorang pengecut dan penakut ! Aku menantangmu di luar, dan engkau bersembunyi di balik gaun istrimu? ha-ha-ha-ha...! Keluarlah dan sambut aku kalau tidak aku akan membakar rumahmu ini. (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Dinda, jangan ikuti kanda. Bawa si kecil kembali ke kamar. Bertenanglah di situ. Kanda akan keluar menyambut keparat itu.
SFX: Suara dua orang berjalan (FADE OUT)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hayo Merawal! Apakah engkau benar-benar takut? (OFF MIKE)
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk, siapa takut? Tunggu, aku akan menyambut tantanganmu!
SFX: Suara berkelebat meloncat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
DATUK Merawal segera meloncat keluar, terus menuju kepekarangan depan rumahnya.Orang itu sudah menanti di luar. Suluh dua buah yang tergantung di serambi depan cukup terang untuk menerangi pekarangan itu.Memang tadi Datuk Merawal menyalakan api suluh agar tempat itu menjadi terang. Datuk Merawal yang sudah berdiri berhadapan dengan jarak dua tombak dengan orang itu, dapat mengenal wajah musuhnya.
DATUK MERAWAL
Siapa kau!
PENDEKAR PARANG ELANG
Tidak perlu kau tau nama ku! Tapi kau harus tau, aku perampok ditakuti di seluruh negeri ini!
DATUK MERAWAL
Hem, engkau perampok yang dibayar untuk membunuhku? Mimpiku ternyata tidak dusta. Sungguh perbuatan Datuk Alam Setapak menunjukkan kecurangan dan membuktikan bahwa dia seorang pengecut.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha, tidak perlu banyak bicara! Sekaranglah saatnya.
DATUK MERAWAL
Jahanam busuk! Ciaaaat...........!
SFX : Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara debugan pukulan di dada.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha, ada rumah tidak berpintu. Ada pintu tidak bertingkap. Rimau garang memang begitu. Mengaum saja tidak menangkap.
DATUK MERAWAL
Ciaaaat...........!
SFX : Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Rasakan jurus Ikan Terbang Menerjang Sarang ini keparat!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Upssss ...!
SFX: Suara kibasan-kibasan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PARANG ELANG
Kulepas kepalamu datuk!....hecccchhhh...!
NAR
ORANG itu mulai mencabut parang dari pinggangnya dan menebas tepat ke leher Datuk Merawal. Akan tetapi Datuk Merawal menangkap tangan orang itu dan membuangnya, dengan cepat Keris Sundang Datuk Merawal menetak lehar orang itu. Juga orang itu menepisnya. Di kesempatan jarak dekat itu, Datuk Merawal menggunakan sikut kaki tepat ke ulu hati orang itu, dalam gerakan secepat kilat Datuk Merawal menggunakan jurus Tendangan Sabit disusul Tendangan Hujung Kaki, membuat orang itu terpental mundur, terjatuh bertekuk.
SFX: Suara pendekar berkelahi serta serta kebasan parang dan keris.
SFX: Suara debugan tiga kali dengan cepat.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......Jurusmu hebat juga Merawal!....
DATUK MERAWAL
Indah khabar daripada rupa. Kau pantas jadi muridku! Kau sombong, keras hati, mungkin juga licik dan kejam! Bilah nibung di sampan kotak. Kalah sabung, menang sorak.
PENDEKAR PARANG ELANG
Bangsat tua bernama Datuk Merawal, jangan kelewat merendahkan kemampuanku! Ku habisi kau Merawal, ciaaaatttttttt.....!!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ternyata ia menggunakan tangkisan Mawar Layu Tertiup Angin.....Hectttttttttttttttttt !
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, ternyata kau lihai juga mengelak dari serangan Parang Elangku, tapi pelipismu terkena totokan Sambar Elangku, ha-ha-ha-ha....Sekarang, matilah kau Merawal, ciaaaaaatttttt......!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
PERTARUNGAN semakin sengit. Segala gerak serangan telah dilakukan, lututan kaitan, sipuan sapuan dan lain sebagainya. Tangan dan kaki pun turut sebagai alat serangan. Datuk Merawal semakin terdesak, namun ia mengimbangi serangan orang itu walau penglihatannya samar-samar, seperti ada rembang-rembang menutupi matanya akibat totokan Pendekar Parang Elang. Datuk Merawal mulai terdesak dan tak mampu menghadapi lawan.
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK MERAWAL
Ulong!...Bawa ibu dan adikmu pergi jauh!
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 9
SFX: Suara pendekar bertarung. (OFF MIKE)
ULONG PATEMBO
Ayo bunda. Kita tinggalkan tempat ini, kita keluar dari pintu belakang.
SRI CEMPAKA
Ayolah Ulong.
ULONG PATEMBO
Cepat.......cepat.....Alang!
SFX: Suara tapak kaki berlari
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara jangkrik.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Sudah bunda, Bang Ulong, pergilah dahulu.
SRI CEMPAKA
Mau kemana kau Alang Salindit?!
ALANG SALINDIT (KECIL)
Aku mau melihat ayah.
SRI CEMPAKA
Jangan Alang Salindit, itu sangat berbahaya bagimu.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Tidak ibu, pergilah.
SFX: Suara tapak kaki berlari (FADE OUT)
SRI CEMPAKA
Alang?!
ULONG PATEMBO
Sudahlan bunda. Memang Alang Salindit anak yang bandal. Mari kita pergi bunda. ananda percaya, Alang Salindit tau menjaga dirinya.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 10
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris (OFF MIKE)
SFX: Suara pendekar bertarung. (OFF MIKE)
NAR
DI SELA-SELA pandangan mata Datuk Merawal kurang jelas, namun ia tetap mengelak, menepis serta menerjang lawan.
Alang Salindit mengendap-endap di ruang depan. Ruang itu memang gelap. Alang Salindit mengintip di celah dinding yang berlobang. Ia melihat pukulan dan sabitan senjata kedua pendekar itu seimbang. Alang memandang lawan ayahnya dari celah lobang dinding. Lawan ayahnya itu masih muda, wajahnya bersih dan tampan. Tanjak Elang Menyusur menutup kepalanya. Memakai baju tekua berwarna merah pekat berliris kuning sesuai dengan celana mengan yang ia pakai. Kancing dan pending bersadur emas menghiasi tekuanya. Sapin dari songket hitam bersulam emas dipakai dibawah tekua, serta alas kaki yang terbuat dari kulit kerbau hutan, menunjukkan bahwa ia pendekar berpengaruh dan garang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX: Suara kibasan serta dentingan parang dan keris (OFF MIKE)
SFX: Suara pendekar bertarung (OFF MIKE)
NAR
ORANG itu menyerang bertubi-tubi. Datuk Merawal terdesak, mundur selangkah-selangkah lalu tersandar di dinding depan rumahnya. Orang itu menyerang dengan cepat. Melihat Ayahnya dalam keadaan bahaya, Alang Salindit berlari keluar mendorong, menghadang ayahnya.
ALANG SALINDIT
Ayah!!!!!
NAR
PARANG pun menyambar pipi Alang Salindit, sehingga terluka lebar sampai ke pipi bawah daun telinganya, dan terlempar jauh di tepis orang itu.
SFX: Suara sabetan parang.
ALANG SALINDIT (KECIL)
Aggghhhhhhh.......
SFX: Suara debugan orang terjatuh.
DATUK MERAWAL
Alang Salindit!...
ALANG SALINDIT (KECIL)
Ayah............
PENDEKAR PARANG ELANG
Rasakan hunusan Parang Elangku ini datuk!, hiactttttttt......!
SFX: Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......Alang Salindit!...Lari!...Selamatkan dirimu!
PENDEKAR PARANG ELANG
Alang Salindit! Kau dipanggil ayahmu!......ha-ha-ha-ha, rasakan hunusan parangku ini kejangtungmu Merawal!, hiactttttttt....!
SFX: Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK MERAWAL
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
ha-ha-ha-ha !
MUSIK DOWN OUT
NAR
DARAH menyembur dari dada Datuk Merawal. Ia pun terkapar tak bernyawa di depan rumahnya. Orang itu tak peduli kemana anak itu pergi. Karena bagaimana pun jua anak itu akan mati kehabisan darah akibat luka sobekan parang di pipinya.Dengan cekatan orang itu melompat, melesat menembus kegelapan malam.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
SETELAH Alang Salindit Menjabarkan kematian ayahnya, Datuk Kalintasan tertuduk menggeleng kepala. Ia tatap Alang Salindit dengan alis mata bertaut. Ia tarik nafasnya dalam-dalam, ia hembuskan perlahan mendinginkan hati dan pikirannya yang panas. Demikian pula isteri Datuk Kalintasan, wajahnya melongo mendengarkan pembicaraan Alang Salindit. Ia merasa terharu terhadap keponakan mereka itu.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEEMPAT
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PADA masa kedudukan Raja Pakis Asmat berkuasa, terjadilah pemberontakan seorang Hulubalang yang terkhianati untuk menjadi Panglima dan adik tiri Raja Pakis Asmat. Dua orang pejabat kerajaan yang mencoba untuk berkhianat terhadap Paduka Raja itu melakukan pemberontakan yang nyaris menggulingkan kedudukan Raja Pakis Asmat, atau sedikitnya telah menggegerkan Muara Bagan. Akan tetapi akhirnya berkat bantuan para menteri dan Panglima yang setia, apalagi karena bantuan Datuk Merawal yang terkenal gagah perkasa dan pandai, pemberontakan itu dapat digagalkan, bahkan seorang pengkhianat dan pengikutnya itu dapat ditewaskan. Sementara Hulubalang yang bernama Datuk Alam Setapak melarikan diri.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian keempat.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 11
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
PADUKA Raja Permaisuri Putik Kalayo mulai bertahta sejak suaminya Paduka Raja Pakis Asmat wafat di usia tua dan putera mahkota Pangeran Tualang juga meninggal dunia dalam keadaan bunuh diri bersama kekasih tercinta Putri Raso, dari Kerajaan Sei Hilir.
Di ruang balairung, Paduka Raja Permaisuri Putik Kelayo duduk di tahta yang didominasi warna kuning dihiasi motif dari benang emas, beberapa para pengawal berdiri kanan dan kiri, para datuk duduk bersila didepannya, berbaris kanan dan kiri.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo, Upeti yang diserahkan para Datuk Hulubalang serta hasil perdagangan di seluruh kawasan yang diserahkan Datuk Bandar yang terkumpul, tersimpan baik.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Apakah upeti-upeti yang tersimpan cukup untuk melaksanakan upacara yang akan dilaksanakan wahai Datuk Penghulu Bendahari?
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Patik sudah menyisihkan sebahagian hasil daripada upeti berbentuk kupang, untuk semua hal ihwal pembuatan puri, dan bersisa untuk upacara nantinya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Bagaimana pendapatmu wahai Datuk Bendahara.
DATUK BENDAHARA
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. istana yang dibangun di Tanah Tanjong akan selesai dalam waktu tiga hari lagi. Maka, pemugaran Istana Muara Bagan ini yang hendak dijadikan puri, akan dilaksanakan dalam jangka waktu tujuh hari lagi. Upacara pemberangkatan Raja Permaisuri beserta penduduk istana dilaksanakan lima hari lagi. Maka negeri ini di sebut dengan Puri Muara Bagan, dan daerah yang kita bangun istana nantinya disebut dengan Kerajaan Tanah Tanjong.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Bagaimana Datuk Patinggi.
DATUK PATINGGI
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Menurut laporan Hulubang Datuk Pahar, daerah kekuasaannya gagal panen, musim hama dan permasalahan lainnya, upeti yang dikirim oleh Datuk Pahar berkurang dari biasanya. Dikawasan Hulubalang Datuk Manjakani, hasil laut berkurang akibat ekosistim yang berubah, hasil tangkapan ikan para nelayan tidak memadai. Upeti yang didapat dari Datuk Manjakani tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari laporan Hulubalang Datuk Combul, daerahnya tidak mengalami gejolak alam, akan tetapi kawasannya merupakan daerah terbelakang, Datuk combul tidak dapat memberikan hasil dengan cara berlebih. Hasil laporan Datuk Hulubalang dari lima daerah lainnya, kawasan mereka mempunyai kemajuan pesat, maka upeti yang mereka beri melebihi dari yang kita tetapkan. Sementara penyakit mematikan melanda peduduk negeri kita..Maka untuk itu, dari hasil rembuk para petinggi istana untuk segera melaksanakan ritual berupa penghanyutan lancang, agar terlepas dari berbagai penyakit dan berharap negeri makmur sentosa diberi hasil yang berlimpah.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Datuk Temenggung?
DATUK TEMENGGUNG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Pengawal serta gambaran prosesi upacara sudah dipersiapkan. Balai Gambang untuk Duli Yang Mulia naiki menyeberang ke Tanah Tanjong, esok selesai. Pembuatan lancang untuk dihanyutkan di sungai Tanah Tanjong menuju laut lepas, masih dimulai. Masih dalam pengerjaan rakyat kita secara bergotong-royong.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Bila pula datuk hendak melepaskan perahu lancang? sementara waktu kita menempati Istana Tanah Tanjong lima hari lagi?
DATUK TEMENGGUNG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Yang dapat menentukan pelepasan lancang adalah Datuk Pawang Yang Mulia.
DATUK PAWANG
Benar Yang Mulia. Menghanyutkan lancang ini bertujuan agar rakyat kita terhindar dari segala hal negatif seperti wabah penyakit, hama tanaman yang merajalela dan bencana alam. Dari hasil renungan dan wangsit yang patik dapat, Pelepasan lancang dilaksanakan pada masa bercocok tanam tiba. Yakni dua puluh empat hari sesudah acara pemberangkatan Yang Mulia..
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Baiklah, beta sepakati, jika keputusan itu yang datuk terima.
DATUK PAWANG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Bunyikanlah canang, umumkan keseluruh pelosok negeri ini untuk beramai-ramai menghantar dan melepas lancang. Dan isilah lancang dengan hasil bumi berupa bertteh, beras kuning, garam, pisang, kelapa dan barang-barang keperluan lain yang dibutuhkan rumah tangga.
RAJA PERMAISURI PUTIK KELAYO
Jikalau begitu, kepada Datuk Temenggung, undanglah para tetamu kita dari Pemandian Walet. Silo Bondang dan Kisaran Naga.
DATUK TEMENGGUNG
Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo, perintah patik laksanakan.
MUSIK DOWN OUT
Adegan 12
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
JALAN besar itu tampak sepi. Kanan kiri ditumbuhi macam-macam pohon serba tak teratur, pohon beringin tua serta rumpun-rumpun bambu yang lebat. Tampak seorang wanita muda memakai payung kertas, memegang keranjang berjalan. Ia baru saja berbelanja dan hendak pulang. Wajahnya manis sekali, kulit sawo matang mulus serta sepasang mata yang indah melintasi jalan sepi itu. Tiba-tiba empat orang lelaki menghadangnya dan bertanya dengan sopan.
PERAMPOK BOTAK
Gadis manis, apakah adik mau pulang?
PUSPA RANA RAMPAI
Benar tuan.
PERAMPOK BOTAK
Kalau begitu, marilah kami hantar. Biar nanti kami berempat yang membawakan barang belanjaanmu sampai ke rumahmu.
PUSPA RANA RAMPAI
Tidak perlulah tuan. Silahkan tuan-tuan meminggir, hamba mau lewat.
PERAMPOK BOTAK
Merpati cantik ini ternyata sangat jinak sekali kawan-kawan.
SFX : Suara empat orang lelaki tertawa.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
PERAMPOK BOTAK
Ayolah, dengan kami dek. Sini keranjangmu.
SFX : Suara orang saling menarik keranjang.
PERAMPOK BOTAK
Jangan ambil keranjang ini tuan.
PERAMPOK BOTAK
He-he-he-he, pandai berlagak juga rupanya kau gadis manis.
LELAKI : (TERTAWA BERSAMA)
PERAMPOK BOTAK
Pipimu ini, kepingin aku mencubitnya, mmmmmuahccc.....
PUSPA RANA RAMPAI
Keparat, kalian ini memang kurang ajar dan perlu dihajar!
SFX : Suara tamparan
PERAMPOK BOTAK
Aduhhhh...
PERAMPOK PENDEK
Wah, anak perempuan ini galak dan liar! Lihatlah kawan kita yang di tampar itu, tampaknya dia tidak mengeluh, tetapi rasa sakit membuat matanya berair.
PERAMPOK BERKUMIS
Kalau kau marah, kecantikanmu semakin mempesona......tarik lengannya.
PERAMPOK KURUS
Ayo ikut dengan kami!
NAR
PUSPA Rana Rampai menepis tangan orang itu, dan memukulkan payung kertasnya kewajah orang itu. Pukulan Puspa Rana Rampai ditepis orang itu, tangan kanannya menapar Puspa Rana Rampai. Namun tamparan lelaki itu di tepis oleh payung kertas dengan cepatnya.
PUSPA RANA RAMPAI
Uhhhh.............
SFX : Suara kibasan kayu dan pukulan kayu ketangan dua kali.
NAR
Puspa Rana Rampai mundur beberapa langkah meletakkan keranjangnya.
PERAMPOK KURUS
Segeralah mendekat gadis manis. Jangan terus marah begitu manis.
PERAMPOK BERKUMIS
Tangkap saja dia...
PERAMPOK KURUS
Baik, rupanya engkau ingin bermain-main denganku gadis manis.
NAR
KETIKA lelaki itu mendekati hendak menangkapnya, segitu pula Puspa Rana Rampai menerjangnya. Beberapa pukulan payung kertasnya berkelebat melayang kewajah, tangan dan tubuh lelaki itu, membuat lelaki itu terhuyung jatuh bangun. Payung Kertas itu sangat ampuh dan tidak mudah koyak maupun patah, mempunyai energi sebagai perisai maupun senjata.
SFX : Suara debugan pukulan.
PERAMPOK KURUS
Kurang ajar! Ku hajar kau gadis liar!, ciahhh....!
SFX: Suara kibasan kayu serta pukulan.
SFX: Suara pendekar bertarung.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK PENDEK
Payung Teduh Dua Musim?! Rekan kita tampaknya kelabakan!
SFX: Suara kibasan kayu serta pukulan.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PERAMPOK KURUS
Aughhhkkkkkk! (OFF MAKE)
PERAMPOK PENDEK
Astaga! Rekan kita melompat kesana kemari! Bergelenjotan seperti ular disiram air panas!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK KURUS
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
PERAMPOK PENDEK
Astaga! Lihat tetua! Rekan kita menabrak pohon.
PERAMPOK KURUS
Aduh! (OFF MAKE)
PERAMPOK PENDEK
Ia terjungkal!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK PENDEK
berdiri lagi!.....Terhuyung-huyung!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK PENDEK
Lihat, ia merangkak!....
PERAMPOK KURUS
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
SFX: Suara debugan orang terjatuh (OFF MAKE)
PERAMPOK PENDEK
Waduh! menabrak pohon lagi. Astaga!
PERAMPOK BERKUMIS
Serang perempuan itu!
SEMUA ORANG
Ciaaaatttttttttttt....!!!!!
SFX: Suara kibasan-kibasan kayu.
SFX: Suara pendekar berkelahi.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK BERKUMIS
He=he-he-he, hendak ku lihat sampai berapa lama kau dapat bertahan manis.
SFX : hentakan suara berkelahi.
NAR
ILMU silat yang pernah dipelajari Puspa Rana Rampai hanya melalui ayahnya dan tidak pernah dia mendapatkan bimbingan guru. Maka, gerakan-gerakan yang dipelajarinya itu tidak lebih hanya gerakan kembangan saja, seperti tarian. Maka, menghadapi serangan sungguh-sungguh yang dilakukan empat orang lelaki yang sudah biasa berkelahi, tentu saja dia kewalahan, sehingga ia mudah dikecohkan keempat lelaki itu. Payung Teduh Dua Musim terjatuh dari tangannya. Seorang dari mereka menubruk dari belakang dan berhasil menelikung kedua lengan gadis itu kebelakang tubuhnya. Puspa Rana Rampai meronta-ronta, akan tetapi lelaki lain memegangi kaki dan tangannya sehingga ia tidak lagi mampu melepaskan diri. Seketika itu pula Datuk Alam Setapak datang dan menyerang para lelaki itu.
PERAMPOK KURUS
He-he-he-he, dapat kau.
PUSPA RANA RAMPAI
Lepaskan.....lepaskan....uhhhh.........!
PERAMPOK BERKUMIS
Pegang kakinya, ayo cepat.
PERAMPOK KURUS
Hickkkk!....uhhhhh...........diam!
SFX: Suara berkelebat melompat seperti kepakan sayap rajawali terbang.
DATUK ALAM SETAPAK
Kurang ajar!
PERAMPOK PENDEK
Siapa Kau!
DATUK ALAM SETAPAK
Aku Datuk Alam Setapak, Kalian ingin menculik calon isteri ku?! Rasakan ini, ciaaatttttt!!!
SFX : Suara pendekar berkelahi.
SFX: Suara debugan pukulan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK PENDEK
Aduuh!
SFX : Suara rintihan orang-orang terpukul.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK ALAM SETAPAK
Kalau kalian mengganggu calon isteriku lagi, kuhabisi kalian!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK BERKUMIS
Ayo...lari!
SFX : Suara beberapa tapak kaki berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK ALAM SETAPAK
Bajingan tengik. Sudah kau rasa pukulanku kan?..............he-he-he-he, sudahlah dinda, pulanglah, Bajingan-bajingan itu tidak akan menggangumu lagi. Apa perlu kanda hantarkan?
PUSPA RANA RAMPAI
Terima kasih datuk. Tidak perlulah datuk hantar. Hamba berterimakasih, datuk sudah membantu hamba. Hamba beranjak pulang dahulu datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Iya, pulanglah dinda.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK ALAM SETAPAK
Kirim salam dengan ayahanda!!!, he-he-he-he.
NAR
DATUK Alam Setapak memandang kepergian Puspa Rana Rampai. Ia tatap dalam-dalam sampai gadis itu hilang dari pandangan. Memandang Puspa Rana Rampai, Datuk Alam Setapak merasa seperti sedang menelan tulang ikan.
Empat lelaki yang lari, kembali datang menghampiri datuk berbadan gendut itu.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara beberapa tapak kaki berlari (FADE IN)
PERAMPOK BERKUMIS
Bagaimana Datuk Besar?
DATUK ALAM SETAPAK
Bagus, sesuai yang ku inginkan. Ini uncang untukmu. Kira, berapa isi di dalamnya.
PERAMPOK BERKUMIS
Satu....dua....tiga...empat.....Dua puluh lima kupang, terima kasih Datuk Besar?!
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-he. Ini untukmu, kira.
PERAMPOK PENDEK
Satu....dua....tiga...empat.....lima...Dua puluh lima kupang datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Ini untukmu.
PERAMPOK BOTAK
Satu....dua....tiga.....Dua puluh lima kupang datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Uncang ini untukmu.
PERAMPOK PENDEK
Satu....dua....tiga.....Dua puluh lima kupang, Terimakasih Datuk Besar.
DATUK ALAM SETAPAK
Ini untukmu.
PERAMPOK KURUS
Satu....dua....tiga.....empat...Kenapa lima belas kupang datuk?!
DATUK ALAM SETAPAK
Kau memukul tengkuk ku dua kali! Setiap satu kali memukulku, itu dikurang lima kupang. He-he-he-he, sudah, pergilah kalian.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 13
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SINAR matahari pagi yang masih lembut namun sudah garang menerobos di antara kabut. Angin laut yang berhembus kedaratan dan rimbunan pohon-pohon teduh, menyejukkan udara di pagi menuju siang itu. Seekor kuda kurus dan buruk berjalan seenaknya. Penunggangnya duduk sembari mencabik batang tebu dengan giginya. Rambutnya dibiarkan bergurai panjang. Kepalanya di tutup Tanjak Kacang Sehelai Daun berwarna hitam dengan motif bunga seperti berbunga hati, sepasang alisnya hitam tebal berbentuk golok, sepasang matanya mencorong seperti mata rajawali, hidungnya mancung dan mulutnya berbentuk indah dengan bibir mengarah senyum mengejek. Di pipi antara batang hidung dan bawah daun telinganya ada goresan bekas bacokan memanjang miring. Dialah Alang Salindit.
SFX: Suara dengusan kuda dan kuda berjalan.
NAR
ALANG Salindit menghentikan langkah kudanya. Ia melihat seorang wanita muda memakai payung kertas dan keranjang, berjalan tergopoh-gopoh dari kejauhan.
SFX: Suara dengusan kuda dan kuda berhenti.
NAR
WANITA muda yang bernama Puspa Rana Rampai berhenti sejenak. Dia mulai takut dan was-was jikalau dihadapannya itu adalah seorang penjahat. Ia amati dari jauh.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
MELIHAT gelagat pemuda yang berkuda itu tidak mencurigakan, Puspa Rana Rampai melanjutkan langkahnya dengan cepat sambil menunduk. Ketika berpapasan, ia sempatkan melirik pemuda itu dengan takut dan was-was lalu berpaling.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
ALANG Salindit hanya menatap wanita muda itu, tertegun melihat kecantikannya, tatapannya mengikuti langkah wanita itu sampai kejauhan. Ia pun menghentak kudanya menuju perjalanan.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KELIMA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PADA malam yang kelam, beberapa lampu suluh menerangi kedai yang terbuka. Tata kehidupan di kedai itu tidak banyak perubahan. Sunyi, hanya beberapa orang yang makan dan minum juga para pendatang maupun pedagang keliling yang menginap di lantai dua.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kelima.
MUSIK : DOWN OUT
Ini untukmu.
PERAMPOK BOTAK
Satu....dua....tiga.....Dua puluh lima kupang datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Uncang ini untukmu.
PERAMPOK PENDEK
Satu....dua....tiga.....Dua puluh lima kupang, Terimakasih Datuk Besar.
DATUK ALAM SETAPAK
Ini untukmu.
PERAMPOK KURUS
Satu....dua....tiga.....empat...Kenapa lima belas kupang datuk?!
DATUK ALAM SETAPAK
Kau memukul tengkuk ku dua kali! Setiap satu kali memukulku, itu dikurang lima kupang. He-he-he-he, sudah, pergilah kalian.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 13
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SINAR matahari pagi yang masih lembut namun sudah garang menerobos di antara kabut. Angin laut yang berhembus kedaratan dan rimbunan pohon-pohon teduh, menyejukkan udara di pagi menuju siang itu. Seekor kuda kurus dan buruk berjalan seenaknya. Penunggangnya duduk sembari mencabik batang tebu dengan giginya. Rambutnya dibiarkan bergurai panjang. Kepalanya di tutup Tanjak Kacang Sehelai Daun berwarna hitam dengan motif bunga seperti berbunga hati, sepasang alisnya hitam tebal berbentuk golok, sepasang matanya mencorong seperti mata rajawali, hidungnya mancung dan mulutnya berbentuk indah dengan bibir mengarah senyum mengejek. Di pipi antara batang hidung dan bawah daun telinganya ada goresan bekas bacokan memanjang miring. Dialah Alang Salindit.
SFX: Suara dengusan kuda dan kuda berjalan.
NAR
ALANG Salindit menghentikan langkah kudanya. Ia melihat seorang wanita muda memakai payung kertas dan keranjang, berjalan tergopoh-gopoh dari kejauhan.
SFX: Suara dengusan kuda dan kuda berhenti.
NAR
WANITA muda yang bernama Puspa Rana Rampai berhenti sejenak. Dia mulai takut dan was-was jikalau dihadapannya itu adalah seorang penjahat. Ia amati dari jauh.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
MELIHAT gelagat pemuda yang berkuda itu tidak mencurigakan, Puspa Rana Rampai melanjutkan langkahnya dengan cepat sambil menunduk. Ketika berpapasan, ia sempatkan melirik pemuda itu dengan takut dan was-was lalu berpaling.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
ALANG Salindit hanya menatap wanita muda itu, tertegun melihat kecantikannya, tatapannya mengikuti langkah wanita itu sampai kejauhan. Ia pun menghentak kudanya menuju perjalanan.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KELIMA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PADA malam yang kelam, beberapa lampu suluh menerangi kedai yang terbuka. Tata kehidupan di kedai itu tidak banyak perubahan. Sunyi, hanya beberapa orang yang makan dan minum juga para pendatang maupun pedagang keliling yang menginap di lantai dua.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kelima.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 14
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
KETIKA matahari terbenam dibalik ujung laut sebelah barat. Tanah Tanjong tampak sunyi. Kedai makanan dan minuman di tepi sungai Tanah Tanjong juga sama. Pemilik kedai sangat berbaik hati. Kehadiran pemesan makanan selalu disambut dengan ramah dan hati terbuka. Jika pemesan bertanya harga sewa kamar, maka pemilik kedai itu selalu menyebut kurang dari separuh harga pada umumnya. Pemesan mengerti, harga yang disewanya itu terlampau murah. Tampak ada beberapa pengunjung memesan makanan, dan penjaga malam di depan kedai. Alang Salindit turun dari kudanya menghampiri kedai itu.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara telapak kuda berjalan (FADE IN)
SFX : Suara telapak kuda berhenti dan dengusan kuda.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara derit pintu.
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara pengunjung kedai (OFF MIKE)
SFX : Suara derit kursi di geser dan suara orang duduk.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Pesan apa tuan?
ALANG SALINDIT
Ambilkan hamba secawan teh panas dan sepinggan nasi.
PELAYAN KEDAI
Baik tuan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara pengunjung kedai (OFF MIKE)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Ini pesanannya tuan.
ALANG SALINDIT
Terimakasih.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 15
NAR
DI DEPAN kedai, dua orang peronda duduk di bangku panjang terbuat dari belahan kayu kelapa. Mereka berbincang agak lama
SFX : Suara jangkrik (OFF MIKE)
ANGGAH
Jadinya kita esok pagi mengikuti upacara penyambutan Paduka Raja Permaisuri Andak?
ANDAK
Iya, Cuma, waktu kita berangkat di undur beberapa jam. Aku sudah ada janji untuk mengantarkan pesanan kayu Datuk Bontan, hanya sebentar. Aku akan pulang dari pasar sebelum jam makan siang.
ANGGAH
Baiklah kalau begitu.
ANDAK
Ayolah kedalam kedai, kita makan dulu.
ANGGAH
Makanlah kau Andak. aku tidak enak badan.
ANDAK
Aihhh???? biasanya kalau diajak makan kau tak menolak?
ANGGAH
Entahlah Andak. Makan tak kenyang, tidur tak lena, mandi pun tak basah, gelisah yang datang. Anak itik terbang ke hutan, disambar buaya patah kakinya. Bunga cantik jadi suntingan, tak sangka begini harum baunya.
ANDAK
Engkau kenapa he?!! Gelisah, macam kena jelatang saja.
ANGGAH
Hatiku tidak pernah bergetar seperti ini.
ANDAK
Engkau memikirkan siapa?!!
ANGGAH
Gadis bermata indah seperti bintang kejora, berwajah cantik bagai bidadari.... Andai saja aku dapat gadis secantik dia. Betapa dunia yang gersang ini menjadi indah dan jadi milikku.
ANDAK
Eh, iya pulak?! Cantikkah rupa gadis itu Anggah?
ANGGAH
Cantiklah Andak. Matanya mengandung magnet, bibirnya wahhhh...Gadis yang bukan saja meruntuhkan hati dan jantungku. Tapi juga membuat hati dan jantung setiap orang yang memandangnya.
SFX : Suara jangkrik (OFF MIKE)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (OFF MIKE)
ANDAK
Eh! siapa pulak itu?
ANGGAH
??????........kakek yang sering mampir di kedai ini, nampaknya?!
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara derit pintu.
Adegan 16
SFX : Suara pengunjung kedai (OFF MIKE)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara orang duduk.
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Pesan apa tok?
TOK TEHENG
Secawan teh panas dan sepinggan bubur panas kuku.
PELAYAN KEDAI
Baik tok.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
TAMPAK beberapa tamu pembeli juga pemuda yang begadang di dalam kedai itu. Seorang kakek tua dengan tongkat yang terbuat dari kayu bercabang dua duduk dimeja sudut ruangan. Lelaki tua, kurus dan berjanggut putih itu sesekali melakukan gerakan-gerakan aneh. Tentu semua akan mengira kakek tua itu seorang yang miring otaknya. Melihat keadaannya yang melarat, tak seorang pun akan mengira bahwa laki-laki tua ini sesungguhnya adalah seorang pendekar besar, seorang pendekar sakti yang pada puluhan tahun yang lalu amat terkenal dan sukar dicari tandingnya.
SFX : Suara pengunjung kedai (OFF MIKE)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Ini pesanannya tok.
TOK TEHENG
Terimakasih.
NAR
KAKEK tua yang berpakaian serba hitam dan songket hitam tanpa motif itu menyantap makanannya. Jarang ada orang yang mengetahui namanya, dan para tokoh dunia persilatan hanya mengenalnya sebagai Panglima Teheng. Telah puluhan tahun dunia persilatan kehilangan tokoh ini dan orang tau dia telah meninggal dunia tergulung ombak ketika bencana alam besar melanda negerinya.
Adegan 17
SFX : Suara jangkrik (OFF MIKE)
ANDAK
Kejelitaan dara umpama sebilah mata pedang yang mampu memenggal leher seorang lelaki. Siapa pula nama dara pujaanmu yang kau ceritakan tadi Anggah?
ANGGAH
Puspa Rana Rampai, aku selalu melintasi rumahnya. Melihat atap rumahnya saja, aku sudah teramat senang.
ANDAK
Ha-ha-ha-ha.........apaaaalah engkau ni. Itu namanya cinta kelapa. Engkau yang cinta, dia tak apa-apa. Anak cina karam di beting, yang seorang pandai berenang. Bunga banyak boleh disunting, bunga tanjung dicari orang. Kau tau tunangannya siapa?
ANGGAH
Tidak, sudah bertungankah ia? Si...siapa pula tunangannya Andak?
ANDAK
Anak cina kebun Cik Ali, burung kedidi terbang ke pantai. Kalau sudah gunung yang tinggi, mana boleh dapat dicapai. Dia tunangan Datuk Alam Setapak. Kau tau, siapa Datuk Alam Setapak tu? Seorang Datuk kejam yang disebut Datuk Besar, punya harta banyak dan pengawal yang banyak pula. Apa yang dia inginkan, harus dia dapatkan. Kalau tidak dapat? Segala cara dia lakukan dengan kekejamannya. Apalagi dia tau kalau kau suka sama calon isterinya itu. Jangankan memadu kasih, engkau suka saja, engkau disumpahnya jadi patung batu. Jangan terlalu kuat bercerita, siapa tau ada anak buahnya di antara yang makan di dalam kedai ni.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara beberapa tapak kaki kuda berlari (FADE IN)
SFX : Suara beberapa tapak kaki kuda berhenti dan dengusan kuda.
SFX : Suara beberapa orang turun dari atas kuda.
SFX : Suara beberapa telapak kaki berjalan (FADE IN)
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 18
SFX : Suara derit pintu.
SFX : Suara pengunjung kedai (OFF MIKE)
SFX : Suara beberapa tapak kaki berjalan (FADE OUT)
SFX :Suara beberapa orang duduk.
PERAMPOK GONDORNG
Pelayan!, kemari!
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Selamat datang kembali di kedai kami. Sudah lama tidak kelihatan, rupanya tetua sangat sibuk sekali.
PERAMPOK BERKUMIS
Sudah, jangan banyak mulut. Sediakan delapan cawan arak, delapan pinggan ayam panggang.
PELAYAN KEDAI
Baik tuan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat (FADE OUT)
PERAMPOK GONDRONG
Datuk Besar, kerjanya kasih perintah melulu.
PERAMPOK BERKUMIS
Kalau mau jadi manusia berguna, murid harus patuh perintah guru. Kau harus ingat pula, jika tenaga dalammu sudah benar-benar sangat sempurna dan tubuhmu telah kebal sepenuhnya karena berendam di Telaga Sungsang. Dua tahun mendatang Datuk Besar menurunkan jurus-jurus ilmu silat tingkat paling tinggi kepadamu. Jika kau tidak punya tenaga dalam yang tinggi, mana bisa Datuk Besar menurunkan pukulan-pukulan dahsyat yang ia miliki.
PERAMPOK GONDRONG
Iya, tapi saratnya terlalu berat, hampir-hampir aku tak sanggup, dan tak percaya. Bahkan ia memberiku sebatang kayu yang katanya punya banyak kesaktian.
PERAMPOK BERKUMIS
Setan betul. Terima saja, mengapa harus membantahnya?
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat (FADE IN)
PELAYAN KEDAI
Ini pesanannya tuan.
PERAMPOK GONDRONG
Hemmmm!
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat (FADE OUT)
PERAMPOK KURUS
Mana kayunya?!
PERAMPOK GONDRONG
Neh....
PERAMPOK KURUS
Sepotong kayu butut begini? Aku sendiri bisa mencari beratus-ratus potong di depan kedai ini.
PERAMPOK PENDEK
Nanti jika kau sudah berhadapan dengan musuh dan kau keluarkan tenaga dalam. Kau segera tahu rahasia apa yang terkandung di balik sepotong kayu butut yang kau caci maki itu. Sekarang terima saja sambil berharap moga sepotong kayu butut itu tidak berubah menjadi seekor ular yang mematukmu.
SEMUA LELAKI : (TERTAWA)
TOK TEHENG : (TERTAWA, SEMUA TERDIAM)
SFX : Suara memukul meja dan suara dentingan piring berserakan.
PERAMPOK GONDRONG
Diam kau orang tua, tertawa mu itu menghinaku! Lebih baik kau keluar dari sini pengemis busuk. Jangan menambah muak dengan ketawa-ketawa seperti siluman itu! Jika kau masih berdiam disini, aku tidak segan-segan membunuhmu, mengerti kah kau orang tua?
TOK TEHENG
He-he-he-he...
PEMILIK KEDAI
Sudahlah tuan, jangan berkelahi disini.
PERAMPOK GONDRONG
Heh! Tak perlu kau mencampuri urusan kami, pemilik kedai!
SFX : Suara gebugan pukulan di dada
PEMILIK KEDAI
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara geseran diselingi jatuhnya meja dan kursi serta jatuhnya piring-piring.
TOK TEHENG : (TERTAWA)
PERAMPOK GONDRONG
Puih manusia hina. Mampuslah kau...ciaaattt!
SFX : Suara kibasan parang.
TOK TEHENG
Oupsss...he-he.he.he
PERAMPOK GONDRONG
Highhhhkkkk!!!!!!!
SFX : Suara beberapa kali kibasan parang.
TOK TEHENG
Heittthhhhh !!!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX : Suara gebugan pukulan di dada.
PERAMPOK GONDRONG
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara geseran diselingi jatuhnya meja dan kursi serta jatuhnya piring-piring.
TOK TEHENG
He-he-he-he, kau rasa pukulan Tongkat Sumpah Mambang ini.
PERAMPOK BOTAK
Tetua Mengapa harus bertele-tele. Serahkan pada kami biar kami bereskan tikus yang tidak tahu peradatan ini.
PERAMPOK BERKUMIS
Keparat betul...serang!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PERAMPOK PENDEK
Ciaaaaattttttt!!!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
TOK TEHENG
Heittthhhhh.....!!!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
TOK TEHENG
Oupssss..........he-he-he-he.
PERAMPOK KURUS
Kakek tua itu menganggap remah pukulan kita tetua.
PERAMPOK BERKUMIS
Kau serang pengemis itu!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
PERAMPOK KURUS
Highhkkkkttttt !!
SFX : Suara meja bergesar.
TOK TEHENG
Ooowwwww......higgggkkkkkt !
SFX : Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
SFX : Suara hentakan kaki di meja (OFF MAKE)
TOK TEHENG
He-he-he-he, kau tadi menendang meja itu, hampir saja aku terjatuh, he-he-he-he.
PERAMPOK PENDEK
Dia berpindah ke meja lain tetua.
PERAMPOK BERKUMIS
Serang terus, jangan kasi kesempatan untuk lolos!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar berkelahi dan meja yang terhantam.
TOK TEHENG
He-he-he-he......
PERAMPOK BOPENG
Tampaknya kau kehilangan lawan pengemis tua. Tapi kau tidak perlu berkecil hati. Aku pantas menjadi lawanmu. Kau rasakan cambukku ini. Ciaaaaaaat...!!!
TOK TEHENG
Upsssss...................
SFX : Suara beberapa kali cambukan dan suara kibasan-kibasan tongkat.
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
PARA pengunjung lari keluar kedai, namun hanya ada beberapa orang yang terperangkap di kedai itu menyaksikan perkelahian. Pengunjung yang menginap di loteng, terpaksa turun pontang panting sesekali menyumpah serapah.
SFX: Suara siuran kibasan tongkat yang di putar.
PERAMPOK PENDEK
Gerakan kakek tua itu berubah tetua. Ia memutar-mutar tongkatnya.
PERAMPOK BERKUMIS
Iya, putarannya semakin kencang, hingga berupa bayang-bayang kuning kemerahan.
PERAMPOK PENDEK
Awas! pukulan tongkatnya!!!!
TOK TEHENG
hhiaaaaaaaaatttttttttt.........!!!!!!
SFX: Suara pukulan kayu ke meja, seperti suara petir.
PERAMPOK BOPENG
Aggghhhhhhh.......
TOK TEHENG
He-he-he-he, untung saja kau tak kena pukulan Tongkat Sumpah Mambang ku ini, he-he-he-he, ciaaaattttttt.....!!!!!
SFX: Suara kibasan tongkat dan cambukan.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PERAMPOK BOPENG
heigkkkhhhhhh !
SFX: Suara kibasan tongkat dan cambukan.
SFX: Suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
Rasakan pukulan Tongkat Sumpah Mambang ini, hhiaaaaaaaaatttttttttt........!!!!
SFX: Suara berdetas.
PERAMPOK BOPENG
Aggghhhhhhh.......
SFX: Suara meja, gelas dan piring terjatuh.
TOK TEHENG
Heeeee-he-he-he....
PERAMPOK PENDEK
Kepala teman kita terpecah, dia telah mati?! Tampaknya kakek tua ini mempunyai ilmu silat yang tinggi. Tetua sedang menyerangnya. Cepat kau lari, beritakan kejadian ini dengan Pendekar Parang Elang, agar ia kemari....cepat!
PERAMPOK KURUS
Baik....
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
SFX: suara ringkikan kuda dan kuda berlari kencang (OFF MIKE – FADE OUT)
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
He-he-he-he......heigkkkhhhhhh !
SFX : Suara kelebat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
SFX: Suara berlari di tangga
PERAMPOK KURUS
Hai kau mau kabur kemana pengemis tua! Ku habisi nyawamu pengemis busuk!
SFX : Suara tapak kaki berlari.
SFX: Suara berlari di tangga.
PERAMPOK BERKUMIS
Pengemis tua itu naik ke loteng, mari kita kejar!
SFX : Suara beberapa tapak kaki berlari.
SFX: Suara berlari di tangga.
TOK TEHENG
He-he-he-he......kau pula yang mau menandingiku. Bertukaaaarlah monyet dengan beruk.
PERAMPOK BERKUMIS
Pengemis busuk! Berani menghina ku berarti berani menghadapi kematian!
TOK TEHENG
Sudahlah, tak sedap bicara denganmu. Dari jauh saja bau mulutmu membuat hidungku seperti mau tanggal!
PERAMPOK BERKUMIS
Bangsat! Kau rasakan kedua trisula ku ini! Kalau aku tidak dapat memuntir betang lehermu, biar aku berhenti jadi orang! Ciaaaattt.....!!!
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN secepat kilat, tongkat kayu berbalut kain tiga warna yang dibalut di pembatas pegangan itu ia ayunkan mengenai lawan. Beberapa lawan berjatuhan ke lantai bawah akibat pukulan maut tongkat kayu yang dijuluki Tongkat Sumpah Mambang itu.
Alang Salindit tampak tenang-tenang saja, ia amati permainan silat Tok Teheng yang begitu handal. Ia tak menyangka jika tadinya hanya pengemis tua yang kurang waras, ternyata pendekar yang cukup sakti.
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
SFX: Suara jeritan beberapa orang jatuh (FADE OUT)
SFX: Suara kepingan kayu berjatuhan (FADE OUT)
SFX : Suara beberapa kali kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara pendekar berkelahi.
SFX: Suara kelebat melompat seperti kepakan sayap rajawali terbang.
TOK TEHENG
Hiatttttt.............
PERAMPOK PENDEK
Pengemis tua itu terbang melompat kebawah, kejarrrrr!
SFX: Suara beberapa kaki turun tangga.
NAR
KEDAI kayu itu laksana dilanda angin punting beliung. Benda-benda berpelantingan. Beberapa anggota rampok terhuyung-huyung lalu jatuh terduduk satu demi satu. Dengan menghandalkan ilmu peringan tubuh yang tinggi, Tok Teheng melompat seperti terbang ke lantai bawah. Ketika ia mendengar suara beberapa kuda berlari mendekati halaman kedai, ia pun melompat dari jendela kedai yang berukuran lebar berkelebat melayang menembus malam.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berlari (FADE IN)
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berhenti.
SFX : Suara beberapa telapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara derit pintu.
PENDEKAR PARANG ELANG
Apa yang terjadi ?!
PERAMPOK BERKUMIS
Se...se...seorang pengemis tua tuan......Pengemis tua itu telah berbuat kurang ajar kepada kami tuan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kemana dia!
PERAMPOK PENDEK
Menuju ke utara tuan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ayo, kita kejar.
SFX : Suara derit pintu.
SFX : Suara beberapa telapak kaki berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SUASANA di kedai itu menjadi riuh, mencekam. Malam yang dingin sempat berobah menjadi memanas. Kelelawar tergantung di sisi atap, berkelebar beterbangan terganggu dengan suara dan hentaman-hentaman keras pada dinding dan meja serta apa saja yang ada di ruang itu.
Kesunyian pun datang lagi, para lelaki yang berkelahi itu dengan wajah berduka membopong rekan yang terluka mau pun tewas. Lokasi ruang kedai di pinggir sungai Tanah Tanjong itu pun porak poranda. Pemilik kedai bergegas membenahi sisa-sisa kayu mau pun kaca yang berserahan.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DAHULU orang mengenal kakek tua itu sebagai seorang laki-laki yang tinggi tegap dan tampan gagah, dengan tengkolok Dendam Tak Sudah, pakaiannya terbuat daripada sutera halus berwarna hitam, dengan sulaman benang emas menggambarkan bulan dan sebatang keris di pinggangnya. Dahulu, belasan tahun yang lalu, sepak terjangnya amat mengagumkan kawan maupun lawan. Mulia seperti malaikat bagi yang tertolong, hebat mengerikan seperti iblis bagi penjahat yang dibasminya. Itulah dia Panglima Teheng!
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEENAM
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
DARI Muara Bagan menuju Tanah Tanjong sangatlah jauh. Kalau menggunaan jalan darat, akan terasa jenuh sebab harus beberapa kali keluar masuk hutan, barulah jumpa perbatasan. Untuk menuju Istana Tanah Tanjong, membutuhkan beberapa waktu lagi.Sehingga perjalanan bisa memakan waktu dua hari satu malam. Untuk itu Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo menggunakan jalan pintas, yakni menggunakan rakit dihiasi berlembaran-lembaran kain dan penutup sebagai dinding dan atap.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang bagian ke enam.
MUSIK : DOWN UNDER
Adegan 19
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
PARA Datuk Hulubalang bersama pasukan Kerajaan Muara Bagan yang sudah terlebih dahulu sampai, menunggu dibibir sungai menanti kedatangan Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo beserta rombongan. Beberapa kuda dan kereta kuda sudah dipersiapkan untuk kenderaan Paduka Raja Permaisuri dan para petinggi kerajaan.Penyambutan Paduka Raja Permaisuri dipercayakan kepada Datuk Bontan sebagai ketua adat. Selain sebagai Hulubalang di Tanah Tanjung, Datuk Bontan merupakan datuk yang sangat dihormati penduduk dikarenakan santun, pemurah dan berbudipekerti.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK KEPAYANG
Datuk Bontan, patik menghadap.
DATUK BONTAN
Ada apa gerangan Datuk Kepayang.
DATUK KEPAYANG
Rombongan Paduka Raja Permaisuri sudah mulai dekat datuk.
DATUK BONTAN
Kalau begitu, mari kita lihat datuk-datuk.
PARA DATUK - DATUK
Mari....mari....
SFX : Suara para datuk agak riuh.
SFX : Suara beberapa tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara beberapa tapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara angin dan hempasan ombak.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK BONTAN
Benar datuk......eeee, Datuk Kepayang, suruhlah pimpinan pengawal untuk membariskan pasukan. Dan pawang kuda untuk membariskan kuda-kudanya.
DATUK KEPAYANG
Baik datuk.
DATUK BONTAN
Datuk Buah Dalam Tari, segeralah keistana, tata barisan penduduk yang bertugas menyiramkan bertteh, beras kuning dan bunga rampai. Juga persiapkan para penari.
DATUK BUAH DALAM TARI
Baik datuk.
DATUK BONTAN
Datuk Barombang, suruh pimpinan pasukan untuk menata barisan pengawal dan yang membawa arak-arakan tampung tawar dan upah-upah, kiranya sudah ditempat.
DATUK BAROMBANG
Baik datuk.
DATUK BONTAN
Segeralah datuk-datuk.
PARA DATUK-DATUK
Baik datuk.
SFX : Suara beberapa tapak kaki berjalan.
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berlari (OFF MIKE - FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara riuh para rombongan.
DATUK BONTAN
Selamat datang Yang Maha Mulia Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo....Selamat datang datuk-datuk para petinggi....mari menuju kereta kuda yang telah kami siapkan Yang Mulia....mari datuk-datuk.
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara beberapa telapak kaki kuda berlari (FADE IN)
NAR
BIARPUN pemberontakan telah dipadamkan, peristiwa yang mengakibatkan perpecahan di kalangan atas, dan mengakibatkan timbulnya sikap curiga-mencurigai di antara mereka, mempunyai pengaruh besar terhadap kepemimpinan Raja Permaisuri Putik Kalayo. Tiga Hulubalang masing-masing menyusun kekuatan dan berusaha mengatur daerah kekuasaan seperti seorang raja. Semua hasil pemungutan pajak dan lain-lain mereka simpan sendiri, dan kalau pun sebagai basa-basi mereka masih mengirimkan hasil upeti ke Istana Muara Bagan, maka yang dikirim itu tidak ada artinya dibandingkan dengan hasil yang masuk. Namun banyak pula para petinggi yang setia.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 20
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SIANG yang cerah, penduduk Kampung Selusuh seolah-olah telah menghilang. Mereka berada di sawah maupun ladang. Terik sinar matahari menyiram tetumbuhan. Di hari-hari yang demikian. Alang Salindit berada di jalan besar sebuah persimpangan.
ALANG SALINDIT
Ufffhhhh............., Haihhhhhh...........................hm, bangsi yang bertuah, dapatlah kiranya engkau menghiburku....
SFX : Suara bangsi.
NAR
DI PERJALANAN melelahkan, namun Alang Salindit riang gembira meniup bangsinya. Langkahnya terhenti ketika ia melihat seekor kuda berdiri jauh menghadapnya. Kuda itu ditunggangi seorang yang sama sekali tidak ia kenal. Pakaiannya seperti para datuk penguasa. Dia amati dengan penuh hati-hati.
ALANG SALINDIT
Wahhhh.........ada seorang berkuda....tapi, kenapa dia berhenti disana?.......kuda dan orang itu seakan memandangku, atau menentangku?........wah-wah-wah....gawat!, ini gawat!......Achhh bukan, tampaknya ia mungkin numpang tanya kepada ku.....ahhhh, sebaiknya ku hampiri saja dia.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara dengusan kuda.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hei, tamu aneh di siang hari. Tunggu dulu, kau hendak kemana?!
ALANG SALINDIT
Ingin pulang tuan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Mau pulang katamu??? ha-ha-ha-ha...!
SFX : Suara orang turun dari kuda.
SFX : Suara dengusan kuda.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau masih kenal denganku?
ALANG SALINDIT
Tidak tuan. Sebaiknya izinkan hamba melintas tuan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, jangan kau berpura tidak kenal anak muda. Aku cukup mengenalmu. Kau pernah menyelamatkan sepasang saudagar berkereta kuda bukan? Ketika aku ingin menghabisi nyawa saudagar lelaki itu, malah kau menghalanginya. He-he-he-he, peristiwa itu tidak terlalu lama, masih lengket wajahmu dalam pikiranku. Bekas luka di pipimu, bekas luka dipipimu itulah yang aku ingat....ha-ha-ha- ha...!
ALANG SALINDIT
Jika demikian, maafkanlah hamba.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hah? maaf??? haaaa-ha-ha-ha-ha, aku belum puas bertarung dengamu, anak muda! Ternyata kau hebat juga bertarung. Maka, sambutlah pukulan mautku anak muda. Ciaaaattttt....!!!!!
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan pukulan.
ALANG SALINDIT
Opsssss.......heeiittttt...
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiyahhhh........!!!!
SFX : Suara orang bertarung.
SFX : Suara kibasan pukulan.
ALANG SALINDIT
Opsssss.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciahhhhh......
SFX : Suara orang bertarung.
SFX : Suara kibasan pukulan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Heittttttthhhh.............!!
SFX : Suara debugan pukulan ke dada.
ALANG SALINDIT
Aduhhh..................
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha....aku pikir kau sehebat yang aku duga, anak bodoh...baru pukulan itu saja, kau sudah terjatuh.
ALANG SALINDIT
Baiklah tuan....ciaaaaat.....!!!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan pukulan.
ALANG SALINDIT
Hickkkkksssssss................!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan pukulan.
ALANG SALINDIT
Ciaaahhhh....!!!!!
SFX : Suara debugan tendangan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Highhhhkkkk............!!
SFX : Suara debugan tendangan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Ciahhhhh............!!
SFX : Suara debugan pukulan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PENDEKAR PARANG ELANG
Ternyata tendangan anak ini sangat ampuh, pukulannya hampir merontokkan dadaku. Tak ada waktu untuk berlama-lama dengan anak ini. Kuhabisi saja dia.................Hei, anak muda! terimalah dahsyatnya Parang Elang ku ini! Ciaaaaaattttt...!!!!
SFX : Suara kibasan parang.
ALANG SALINDIT
Wah, celaka, celaka! Hopsssss........
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciahhhhh............!!
ALANG SALINDIT
Hikcssssss........
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kuhabisi kau anak muda...ciahhhh...!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
MUKA Alang Salindit sudah berubah, menjadi pucat pasi, sebaliknya wajah Pendekar Parang Elang tampak merah padam. Alang Salindit kewalahan dengan serangan bertubi-tubi dari Pendekar Parang Elang.
Pendekar Parang Elang terus memburu, Alang Salindit menjatuhkan dirinya ke tanah, menghindari sabetan parang lelaki itu. Ia pun berguling-guling ke belakang seketika itu pula ia jongkok berlutut ingin menyerang.
ALANG SALINDIT
Serangannya berbahaya. Harus kusambut dengan Parang Punting ku....parang......parang......mana parangku......Astaga, aku terlupa membawanya. Yachhh, ternyata aku hanya membawa kerambit, dua buah kerambit yang berukuran satu jengkal ini terlalu kecil, ini hanya untuk permainan jarak pendek...... Putus tali layang-layang. Robek kertasnya tentang bingkai. Hidup yang usah mengepalang. Tidak kaya, berani pakai....akh sudah, kusambut saja ia dengan karimbit ini, harus sampai tuntas. Aku tidak perlu gegabah, siapa tau sikap ini adalah suatu sikap untuk mengelabuinya dan memancingnya dalam suatu keadaan yang tak menguntungkan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ayo maju anak muda. Gunakan parangmu yang tempo hari.....ha-ha-ha-ha, ayo ?! apa lagi?!
ALANG SALINDIT
Aku sudah berdiri. Majulah, aku tidak ingin menyerangmu.
PENDEKAR PARANG ELANG
Baiklah kalau begitu anak muda, ciaaaaaatttttt.....!!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hickkkkksssssss................!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
ALANG SALINDIT
Hickkkkksssssss................!!!
SFX : Suara kibasan dua kerambit seperti suara kibasan pukulan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Owww............ !!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Kenapa kau mundur tuan? majulah.
PENDEKAR PARANG ELANG
Celaka, dua buah kerambitnya hampir mengenai perutku.... ciaaaaattttttt....!!!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hickkkkksssssss................!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Terima pukulan ku anak muda....ciahhhhh !!!
NAR
KETIKA Pendekar Parang Elang mengibas parang nya tepat ke leher Alang Salindit, dengan secapat kilat Alang Salindit menepis dengan jurus Mawar Layu Tertiup Angin disusul dengan tendangan-tendangan Harimau Menutup Jalan. Pendekar Parang Elang pun terpental kebelakang.
PENDEKAR PARANG ELANG
jurus itu??? Sepertinya...jurusnya persis seperti jurus yang di pakai Datuk Merawal...... Keparat! untung saja aku menggunakan kuda-kuda yang kuat. Hmmmm, dengan persisnya jurus dan sobekan di atas pipi anak muda ini, entah entah dia............akh sudah, dia bukan anak bedebah itu.Ciaaaatttttttttt..............!!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hickkkkksssssss................!!!
ALANG SALINDIT
Hopsssss........
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan parang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau rasakan pukulanku ini ....hiatttccccchhh !!!
ALANG SALINDIT
Aghhhh.....!!!!!!
SFX : Suara debugan pukulan.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau rasakan tendangan ini anak muda, hiatttccccchhh......!!!
SFX : Suara kelebatan melompat seperti kepakan sayap rajawali terbang.
SFX : Suara debugan tendangan.
ALANG SALINDIT
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
LELAKI itu menodongkan parangnya ke dada Alang Salindit yang terdampar di tanah. Kemudian ia menghayunkan pedang itu mengarah ke dada Alang Salindit. Namun tiba-tiba hayunan parangnya tertahan oleh cabang batang kayu. Ternyata itu bukanlah batang kayu, akan tetapi tongkat yang bercabang dua milik sesosok tubuh kurus kering. Kulitnya keriput, sekujur tubuhnya nyaris tidak berdaging.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha, pukulan dan tendangan ku itu belum seberapan anak muda. Tapi parang ini, parang yang bergagang kepala elang ini akan mencincangmu, anak muda! ha-ha-ha-ha.......ciaaaaaaaaaaaaatttt !!!!!!!!...................eghhhhk....Eghhhhk, apa ini.
TOK TEHENG
He-he-he-he-he
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaattttt..................!!!
TOK TEHENG
Eittt..................He-he-he-he-he
PENDEKAR PARANG ELANG
Siapa kau orang tua!
TOK TEHENG
He-he-he-he-he.
PENDEKAR PARANG ELANG
Minggir pengemis tua!, ini bukan urusanmu!
TOK TEHENG
He-he-he-he-he, tentu urusanku perampok busuk, He-he-he-he-he.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau menghinaku?!!! Rasakan parangku ini, ciaaaatttttttttttt .......!!!!!!!
TOK TEHENG
Eiittttt.............
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciahhhh.....!
TOK TEHENG
Highhhhttttttt.....!
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tongkat.
SFX : Suara dentingan dan kibasan parang.
TOK TEHENG
He-he-he-he-he, Pendekar Parang Elang, jurus silatmu terlalu ringan He-he-he-he-he.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kurang ajar kau pengemis tua, Ciahhhh.....!
TOK TEHENG
Highhhhttttttt.....!
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tongkat.
SFX : Suara dentingan dan kibasan parang.
TOK TEHENG
Owww............ He-he-he-he-he, ciaahhhh....!!
SFX : Suara kibasan tongkat.
PENDEKAR PARANG ELANG
Highhhhttttttt.....!
TOK TEHENG
He-he-he-he-he, hampir saja Tongkat Sumpah Mambang ini mematahkan kakimu Parang Elang, he-he-he-he....ciaahhhh !!
PENDEKAR PARANG ELANG
Highhhhttttttt.....! Hanya sebentar menghabisimu pengemis tua....ciaaaatttttt !
TOK TEHENG
Oupssss............. !!
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tongkat.
SFX : Suara dentingan dan kibasan parang.
SFX : Suara debugan pukulan di dada.
PENDEKAR PARANG ELANG
Augghhhhhh.........!
TOK TEHENG
He-he-he-he, kalau kail panjang sejengkal, jangan laut hendak diduga, masih pukulan telapak tanganku, kau sudah terhuyung Pendekar Parang Elang, he-he-he-he.
PENDEKAR PARANG ELANG
Hei, pengemis hina...Kalau kena tampar, biar dengan tangan yang bercincin, kalau kena tendang, biar dengan kaki yang berkasut. Aku tak ingin bertarung dengan orang rendah derajatnya, menang tak ada istimewanya, kalah mendapat malu berkepanjangan.
SFX : Suara tapak kaki berlari.
SFX : Suara melompat kuda.
SFX : Suara ringkikan kuda.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciahhhhh............!
SFX : Suara kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
He-he-he-he-he....happp.....!
NAR
KAKEK tua itu melompat berkelebat ke arah pepohonan-pepohonan rimbun pinggir jalan itu. Rasa penasaran Alang Salindit semakin menjadi. Siapa gerangan kakek yang tidak ada bedanya dengan jerangkong, berpakaian gembel serba hitam yang mempunyai jegot dan rambut yang panjang dan kilat memutih ini. Alang Salindit pun mengejar ke arah kakek itu melesat.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
KAKEK sakti itu melayang dengan cepatnya. Alang Salindit mengejar sekuat tenaganya. Sesekali Alang Salindit berhenti memperhatikan kanan.kiri. Otaknya berputar, pendengarannya dia pasang terang-terang. Tiba-tiba bayangan hitam dan putih yang berkilat melesat lagi dari kejauhan, ia kejar arah bayangan itu pergi.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KETUJUH
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
KETIKA pertempuran antara Tok Teheng dengan Pendekar Parang Elang, Alang Salindit terpaku diam melihat jurus-jurus silat Tok Teheng yang mematikan itu. Pada akhirnya Pendekar Parang Elang kalah dan lari meninggalkan arena. Tok Teheng pun berkelebat menyusuri hutan di sisi jalan itu. Alang Salindit mengejar Tok Teheng yang berlari bagaikan angin.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian ketujuh.
MUSIK : DOWN UNDER
Adegan 21
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
ALANG Salindit terus mencari menyelusuri pohon-pohon raksasa di hutan itu. Ia berlari kencang mengejar kakek tua itu. Sesekali ia berhenti. Daun-daun pohon beringin bergemerisik keras, akar-akar gantungnya bergoyang-goyang deras. Semua ini menimbulkan suasana yang menyeramkan.
ALANG SALINDIT
Kemana orang tua itu?....hah, tampaknya ia mengarah ke timur, aku harus berjalan ke arah sana.
SFX : Suara tapak kaki berlari cepat di semak belukar (FADE OUT)
ALANG SALINDIT
Itu bayangannya! aku harus mengejarnya..................cepat.........cepat.........cepat.......
SFX : Suara tapak kaki berlari cepat di semak belukar.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Hah, hilang lagi jejaknya.....
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
ALANG SALINDIT
Sial, aku kalah cepat.......
SFX : Suara tapak kaki berlari cepat di semak belukar (FADE OUT)
ALANG SALINDIT
Bayangannya lagi!................................cepat.........cepat.........cepat.......
SFX : Suara tapak kaki berlari di semak belukar.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
ALANG SALINDIT
Hah, sial lagi....kali ini aku tidak boleh kalah. Aku harus mendapatkannya.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara burung – burung dan beruk/suasana hutan.
ALANG SALINDIT
Aku sudah terlalu jauh, hari masih siang, tetapi disini kenapa gelap? Ternyata aku berjalan menuju ke arah hutan belukar yang makin dalam, ohhhhh..
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara burung – burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Bayangan orang tua itu sudah tidak terlihat melintas. Wah, apakah dia sudah terlalu jauh?
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara burung – burung dan beruk/suasana hutan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
ALANG SALINDIT
Aku harus mundur pulang, atau berjalan terus ya?!....Ah, sudah, aku harus berjalan terus. Tetapi, kemana? Oh, aku harus mengikuti kata hatiku. Langkah yang kugerakkan harus mengikuti perintah hatiku...
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara burung-burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Goa? Ada goa.....aku harus menghampiri goa itu....
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.
SFX : Suara burung – burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Opssss!....ternyata ada seseorang membakar api unggun....aku harus mengendap-endap di antara lalang-lalang ini. Aku harus mengintai dan mendekatinya perlahan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak.
SFX : Suara burung-burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Astaga! Ternyata orang tua itu....Highhhhk!
SFX : Suara berkelebat melompat seperti kepak sayap rajawali terbang.
SFX : Suara tapak kaki berjalan pelan.
SFX : Suara burung – burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Aku sudah mendekati dinding ini, semoga lelaki tua itu tidak melihatku.
SFX : Suara tapak kaki berjalan pelan.
SFX : Suara burung-burung dan beruk/suasana hutan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
MESKIPUN kakek itu sudah tua, akan tetapi pendengaran dan penglihatannya masih tajam. Kakek tua itu sebenarnya sudah mengetahui kedatangan Alang Salindit, tetapi ia berpura-pura tidak tau. Telinganya terus ia pasang medengar gerakan Alang Salindit. Ketika Alang Salindit mendekat, Tiba-tiba telapak tangannya diputar-putar, menimbulkan gulungan angin menderu-deru. Putaran tangannya semakin cepat, kepulan asap pun bergulung semakin tebal. Sampai akhirnya menyelimuti Alang Salindit. Seketika itu pula kakek tua itu menyerang Alang Salindit menggunakan sebatang ranting kayu.
SFX : Suara siungan hembusan angin.
ALANG SALINDIT
Uhhh....uh.......asap.....asap......uhhh...........
TOK TEHENG
Ciaaaaatttttttttttt....!!!!
ALANG SALINDIT
Upsss................heighhhhhhkk....
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
TOK TEHENG
Rasakan ini....he-he-he-he
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
ALANG SALINDIT
Upsss................
TOK TEHENG
Ciahhhh...............
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
ALANG SALINDIT
Heighhhhhhkk....
TOK TEHENG
He-he-he-he, Ciahhhh...............
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
ALANG SALINDIT
Upsss................
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
ALANG SALINDIT
Agghhhhh.......................
TOK TEHENG
Bagaimana?
ALANG SALINDIT
Ampun tok.....Ampuuuunnnn.
TOK TEHENG
Mengapai kau kemari, ha! hickkkkk !!!
SFX : Suara kibasan sebatang ranting.
ALANG SALINDIT
Upsss.....ampun tok.....Ampuuuunnnn.
TOK TEHENG
Sebaiknya kau pulang.....cepaaattt....!!!!
ALANG SALINDIT
Ampun tok.....sebenarnya kedatangan hamba ingin menginap disini tok.
TOK TEHENG
Ingin menginap?!!
ALANG SALINDIT
Ijinkanlah hamba tok....jika hamba pulang, perjalan hamba terlalu jauh. Nanti hamba terlalu larut malam keluar dari hutan ini. Didalam malam yang pekat, mana bisa hamba menentukan arah dan tujuan?
TOK TEHENG
Tidak bisa! Pulanglah segera!
ALANG SALINDIT
Tolonglah tok....ijinkanlah hamba tok.
TOK TEHENG
Baiklah, ku ijinkan kau menginap disini. Kali ini saja.
ALANG SALINDIT
Terimakasih tok.....terimakasih tok.
TOK TEHENG
Ya, masuklah......
ALANG SALINDIT
Terimakasih tok.....
SFX : Suara dua pasang telapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Mmmmhhhhh............
SFX : Suara periuk tanah dibuka tutupnya.
SFX : Suara air dicurahkan ke cangkir.
TOK TEHENG
Jika kau lapar, bakarlah ayam hutan itu.
ALANG SALINDIT
Iya tok......terimakasih.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
(SFX : Suara air di sruput ) ......ahhhhhhhh.
ALANG SALINDIT
Hutan ini, apa namanya tok?
TOK TEHENG
Orang-orang menyebutkan Hutan Seribu Taman dan goa ini bernama Kubur Bunian.
ALANG SALINDIT
Ooo.....Tongkat ranting bercabang dua ini sangat sakti tampaknya tok.
TOK TEHENG
Jangan kau pegang tongkat itu.
ALANG SALINDIT
Oh, eh...maaf tok....
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Kenapa ada gumpalan benang tiga warna di tongkat itu tok? Kuning...merah dan...hitam.
TOK TEHENG
(SFX : Suara air di sruput ) Hhhhhhhhhhh......mmmmmm...........Tongkat itu bernama Sumpah Mambang. Sebenarnya itu bukan hanya digunakan untuk tongkat saja. Akan tetapi, tongkat yang berbentuk ranting itu adalah pedang. Benang tiga wana itu adalah sebagai pembatas antara gagang pedang dan sarungnya.
ALANG SALINDIT
Ooo.............begitu...Kenapa atok harus tinggal disini?
TOK TEHENG
Namaku Teheng. Dulunya aku adalah seorang Panglima, yang bernama Panglima Teheng. Dan aku pernah menjadi seorang Raja. Delapan puluh tahun yang lalu, negeriku tenggelam disebabkan bencana alam yang cukup dahsyat. Istri, anak dan semua rakyatku meninggal dan tenggelam ketika gempa terbesar dan banjir tertinggi menenggelamkan negeriku. Istanaku hancur dan hilang di amuk badai hingga aku terdampar di pantai Tanah Tanjong ini. Aku sudah dua kali mati, akan tetapi dua kali pula aku hidup kembali. Dan aku lebih memilih untuk tinggal di goa Kubur Bunian ini....Kenapa terlalu banyak pertanyaanmu bocah kecil?! Apa yang hendak kau cari?
ALANG SALINDIT
Ohh, maafkan hamba tok, sebenarnya Hamba terkagum dengan........ atokkkk?!
TOK TEHENG
Tok Teheng namaku.
ALANG SALINDIT
Ah, iya. hamba kagum dengan Tok Teheng. Ketika itu hamba melihat atok bertempur dengan delapan perampok di kedai pinggir sungai Tanah Tanjong, beberapa hari yang lalu. Rasa kagum hamba semakin bertambah ketika atok menyelamatkan hamba dari Parang Elang itu.....Terimakasih tok.
TOK TEHENG
Iya,....lalu kenapa kau harus kemari?!
ALANG SALINDIT
Tidak bermaksud lain tok. Cuma mengetahui tempat tinggal atok saja.
TOK TEHENG
He-he-he-he, kalau tidak berada-ada, tidak tempua bersarang rendah.
ALANG SALINDIT
Eheh......i, iya tok. Eeeee....jika Tok Teheng berkenan, jadikanlah hamba muridmu tok.
TOK TEHENG
Tidak, sebaiknya kau pulanglah.
ALANG SALINDIT
Apakah guna kemenyan sebesar tungku kalau tidak dibakar tok. Tidak ada gunanya ilmu disimpan saja kalau tidak diajarkan kepada orang lain.
TOK TEHENG
He-he-he-he, kau pandai juga merayuku. Ya, laksana kayu surian yang akan bertukar daun, jatuh juga daun-daun tua ke bawah, karena hendak berganti dengan yang baru....he-he-he-he, tapi yang jelas bukan kepadamu!
ALANG SALINDIT
Mau dikusuk tok?? he-he-he-he saya pandai mengkusuk, sinilah tok.
TOK TEHENG
Ah, iya...ini kusuk kaki ku dulu.
ALANG SALINDIT
Baik tok.......
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Enak juga pijitanmu, hampir-hampir aku mau tertidur.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Tok, hamba mau jadi murid....bolehkan tok?
TOK TEHENG
Mmmmhhhh............Kau anak yang baik. Silatmu sehebat keberanianmu. Tak usah aku diberi kain. Dipakai kain akan luntur. Tak usah aku diberi nasi. Dimakan nasi akan habis. Berilah aku hati yang suci, muka jernih. Budi baik dibawa mati…..Ya, kau boleh jadi muridku. Siapa namamu.
ALANG SALINDIT
Alang Salindit tok.
TOK TEHENG
Hmmm...........
NAR
RASA gembira Alang Salindit bukan kepalang, ia terus mempijit Tok Teheng sampai Tok Teheng tertidur. Melihat Tok Teheng dengan enaknya tidur mendekur, ia pun merebahkan badannya, tertidur karena kecape’an.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 22
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara ombak
SFX : Suara angin
NAR
DEBUR ombak memecah di pantai dan memukul lamping batu-batu karang terdengar abadi di udara di malam yang sunyi. Kira-kira berpuluh tonggak dari pantai tampaklah berdiri sebuah rumah besar dikelilingi pagar kayu. Di daerah pantai seperti itu biasanya hampir tak pernah ditumbuhi pohon-pohon lain selain pohon kelapa. Rumah itu adalah milik Hulubalang Datuk Manjakani.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK BENDAHARA PULO TAMBAN
Datuk-datuk, segala janji yang kita sepakati telah tertera di dalam surat perjanjian. Maka datuk-datuk jangan ragu terhadap kami. Kami akan mengeluarkan beberapa wilayah untuk datuk-datuk kuasai pabila Kerajaan Pulo Tamban menang dalam pertepuran. Maka wilayah kekuasaan datuk-datuk tiga kali lipat luasnya dari wilayah yang datuk-datuk kuasai sekarang. Raja kami berpesan bahwa segala upeti di kawasan datuk-datuk kuasai, itu hak milik datuk-datuk sekalian. Pihak Istana tidak akan mengganggu-gugat. Inilah hadiah Paduka Raja Pulo Tamban untuk datuk-datuk sekalian.
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Kerajaan Tanah Tanjong lumpuh, sejak kematian Raja Muara Bagan sampai saat sekarang awan hitam menaungi Kerajaan Tanah Tanjong.
DATUK ALAM SETAPAK
Ya, kita harus pertahankan itu. Kita buat istana itu kelam. Kita harus membuat penghuni istana itu saling mencurigai. Kita terus menghasut para prajurit untuk memberontak dan berpihak kepada kita. Sampai nantinya kita dapat memastikan bahwa Kerajaan Pulo Tamban mampu mengalahkan Kerajaan Tanah Tanjong ini.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Datuk Alam Setapak. Kami berdua Hulubalang Datuk Pahar dan Hulubalang Datuk Combul, melaporkan hasil tugas yang telah dibebankan kepada kami!
DATUK ALAM SETAPAK
Beri tahu hasil tugas kalian datuk!
HULUBALANG DATUK PAHAR
Kami telah menangkap dua prajurit Kerajaan Tanah Tanjong.
DATUK ALAM SETAPAK
Bagus! Beri mereka pencerahan, yakinkan mereka agar berpihak kepada kita. Lalu lepaskan mereka.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara ketukan pintu (OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Siapa Itu!!!
PENGAWAL
Hamba datuk, pengawal! (OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Silah masuk!
SFX : Suara pintu di buka dan ditutup (OFF MAKE)
SFX : Suara tapak kaki melangkah (FADE IN)
PENGAWAL HITAM
Datuk, hamba menghadap. Puan Wakil Kepala Dapur Istana Tanah Tanjong telah tiba.
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Persilahkan masuk.
PENGAWAL HITAM
Baik datuk.
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara pintu di buka dan ditutup (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara pintu di buka dan ditutup (OFF MAKE)
SFX : Suara tapak kaki melangkah (FADE IN)
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Silah duduk Puan Wakil Kepala Dapur Istana.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Terimakasih datuk, hamba datang menghadap guna melaporkan perkembangan situasi istana.
DATUK ALAM SETAPAK
Beri tahu hasil yang puan ketahui.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Polemik di Istana Tanah Tanjong semakin tinggi. Carut marut mayapada istana membuat kekuatan istana melemah.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Apa yang sudah puan lakukan wahai Wakil Kepala Dapur Istana?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba sudah membubuhi racun kedalam gelas beberapa Perwira Tinggi yang tidak berpihak kepada kita. Mereka telah hamba kubur tidak jauh dari kebun istana.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Bagus....Puan Wakil Kepala Dapur Istana, selalulah mengamati gerak-gerik perkembangan istana.
DATUK BENDAHARA PULO TAMBAN
Jika demikian, apakah kami sudah bisa menyerang Kerajaan Tanah Tanjong datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Dari hasil laporan Puan Wakil Kepala Dapur Istana, sudah sesuailah dengan apa yang patik lihat. Silahkan datuk layangkan surat pernyataan perang kepada Raja Permaisuri Putik Kualo.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Dan, tugas Puan Wakil Kepala Dapur Istana, singkirkan para pejabat Istana Tanah Tanjong. Tetap lakukan hasutan-hasutan kepada perwira-perwira tinggi, prajurit dan tetap lakukan pendekatan dengan Datuk Patinggi, manfaatkan kekuasaanya.
WAKIL KEPALA DAPUR
Baik datuk.
NAR
MALAM itu, dua orang pengawal berjaga-jaga di luar rumah, wanti-wanti jika ada yang menyusup. Dalam ruang tamu, dibawah temaram suluh yang membayangi wajah mereka. Melalui serangkaian musyawarah yang pelik, maka disimpulkan, kekuatan militansi Raja Permaisuri Putik Kalayo sudah melemah.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DATUK Alam Setapak adalah seorang penjahat yang dicari-cari Kerajaan Muara Tanjung. Namun ia sangat licik dan licin. Ia tidak pernah menetap dalam satu tempat, tempat tinggalnya selalu berpindah-pindah, para pengikut yang setia tidak akan pernah memberitahu keberadaan Datuk Alam Setapak, sehingga ia sulit ditemui.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDELAPAN
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
ISTANA Tanah Tanjong begitu megahnya, ornamen-ornamen indah dari pemahat ternama menghiasi dinding dan gerbang istana. Istana ini berbentuk rumah panggung, dengan tangga yang mempunyai tiga puluh satu anak tangga berada di dua sisi kanan dan kiri. Namun ada empat anak istana berada di halaman cukup luas itu. Bentuk dan besarnya sama seperti Istana induk.
Pagi yang cerah, rakyat Tanah Tanjong hendak mengadakan ritual penghanyutan lancang. Pemberangkatan lancang diawali dari istana. Pintu gerbang istana terbuka lebar. Para pengawal memanggul pedang berdiri tegap, berbaris kiri dan kanan di depan pintu gerbang. Panjang barisan pengawal sepuluh tombak panjangnya. Dihalaman istana yang cukup luas itu penuh di padati para penduduk istana dan rakyat Tanah Tanjong membawa hasil bumi berupa bertteh, beras kuning, garam, pisang, kelapa dan barang-barang keperluan lain yang dibutuhkan rumah tangga untuk dimasukkan ke dalam lancang yang berbalut kain kuning itu.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedelapan.
MUSIK : DOWN UNDER
Adegan 23
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
RIBUAN masyarakat menanti di pantai mengikuti prosesi penghanyutan lancang. Anak-anak dara dan pemuda belia yang berada di pinggir pantai hanya sebagai penonton karena kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan di Tanah Tanjong. Dua orang wanita tampak berjalan santai menuju keramaian. Yang seorang berpakaian hijau-hijau, rambutnya yang hitam panjang dibiarkan tergerai di punggung. Yang berjalan di sisi kirinya berpakaian yang terbuat dari bahan sederhana, warnanya putih-kuning. Rambutnya diikat selembar kain merah, memegang payung kertas dikembangkan, berwarna hijau motif bunga-bunga.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
LELAKI SATU
Tampaknya dinda berdua adalah orang asing. Kalau boleh hamba tahu, ada perlu apa dinda berdua ke pantai ini?
WANITA
Kau hendak bertanya atau mau berbuat usil?
LELAKI SATU
Hamba pengamanan di sini. Sudah selayaknya bila hamba bertanya kepada orang asing seperti kalian.
WANITA
Kau hendak bertanya apa?
LELAKI SATU
He-he-he...,yakhhh itu tadi, dinda berdua tujuannya mau kemana?
WANITA
Kura-kura dalam perahu pulak.
LELAKI SATU
Uh! Kenapa kau gampang marah dinda. Bukankah hamba telah bertanya, apa tujuan kalian?
WANITA
Kau jangan mengajak bercanda. Aku tak biasa melayani orang macam kau!
LELAKI SATU
Eh, apa katamu tadi? Kau tidak biasa melayani orang macam hamba?
WANITA
Mulutmu terlalu ceriwis! Kau hanya mengundang nafsu amarahku saja!
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.(FADE OUT)
LELAKI SATU
Eh, kalian hendak ke mana?!
SFX : Suara tapak kaki berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
WANITA
Aku datang ke pantai ini bukan dengan maksud buruk, kenapa kau menghalangiku?!
LELAKI SATU
Kau belum mengatakan tujuanmu yang sebenarnya.
WANITA
Aku hanya ingin melihat upacara menghanyutkan lancang.
LELAKI SATU
Bagus, kalau begitu kau boleh lewat. Tapi, alangkah baiknya bila kawanmu ini tinggal beberapa saat di sini untuk menemani hamba. He-he-he....
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat (FADE IN)
LELAKI DUA
Ada apa? kenapa ribut-ribut?
LELAKI SATU
Oh tidak apa-apa, Cuma dia ini, terlalu cerewet!
WANITA
Siapa kepala regu mu?!
LELAKI SATU
Apa perlumu menanyakan itu?
LELAKI DUA
Eh, kenapa kau suka cari gara-gara?. Sudah, dinda berdua silah kepantai.
WANITA
Terimakasih...
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
LELAKI DUA
Kenapa kau terlalu kasar? Taukah kau siapa itu?
LELAKI SATU
Tidak, siapa?
LELAKI DUA
Dia Puspa Rana Rampai, calon istri Datuk Alam Setapak!
LELAKI SATU
Yang mana? yang cerewet itu?
LELAKI DUA
Bukan, kawannya itu, yang memakai payung kertas.
LELAKI SATU
Kenapa tidak kau bilang dari tadi??? Waduhhhh...gawat kalau begini.
LELAKI DUA
Kau kenal Datuk Alam Setapak kan? Kau pernah melihatnya tidak? Aku sendiri tidak pernah melihatnya. Ya, udah, aku kepantai dulu.
SFX : Suara kaki berjalan (FADE OUT)
LELAKI SATU
Kupek! Aku ikut kau!
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 24
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DI PANTAI itu, jalan-jalan dipadati penduduk yang hendak menyaksikan ritual penghanyutan lancang. Alang Salindit berada di tengah tengah keramaian itu.
SFX : Suara keramaian (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Hei?! Kenapa kalian diam saja dan berlama-lama menatap hamba? Apakah ada yang aneh dari penampilan hamba? Atau......... Hamba kira hamba tidak punya ekor.... kenapa, kalian memandang hamba seperti itu...
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
ALANG SALINDIT
Eh! Bukankah kita pernah bertemu di jalan kecil, tempo hari?!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
ALANG SALINDIT
Ya...ya...waktu itu kau memakai payung ini dan membawa keranjang...wajahmu pucat melihat hamba kala itu.
PUSPA RANA RAMPAI
Iya, wajahmu tidak asing bagi hamba. Mudah dikenal. Seorang yang duduk di kuda dengan bekas goresan luka di pipi....
ALANG SALINDIT
Ha-ha-ha-ha, ya...ya....eeeee, Apakah dinda berdua kakak adik? Tampaknya perawakan dinda berdua tidak berselisih banyak.
PUSPA RANA RAMPAI
Kami berdua bersepupu.
ALANG SALINDIT
Owhh...bersepupu....mmmmmm, siapa penguasa negeri ini dinda?
PUSPA RANA RAMPAI
Penguasa Negeri Tanah Tanjong ini bernama Hulubalang Datuk Bontan. Beliau sangat arif dan bijaksana. Memerintah dengan petuah amanah. Memerintah dengan akal budinya, bermanis muka dan berlembut lidah. Negeri ini, negeri air jenih ikannya banyak.
ALANG SALINDIT
Sungguh kenal betul tampaknya dinda dengan Hulubalang Datuk Bontan tu?!
PUSPA RANA RAMPAI
Tentulah hamba kenal karena hamba penduduk negeri ini. Negeri Tanah Tanjong ini luas, mempunyai banyak kampung yang dibawah kawasannya. Termasuk kampung hamba. Tapi sayang, meskipun negeri ini makmur sentosa, namun banyak penduduk yang tidak tenteram dan aman, dimana-mana selalu terjadi perampokan dan perampasan yang dilakukan sekelompok perampok yang diberi nama Penghimpun Angkara. Sehingga Hulubalang Datuk Bontan tidak sanggup mengatasinya. Perampok-perampok itu sungguh liar.
ALANG SALINDIT
Hamba merasa prihatin. Permasalahan negeri ini tidak beda dengan masalah yang terjadi di negeri hamba. O ya, Kuini cina sudah boleh dimakan. Bolehkah kutanya mana pisau untuk mengupaskan? Sudah lama rasanya kita berbincang. Bolehkah bertanya nama dan alamat kediaman?
PUSPA RANA RAMPAI
Buka pelatuk air terpancar. Hanya berharap tanaman menanti akan siraman. Berdiri kaku sehari-hari berpanasan. Hamba heran bibir pun gemetar. Tanya diucap jawaban pasti akan diberikan. Puspa Rana Rampai nama hamba berasal dari Kampung Sampuan.
ALANG SALINDIT
Hamba tinggal di Kampung Selusuh.
PUSPA RANA RAMPAI
Tidak jauhlah dari kampung hamba.
SFX : Suara keramaian (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DI TENGAH keramaian itu, mereka diam seribu bahasa, Puspa Rana Rampai tanpa peduli jengak-jenguk melihat prosesi upacara namun sesekali melirik pemuda itu, Alang salindit mati kata tidak tau hendak berkata apa karena ia bukanlah perayu handal. Gadis berbaju hijau sesekali melihat tingkah laku mereka.
ALANG SALINDIT
Ah, acara menghanyutkan lancang sudah dimulai.
SFX : Suara keramaian
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
ALANG Salindit sedikit demi sedikit mengkuak keramaian pengunjung yang melihat prosesi penghanyutan lancang. Selangkah demi selangkah ia menyusup dari keramaian sampai tak sadar ia sudah di depan meninggalkan kedua gadis itu. Kedua gadis sebaya dan punya perawakan yang tidak berselisih banyak itu hanya memandang Alang Salindit di celah-celah keramaian.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 25
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DI BAWAH kepemimpinan Raja Pakis Asmat di jaman itu, Kerajaan Muara Bagan boleh dibilang mengalami kemajuan. Mempunyai wilayah yang banyak dan hasil yang dicapai lebih besar, sehingga kerajaan ini adalah sebuah kerajaan yang amat kuat, sukar dikalahkan. Mengambil sikap politik lunak, mendekati serta berhubungan baik dengan tiga kerajaan lainnya dan bahkan mengirim upeti-upeti sebagai tanda persahabatan.
Beberapa kali Kerajaan Pulo Tamban berusaha untuk menaklukkan keraajaan ini, namun selalu gagal.
Sekarang Kerajaan Muara Bagan dirubah menjadi Puri Muara Bagan dan kerajaannya berpindah ke Negeri Tanah Tanjong Menjadi Kerajaan Tanah Tanjong.
Disaat keramaian upacara penghanyutan lancang berlanjut, Raja Permaisuri Putik Kalayo berdiri di Taman Sri Tanjong.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kerajaan kita tampaknya akan diserang oleh Kerajaan Pulo Tamban, maka beta mengutus Datuk Bendahara guna menghindarkan perang.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia, jalan berdamai agaknya sia-sia belaka.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kita harus memikirkan rakyat serta prajurit yang mati dalam kekalahan.
DATUK BENDAHARA
Itu memang harus terjadi Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Tidak, beta tidak inginkan hal itu terjadi. Beta akan memberi upeti kepada Kerajaan Pulo Tamban jika menerima perdamaian ini.
DATUK BENDAHARA
Paduka Yang Mulia. Untuk merebut kerajaan kita, memang sudah rencana Kerajaan Pulo Tamban dari dahulunya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kerajaan ini gelap kelam, carut marut dan saling mencurigai. Kekuatan kita melemah. Musuh terlalu banyak dan terlalu kuat. Beta laksana jampuk kesiangan.
DATUK BENDAHARA
Patik tahu tentang hal itu paduka.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jika begitu, apakah kita mampu mempertahankan kerajaan ini?
DATUK BENDAHARA
Mengapa berduka Yang Mulia? Kalau musuh datang kita lawan!
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kekuatan kita...ya, kekuatan kita tidak memungkinkan.
DATUK BENDAHARA
Harap Yang Mulia jangan gelisah. Para perwira tinggi dan prajurit kita terdiri dari orang-orang gagah perkasa dan ulet.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ada yang tidak beres dalam tubuh keprajuritan kita. Kelihatannya ada dua partai di dalamnya. Perwira tinggi dan prajurit yang setia sangatlah sedikit, tidak sebanding dengan pasukan mereka. Tak kayu jenjang di keping. Dalam keadaan yang serba sukar, segala apapun yang dibuat untuk mencapai maksud datuk.
DATUK BENDAHARA
Pasukan perang kita besar Yang Mulia. Kayu yang banyak akarnya tak takutkan ribut, kayu yang berakar tunjang tak indahkan ribut, jikalau sepohon kayu banyak akarnya lagi teguh, apakah ditakutkan ribut. Sejak dahulunya kita menjalin hubungan baik dengan tiga kerajaan lainnya, tentulah mereka bersekutu dengan kita.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Datuk Bendahara. Panglima Gayung Pungguk telah menghianati kita. Segala perintah tidak pernah ia laksanakan. Datuk patinggi mencurigai jikalau Panglima hendak membuat partai baru dalam kerajaan ini. Beta akan mentabalkan Perwira Utama menjadi Panglima Kerajaan Tanah Tanjong sebelum perang dimulai. Selain mempunyai ilmu perang yang baik, ia juga sangat menjaga keutuhan kerajaan ini.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia, Tidak ada manusia yang terus-menerus membuat keputusan yang tepat. Tapi semua orang takut untuk membuat keputusan, selalu berakhir dengan keputusan yang salah Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Keputusan beta sudah tepat. Segala pemberitaan telah beta ketahui. Beta kecewa, beta terlanjur percaya kepada Panglima Gayung Pungguk.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia. Seberat-berat kayu terapung juga dalam air, fikiran seseorang itu biar bagaimana teguhnya dapat juga dihasut Yang Mulia. Sebaiknya Yang Mulia pertimbangkan sekali lagi Yang Mulia.
NAR
RAJA Permaisuri Putik Kalayo berlama-lama di Taman Sri Tanjong sampai malam pun tiba. Hatinya gundah gulana. Adalah diluar dugaannya, orang kepercayaannya berani menghianatinya. Gejolak pemberontakan akan melanda Kerajaan Tanah Tanjong. Ketidak siapan prajurit menghadapi serangan dari Kerajaan Pulo Tamban, membuat Raja Permaisuri khawatir luar biasa.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
AWAN yang hitam pekat bergulung-gulung di langit seperti lumpur yang diaduk dan kemudian dihanyutkan oleh banjir, sehingga malam gelap itu menjadi semakin hitam. Sehitam suasana Kerajaan Tanah Tanjong, dimana terjadi perebutan pengaruh, hasut menghasut dan penghianatan. Malapetaka hebat yang menimpa Kerajaan Tanah Tanjong, dahulunya tidak pernah dibayangkan oleh Raja Permaisuri Putik Kalayo.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KESEMBILAN
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
ISTANA, sepotong kata yang terdiri dari enam buah huruf itu mewakili begitu banyak hal yang mengerikan. Ya, terlalu naif jika menyebut tinggal di istana sebagai sebuah manifestasi tertinggi dalam strata sosial seseorang. Nyatanya, bangunan indah di dalamnya tak mewakilkan apapun, kecuali rasa kesepian, persaingan dan pengkhianatan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksmana Alang Salindit bagian kesembilan.
Disaat keramaian upacara penghanyutan lancang berlanjut, Raja Permaisuri Putik Kalayo berdiri di Taman Sri Tanjong.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kerajaan kita tampaknya akan diserang oleh Kerajaan Pulo Tamban, maka beta mengutus Datuk Bendahara guna menghindarkan perang.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia, jalan berdamai agaknya sia-sia belaka.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kita harus memikirkan rakyat serta prajurit yang mati dalam kekalahan.
DATUK BENDAHARA
Itu memang harus terjadi Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Tidak, beta tidak inginkan hal itu terjadi. Beta akan memberi upeti kepada Kerajaan Pulo Tamban jika menerima perdamaian ini.
DATUK BENDAHARA
Paduka Yang Mulia. Untuk merebut kerajaan kita, memang sudah rencana Kerajaan Pulo Tamban dari dahulunya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kerajaan ini gelap kelam, carut marut dan saling mencurigai. Kekuatan kita melemah. Musuh terlalu banyak dan terlalu kuat. Beta laksana jampuk kesiangan.
DATUK BENDAHARA
Patik tahu tentang hal itu paduka.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jika begitu, apakah kita mampu mempertahankan kerajaan ini?
DATUK BENDAHARA
Mengapa berduka Yang Mulia? Kalau musuh datang kita lawan!
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kekuatan kita...ya, kekuatan kita tidak memungkinkan.
DATUK BENDAHARA
Harap Yang Mulia jangan gelisah. Para perwira tinggi dan prajurit kita terdiri dari orang-orang gagah perkasa dan ulet.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ada yang tidak beres dalam tubuh keprajuritan kita. Kelihatannya ada dua partai di dalamnya. Perwira tinggi dan prajurit yang setia sangatlah sedikit, tidak sebanding dengan pasukan mereka. Tak kayu jenjang di keping. Dalam keadaan yang serba sukar, segala apapun yang dibuat untuk mencapai maksud datuk.
DATUK BENDAHARA
Pasukan perang kita besar Yang Mulia. Kayu yang banyak akarnya tak takutkan ribut, kayu yang berakar tunjang tak indahkan ribut, jikalau sepohon kayu banyak akarnya lagi teguh, apakah ditakutkan ribut. Sejak dahulunya kita menjalin hubungan baik dengan tiga kerajaan lainnya, tentulah mereka bersekutu dengan kita.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Datuk Bendahara. Panglima Gayung Pungguk telah menghianati kita. Segala perintah tidak pernah ia laksanakan. Datuk patinggi mencurigai jikalau Panglima hendak membuat partai baru dalam kerajaan ini. Beta akan mentabalkan Perwira Utama menjadi Panglima Kerajaan Tanah Tanjong sebelum perang dimulai. Selain mempunyai ilmu perang yang baik, ia juga sangat menjaga keutuhan kerajaan ini.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia, Tidak ada manusia yang terus-menerus membuat keputusan yang tepat. Tapi semua orang takut untuk membuat keputusan, selalu berakhir dengan keputusan yang salah Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Keputusan beta sudah tepat. Segala pemberitaan telah beta ketahui. Beta kecewa, beta terlanjur percaya kepada Panglima Gayung Pungguk.
DATUK BENDAHARA
Patik mohon diampun Duli Yang Mulia. Seberat-berat kayu terapung juga dalam air, fikiran seseorang itu biar bagaimana teguhnya dapat juga dihasut Yang Mulia. Sebaiknya Yang Mulia pertimbangkan sekali lagi Yang Mulia.
NAR
RAJA Permaisuri Putik Kalayo berlama-lama di Taman Sri Tanjong sampai malam pun tiba. Hatinya gundah gulana. Adalah diluar dugaannya, orang kepercayaannya berani menghianatinya. Gejolak pemberontakan akan melanda Kerajaan Tanah Tanjong. Ketidak siapan prajurit menghadapi serangan dari Kerajaan Pulo Tamban, membuat Raja Permaisuri khawatir luar biasa.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
AWAN yang hitam pekat bergulung-gulung di langit seperti lumpur yang diaduk dan kemudian dihanyutkan oleh banjir, sehingga malam gelap itu menjadi semakin hitam. Sehitam suasana Kerajaan Tanah Tanjong, dimana terjadi perebutan pengaruh, hasut menghasut dan penghianatan. Malapetaka hebat yang menimpa Kerajaan Tanah Tanjong, dahulunya tidak pernah dibayangkan oleh Raja Permaisuri Putik Kalayo.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KESEMBILAN
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
ISTANA, sepotong kata yang terdiri dari enam buah huruf itu mewakili begitu banyak hal yang mengerikan. Ya, terlalu naif jika menyebut tinggal di istana sebagai sebuah manifestasi tertinggi dalam strata sosial seseorang. Nyatanya, bangunan indah di dalamnya tak mewakilkan apapun, kecuali rasa kesepian, persaingan dan pengkhianatan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksmana Alang Salindit bagian kesembilan.
Adegan 26
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
SEORANG Wakil Kepala Dapur Istana berjalan dengan tergesa di surut punggawa pagi yang mengukir semburat jingga di atas atap-atap istana.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
DATUK Temanggung menatap dari depan asramanya dengan penuh curiga. Tidak biasanya Wakil Kepala Dapur Istana bersikap seperti itu.
JURU MASAK
Datuk, segala makanan sudah siap.
DATUK TEMANGGUNG
Baiklah.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara orang duduk.
JURU MASAK
Letakkan semua makanan di atas meja.
SFX : Suara beberapa mangkok di letakkan di atas meja.
JURU MASAK
Silah dicicipi datuk.
DATUK TEMANGGUNG
Ini masakan apa?
JURU MASAK
Ini kepah masak serai. Masakan ini sangat cocok untuk pembuka selera makan datuk.
SFX : Suara kuah di sruput.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Yang ini masakan apa?
JURU MASAK
Masakan ini bernama Bubur Pedas yang bahannya terdiri dari berbagai macam kacang-kacangan, daun-daunan dan rempah. Ramuan bubur ini juga terdapat seratan ikan asin, kerang, ubi, jangung dan serpihan ikan yang di bakar datuk. Hidangan ini sangat baik sebagai penutup makanan.
SFX : Suara kuah di sruput.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PENGAWAL BIRU
Mohon di ampun, hamba menghadap Datuk Temanggung.
DATUK TEMANGGUNG
Ada apa.
PENGAWAL BIRU
Datuk Bendahara ingin berjumpa datuk.
DATUK TEMANGGUNG
Suruh Datuk Bendahara masuk.
PENGAWAL BIRU
Baik datuk.
JURU MASAK
Apakah kami bisa beranjaksila datuk?
DATUK TEMANGGUNG
Silah kan wahai juru masak. Bawalah kembali makanan ini.
JURU MASAK
Baik datuk.
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
DATUK TEMANGGUNG
Silah duduk datuk, silah duduk.
DATUK BENDAHARA
Terimakasih.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK BENDAHARA
Datuk Temanggung, patik mendengar ada tiga perwira terbaik hilang tadi malam. Apakah datuk mengetahui hal ini?
DATUK TEMANGGUNG
Patik baru mendengar hal ini dari datuk sendiri.
DATUK BENDAHARA
Maka dari itu patik meminta kepada Datuk Temanggung kiranya diperkuat keamanan di Istana ini.
DATUK TEMANGGUNG
Para prajurit keamanan, sangat maksimal kerja mereka.
DATUK BENDAHARA
Tetapi kenapa bisa seperti ini?
DATUK TEMANGGUNG
Itulah patik sendiri tidak mengerti datuk. Padahal keamanan di dalam Istana ini sudah kuat. Patik rasa ini bukanlah ulah perampok biasa.
DATUK BENDAHARA
Datuk Temanggung, keamanan kerajaan ini ada ditangan datuk. Maka untuk itu kiranya datuk dapat mencari tau kepastian siapa gerangan pelakunya. Patik khawatir nantinya, Paduka Raja Permaisuri juga akan terancam keselamatannya.
DATUK TEMANGGUNG
Tentu datuk, beberapa hari yang lalu patik juga mendapat khabar dua perwira tinggi hilang di ruang makan prajurit istana. Patik sudah memantau ruangan itu, ada sebentuk percikan darah tercecer dimeja. Kiranya mereka diracun ketika makan malam. Patik sudah menangkap pelaku yang dicurigai.
DATUK BENDAHARA
Apakah mereka sudah dijatuhi hukuman?
DATUK TEMANGGUNG
Kami masih melakukan penyelidikan lebih mendalam datuk. Kami tidak bisa menghukum tanpa kebenaran yang pasti.
DATUK BENDAHARA
Berapa orang yang berada di ruang makan itu datuk?
DATUK TEMANGGUNG
Dua orang prajurit dan satu orang pelayan penghidang.
DATUK BENDAHARA
Siapa yang sudah datuk tangkap?
DATUK TEMANGGUNG
Satu orang pelayan penghidang, satu orang juru masak dan satu orang pembantu juru masak.
DATUK BENDAHARA
Bukankah mereka jelas-jelas pelakunya?
DATUK TEMANGGUNG
Jangan terlalu gegabah datuk. Kami mempunyai strategi penyelidikan untuk mengungkap pelaku sebuah kejahatan. Jika melihat hasil penyelidikan kami beberapa hari ini, kesimpulan sementara adalah sesosok pelaku lain yang membubuhkan berupa racun dalam makanan prajurit tersebut. Apakah mereka terlibat dalam kejahatan ini, kami akan mengetahuinya nanti datuk.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 27
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berhenti berjalan.
NAR
WAKIL Dapur Istana memasuki lorong kecil di lingkungan istana. Ia menuju asrama Datuk Patinggi.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Bisakah hamba berjumpa dengan Datuk Patinggi pengawal?
PENGAWAL MERAH
Sebentar puan, hamba bertanya kepada Datuk Patinggi dahulu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Baiklah..
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara tapak kaki berhenti berjalan
PENGAWAL
Silakan masuk puan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan
SFX : Suara tapak kaki berhenti berjalan
DATUK PATINGGI
Silah duduk Puan Wakil Kepala Dapur Istana.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Terimakasih...
SFX : Suara tapak kaki berjalan
SFX : Suara tapak kaki berhenti berjalan dan orang duduk duduk
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba ingin menyampaikan permohonan datuk.
DATUK PATINGGI
Apa gerangan permohonan yang puan akan sampaikan?
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK PATINGGI
Ada apa puan? Kenapa puan menoleh kekiri dan kekanan? Ada hal yang rahasia?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba selalu berhati-hati jika bicara datuk. Cicak pun bisa menyampaikan berita jika hal ini tidak baik. Hamba sangat berhati-hati menyeberang, jangan sampai titian patah.
DATUK PATINGGI
Sampaikanlah apa yang engkau mohonkan.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Datuk, ternyata istana kembali goncang tatkala banyak para prajurit terbaik hilang secara misterius. Tampaknya hamba sudah melihat titik terang siapa pelakunya.
DATUK PATINGGI
Siapakah puan?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tidak lain adalah prajurit suruhan Panglima Gayung Pungguk.
DATUK PATINGGI
Panglima Gayung Pungguk?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Benar datuk, hamba telah melihat seseorang hendak melakukan pembunuhan.
DATUK PATINGGI
Apakah kau kenal pelakunya dengan pasti?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Kenal datuk, hamba telah memukulnya dan hamba kubur dihalaman tidak jauh dari kebun istana.
DATUK PATINGGI
Kenapa engkau lakukan demikian wahai Puan Wakil Kepala Dapur Istana? Tidakkah puan tau itu melanggar hukum?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Maafkan hamba datuk, ini semata-mata hamba lakukan sebagai bukti pelaku yang melakukan pembunuhan tersebut. Tidak lain adalah suruhan dari Panglima Gayung Pungguk.
DATUK PATINGGI
Tetapi, puan tidak seharusnya melakukan pembunuhan itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Maafkan hamba datuk, ketika hamba melihat kejadian itu, hamba diserang dan ingin membunuh hamba pula agar peristiwa itu tidak terbongkar. Lalu hamba menyelamatkan diri bersembunyi di balik semak pohon pisang, dan dalam kesempatan itu hamba berkelit menyerang lelaki itu dengan sepotong dahan kayu.
DATUK PATINGGI
Bagaimana dapat memastikan bahwa itu adalah suruhan Panglima Gayung Pungguk?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tentu saja dapat datuk, prajurit itu selalu disisi Panglima Gayung Pungguk dalam kesehariannya, ia adalah ajudan Panglima. Hamba rasa perihal ini ada baiknya datuk sampaikan kepada Paduka Raja Permaisuri agar kiranya Panglima Gayung Pungguk dapat dihukum.
DATUK PATINGGI
Tidak semudah itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba menjadi saksi datuk.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Panglima Gayung Pungguk bukanlah orang yang baik. Ia adalah musuh dalam selimut yang harus dijaga datuk.
DATUK PATINGGI
Kenapa puan terlalu membencinya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Bukan membeci datuk, tetapi hamba sangat curiga bahwa Panglima Gayung Pungguk pengkhianat kerajaan. Jika hal ini didiamkan, maka akan petakalah kerajaan ini. Segeralah lakukan penangkapan kepada Panglima.
DATUK PATINGGI
Tidak semudah itu wahai Puan Wakil Kepala Dapur Istana.........sebaiknya puan kembalilah ke dapur istana....biarkan beta untuk berfikir.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Baiklah datuk, hamba beranjaksila.
DATUK PATINGGI
Ya....
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
NAR
DATUK Patinggi mengernyit sejenak usai mendengar ratusan kalimat dari mulut Wakil Kepala Dapur Istana. Ia tercenung sembari memilin-milin segala kemungkinan dan petaka yang ada di masa depan.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DATUK Patinggi adalah datuk yang penuh kebimbangan dan mudah terbawa arus hasutan. Tetapi Datuk Patinggi sangat dihormati oleh Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo. Tidak jarang jika setiap ucapannya selalu dimakbulkan Paduka Raja Permaisuri Putik Kalayo.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KESEPULUH
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PEPOHONAN tampak kelabu, ombak putih gemerlap tertimpa dewi malam. Suara gesekan pepohonan mencoba mengalahkan deru ombak pantai yang tak tertahan melaju dan terhempas.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kesepuluh.
Adegan 28
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara hempasan ombak.
NAR
DI BIBIR pantai dibawah sinaran bulan, Datuk Alam Setapak bersama Pendekar Parang Elang berdiri gagah memandang luas samudra malam.
DATUK ALAM SETAPAK
Kau harus memastikan bahwa tidak ada lagi pedagang luar memasuki negeri, kecuali kawasan tiga Hulubalang Penghimpun Angkara.
PENDEKAR PARANG ELANG
Patik seorang perampok, tanpa datuk suruh patik sudah lakukan.
DATUK ALAM SETAPAK
Tapi beta lihat, masih banyak saudagar luar kerajaan yang bermukim dan jual beli barang di setiap Negeri Muara Tanjong wahai Pendekar.
PENDEKAR PARANG ELANG
Tidak bisa dicegah datuk, patik hanya bisa mengkurangi. Patik bekerja ditempat-tempat sepi. Patik juga memperhitungkan kekuatan. Komplotan perampok Penghimpun Angkara tentulah tidak sebanding dengan banyaknya prajurit keamanan, mana mungkin kami buat keonaran ditempat yang ramai, terkecuali sembunyi-sembunyi.
DATUK ALAM SETAPAK
Sungguh benar apa yang engkau katakan Pendekar Parang Elang. Dengan cara apa lagi kita menghusir pedagang luar dari setiap negeri?
PENDEKAR PARANG ELANG
Walau bagaimana pun, perdagangan akan tetap berjalan seperti sedia kala. Hamba rasa tidak ada jalan lainnya. Hamba seorang perampok hamba tidak pandai bersiasat datuk. Menurut hemat hamba, merampok para pedagang kecil maupun besar, dalam maupun luar kerajaan merupakan ketidaknyamanan para saudagar di Kerajaan Tanah Tanjong. Tentu saja para saudagar yang tidak merasa aman pastilah berpikir berkali-kali lipat untuk memasuki Kerajaan Tanah Tanjong. Jika demikian maka berkuranglah pedagang di setiap negeri.
DATUK ALAM SETAPAK
Hmmmm.........bagaimana menurutmu tentang rakyat Tanah Tanjong.
PENDEKAR PARANG ELANG
Setelah istana Muara Bagan dipindahkan ke Tanah Tanjong, setelah diadakan penghanyutan lancang, hasil laut berlimpah-ruah, para petani tidak lagi mengalami musim hama. rakyat tampak makmur sentosa. Hal ini dapat terlihat dari banyaknya barang dagang anak negeri dan ramainya pembeli di setiap pasar. Ini sangat menguntungkan bagi anak buah patik, karena hasil rampokan mereka banyak pula.
DATUK ALAM SETAPAK
Pendekar Parang Elang, rakyat Kerajaan Tanah Tanjong tidak boleh makmur sejahtera, tidak boleh ada perdagangan di setiap negeri.
PENDEKAR PARANG ELANG
Jika rakyat tidak makmur, jika tidak ada satu pun perdagangan jual beli, bagaimana merampok dan bagaimana anak buah patik sejahtera?
DATUK ALAM SETAPAK
Hanya ada tiga negeri yang diperbolehkan melakukan perdagangan jual-beli. Yakni di kawasan Hulubalang Datuk Pahar, dikawasan Hulubalang Datuk Manjakani dan dikawasan Hulubalang Datuk Combul. Kita harus mengalihkan mata para saudagar luar ke arah tiga kawasan Datuk Penghimpun Angkara itu. hingga tiga negeri itu menjadi pusat perdagangan terbesar di Kerajaan Tanah Tanjong. Maka ketiga negeri itu harus kau jamin keamanannya, kenyamanannya, jangan sekali-kali anak buahmu membuat keonaran di tiga negeri itu mulai hari ini. Akan tetapi di negeri-negeri lain, komplotan perampok Penghimpun Angkara teruslah merampok.
PENDEKAR PARANG ELANG
Apa keuntungan perampok Penghimpun Angkara bila tiga negeri tidak diusik para perampok?
DATUK ALAM SETAPAK
Hasil pajak ketiga negeri itu akan disisihkan untukmu dan anak buahmu dengan nilai kupang yang cukup banyak setiap harinya. Hal ini akan kita susun kesepakatan berapa kupang yang engkau pinta Pendekar.
PENDEKAR PARANG ELANG
Baiklah datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Bukan hanya untuk memakmurkan tiga negeri kawasan Hulubalang Penghimpun Angkara saja. Akan tetapi ketidaknyamanan pedagang luar tentu akan mengkacaukan kesetabilan perdagangan Kerajaan Tanah Tanjong. Kerajaan semakin carut marut. Dengan adanya kecarut-marutan itu, kita bisa menembus jantung pertahanan Kerajaan Tanah Tanjong. Bagaimana untuk membuat ketidaknyamanan para pedagang? Merampok dan pemalakan disetiap pasar dengan upeti yang tinggi. Pendekar Parang Elang, hanya tinggal berapa langkah lagi Kerajaan Pulo Tamban yang bodoh itu mengkuasai Kerajaan Tanah Tanjong. Beta akan diberi hadiah enam negeri sesuai yang telah disepakati. Ha-ha-ha-ha, beta dibentuk langit untuk menjadi ahli siasat. Kemampuan beta ini beta gunakan sebaik-baiknya menjadikan enam negeri menjadi kerajaan beta.
PENDEKAR PARANG ELANG
Anak cina pergi kehutan. Ambil terap dengan getahnya. Datuk umpama permata intan. Patik nak tumpang kilat cahanya.
SFX : Suara ombak (FADE OUT)
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 29
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
UDARA malam ini agak dingin, silirnya angin terasa masuk ke pori-pori dan menembus ketulang sum-sum. Sesosok lelaki setengah tua berjalan tergesa-gesa. Ia memasuki lorong kawasan istana, sesekali ia melihat kanan kiri. Perlahan ia langkahkan kakinya di tangga rumah perumahan pegawai istana.
SFX : Mengetuk pintu.
SFX : Suara derit pintu dibuka.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Datuk Patinggi?.....sila masuk datuk.
DATUK PATINGGI
I...iya...iya....
SFX : Suara derit pintu ditutup.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Silah duduk datuk.
DATUK PATINGGI
Terimakasih.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Apa gerangan malam-malam datuk datang kerumah hamba?
DATUK PATINGGI
Sebenarnya beta ingin memperjelas keterangan puan tentang peristiwa pembunuhan yang Puan Wakil Kepala Dapur Istana ceritakan kepada beta beberapa hari yang lalu. Benarkah apa yang puan katakan itu?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Perkataan hamba benar datuk.
DATUK PATINGGI
Puan Wakil Kepala Dapur Istana, ketahuilah bahwa kedudukan Datuk Bendahara adalah jabatan tertinggi. Perintahnya lebih kuat daripada datuk-datuk yang lainnya, ia juga datuk yang bijaksana.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Atas kebijaksanaan Datuk Bendahara itulah hamba terlebih dahulu memberitahu peristiwa itu kepada Datuk Patinggi agar kiranya datuk dapat meyakinkan Datuk Bendahara dan Yang Mulia Paduka Raja Permaisuri atas khabar yang hamba sampaikan.
DATUK PATINGGI
Ini rasanya sulit. Perkataan tidak dapat menjadi pedoman sebuah kebenaran dalam hukum istana. Bisa-bisa puan menjadi tersangka nantinya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Kenapa datuk katakan demikian?
DATUK PATINGGI
Ada dua prajurit keamanan yang melihat puan dalam kejadian itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba yang melakukan pembunuhan itu. Tetapi tujuan hamba untuk menyelamatkan diri semata.
DATUK PATINGGI
Bukti apa yang dapat memperkuat perkataan puan?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba tidak punya bukti.
DATUK PATINGGI
Ini sangat berbahaya.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK PATINGGI
Bagaimana hal ikhawal peristiwa itu?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba melihat seseorang sedang mengkubur mayat di malam buta. Mayat itu sudah terkubur oleh gundukan tanah dengan rapinya. Hamba terperangah dan merasa takut. Akan tetapi ia melihat hamba yang ketika itu bersembunyi dibalik pohon rumbia. Dengan sigap ia mengejar hamba. Hamba lari, ia tetap mengejar ingin membunuh hamba dengan parang ditangannya. Dalam kesempatan jarak yang tidak terlalu jauh, hamba besembunyi dibalik rimbunan pohon pisang, tangan hamba membawa sebatang kayu. Ketika ia dekat, hamba memukul tepat dibelakang kepalanya.
DATUK PATINGGI
Bagaimana puan tau bahwa pembunuh itu suruhan Panglima Gayung Pungguk?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Seperti yang hamba katakan beberapa hari yang lalu. Pembunuh itu adalah prajurit ajudan yang selalu dekat dengan Panglima Gayung Pungguk.
DATUK PATINGGI
Dua orang prajurit keamanan melihat puan mengkubur pembunuh itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Mereka tidak mengenal hamba karena wajah hamba berbalut selendang. Hamba lari sekuatnya, hamba takut tertuduh sebagai pembunuh sebenarnya.
DATUK PATINGGI
Datuk Temanggung sedang menyelidiki siapa wanita yang menutup wajah itu. Puan sedang dicurigai.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Bisakah datuk membantu hamba?
DATUK PATINGGI
Tentu beta akan membantumu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Apa kiranya yang harus hamba lakukan datuk?!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Carilah bukti sebagai pembela diri. Beta akan memperkuat pembuktian itu. Beta beranjaksila puan.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba tidak dapat menahan datuk untuk berlama-lama.
SFX: Suara tapak kaki berjalan..
SFX: Suara derit pintu.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
LINGKUNGAN Istana Tanah Tanjong cukup luas melebihi Istana Muara Bagan yang telah dipugar menjadi puri. Sehingga didalam lingkungan Istana Tanah Tanjong ini berdiri perumahan-perumahan pegawai Istana, asrama-asrama pejabat istana dan prajurit serta kebun yang luas. Lingkungan istana ini dikelilingi tembok yang tinggi serta dijaga ketat oleh puluhan prajurit keamanan dilengkapi senjata berupa tombak.
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Hei, aku melihat bayang-bayang orang berkelayapan di lorong itu.
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
Sungguh mencurigakan, mari kita hampiri.
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Baik....
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara derap kaki dua orang berlari kecil.
SFX: Berhenti berlari.
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Hei ! Berhenti !
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
Mari kita dekati.
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Ayo...
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX: Suara derap kaki dua orang berjalan.
SFX: Suara derap kaki berhenti berjalan.
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Ah, ternyata Datuk Patinggi....Maafkan kami datuk.
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
Kenapa tidak memakai pengawal datuk?
DATUK PATINGGI
Beta hanya sebentar, memastian keamanan kawasan istana.
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
Oh, baiklah jikalau begitu datuk.
DATUK PATINGGI
Jaga baik-baik kawasan istana ini jangan sampai ada penyusup yang masuk.
PRAJURIT KEAMANAN HIJAU
Baik datuk
NAR
DATUK Patinggi meneruskan langkahnya, kedua lengan dilipat kebelakang pinggang. Jantungnya berdebar, sesekali ia menoleh kebelakang melihat kedua prajurit keamanan yang membelakanginya. Kemudian ia menatap lurus kembali, berjalan cepat dan tak menoleh lagi.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
TIADA aktifitas didalam lingkungan istana. Hanya terlihat sekelompok-sekelompok prajurit keamanan bersenjata tombak berjaga dan meronda. Sunyi senyap tanpa suara.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KESEBELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
GOA itu terletak di hujung Hutan Seribu Taman. Bagian dalamnya berlapis batu-batu pualam. Bebatuan ini selain memancarkan cahaya terang juga mengeluarkan hawa sejuk di waktu siang dan menebar udara hangat di malam hari. Siapa saja, bahkan lebih dari satu orang bisa tinggal di goa itu untuk jangka waktu lama karena tak berapa jauh dari goa terdapat sebuah perigi dangkal berair jernih. Di luar goa ditumbuhi berbagai pohon buah yang bisa dimakan. Selain itu, juga banyak berkeliaran ayam hutan yang tidak terlalu sulit ditangkap untuk dijadikan santapan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kesebelas.
Adegan 30
NAR
SELAMA beberapa bulan ini, Alang Salindit terus berlatih dengan tekun untuk menguasai ilmu silat tersebut. Beruntung Alang Salindit telah mempunyai dasar-dasar yang baik, juga aliran ilmu silat Tok Teheng mampu dikuasainya dalam waktu beberapa bulan saja. Tapi untuk menguasai dengan sempurna, masih diperlukan beberapa tahun latihan. Tok Teheng yang kurus berpakaian hitam berdiri tegak memantau Alang Salindit yang sedang berlatih.
SFX : Suara orang latihan silat sendiri.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
He-he-he-he, jaga keseimbanganmu di bibir perigi itu, nanti kau bisa jatuh kedalamnya....he-he-he-he.
SFX : Suara pendekar latihan silat sendiri dan suara kibasan dari gerakan tangan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Sudah, istirahatlah dulu.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara orang duduk.
TOK TEHENG
Minumlah dulu ramuan ini. Minuman ini baik untuk tubuh. Menambah tenagamu yang sedari tadi latihan, ramuan ini pakai madu hutan he-he-he-he...
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Kau sudah semakin lihai memainkan keris mu. Kemari, atok mau melihat keris mu itu.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Hmmmm, Tampaknya besi Keris Sundang mu ini besi yang cukup tua. Milik siapa ini sebenarnya.
ALANG SALINDIT
Milik ayahanda tok. Keris sundang itu diturunkan atok saya kepada ayahanda. Ketika ayahanda wafat, keris ini selalu hamba bawa kemana pun hamba pergi.
TOK TEHENG
Jikalau begitu, besok kau ambil sebutir padi yang termasuk kedalam nasi yang sudah masak, biar atok masukkan sebutir padi itu kedalam gagang Keris Sundangmu ini.
ALANG SALINDIT
Baik tok
TOK TEHENG
Tutup kitab yang kau pelajari itu. Halaman yang kau buka itu terlalu jauh, belum saatnya kau pelajari. Ada baiknya kau baca ulang pelajaran yang sudah kau peraktekkan.
ALANG SALINDIT
Kenapa atok lebih sangat menekankan pemahaman akan teori ilmu silat dari pada memperaktekannya?
TOK TEHENG
Jika atok tidak menerangkan lebih banyak tentang teori ilmu silat itu, kau akan salah menafsirkan buku ini dan salah pula menggunakannya.
ALANG SALINDIT
Jurus-jurus di buku ini tampaknya sederhana tok.
TOK TEHENG
He-he-he-he, menurut teori ilmu silat semua perguruan intinya sama saja. Semakin sederhana jurus silat yang dimainkan semakin lihai serangan silat tersebut. Ilmu silat yang atok berikan kepadamu terdiri atas sembilan jurus saja, tapi dalam setiap jurus terdapat beberapa variasi kembangan yang harus kau kuasai. sehingga total jurus silat tersebut mencapai puluhan jurus.
ALANG SALINDIT
Jurus ini seperti jurus ilmu silat biasa saja.
TOK TEHENG
Kelihaian ilmu silat bukan terletak dari keindahan gerakannya atau jurus-jurusnya. Walaupun hanya sembilan jurus namun setiap jurus merupakan jurus-jurus sakti mandraguna. Kalau dimainkan oleh orang yang betul-betul memahaminya, jago silat kelas satu belum tentu dapat menghindari satu jurus saja ilmu silat itu. Kau sudah mengkuasai jurus ketujuh dan kembangannya.
SFX : Suara hendak berdiri.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
SFX : Suara hendak duduk.
TOK TEHENG
Terimalah gelang akar bahar ini. Didalamnya tertanam Mustika Putri Kumala, perempuan tua yang bermata merah saga. Gelang akar bahar ini telah lama di cari para pendekar sakti sesudah bencana di kerajaan atok reda.
ALANG SALINDIT
Terimakasih tok.
TOK TEHENG
Pakailah gelang akar bahar itu.
SFX : Suara hendak berdiri.
TOK TEHENG
Mari kita kembali latihan.
ALANG SALINDIT
Baik tok.
SFX : Suara hendak berdiri.
SFX : Suara telapak kaki berjalan (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara pendekar latihan silat sendiri dan suara kibasan dari gerakan tangan.
TOK TEHENG
He-he-he-he, bagus....ciaaaaattttt !!!!!!!
ALANG SALINDIT
Heighhhhtttt...........!!
TOK TEHENG
Ciahhhh...............
ALANG SALINDIT
Oupssssss...........!!!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara pendekar latihan silat sendiri dan suara kibasan dari gerakan tangan.
TOK TEHENG
Awas libasan tongkat ini....ciaaaaattttt !!!!!!!
SFX : Suara kibasan tongkat.
ALANG SALINDIT
Heighhhhtttt...........!!
TOK TEHENG
He-he-he-he, bagus....ciaaaaattttt !!!!!!!
SFX : Suara kibasan tongkat.
ALANG SALINDIT
Oupssssss...........!!!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
HUTAN yang dipenuhi pepohanan yang rimbun, dan tembus ke lapangan di mana Alang Salindit dan Tok Teheng biasa berlatih silat. Tok Teheng melancarkan serangan. Tendangan kakinya meluncur cepat, Alang Salindit memapaki dengan telapak tangannya. Tok Teheng melenting ke udara dan bersalto beberapa kali. Ia pun menghentakkan Tongkat Sumpah Mambangnya ketanah membuat daun-daun kering yang terjatuh naik ke atas menutup seperti kabut. Tok Teheng melejit hilang.
ALANG SALINDIT
Bau wangi ini apakah bau setan?
TOK TEHENG
He-he-he-he....
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
TAWA keras membahana. Hutan Seribu Taman bergetar. Alang Salindit celingak-celinguk dan tidak melihat Tok Teheng di situ. Dengan mempergunakan ilmu mengentengi tubuh yang sudah sangat sempurna ia menjejak kakinya. Tubuhnya melesat ke udara. Di lain saat ia telah berdiri di atas cabang pohon paling tinggi. Tiba-tiba Tok Teheng menyerang dari belakang. Alang Salindit pun mengelak dan terjatuh melayang ketanah diiringi lompatan Tok Teheng jatuh melayang ke tanah pula.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 31
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
RUANG balairung tampak indah dan di tata dengan nilai seni yang tinggi. Bunga-bunga melati dan bunga tanjung terhampar dikarpet dan aroma menyebar diseantero ruangan. Raja Permaisuri Putik Kalayo duduk disinggahsana dengan wajah tak berseri. Para Datuk Pejabat Istana berkumpul di balairung. Paras mereka tegang dengan garis-garis kerut yang kaku.
DATUK PATINGGI
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Patik telah membawa pelapor yang telah melihat peristiwa salah satu pembunuhan perwira tinggi kerajaan.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Hadirkan ke ruang ini pelapor itu wahai Datuk Patinggi.
DATUK PATINGGI
Baik Yang Mulia.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK PATINGGI
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Inilah pelapor itu Yang Mulia. Puan ini adalah Wakil Kepala Dapur Istana.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ceritakanlah wahai puan apa yang engkau ketahui.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Berampun hamba kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri. Tidak banyak yang hamba ketahui hal ihkwal peristiwa itu. Akan tetapi hamba menemukan pelakunya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bagaimana engkau menemukan pelakunya?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Di malam buta, tanpa sengaja hamba melihat seseorang sedang mengkebumikan mayat tidak jauh dari kebun istana. Tentunya hamba merasa takut. Hamba bersembunyi dibalik pohon rumbia agar ia tidak melihat keberadaan hamba.
DATUK TEMANGGUNG
Keperluan apa puan berada dikawasan kebun istana dimalam hari. Bukankah puan tau bahwa jika pertengahan malam tiba, seluruh pegawai istana tidak diperbolehkan keluar tanpa izin.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Maafkan hamba datuk, hamba adalah seorang juru masak yang bertugas sebagai Wakil Kepala Dapur Istana. Malam itu hamba harus keluar rumah menuju kebun istana dengan tujuan untuk mengambil umbian rempah buat masakan esok paginya. Karena di dapur istana ada beberapa umbian rempah yang telah habis. Itulah alasan hamba Datuk Bendahara.
DATUK TEMANGGUNG
Wakil Kepala Dapur Istana, puan telah dipergoki oleh prajurit keamanan. Kenapa puan menutup wajah dengan selendang berwarna hitam? Ini patik rasa sangat aneh Yang Mulia Raja Permaisuri.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri. Hamba menutup wajah dengan selendang hitam bertujuan menyelamatkan diri. Menyelamatkan diri jikalau ia selamat dan hamba terlepas dari kejarannya, ia tidak akan mengetahui orang yang mengintainya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Lanjutkan ceritamu wahai Puan Wakil Kepala Dapur Istana.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Yang Mulia Raja Permaisuri, saat itu hamba terlalu ceroboh membuat ia mengetahui kehadiran hamba. Ia mengejar hamba dengan parang ditangannya. Suasana cukup sunyi tiada siapa-siapa. Hamba lari sekuatnya, dalam jarak yang lumayan jauh, hamba bersembunyi dirimbunan pohon-pohon pisang. Ketika ia melintas, hamba keluar perlahan berada di belakangnya. Dengan cepat hamba memukul kepalanya berkali-kali sehingga ia terjatuh sekarat. Akhirnya hamba dengan jelas melihat wajahnya. Ia adalah prajurit yang diangkat sebagai ajudaan Panglima.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bagaimana beta dapat mempercayai perkataan puan.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba membawa lencana miliknya Yang Mulia. Ini Yang Mulia, ini-lah lencananya.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ceritakan, apa yang puan lakukan selanjutnya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Entah kenapa terpikirkan oleh hamba untuk mencabik kain hamba, hamba pun bertanya padanya untuk memberitahu segera siapa yang menyuruh melakukan pembunuhan itu, dengan ancaman jika tidak memberitahu, hamba akan memukulnya sampai tak bernyawa. Lalu ia menulis dengan telunjuknya yang sudah berlumur darah. Ada satu nama yang ia tulis. Setelah itu ia pun menghembuskan nafas terakhir. Dengan rasa panik, hamba bopong ia dan hamba kubur di tempat yang tidak jauh dari kebun istana. Hamba dipergoki oleh dua prajurit keamanan, hamba tentu lari menghindar diri Yang Mulia. Hamba tidak ingin tertangkap dengan waksangka yang salah sehingga bisa saja nantinya hamba menjadi terdakwa.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Adakah bukti tulisan yang bertinta darah itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tentu ada Yang Mulia. Ini carikan kain yang ia tulis.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Panglima?!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Yang Mulia. Kenapa patik dilibatkan dalam masalah ini?!
DATUK TEMANGGUNG
Apakah ini benar puan?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tiada bukti dan saksi lain yang dapat hamba hadirkan memperkuat perkataan hamba kecuali kejujuran.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Yang Mulia, wanita ini melakukan pembohongan besar Yang Mulia.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Yang Mulia Raja Permaisuri, sebenarnya hamba melaporkan ini adalah mencari perlindungan hukum dari Yang Mulia. Hamba tidak bisa berlama-lama untuk melaporkan ini apakan lagi tidak melaporkan peristiwa ini, yang dapat menjadi fitnah kepada hamba. Hamba menyatakan Panglima Gayung Pungguk otak pelaku pembunuhan para perwira tinggi kerajaan bukanlah tuduhan tanpa fakta.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Lupakah Yang Mulia bahwa patik dipilih Panglima Merawal yang setiap saat siap dan rela mempertaruhkan nyawa untuk membela kerajaan? Patik pun akan menjaga kerajaan dan merupakan benteng pertahanan terakhir. Kalau kerajaan runtuh, bukan hanya Yang Mulia, patik pun harus ikut runtuh pula!
DATUK PATINGGI
Musang berbulu ayam, bagai bara dalam sekam. Patik tak pernah salah mentendung orang. Panglima Gayung Pungguk adalah penghianat kerajaan Tanah Tanjong.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Patik sangat bertahu diri, Yang Mulia. Bagai kera dapat canggung, orang yang telah ditolong mendampingkan dirinya kepada orang yang menolongnya. Bagaimana patik harus berhianat pada kerajaan ini?
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bagaimana Datuk Bendahara?
DATUK BENDAHARA
Menunggu pembuktian kesaksian ini benar atau tidaknya, untuk sementara Panglima Gayung Pungguk ditahan sebagai pengamanan.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Baiklah, jika demikian Panglima Gayung Pungguk segera dimasukan kedalam tahanan ruang bawah tanah.
DATUK TEMANGGUNG
Yang Mulia?!!
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Pengawal, masukkan ia kedalam penjara ruang bawah tanah.
PENGAWAL KUNING
Perintah dilaksanakan!
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK TEMANGGUNG
Eghhh.....egghhh......Yang Mulia....
MUSIK : UP DOWN UNDER
NAR
BALAIRUNG hening tak bersuara. Ada balon-balon kata di atas kepala mereka. Tak percaya, tak mengerti apa yang sebenarnya Panglima Gayung Pungguk hendaki sehingga ia tega melakukan hal yang tidak terpuji itu.
ANN
AMARAH dan kecewa berkecamuk dalam hati Raja Permaisuri Putik Kalayo. Panglima yang ia percayakan telah menghianati. Sehingga Panglima Gayung Pungguk harus menerima kenyataan, menjadi tahanan, menunggu proses hukum yang akan diputuskan. Apakah terpenjaranya Panglima Gayung Pungguk, istana aman sentosa?
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
SIANG ini Negeri Muara Bagan mendung, Sepoi angin yang pertengah hari tadi membelai, kini terasa menampar. Awan bergayut dilangit Muara Bagan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua belas.
MUSIK : DOWN UNDER
Adegan 32
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
TAMPAK Puri Muara Bagan terlihat sederhana, namun masih menyiratkan nafas kemewahan pada bagian bangunannya. Latar belakang terlihat penampilan unsur dekoratif yang khas. Di jantung halaman belakang didominasi suplir-suplir.
Raja Permaisuri Putik Kalayo duduk dipojok gazebo terbuat dari bambu-bambu tua.
DATUK BENDAHARA
Jalan sudah buntu! Kita adalah bangsa yang besar dan biarpun selama ini kita mengalami nasib malang, namun semangat kita tak pernah padam! Kalau memang mereka menghendaki perang, apa boleh buat, kita terpaksa mengadakan perlawanan. Hanya patik menyesal sekali akan kebodohan prajurit kita, terutama para bangsawan Tanah Tanjong yang memberontak. Tidakkah mereka melihat datangnya bahaya hebat yang akan melanda kita semua? Kerajaan Pulo Tamban jelas sekali memperlihatkan sikap hendak merajai seluruh daratan! Biarlah, kami akan mengadakan perlawanan paduka.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bahaya besar mengancam kemusnahan kerajaan kita Datuk Bendahara. Akan tetapi, kalau memang Tuhan menghendaki demikian, biarlah beta musnah bersama kerajaan beta. Beta akan mempertahankan kerajaan yang diberikan oleh leluhur suami beta itu dengan jiwa raga beta!
DATUK BENDAHARA
Mohon ampun Paduka Raja Permaisuri Yang Mulia. Kami sudah sepakat kiranya paduka tidak turut dalam pertempuran dan kami sudah menelurusi beberapa hutan yang tepat untuk Paduka Raja Permaisuri melarikan diri dan bersembunyi.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Kalau beta melarikan diri, mana beta patut menjadi ratu dari suami beta, raja gagah perkasa yang telah mengorbankan nyawanya untuk Kerajaan Muara Bagan? Tidak, beta akan mempertahankan kerajaan dengan tenaga beta sendiri! yang tidak berani boleh saja pergi meninggalkan Tanah Tanjong.
DATUK BENDAHARA
Yang Mulia, kami sudah siap untuk berperang Yang Mulia. Kami berharap Yang Mulia tetap di istana menunggu khabar Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Datuk Bendahara, kalau beta melakukan hal itu, beta akan menjadi manusia tak berguna selama hidup beta! Beta menerima kerajaan dari suami beta, apakah hanya untuk dinikmati saja? Apakah beta harus bersikap seperti seorang anak kecil yang menerima benda mainan dari orang tua, kemudian kalau benda itu menjadi rusak lalu beta suruh betulkan orang tua beta? Tidak datuk, itu bukan sikap seorang pahlawan! Diserahi kerajaan bukan semata untuk menikmatinya dan bersenang-senang, melainkan diikuti pula dengan tanggung jawab!
DATUK BENDAHARA
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Jika Yang Mulia mengetahui kekuatan mereka yang tidak akan mampu kita lawan, maka sia-sialah nyawa Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Mati takkan menyesal, luka takkan menyiuk. Mujur tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kematian tidak dapat terhindar dari setiap manusia, namun banyak macam kematian dipandang oleh mata dan dipertimbangkan oleh pikiran manusia berdasarkan kebudayaan manusia. Mati dalam perang adalah kematian yang terhormat, Tidak mengecewakan sebagai seorang Raja Permaisuri, terutama sebagai Ratu Besar Paduka Raja Pakis Asmat.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PENGAWAL SATU
Ampun Yang Mulia Raja Permaisuri, Datuk Temanggung ingin menghadap.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Silahkan menghadap.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ada apa gerangan Datuk Temanggung datang ke puri ini?
DATUK TEMANGGUNG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Ada khabar buruk yang patik sampaikan.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Khabar buruk bagaimana Datuk Temanggung?
DATUK TEMANGGUNG
Beberapa perwira tinggi hilang dan dibunuh lagi. Kesatuan prajurit perang mengalami perpecahan menjadi dua partai. Prajurit ingkar dan tidak setia lagi kepada perintah. Dalam pelatihan, banyak prajurit tidak mengikuti latihan dan tidak mentaati Tuan Guru Silat. Ini memperburuk keadaan istana. Tampaknya, Wakil Panglima tidak mampu memimpin para prajurit Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ini.....bagaimana mungkin?!
DATUK TEMANGGUNG
Menurut hemat patik, ada penyusup yang mempengaruhi para prajurit, atau barangkali prajurit masih setia kepada Panglima Gayung Pungguk Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jika demikian, hukum mereka.
DATUK TEMANGGUNG
Yang Mulia, Itu bukan jalan yang terbaik, jika mereka jadi tawanan, sebagaimana sedikitnya kah prajurit kita nanti?
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jika tidak ditawan, mereka lebih membuat prahara. Tentu berakibat duri dalam daging.
DATUK TEMANGGUNG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Patik tidak bisa menyangkal perintah Yang Mulia. Akan tetapi ada baiknya marilah kita pikirkan jalan yang terbaik Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Apa rencana Datuk Temanggung selanjutnya.
DATUK TEMANGGUNG
Kesalahan Panglima Gayung Punggung belum terbukti dan tidak dapat dibuktikan adanya Yang mulia. Kiranya Panglima Gayung Punggung dapatlah dimaafkan dan dibebaskan dari hukuman. Bagaimana pun jua, hanya Panglima Gayung Pungguklah yang mampu memimpin para prajurit. Ada damak ada ipuh, naik ke bukit nampak sumpitnya. Emas perak senang disepuh, kalau besi nampak karatnya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bagaimana bisa datuk berucap selancang itu?! Di alas bagai memengat. Sebaiknya Datuk Temanggung berpikirlah dengan bijak, sebelum beta berpikir buruk. Baju indah dari balai. Tiba dirumah menyarungkan. Tiada bisa dibanding lagi. Hukuman sudah diputuskan.
DATUK TEMANGGUNG
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Sebenarnya patik berat hati dan sangat berhati-hati berbicara. Namun inilah hasil penelitian patik, berharap Yang Mulia dapat memaklumi.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Mati satu demi selamatkan seribu. Istana harus benar-benar bersih. Jangan sampai atap rumbia perabung upih, pasukan yang baik bercampur dengan pasukan pengkhianat.
DATUK BENDAHARA
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Tampaknya bajak patah banting terambau. Permasalahan rumit istana bertimpa-timpa. Dalam hal ini, marilah kita rembukkan bersama datuk pejabat istana lainnya seketika kita kembai ke istana nantinya Yang Mulia.
SFX : Suara gelegar gemuruh dilangit (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK BENDAHARA
Yang Mulia, langit bergayut hitam, tampaknya tidak berapa lama lagi akan turun hujan. Sebaiknya kita kembali masuk kedalam puri Yang Mulia.
NAR
LANGIT tiba-tiba menjadi gelap, awan kumulus yang bergumpal-gumpal hitam bergulung-gulung. Halilintar sambung menyambung. Pertanda hujan mulai turun merusak wajah bumi. Hati Raja Permaisuri Putik Kalayo gundah gulana. Tiada berpisah antah dan beras. Tiada tentu lawan atau kawan.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 33
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
MALAM tidak terlalu larut. Sudah menjadi terbiasa jika malam jalan-jalan sunyi senyap. Datuk Temanggung berjalan menyusur menuju ke sebuah rumah penjaga kebun istana. Sesampainya di kebun istana yang begitu luas, langkahnya terhenti tatkala suara bersik dan bayangan mencurigakan. ia bersembunyi dibalik rimbunan pohon-pohon pisang. Datuk Temanggung melihat tiga gerombolan sedang memopong seseorang. Sementara seorang lelaki membawa cangkul naik dari lubang tanah yang telah digali.
Datuk Temanggung mengamati dengan seksama. Orang yang menjadi pemimpin kelompok itu berperawakan sedang, memakai penutup wajah. Badannya tak begitu besar. Di sampingnya berdiri seorang yang berperawakan tinggi besar, berkumis lebat. Di antara jari-jari tangan kanannya terselip sebuah trisula, yaitu sebuah tombak kecil bermata tiga. Orang yang di popong itu mereka masukkan ke dalam lobang tanah lalu di timbun. Ternyata orang itu telah meninggal dunia. Ketika mayat ditanam, ketika mereka hendak pulang, tanpa pikir panjang Datuk Temanggung keluar dari persembunyian.
DATUK TEMANGGUNG
Hei, siapa kalian (OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Serang saja dia.
PERAMPOK BERKUMIS
Baik......haiiiiit.....!!
DATUK TEMANGGUNG
Opsss........hiatttss!! (OFF MAKE)
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Kau....dan kau.......serang!
SEMUA
Baik!.....hiaaatt.....!!!
DATUK TEMANGGUNG
Opsss........hiatttss !! (OFF MAKE)
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan beberapa parang (CROSS FADE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Kumis lebat ....hantam kepalanya ..............aduuuuuhhhh, meleset lagi.
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan beberapa parang (CROSS FADE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Awas.....awas....pukulannya........
DATUK TEMANGGUNG
Ciahhhhh..... !! (OFF MAKE)
SFX : Suara debugan pukulan.
TUKANG CANGKUL
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK PAHAR
yaahhhhhhhhh........bodoh kali dia ni.
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan beberapa parang (CROSS FADE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Ciahhhhh..... !! (OFF MAKE)
SFX : Suara debugan pukulan.
PERAMPOK BERKUMIS
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ternyata Datuk Temanggung bukan lawan yang ringan.....bagaimana ini?!
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan beberapa parang (CROSS FADE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Ciahhhhh..... !!
SFX : Suara debugan pukulan.
PERAMPOK KURUS
Aggghhhhhhh.......
HULUBALANG DATUK PAHAR
Sebaiknya aku pelan-pelan mundur.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PERAMPOK BERKUMIS
Bah, bah, mana Datuk Hulubalang?.....Hayo, lari!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
KETIKA melihat anak buahnya dipukul hebat oleh Datuk Temanggung, Hulubalang Datuk Pahar sangat ketakutan bagai kucing dibawakan lidi. Diam-diam Hulubalang Datuk Pahar lari meninggalkan anak buahnya. Namun Datuk Temanggung dengan cepat melihat Hulubalang Datuk Pahar berlari. Ia pun mengejar.
Datuk Temanggung kehilangan jejak. Ternyata Hulungbalang Datuk Pahar bersembunyi dibalik pohon besar. Dalam kesempatan disaat Datuk Temanggung celengak celinguk mencari jejak, Hulubalang Datuk Pahar pun menyerangnya dari belakang.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ciaaatt....!!
DATUK TEMANGGUNG
Haitttthhhh....!!!!
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan dan dentingan beberapa parang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Ciahhhhh..... !!
SFX : Suara debugan pukulan.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Aggghhhhhhh.......
DATUK TEMANGGUNG
Kau rasa pukulanku ini....ciaaahhh !!!
SFX : Suara debugan pukulan.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Aggghhhhhhh.......
DATUK TEMANGGUNG
Ayo buka penutup wajahmu itu....ciaaahhh !!!
SFX : Suara debugan pukulan.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Aggghhhhhhh.......
DATUK TEMANGGUNG
Hikkghhhh.... !!! jangan kau banyak bergerak, aku akan membuka penutup wajahmu....hikkkggghhhh....!!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Hulubalang Datuk Pahar ????????
NAR
Dalam suatu kesempatan, ia menepis tangan Datuk Temanggung dan lari secepatnya.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DATUK Temanggung hanya memandang Hulubalang Datuk Pahar berlari jauh. Otaknya mulai berpikir. Siapa yang mereka kubur? mengapa mereka merasa ketakutan? Kabut dilema kerajaan sudah mulai terbuka dan akan terang.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KETIGA BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PAGI hari itu amat cerah. Warna putih yang berkelompok tampak berkilauan seperti perak digosok, matahari membobol benteng halimun lembab, mencairkan segala kebekuan dan menghias ujung-ujung daun dengan mutiara air embun berkulauan seperti hiasan anting-anting pada telinga dara jelita.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian ketiga belas.
MUSIK : DOWN UNDER
Adegan 34
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara telapak kuda berjalan pelan.
NAR
KOTA terdekat masih jauh, Alang Salindit terlihat berjalan menyusuri ladang-ladang terlantar tak terurus. Daerah ini kering kerontang di terpa musim panas. Sepanjang langkah kudanya pelan seakan bermalasan. Dari kejauhan, ia melihat kuda coklat, di atas kuda itu seorang wanita membawa keranjang.
SFX : Suara telapak kuda berlari sedikt pelan.
ALANG SALINDIT
Siapa gerangan wanita penunggang kuda itu? Ah, sebaiknya aku mencari jalan pintas menghampirinya......ciahhhh !!
SFX : Suara telapak kuda berlari kencang.
NAR
KUDA coklat itu berlari tidak terlalu kencang. Wanita penunggangnya membawa keranjang di tangan kirinya. tidak berisi apa-apa di dalamnya.
SFX : Suara telapak kuda berlari tidak kencang.
NAR
WANITA itu sejenak menghentikan langkah kudanya. Ia melihat dari kejauhan seorang lelaki di atas kuda cokelat yang berdiri. Rasa was-was menyelimuti hati nya, namun ia sudah siap sedia jika lelaki itu berbuat kasar padanya.
SFX : Suara telapak kuda berhenti berlari dan suara ringkikan kuda.
NAR
PERLAHAN kuda Alang Salindit melangkah menghampiri.
SFX : Suara telapak kuda berjalan dan suara dengusan kuda.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
NAR
WANITA itu mengamati siapa gerangan lelaki yang menghampirinya. Setelah melihat wajah lelaki itu, wanita penunggang kuda coklat merasa sedikit lega. Namun rasa was-was masih tersisa dalam hatinya.
ALANG SALINDIT
Maafkan hamba dinda. Apakah kita pernah berjumpa? Jika tidak salah, Puspa Rana Rampai itu namamu.
PUSPA RANA RAMPAI
Benar, kita pernah berjumpa di upacara penghanyutan lancang.
ALANG SALINDIT
Bukan itu saja dinda, kita juga pernah berjumpa di jalan ini. Ya, tepat di titik kita berdiri ini. Ketika itu dinda berjalan tergesa-gesa seakan menghampiri hamba, dan hamba di atas kuda yang berdiri diam. Kita berpapasan, hamba sempatkan memandang dinda, tapi dinda tampak takut, menghindar berjalan secepatnya. Ternyata kita berjumpa lagi di pagi ini.
PUSPA RANA RAMPAI
Kenapa tuan berada disini? Ada apa dengan hamba? rasa-rasanya kita tidak punya masalah.
ALANG SALINDIT
Jangan katakan tuan kepada hamba, usia kita tidak terlalu jauh. Jika diperbolehkan, panggilah hamba kanda.
PUSPA RANA RAMPAI
Baiklah kanda. Tapi kanda belum menjawab pertanyaan hamba.
ALANG SALINDIT
Kanda berketepatan menelusiri jalan ini. Ketika kuda kanda berdiri diam. Kanda khawatir, siapa gerangan seseorang yang berkuda dihadapan kanda. Lalu kanda menghampiri perlahan. Ternyata dinda adanya.....haaahhhh, hati kanda lega....Jika boleh tau, hendak kemanakah dinda ini.
PUSPA RANA RAMPAI
Hamba ingin mencari bunga-bunga hutan.
ALANG SALINDIT
Bolehkah kanda temani?
PUSPA RANA RAMPAI
Mmmmmm...........baiklah kanda....
SFX : Suara dua ekor kuda berjalan dan dengusan kuda.
ALANG SALINDIT
Untuk apa bunga-bunga hutan itu dinda.
PUSPA RANA RAMPAI
Untuk ramuan pengobatan. Kanda bertempat tinggal dimana?
ALANG SALINDIT
Kanda pernah mengatakan pada dinda. Kanda ni tinggal di Kampung Selusuh. Kanda tinggal di rumah yang bernama Datuk Kalintasan.
PUSPA RANA RAMPAI
Hamba kenal datuk itu. Penghulu Kampung Selusuh.
ALANG SALINDIT
Benar, kenapa dinda tahu?
PUSPA RANA RAMPAI
Tentulah hamba tahu. Selain sebagai Penghulu, ia juga tersohor sebagai tabib.
ALANG SALINDIT
Kanda adalah keponakannya.
PUSPA RANA RAMPAI
Jika boleh tau, dari mana asal kanda, dan apa tujuan datang ke Tanah Tanjong ini?
ALANG SALINDIT
Kanda berasal dari Negeri Muara Bagan, kanda terbiasa merantau mencari pengalaman juga mencari kehidupan yang lebih baik.
SFX : Suara telapak kuda berjalan dan suara dengusan kuda.
ALANG SALINDIT
Dinda, tampaknya jalan yang kita lintasi ini teramat sepi.
PUSPA RANA RAMPAI
Disini sangat rawan perampokan kanda.
ALANG SALINDIT
Apakah dinda tidak pernah takut?
PUSPA RANA RAMPAI
Tentulah takut kanda. Tetapi karena jalan ini selalu hamba lewati, menjadi sudah terbiasa. Hanya berjaga-jaga saja.
ALANG SALINDIT
Berarti tidak menakutkan.
PUSPA RANA RAMPAI
Menakutkan kanda, tentu menakutkan. Perampok-perampok itu sangat kejam. Mereka mengkuasai seluruh perkampungan di Tanah Tanjong ini.
ALANG SALINDIT
Mengkuasai Tanah Tanjong?
PUSPA RANA RAMPAI
Ya kanda, wajah mereka sangat menyeramkan. Mereka dijuluki Penghimpun Angkara. Mereka di pimpin seorang pendekar yang sangat ditakuti.
ALANG SALINDIT
Siapa nama pendekar itu dinda?
PUSPA RANA RAMPAI
Datuk Parang Elang.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
PUSPA RANA RAMPAI
Kenapa kanda diam?
ALANG SALINDIT
Ooo,..Jika itu yang dinda katakan, mereka tidak aneh lagi di mata kanda.
PUSPA RANA RAMPAI
Kanda kenal juga?!
ALANG SALINDIT
Tentu, kanda pernah bertarung dengan Datuk Parang Elang itu. Memang ia hebat. Silatnya luar biasa baiknya. Eh, kita mencari bunga di hutan, hutan dimana kita tuju?
PUSPA RANA RAMPAI
Dimana adanya hutan, disitulah bunga kita dapatkan.
ALANG SALINDIT
Jika demikian, maukah dinda mengikuti kanda ke Hutan Seribu Taman?
PUSPA RANA RAMPAI
Hutan itu hamba tahu namanya. Tapi hamba tidak pernah kesana.
ALANG SALINDIT
Nah, disana banyak berbagai macam bunga.
PUSPA RANA RAMPAI
Bolehlah kanda.
ALANG SALINDIT
Kalau begitu kita harus cepat kesana.
PUSPA RANA RAMPAI
Baik kanda.....ciahhhhhhh !!!!!
ALANG SALINDIT
Ciahhhhhhh !!!!!!
SFX : Suara ringkikan dan dua kuda berlari kencang (FADE OUT)
MUSIK : DOWN OUT
NAR
LAKSANA anak-anak panah yang lepas dari busurnya,dua ekor kuda coklat itu berlari kencang membawa penunggangnya.
Adegan 35
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara keramaian pendududuk (OFF MAKE)
SFX : Suara derap kaki prajurit berjalan (FADE OUT)
NAR
DIPERKAMPUNGAN yang padat penduduk, pasukan pengaman kerajaan memakai pedang yang dipimpin Datuk Temanggung menelusuri setiap lorong. Para penduduk merasa keheranan seakan ada yang aneh, karena hal seperti ini sangat jarang terjadi.
SFX : Suara keramaian pendududuk (OFF MAKE)
NAR
DI SEBUAH rumah terlihat sunyi senyap. Memang, beberapa hari ini rumah mewah itu tertutup, penghuninya pun sangat jarang melakukan aktifitas di luar rumah.
SFX : Suara derap kaki prajurit berjalan (FADE IN)
SFX : Suara mengetuk pintu.
SFX : Suara pintu terbuka.
DATUK TEMANGGUNG
Kami hendak berjumpa dengan Hulubalang Datuk Pahar.
ISTERI DATUK PAHAR
Maaf tuan, suami saya tidak ada dirumah.
DATUK TEMANGGUNG
Ayo geledah seluruh ruangan!!! Ayo geledah, geledah....cepat!!!
SFX : Suara derap prajurit berlari kecil (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara derap prajurit berlari kecil (FADE IN)
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Hulubalang Datuk Pahar tidak berada di tempat datuk!
DATUK TEMANGGUNG
Hulubalang Datuk Pahar tidak jauh dari perkampungan ini. Kita berpencar, kalian berlima menuju selatan, kau, kau, kau, kau dan kau menuju utara. Sisanya dengan beta.
SELURUH PRAJURIT KEAMANAN
Siap datuk!
DATUK TEMANGGUNG
Ayo jalan!
SFX : Suara derap prajurit berlari kecil (FADE OUT)
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 36
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara burung-burung (OFF MAKE)
NAR
DI HUTAN Seribu Taman, Puspa Rana Rampai memilah-milah bunga yang hendak digunakan ramuan obat. Alang Salindit turut membantu membawa keranjang. Memang, beberapa bahan ramuan sedikit sulit ditemukan, sehingga mereka harus teliti memilah bunga tersebut.
ALANG SALINDIT
Apakah sudah lengkap dinda?
PUSPA RANA RAMPAI
Ada beberapa bunga lagi yang belum kita dapati kanda.
ALANG SALINDIT
Baiklah....
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara burung-burung (OFF MAKE)
PUSPA RANA RAMPAI
Ternyata hutan ini kaya dengan tanaman obat yang beraneka ragam jenis dan khasiat.
ALANG SALINDIT
Benar dinda. Tidak salahlah jika Ayah Ocik kanda, selalu singgah ke Hutan Seribu Taman ini.
PUSPA RANA RAMPAI
Di sini hamba dapat membedakan semua bunga dan tanaman obat yang ditemukan. Ada beberapa macam tanaman yang tak hamba kenal.
ALANG SALINDIT
Jika dinda ingin memperdalam ilmu pertabiban, kanda akan memohon kepada Ayah Ocik untuk memberikan keilmuanya tentang ribuan tanaman-tanaman obat, dan dinda dapat mengetahui nama dan khasiat tanaman tersebut.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara burung-burung (OFF MAKE)
PUSPA RANA RAMPAI
Nah, sudah lengkap kanda.
ALANG SALINDIT
Kita istirahat dulu lah dinda....Disana, ada lapangan kecil.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
ALANG SALINDIT
Engkau suka dengan suasana Hutan Seribu Taman ini dinda?
PUSPA RANA RAMPAI
Hamba sangat suka, hutan ini tidak belantara juga tidak ditumbuhi semak-semak liar.
ALANG SALINDIT
Kita masih berada di pangkal hutan. Jika kita masuk lebih dalam lagi, maka kita akan jumpai hutan yang sebenar hutan. Di hujung hutan ini ada sebuah goa yang amat seram bernama Kubur Bunian.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara orang duduk.
ALANG SALINDIT
Ah, duduklah dinda.
SFX : Suara orang duduk
PUSPA RANA RAMPAI
Terimakasih kanda. Kanda telah membantu hamba.
ALANG SALINDIT
Kanda terbiasa memperlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat yang tulus, tidak memandang siapa ia, tapi siapa diri kanda.
PUSPA RANA RAMPAI
Amat ternama bunga selasih, bunga indah selalu berseri. Jika hati kanda selalu bersih, kanda akan dikelilingi kasih.
ALANG SALINDIT
Diantara padi dengan selasih, yang mana satu dinda luruhkan. Diantara budi dengan kasih, yang mana satu dinda turutkan?
PUSPA RANA RAMPAI
Sarat perahu memuat pinang, singgah berlabuh di Labuhan Bilik. Jahat berlaku lagi dikenang, inikan pula budi yang baik.
NAR
DI SIANG yang sebenarnya terik, namun tidak di Hutan Seribu Taman, panas terlindung oleh rindangnya pepohonan. Canda gurau menyibak siang. Angin sepoi-sepoi berhembus menyejukkan sukma. Kegembiraan bak semburan pewangi. Inilah yang dirasakan oleh dua sejoli ini. Tidak luput lirikan-lirikan kagum di kedua insan ini. Laksana kelopak pandan begitulah kecantikan Puspa Rana Rampai dimana Alang Salindit. Putih kapas dapat dibuat, putih hati berkeadaan, Puspa Rana Rampai terkagum akan tingkah laku kebaikan hati Alang Salindit.
MUSIK : DOWN OUT
ANN
SEMENTARA di luar Hutan Seribu Taman, Datuk Temanggung beserta pasukan pengaman kerajaan mencari Hulubalang Datuk Pahar. Tak ada seorang pun yang berani mengeluarkan kata-kata, perasaan campur aduk pasti akan muncul di hati penduduk perkampungan itu.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.***
BAGIAN KEEMPAT BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PARA prajurit kerajaan menyusuri hendak keluar dari perkampungan tempat tinggal Hulubalang Datuk Pahar. Penduduk merasa cemas, sangat jarang dan boleh dikatakan tidak pernah sekumpulan prajurit keamanan kerajaan melintasi perkampungan ini.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian keempat belas.
Adegan 37
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
NAR
JALAN di sepanjang pasar cukup ramai, penuh orang berlalu lalang. Banyak orang sudah mengenal Hulubalang Datuk Pahar. Dan banyak orang berjumpa dipasar menegur dan menyapa Hulubalang Datuk Pahar.
JUALAN REMPAH
Mari singgah datuk, disini berbagai macam rempah-rempah jika datuk berkenan.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Terimakasih, beta hendak kehujung pasar.
JUALAN REMPAH
Baiklah kalau begitu datuk....Mari!, mari!,mari!!!...disini ada berbagai rempah !!!, mari!, mari!, mari!...disini ada berbagai rempah !!!, mari!, mari!, mari!...(OFF MAKE – FADE OUT)
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
JUALAN SAYUR
Silah singgah datuk...
HULUBALANG DATUK PAHAR
Terimakasih, lain kali beta singgah...
JUALAN SAYUR
Baiklah kalau begitu datuk....sayur!, sayur!, sayur!....murah!, murah!, murah!... sayur!, sayur!, sayur!....murah!, murah!, murah!...(OFF MAKE – FADE OUT)
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan cepat (OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Waduh !....Pasukan keamanan! ah, sebaiknya aku mampir ke kedai ini.
JUALAN IKAN
Mau beli apa datuk? pilih datuk, pilih.......... mari!, mari!, mari!....murah!, murah!, murah!..................yang mana datuk? Biar hamba bungkus?...
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ijinkan beta berlama memilih...
JUALAN IKAN
Oww, silakan datuk..... mari!, mari!, mari!....murah!, murah!, murah!
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan cepat (FADE IN)
DATUK TEMANGGUNG
Ayo kita menuju kearah sana! (OFF MAKE)
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan cepat (FADE OUT)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Hahhhhh, untung mereka tidak memeriksa kedai ini.
JUALAN IKAN
Bagaimana datuk? Ada yang berkenan?
HULUBALANG DATUK PAHAR
Tidak, beta hanya menginginkan kerang.
JUALAN IKAN
Wah datuk...kami tidak menjual kerang.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Kalau begitu beta tidak jadi beli.
JUALAN IKAN
Tidak mengapa datuk.
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
JUALAN IKAN
Aneh, sudah tau kerang tak ada dimeja ini, kenapa berlama-lama memilih ikan? Hahhhh............. mari!, mari!, mari!....murah!, murah!, murah! (OFF MAKE – FADE OUT)
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan cepat.
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
SFX : Suara derap kaki pasukan berhenti berjalan.
JUALAN REMPAH
Beli apa datuk....silah pilih...
DATUK TEMANGGUNG
Apa kiranya tuan mengenal Hulubalang Datuk Pahar?
JUALAN REMPAH
Tentu datuk, beliau hulubalang di kampung ini. Datuk Hulubalang baru saja melintasi kedai hamba ini.
DATUK TEMANGGUNG
Kemana kira-kira Datuk Hulubalang tu pergi tuan?
JUALAN REMPAH
Tampaknya tadi beliau singgah di kedai ikan tu datuk.
DATUK TEMANGGUNG
Baiklah...
JUALAN REMPAH
Tidak jadi membeli rempah hamba datuk?
DATUK TEMANGGUNG
Ambillah kupang ini, beta permisi.
JUALAN REMPAH
Wahhh....! Terimakasih datuk....
DATUK TEMANGGUNG
Ayo, kita kembali mundur......
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari kecil (FADE OUT)
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari kecil (FADE IN)
JUALAN IKAN
Ada perlu dibantu datuk?
DATUK TEMANGGUNG
Ambillah dulu kupang ini tuan.... Kemana kira-kira Datuk Hulubalang Pahar tu tadi pergi tuan?
JUALAN IKAN
Eeee....kearah...kearah sana datuk. Tidak terlalu lama ia pergi dari sini.
DATUK TEMANGGUNG
Terimakasih tuan.................ayo, kita kejar.
SFX : Suara telapak kaki pasukan berlari kecil (FADE OUT)
JUALAN IKAN
hmmmmmm............. mari!, mari!, mari!....murah!, murah!, murah! (OFF MAKE – FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Aku harus secepatnya menghindari pasar ini....
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari kecil.
DATUK TEMANGGUNG
Ayo, cepat !....................minggir!, minggir!
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari kecil.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.
SFX : Suara dua orang berbenturan.
PEMBELI SATU
Hei datuk!!!!. Kenapa datuk melanggar hamba!!!!!!
HULUBALANG DATUK PAHAR
Maaf, tuan!!...maaf....!!!!
SFX : Suara nafas terengah-engah.
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.
DATUK TEMANGGUNG
Datuk Pahar!!!! (OFF MAKE)
HULUBALANG DATUK PAHAR
Gawat, mereka mengetahuiku.....
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
DATUK TEMANGGUNG
Datuk Pahar !!!! jangan lari kau!!!...Ayo kejar! (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
SFX : Suara nafas terengah – engah.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tubrukan.
PEMBELI DUA
Aggghhhhhhh.......Hei datuk ! Kenapa kau tolak hamba!!!!!... (OFF MAKE)
SFX : Suara nafas terengah – engah.
DATUK TEMANGGUNG
Ayo cepat!!...Gerakan yang gesit!! (OFF MAKE)
SFX : Suara nafas terengah – engah.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara tubrukan kuat dan kaleng – kaleng berjatuhan.
PEMBELI DUA
Hei datuk!!! Kau telah memporak-porandakan jualanku!!!!!....... (OFF MAKE)
SFX : Suara nafas terengah – engah.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara keramaian pasar (OFF MAKE)
PRAJURIT KEAMANAN PUTIH
Dia berlari masuk kekedai minuman itu datuk!
DATUK TEMANGGUNG
Kalau dapat, ku patahkan kakinya. Ayo kejar!
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara derit pintu.
SFX : Suara keramaian kedai (OFF MAKE)
PEMILIK KEDAI
Hai! Ada apa ribut-ribut di luar sana?! (FADE IN)..... Bah, kukira ada apa. Selamat datang dikedai kami datuk?
DATUK TEMANGGUNG
Ijinkan kami memeriksa ruangan kedai tuan....Cepat geledah tempat ini secara seksama!
SFX : Suara derap kaki pasukan berlari.
SFX : Suara derap kaki pasukan menaiki tangga.
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
DATUK TEMANGGUNG
Hei, datuk!!!!.......
HULUBALANG DATUK PAHAR
Houuupppp................!!!!
DATUK TEMANGGUNG
Dia melompat dari jendela, ayo kita turun! Tangkap dia sampai dapat!
SFX : Suara derap kaki pasukan turun tangga.
MUSIK : DOWN OUT
Adegan 38
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
SFX : Suara burung-burung (OFF MAKE)
NAR
DI BAWAH sorotan sinar matahari siang menghampiri sore yang lembut. Di hutan yang rindang, Tok Teheng berjalan hendak menuju ke gua Kubur Bunian. Dari kejauhan ia melihat dua ekor kuda ditambatkan di sebuah pohon besar.
TOK TEHENG
Ada dua ekor kuda? Siapa gerangan yang punya?
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Tidak ada kelihatannya manusia di Hutan Seribu Taman ini....heeeehhhhh
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Oooppssss........ada sepasang manusia duduk di bawah rindang pohon....lebih baik aku bersembunyi di balik pohon-pohon besar itu....heitttt !!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Apa yang mereka bicarakan? Entah-entah??? Ahhh, sebaiknya kudekati mereka.......heitttt!!!
MUSIK : (IN UP DOWN OUT)
TOK TEHENG
Ah, aku keluar saja dari persembunyian ini.......heitttt!!!.......
SFX : Suara berkelebat melompat seperti suara kepak sayap rajawali terbang.
TOK TEHENG
Hei sepasang manusia! Jangan kau kotori Hutan Seribu Taman Ini!
PUSPA RANA RAMPAI
Ada seorang orang tua kanda!
TOK TEHENG
Oooo, ternyata kau. Kau kotori pula Hutan Seribu Taman ini, ku hajar kau!...ciaaatttt !!!
PUSPA RANA RAMPAI
Hati-hati kanda!!.....heattttchhh!!
SFX : Suara kibasan dan kayu berlaga kayu serta suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
Ciahhhh !!!!
PUSPA RANA RAMPAI
Oupssss..... !!!!
SFX : Suara kibasan dan kayu berlaga kayu serta suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
Ternyata payung kertasmu ampuh juga. Minggir kau anak dara, biar ku hajar dia.
ALANG SALINDIT
Ampun tok!!!
TOK TEHENG
Aaaaaahhhh....!!!, terima pukulan tongkatku ini, hiaaatttt....!!!
ALANG SALINDIT
Oupssss.......
SFX : Suara kelebat seperti suara kepak sayap rajawali terbang dan suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
Ciahhhh....!!!!
ALANG SALINDIT
Oupssss..... !!!!
SFX : Suara kibasan dan kayu berlaga kayu serta suara pendekar bertarung.
TOK TEHENG
Owww, ternyata kau pandai juga memainkan sarung parangmu.....nah, terima pukulan tongkat ini, ciaaatttt.....!!!
ALANG SALINDIT
Oupssss..... !!!!
SFX : Suara kayu berlaga kayu serta suara pendekar bertarung.
SFX : Suara dua pendekar kelebat seperti suara kepak sayap rajawali terbang.
NAR
SEPERTI burung menyambar belalang, ia pergunakan telapak tangannya untuk menghantam dada lawan. Dengan cepat pula Alang Salindit menepis pukulan itu, terkadang ia melompat tatkala tongkat menyambar kakinya. Tubuh dua orang itu berkelebatan, kadang-kadang lenyap terbungkus bayangan lengan mereka, kadang-kadang mencelat ke sana-sini.
Puspa Rana Rampai sendiri, terbelalak dan ternganga penuh kagum tatkala Alang Salindit berkelebat melompat bak terbang ke dahan hujung pohon yang tinggi. Di susul pula Tok Teheng melompat kehujung dahan. Mata Puspa Rana Rampai makin melebar dan bibirnya yang kecil mungil dan kemerahan itu terbuka. Sejenak dia tidak dapat berkata apa-apa. Pertarungan berada di atas dahan. Dan Alang Salindit pun melompat ke tanah, disusul Tok Teheng.
SFX : Suara dua pendekar kelebat seperti suara kepak sayap rajawali terbang.
ALANG SALINDIT
hiaaaatttt..... !!!!
SFX : Suara debugan pukulan ke dada.
TOK TEHENG
Auggghhhhhh..... !!!!
SFX : Suara debugan terjatuh.
ALANG SALINDIT
Maaf tok.....Maaf tok.......
TOK TEHENG
Kau bermain serius...Teganya kau. Kau pukul dada atok, aghhhhh !!!!
ALANG SALINDIT
Maafkan hamba tok.....Maaf tok.......
TOK TEHENG
Aghhhhh.....kalau begitu...sambut tangan atok, bangkitkan atok dulu...
ALANG SALINDIT
Iya tok....oupsssskhhhh...
TOK TEHENG
Eigkhhhhh...........hahhhhh..................he-he-he-he, sebenarnya atok menguji kekuatan daya tahanmu, ternyata ilmu silatmu sudah sempurna. Tidak sia-sia atok mengajarimu.
PUSPA RANA RAMPAI
Siapa atok ini kanda?
ALANG SALINDIT
Atok ni adalah guru kanda, penghuni goa Kubur Bunian yang kanda bilang itu. Dan guru kanda ini lah penjaga Hutan Seribu Taman ini.
TOK TEHENG
He-he-he-he...
ALANG SALINDIT
Tok....ini Puspa Rana Rampai, teman hamba.
TOK TEHENG
He-he-he-he...Bagus, bagus..Padang temu padang baiduri, tempat raja membangun kota. Bijak bertemu dengan jauhari, bagai cincin dengan permata. Kalian berdua mempunyai jodoh selembar kertas. Mempunyai batin yang sama. Hah....Padi muda jangan dilurut, kalau dilurut pecah batang. Hati muda jangan diturut., kalau diturut salah datang. Alang, hari menuju sore, jangan berlama-lama disini. Segeralah hantar ia pulang.
ALANG SALINDIT
Baik tok...
NAR
TOK Teheng mendapat kenyataan bahwa kepandaian Alang Salindit tidaklah mundur, bahkan makin hebat. Gerakan-gerakannya tadi sama sekali bukan gerakan seorang pemuda yang ia jumpai dahulu, melainkan gerakan ilmu silat yang berdasarkan gerakan penulisan huruf-huruf dari kitab silat yang ia tulis. Merupakan gerakan lihai sekali, baik dalam bentuk serangan maupun dalam bentuk tangkisan.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...............!!!
PUSPA RANA RAMPAI
Ciahhhh...............!!!
SFX : Suara telapak kedua kuda berlari (GADE OUT)
MUSIK : DOWN OUT
ANN
DAUN-DAUN kuning menemani turunnya senja. Senja nanti, rembulan menyinari Hutan Seribu Taman. Alang Salindit dan Puspa Rana Rampai menaiki kuda dan menghentaknya agar berlari kencang. Dengan berpangku tangan dan berdiri gagah, Tok Teheng menatap mereka sampai hilang dari pandangan. Ia pun melanjutkan perjalanan menuju goa Kubur Bunian.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit.
BAGIAN KELIMA BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
HAMPARAN awan hitam bergerak dari arah timur. Dalam penanakan nasi berlalu, langit diperbatasan Kampung Selusuh keabuan pekat. Gemuruh sesekali bergelinding. Alang Salindit bersama Puspa Rana Rampai menghentak kudanya agar berlari mencapai perkampungan. Namun ternyata hujan menderu turun belum sampai kearah tujuan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kelima belas.
Adegan 39
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara hujan.
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE OUT)
NAR
HUJAN lebat mendera bumi sewaktu Alang Salindit bersama Puspa Rana Rampai berada dalam perjalanan dari Kampung Selusuh. Mereka harus berhenti sejenak untuk berlindung dari guyuran hujan. Kanan kiri berbaris hutan-hutan liar, tidak ada kehidupan disini. Mata Alang Salindit tajam dan cepat mencari tempat berteduh yang baik, namun tidak ada tempat yang aman untuk berteduh.
SFX : Suara hujan.
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE IN)
ALANG SALINDIT
Kita harus mencari tempat berteduh dinda. Sebaiknya kita memutar menelusuri hutan ini. Di hutan ini ada rumah yang tak berpenghuni.
PUSPA RANA RAMPAI
Baik kanda.
SFX : Suara hujan.
SFX : Suara ringkikan kuda dan kuda berlari kencang (FADE OUT)
NAR
LAKSANA anak panah melesat menuju segerombolan pohon-pohon yang berdaun sangat lebat. Demikian lebatnya dedaunan pohon-pohon ini hingga tak setetespun air hujan dapat menembus tanah dibawahnya.
SFX : Suara hujan.
SFX : Suara telapak kuda berlari kencang (FADE IN)
NAR
MEREKA sampai di rumah tidak berpenghuni. Rumah itu tampak besar. Berdindingkan tepas yang sudah rapuh.
SFX : Suara hujan.
SFX : Suara derit pintu yang berkarat.
NAR
RUMAH yang gelap itu hanya berlantaikan tanah dan beratap nipah yang sudah bolong-bolong besar dan kecil sehingga air hujan menembus jatuh kelantai. Di sudut ruang rumah itu masih ada tempat aman yang tidak terkena tetesan hujan. Disudut itulah mereka duduk.
SFX : Suara hujan (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Sebentar dinda, kanda mengambil kayu bekas penyangga dinding rumah ini yang jatuh di lantai.
PUSPA RANA RAMPAI
Tidak jauh-jauh kan kanda?
ALANG SALINDIT
Hanya diseputar ruang rumah tua ini. Paling jauh, ke ruang dapur. Dekat kan???
PUSPA RANA RAMPAI
Iya....jangan lama.
ALANG SALINDIT
Baik dinda.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Nah, Kanda sudah membawa kayu lapuk ini untuk api unggun. Egg....ahhhhhh
SFX : Suara kayu ditumpukan.
SFX : Suara meniup api.
PUSPA RANA RAMPAI
Hujan terlalu deras, bagaimana jika hujan tidak berhenti.
ALANG SALINDIT
Jika hujan sederas ini biasanya hujan cepat reda.
SFX : Suara meniup api.
PUSPA RANA RAMPAI
Apakah kita bisa cepat sampai di rumah kanda?
ALANG SALINDIT
Setidaknya kita sampai menjelang malam.
SFX : Suara meniup api.
ALANG SALINDIT
Ah, api unggun sudah menyala, mendekatlah dinda setidaknya bias api ini dapat mengkurangi rasa dingin.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PUSPA RANA RAMPAI
Sudah berapa lama kanda menetap di Negeri Tanah Tanjong ini.
ALANG SALINDIT
Kenapa dinda tanya demikian?
PUSPA RANA RAMPAI
Salahkan dinda bertanya.
ALANG SALINDIT
Oh, tidak. Mmmmm......kanda di Tanah Tanjong ini lumayan lama.
PUSPA RANA RAMPAI
Tidak teringat kah kanda akan kampung halaman?
ALANG SALINDIT
Tentulah dinda. Apa digulai memakai limau, pucuk kacang sayur ketola. Apakah untung anak perantau, hari petang hatipun hiba. Burung belatuk hinggap di pohon, pohon merendang ditengah laman. Hidup merantau berzaman tahun, tetap tak lupa kampung halaman. Ayam beroga itu kalau diberi makan dipinggan emas sekali pun, kehutan juga perginya dinda.
PUSPA RANA RAMPAI
Kenapa kanda tidak ingin pulang? Tidakkah kekasih kanda ternanti-nanti? Dengar cerita Tulang Bawang, sebuah nama dari kerajaan. Merantau demi mencari uang, tuk melamar gadis pujaan.
ALANG SALINDIT
Aih??? Kutanam pinang rapat-rapat, hingga petang malam pun pekat. Cari gadis tak dapat-dapat, janda pun tak ada yang terpikat.
PUSPA RANA RAMPAI
Kumpul-kumpul sedang arisan, arisannya di Cik Galih. Mengapa bersendiri terus-terusan, mungkin banyak memilih-milih.
ALANG SALINDIT
Kanda berharap tak mengada-ada. Hanya mencari berbudi bahasa. Pasangan bukanlah mainan. Memadu kasih dengan tujuan. Agar bahagia bukan impian. Tetapi ia menjadi kenyataan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PUSPA RANA RAMPAI
( SOUND ECHO) Dia tidak terlalu tampan, terkadang bersikap dewasa terkadang bersifat kekanak-kanakan. Tapi ia sangat baik hati serta lembut tutur dan sapa. Mulut manis mematahkan tulang. Kata-kata yang lemah lembut dapat menundukkan orang.
ALANG SALINDIT
(SOUND ECHO) Wajah dara ini cantik jelita. Bibir indahnya tersapu merah, hidungnya yang ramping, pipinya halus melebihi sutra termahal, membuat siapaun tidak tega menyentuhnya. Dagunya cembung mulus, menggantung pesona melelapkan. Rambutnya bak sutra alami yang indah menjalani punggungnya. Jemarinya lentik namun gerakannya tak pernah genit. Bagaimana Tuhan merancang menyusun bagian-bagiannya, mengukir, menjelmakan dan memoles kecantikannya menjadikan sedemikian jelita merupakan misteri Tuhan. Sebuah adikarya yang tiada banding-tiada tanding!.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Kenapa dinda pandang kanda berlama-lama?
PUSPA RANA RAMPAI
Ah, tidak, si...si...siapa memandang terlalu lama?
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PUSPA RANA RAMPAI
(SOUND ECHO) Aduh! Pertanyaanya menaparku membuat aku salah tingkah.
ALANG SALINDIT
(SOUND ECHO) Apakah dia sepertiku juga, yang tidak berani mengungkapkan perasaannya?
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Ah dinda, hujan sudah reda. Mari kita lanjutkan perjalanan.
PUSPA RANA RAMPAI
Ayolah kanda.
SFX : Suara telapak kaki berjalan.
SFX : Suara derit pintu yang berkarat.
ALANG SALINDIT
Wahhhh, setelah hujan lebat pasti ada pelangi.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Hep! Ah!
SFX : Suara ringkikan kuda.
ALANG SALINDIT
Ayo naiklah kekudamu dinda. Kita berangkat (OFF MAKE)
PUSPA RANA RAMPAI
Hep!....
SFX : Suara ringkikan kuda.
ALANG SALINDIT
Ciahhh.....
PUSPA RANA RAMPAI
Ciahhhh.....
SFX : Suara ringkikan kuda.
SFX : Suara telapak dua ekor kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 40
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI SATU pulau kecil yang ditumbuhi semak-semak liar. berdiri gubuk yang dikelilingi dua puluh satu pohon beringin raksasa. Bila angin bertiup dari laut, daun-daun pohon beringin bergemerisik keras, akar-akar gantungnya bergoyang-goyang deras. Semua ini menimbulkan suasana yang menyeramkan dan tak seorang pun yang pernah menginjakkan kaki di pulau itu, disitulah Hulubalang Datuk Pahar bersembunyi menghindar kejaran pasukan Prajurit Keamanan Kerajaan Tanah Tanjong.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Datuk, para Prajurit Keamanan berkeliaran di setiap negeri dan perkampungan. Selebaran yang bergambar wajah datuk telah disebar keseluruh pelosok negeri. Kiranya datuk janganlah dahulu keluar dari pulau ini.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Terimakasih atas pemberitahuanmu wahai Puan Wakil Kepala Dapur Istana.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba diberi tahu oleh utusan datuk segera datang ke pulau ini. Ada apa gerangan datuk memanggil hamba?
HULUBALANG DATUK PAHAR
Pertama, beta harus mengucapkan selamat kepada puan yang telah berhasil menjebloskan Panglima Gayung Pungguk kedalam penjara. Ini merupakan kegembiraan seluruh komponen Penghimpun Angkara. Kedua, ucap rasa salut kepada puan yang dapat bertahan dan mampu memperdaya Datuk Patinggi tanpa ia sadari. Tapi ingat, puan tidak bisa melenggang begitu saja di istana. Beribu mata memantau puan saat ini. Masih ada batu aral penghalang jalanmu, jika puan salah melangkah maka puan tersandung dan terjerembab. Kekuatan istana bukan hanya Panglima Gayung Pungguk sahaja, akan tetapi ada beberapa pejabat penting yang menjadi batu aral bagimu dan bagi kita.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Apa langkah hamba selanjutnya datuk.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Kau sudah terlanjur membuat berita bohong sehingga menimbulkan fitnah serta melakukan pembunuhan dan penghasutan di setiap perwira tinggi dan prajurit kerajaan. Untuk itu puan harus berhati-hati. Sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya akan jatuh jua. Bagaimana pun juga puan tetap mereka pantau, karena prajurit keamanan telah mempergoki puan. Tentu saja mereka tidak mempercayai sepenuhnya atas laporan puan yang telah puan ajukan itu. Jangan berbuat tanggung, jika mandi, biar basah.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tuan ingin memberi hamba tugas lagi?!
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ya. Kau ingin menolak tugas ini?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba rasa, tugas hamba sudah selesai datuk. Karena sasaran datuk, yang utama adalah meleyapkan Panglima Gayung Pungguk.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Bukan, sesungguhnya melenyapkan Panglima Gayung Pungguk adalah kehendak Datuk Alam Setapak. Puan Wakil Kepala Dapur Istana belum memenuhi permintaan beta.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Jika di izinkan, berilah tugas itu kepada orang lain. Hamba akan bekerja kembali jika permasalahan hamba sudah benar-benar aman.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Tidak bisa puan, tidak bisa. Puan Wakil Kepala Dapur Istana lebih piawai melakukan hal yang seperti ini. Masuklah ke kamar perbendaharaan istana, dimana disimpan harta kekayaan istana beserta benda-benda untuk upacara yang terbuat dari emas, berlian, dan permata-permata lainnya. Ini adalah tantangan yang mengasyikkan buatmu. Disana, bertempat Datuk Penghulu Bendahari dan pengawal-pengawalnya. Selamatkan buku catatan penghasilan setiap negeri yang tersimpan di laci mejanya. Untuk mengambil itu, tentu puan harus membunuhnya. Karena Datuk Penghulu Bendahari tetap saja duduk dibelakang meja penyimpan catatan itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba tidak punya kekuatan untuk menghadapi mereka. Ini sangat berbahaya.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Pergunakan keahlianmu semaksimal mungkin. Kau tidak bekerja sendiri. Seperti biasanya, kau masih bersama Perwira Utama untuk mengerjakan hal ini.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba merasa takut datuk.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Datuk Penghulu Bendahari sangat berbahaya buat kita. Segala perkembangan ekonomi setiap negeri tentu saja ia mengetahui dan mempunyai cacatan penghasilan negeri. Hulubalang yang tidak membayar upeti akan di panggil dan mempertanggungjawabkan keuangan daerah kekuasaannya masing-masing. Ini adalah bencana besar bagi tiga Hulubalang Penghimpun Angkara.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Lalu datuk?
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ya, lakukanlah perintahku. Pabila Datuk Penghulu Bendahari terbunuh, bukan saja puan selamat, akan tetapi tiga Hulubalang Penghimpun Angkara telah mempersiapkan hadiah untukmu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Baiklah jika begitu datuk.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Puan jangan takut, masih ada Datuk Patinggi yang tampaknya sangat menyukaimu. Manfaatkan kekuatannya, meskipun suatu ketika akan menjadi musuhmu. Jika Datuk Patinggi sudah tidak berkuku lagi, bolehlah kau membuangkannya begitu saja. Bagai guna-guna alu, sesudah menumbuk dicampakkan.
NAR
DENGAN cepat berita bahwa Wakil Kepala Dapur Istana dengan lihai menyingkirkan Panglima Gayung Pungguk mengguncangkan Penghimpun Angkara. Maka seluruh petinggi Penghimpun Angkara memberi tugas baru untuk Wakil Kepala Dapur Istana untuk menyingkirkan Datuk Bendahari.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 41
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara dua kuda berlari.
NAR
SETELAH Hujan reda, Alang Salindit bersama Puspa Rana Rampai melanjutkan perjalanan. Langkah kuda tidak terlalu kencang karena mereka tidak harus memburu waktu untuk sampai kerumah.
ALANG SALINDIT
Sebaiknya kita singgah ke kedai dipinggir sungai Tanah Tanjong itu dinda, kanda merasa lapar.
PUSPA RANA RAMPAI
Baiklah kanda.
SFX : Suara telapak dua kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara telapak dua kuda berlari (FADE IN)
SFX : Suara telapak dua kuda behenti dan dengusan kuda.
ALANG SALINDIT
Higkkk....! Ahhh.........
SFX : Suara dengusan kuda.
SFX : Suara tapak kaki berjalan
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara derit pintu kedai.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara meja digeser.
PELAYAN KEDAI
Pesan apa tuan.
ALANG SALINDIT
hamba pesan satu cawan air manis dan sepinggan ayam panggang.
PUSPA RANA RAMPAI
Hamba ambilkan secawan air panas dan sepinggan ayam panggang.
PELAYAN KEDAI
Baik tuan.
NAR
Mereka segera mengambil tempat duduk yang telah ditunjukkan oleh pelayan. Dengan duduk berhadapan, mereka menantikan hidangan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PERAMPOK PENDEK
Tampaknya itu Puspa Rana Rampai, calon isteri Datuk Besar tetua.
PERAMPOK BERKUMIS
Iya.....siapa lelaki asing disampingnya itu.
PERAMPOK PENDEK
Mungkin sepupunya.
PERAMPOK KURUS
Mungkin kekasihnya.
PERAMPOK BERKUMIS
Apa ?!
PERAMPOK PENDEK
Sebaiknya kita dekati mereka.
PERAMPOK BERKUMIS
Tidak usah, kita pantau saja mereka.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PERAMPOK KURUS
Tetua, kelihatannya mereka mesra. Pasti pemuda itu kekasihnya. Kita serang saja tetua.
PERAMPOK BERKUMIS
Tidak perlu, biarkan saja mereka berdua. Mari kita pergi dari kedai ini. Kita menjalankan tugas lain yang sudah diperintahkan tuan Parang Elang. Menghadang dan merampas pedagang yang melintas. Pemuda ini bukan urusan kita. Kau beritahu kepada Datuk Besar apa yang kita lihat ini.
PERAMPOK KURUS
Baik tetua.
NAR
PERAMPOK Penghimpun Angkara bergegas meninggalkan kedai pinggir sungai Tanah Tanjong. Kali ini mereka tidak berbuat keonaran. Alang Salindit dan Puspa Rana Rampai lahap menyantap hidangan. Mereka segera minum beberapa teguk teh hangat, disusul beberapa potong ayam panggang. Segera setelah itu, tenaga mereka terasa telah pulih kembali setelah hampir sehari berkuda sekian jauhnya.
ANN
SESEKALI Alang Salindit memandang Puspa Rana Rampai, rasa kagum terpatri dalam hatinya. Gadis itu memang cantik jelita, kulitnya cerah setara dengan puteri-puteri kerajaan, yang bila berjalan bagai mentari berkelana di jalan pelosok bumi. Alisnya hanya seluas sisa gerhana bulan. Sinar matanya selalu menjinakkan keresahan atau kemarahan setiap orang yang bertatapan langsung dengannya.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksamana Alang Salindit ***
BAGIAN KEENAM BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
MALAM kian menghilang, perlahan-lahan senja mulai menampakkan dirinya malu-malu. Jingga senja terlihat sangat indah, seolah senja adalah masa yang demikian agung dan bisa menimbulkan rasa cinta dan bahagia. Disudut Kampung Sampuan, tepat dipinggir sungai kecil, tapak sebuah rumah jauh dari rumah penduduk. Rumah itu kecil berdinding tepas berhalaman luas.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksmana Alang Salindit bagian enam belas
Adegan 42
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
RUMAH kecil berhalaman luas diterangi beberapa suluh. Seorang lelaki setengah baya merajut jala diruang depan.
SFX : Suara jangkrik.
ISTERI DATUK GAMBIR
Minumlah dulu kanda, selagi masih hangat.
SFX : Suara meletakkan gelas.
ISTERI DATUK GAMBIR
Dinda baru memasak kue malaka, rasalah kanda.
DATUK GAMBIR
Terimakasih isteriku...........hm, sungguh enak.
SFX : Suara minuman di sruput.
DATUK GAMBIR
Anak-anak kemana?
ISTERI DATUK GAMBIR
Di dalam kamar, si Cik tertidur lelap, Puspa Rana Rampai berehat sebentar.
DATUK GAMBIR
Kenapa dia tidak membantumu menyemat atap?
ISTERI DATUK GAMBIR
Biarlah Puspa Rana Rampai beristirahat sebentar kanda, ia kecape’an tadi. Sehabis mencuci pakaian yang bertumpuk banyaknya, sore tadi dia menghantar atap kerumah Hulubalang Datuk Bontan.
DATUK GAMBIR
Baiklah kalau begitu isteriku, esok dan sampai beberapa hari kanda tidak melaut, angin kencang.
ISTERI DATUK GAMBIR
Tidak mengapalah kanda, hasil jualan atap tadi cukup untuk beberapa hari ini. Kalau kurang, masih ada ayam di kadang. Dinda akan menyuruh si Cik menjualnya nanti.
DATUK GAMBIR
Menjual ayam? Ayam siapa?
ISTERI DATUK GAMBIR
Iya kanda, ayam yang dikandang tu lah.
DATUK GAMBIR
Ayam milik Kanda?
ISTERI DATUK GAMBIR
Iyalah, ayam siapa lagi.
DATUK GAMBIR
Kanda pikir, ada pula ayam yang baru, mana tau dinda beli untuk si Cik. Ayam yang dikandang tu ayam pelaga!, enak saja di jual-jual.
ISTERI DATUK GAMBIR
Mana tau kalau kupang kita kurang untuk beberapa hari ini.
DATUK GAMBIR
Tak usah! Tak usah dijual ayam pelaga tu.
ISTERI DATUK GAMBIR
Hi-hi-hi, cuma bercanda, begitu saja dianggap serius. Mana mungkinlah ayam pelaga tu di jual, ayam itu kan nomor satu yang paling kanda sayangi.
DATUK GAMBIR
Hhhhhmmm, tidak ada yang lebih kanda sayangi selain dinda dan anak-anak.
ISTERI DATUK GAMBIR
Iyalaaaah.....
DATUK GAMBIR
Isteriku, beberapa hari ini ikan yang kanda labuh dilaut sana sangat sedikit. Pada-padakanlah hasil jualan ikan yang kanda beri itu, ditambah hasil dari penjualan atap. Berhemat-hematlah istriku. Waktu ada jangan dimakan, bila tiada boleh dimakan. Esok siapkan bekal makanan kanda ya.
ISTERI DATUK GAMBIR
Kanda mau kemana bawa-bawa bekal?
DATUK GAMBIR
Esok pagi kanda membersihkan sampan. Sehabis itu kanda kerumah Datuk Bontan.
ISTERI DATUK GAMBIR
Mengapai kanda kerumah Datuk Bontan.
DATUK GAMBIR
Bertanya lowongan kerjalah. Mana tau kanda diterima bekerja beberapa hari ini, mengkait dikebun kelapanya barangkali.
ISTERI DATUK GAMBIR
Sesudah mencuci sampan, sebaiknya pulang sajalah kanda. Istirahat saja dulu dirumah, berkumpul dengan anak-anak.
DATUK GAMBIR
Yaaaccchh! Bagaimana kau ini istriku. Berdiam dirumah, disuruh kerja. Niat ingin mencari kerja, dilarang pulak.
ISTERI DATUK GAMBIR
Satu dua hari saja dirumah. Kanda berlama-lama di tengah laut, di rumah hanya sebentar. Kasihan anak-anak, rindunya belum hilang.
DATUK GAMBIR
Yang rindu siapa, isteriku. Anak-anak, atau dinda yang rindu.
ISTERI DATUK GAMBIR
Iiissss, kanda ini. Anak-anaklah yang rindu.
DATUK GAMBIR
Bicaralah yang jujur dinda.
ISTERI DATUK GAMBIR
Sebenarnya ada rasa yang ingin dinda ungkapkan.
DATUK GAMBIR
Ceritakanlah dinda, kanda akan mendengarkannya.
ISTERI DATUK GAMBIR
Dinda sangat ingin semua perkataan dinda didengar, duduk dan dengarkanlah semua cerita dinda, bagaimana perasaan hati dinda, mengertilah, dinda hanya ingin bercerita dan tanggapan yang sederhana atau cukup kata-kata penyemangat akan membuat dinda sangat bernilai. Jadi dengarkanlah...Bila dinda sedang marah padamu kanda, ada dua kemungkinan...Dinda sedang haid atau dinda ingin diperhatikan. Bila dinda melukaimu, menyuruhmu pergi dan berkata kasar padamu kanda...tolong jangan balik memukul dinda, membentak atau pergi meninggalkan dinda, karena hal itu hanya akan membuat dinda sedih. Tetap berada di sisi dinda, meski kanda sangat enggan dan jijik, sesungguhnya dinda tidak akan pergi dan akan meminta maaf atau memaafkan. Kanda tidak akan pernah tahu betapa rasa sayang ini akan dinda berikan . Maka cintailah dinda bukan karena luarnya saja. Jagalah diri dinda.
DATUK GAMBIR
Isteriku, dinda adalah tetesan embun pagi. Yang jatuh membasahi kegersangan hati. Hingga mampu menyuburkan taman sanubari. Dalam kesejukan. Dinda adalah bintang gemintang di angkasa raya. Yang menemani kesendirian rembulan yang berduka. Hingga mampu menerangi gulita semesta. Dalam kebersamaan. Isteriku, bertahun kita bersama mengarungi samudera dalam bahtera rumahtangga. Tidak jarang hantaman ombak menerjang kita. Kanda ucapkan termakasih kepadamu adinda, kau tetap bersama kanda tanpa keluh kesah. Terapung sama hanyut, terendam sama basah. Sehidup semati, senasib sepenanggungan. Mungkin kanda tidak banyak berbicara, tetapi jangan pernah ragukan bila kanda menyayangimu.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
Adegan 43
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk! beta datang! (OFF MAKE)
ISTERI DATUK GAMBIR
Siapa kanda?!
DATUK GAMBIR
Sebentar kanda lihat.
SFX : Suara bangit dari duduk.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara derit pintu.
DATUK GAMBIR
Oh, Datuk Besar, silah masuk.
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-, Terimakasih.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara orang duduk.
DATUK ALAM SETAPAK
Ini ada sedikit rezeki, terimalah uncang ini. Kupangnya tidak terlalu banyak. Terimalah datuk.
DATUK GAMBIR
Wah, terimakasih datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Iya...he-he-he-he...
SFX : Suara keping uang logam.
DATUK GAMBIR
Wah,wah,wah...banyak sekali ini datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Akh, itu belum seberapa.. Masih sedikit itu he-he-he he....Hmmmmm, tampaknya rumah ini harus kita perbaiki datuk......eeee, Sumbul!
SUMBUL
Siap datuk!
DATUK ALAM SETAPAK
Tulis apa-apa yang dibutuhkan untuk perbaikan rumah ini.
SUMBUL
Siap datuk!
DATUK ALAM SETAPAK
Eeee, kayu. Kayu sebanyak dua puluh batang. Tulis, tulis cepat.
SUMBUL
Siap datuk! Kaaaa....yu......duap puluh????.......sudah ditulis datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Papan, papan lima puluh keping.
SUMBUL
Pa.......pan. Papan???.........berapa tadi datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Empat puluh.
SUMBUL
Bah, tapi datuk katakan tadi lima puluh keping?!
DATUK ALAM SETAPAK
O, iya, lima puluh keping.
SUMBUL
Liiii.....ma???....pu....luh??? Keeee...ping.
DATUK ALAM SETAPAK
Eeee tidak, tidak....empat puluh lima keping saja. Coret yang sudah kau tulis tu.
SUMBUL
Cooooret........eeemmm..pat.....puuuu...luh........lima.
DATUK ALAM SETAPAK
Nanti kalau kurang, ditambah lagi.
SUMBUL
Nannn...ti???.....kaaaa...lau kuuuu...rang???
DATUK ALAM SETAPAK
Hoi! Itu jangan ditulis!
SUMBUL
Cooooreeettt....
DATUK ALAM SETAPAK
Tepas dua puluh keping.
DATUK GAMBIR
Maaf datuk, hamba rasa tidak usahlah memperbaiki rumah ini. Lagi pula rumah ini masih bisa dipakai untuk bernaung datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Tidak apa, tidak apa. Agar datuk dan keluarga bisa nyaman di rumah ini.
DATUK GAMBIR
Hamba harus menolak, hamba khawatir tidak sanggup untuk mencicilnya datuk. Sebab hutang yang lama saja belum lunas pembayarannya.
DATUK ALAM SETAPAK
Ini beta beri cuma-cuma, he-he-he-he.
ISTERI DATUK GAMBIR
Sila dimimun datuk.
SFX : Suara gelas diletakkan.
ISTERI DATUK GAMBIR
Sambil cicipi kue malakanya.
DATUK GAMBIR
Ketepatan isteri hamba memasaknya tadi, he-he-he-he.
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-he...terima kasih, terima kasih....Hm??? enak betul kue malaka ni? Kau rasa Sumbul. Kau rasalaaa !!
SFX : Suara menikmati makanan.
DATUK ALAM SETAPAK
Apa saja sudah kau tulis tadi.
SUMBUL
Kayu dua puluh batang. Papan empat puluh lima batang. Tepas dua puluh keping.
DATUK ALAM SETAPAK
Bagus.
SUMBUL
Atapnya datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk ini kan pembuat atap. Untuk apa membeli atap lagi? Bukankah begitu datuk?
DATUK GAMBIR
Benar datuk
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-he jangan lupa upah pekerja..........tulis !
SUMBUL
Uuuu....pah???....peeee....kerrrrr....ja....berapa datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Nanti di tanya dengan pekerjanya he-he-he-he.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk, semua pemberian ini tidak menjadi hutang. Beta beri dengan cuma-cuma untuk datuk. Beta orang yang sangat baik hati...he-he-he-he. Yang datuk harus cicil, cuma hutang yang lama. Sudah, itu saja.
DATUK GAMBIR
Terimakasilah datuk jika begitu. Hamba tidak dapat berkata apa-apa atas kebaikan datuk. Memang pipit memakan padi, telah lagi diberi beras. Bukan sedikit datuk berbudi, budimu datuk sukar dibalas. Sambil dimakan datuk, kue malakanya.
DATUK ALAM SETAPAK
O, iya......hmmmm.......Biasanya yang mengutip cicilan datuk, pesuruh beta ini. Kalau dihitung, beta cuma tiga kali berkunjung kerumah datuk ini. He-he-he-he, Begini datuk. Beta punya banyak tanah di setiap kampung negeri ini. Jika datuk berkenan, sila ambil tanah mana yang datuk mau. Bila perlu beta akan membuatkan rumah yang cukup mewah buat datuk dan keluarga.
DATUK GAMBIR
Tidak usahlah datuk, hamba pun merasa betah tinggal di rumah yang bertuah ini.
DATUK ALAM SETAPAK
O, tidak apa, tidak apa. Eeee, tibalah saatnya dipenghujung kata.
DATUK GAMBIR
Apa itu kira-kira datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Puteri cina pandai mencari, untuk menghibur Datuk Menteri. Pesan pertama perlu didengari, datang beta menepati janji.
DATUK GAMBIR
Naik bukit bukit Keranji, diatas puncak nampak lautan. Janji ada berjenis janji, janji apa datuk maksudkan. Buah kuini buah kesemak, jika dikeringkan tambah susut. Supaya hamba dapat menyimak, tolonglah datuk uraikan apa maksud.
DATUK ALAM SETAPAK
Bersuluh menjumput api datuk ini. Bertanya sesuatu yang sudah diketahui. Baiklah datuk, layang-layang bertali teraju, tali teraju warnanya ungu. Jika datuk sudah kata begitu, hajat disampaikan satu persatu. Cincin permata bertahtakan intan, dipakai pengantin dara pujaan. Maksud pertama sudah beta dahulukan, maksud kedua beta susulkan. Rama-rama terbang berpilin, jantan betina kejar-kejaran. Hajat pertama telah beta sampaikan kemarin, hajat kedua ingin mendengar kepastian.
DATUK GAMBIR
Datuk menanti ayam berkokok petanda siang. Hamba bermohon, kiranya datuk jangan kecewa.
TUK ALAM SETAPAK
Berarti Puspa Rana Rampai tidak menerima beta?! ( SOUND ECHO)...sumbul, coret semua yang sudah kau tulis tadi.
SUMBUL
Coooret.....cooooret.....coret.....huh!
DATUK GAMBIR
Datuk, berapa pun maharnya, beta persiapkan. Beta bersungguh-sungguh, katakan sekali lagi pada Puspa Rana Rampai, beta akan menjadi suami yang akan membahagiakannya. Beta akan menyiapkan istana untuknya.
DATUK GAMBIR
Sampan kotak muatan lada, menuju selatan kemudi arahkan. Sopan dan santun hamba tiada, mohon maaf ikhlas diberikan. Buah sebiji di pohon nangka. Pohon cempedak ditepi titi. Kalau hamba setuju saja. Hamba tanyalah dulu yang punya diri.
DATUK ALAM SETAPAK
Jikalau begitu belum datuk pertanyakan?!
DATUK GAMBIR
Belum datuk. Mempertanyakan hal ini kepada anak dara yang belum dipanjat asap kemenyan, harus pelan-pelan datuk, harap datuk mengerti. Berilah hamba waktu beberapa hari lagi.
DATUK ALAM SETAPAK
Gunung ledang tinggi mengawan, tampak dari bukit kenangan. Rendahlah gunung tinggi berawan, hajat beta jangan sampai dihampakan. Jangan biarkan kesabaran beta hilang harapan menipis. Mohon datuk pertimbangkan.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Jika demikian, beta beranjak sila.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Boleh beta minta satu dua lagi kue malaka ni, enak beta rasa.
DATUK GAMBIR
Sila datuk.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Beta beranjaksila.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Ayo kita pergi Sumbul!
NAR
DENGAN penuh kecewa lelaki gemuk dan tambun itu pergi meninggalkan rumah Datuk Gambir. Tampak di raut wajah Datuk Alam Setapak menggambarkan kesal. Kemarahannya di lampiaskan kepada ajudannya. Seakan setiap gerak ajudannya dianggap salah oleh datuk yang berbadan seperti balon itu.
ANN
MALAM telah sepenuhnya menggagahi angkasa. Rumah di pinggir sungai itu kembali sunyi. Suluh sebagai penerang redup satu persatu. Pertanda malam telah larut. Begitu pekat. Suara kerik jengkerik dan hewan lainnya terdengar tak berirama. Hanya kodok mengorek yang terdengar berirama.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KETUJUH BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
SEHABIS mencuci sampan pagi tadi, Datuk Gambir langsung pulang kerumah. Ia urungkan niatnya untuk bertemu dengan Hulubalang Datuk Bontan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian ketujuh belas.
DATUK ALAM SETAPAK
Apa saja sudah kau tulis tadi.
SUMBUL
Kayu dua puluh batang. Papan empat puluh lima batang. Tepas dua puluh keping.
DATUK ALAM SETAPAK
Bagus.
SUMBUL
Atapnya datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk ini kan pembuat atap. Untuk apa membeli atap lagi? Bukankah begitu datuk?
DATUK GAMBIR
Benar datuk
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-he jangan lupa upah pekerja..........tulis !
SUMBUL
Uuuu....pah???....peeee....kerrrrr....ja....berapa datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Nanti di tanya dengan pekerjanya he-he-he-he.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk, semua pemberian ini tidak menjadi hutang. Beta beri dengan cuma-cuma untuk datuk. Beta orang yang sangat baik hati...he-he-he-he. Yang datuk harus cicil, cuma hutang yang lama. Sudah, itu saja.
DATUK GAMBIR
Terimakasilah datuk jika begitu. Hamba tidak dapat berkata apa-apa atas kebaikan datuk. Memang pipit memakan padi, telah lagi diberi beras. Bukan sedikit datuk berbudi, budimu datuk sukar dibalas. Sambil dimakan datuk, kue malakanya.
DATUK ALAM SETAPAK
O, iya......hmmmm.......Biasanya yang mengutip cicilan datuk, pesuruh beta ini. Kalau dihitung, beta cuma tiga kali berkunjung kerumah datuk ini. He-he-he-he, Begini datuk. Beta punya banyak tanah di setiap kampung negeri ini. Jika datuk berkenan, sila ambil tanah mana yang datuk mau. Bila perlu beta akan membuatkan rumah yang cukup mewah buat datuk dan keluarga.
DATUK GAMBIR
Tidak usahlah datuk, hamba pun merasa betah tinggal di rumah yang bertuah ini.
DATUK ALAM SETAPAK
O, tidak apa, tidak apa. Eeee, tibalah saatnya dipenghujung kata.
DATUK GAMBIR
Apa itu kira-kira datuk?
DATUK ALAM SETAPAK
Puteri cina pandai mencari, untuk menghibur Datuk Menteri. Pesan pertama perlu didengari, datang beta menepati janji.
DATUK GAMBIR
Naik bukit bukit Keranji, diatas puncak nampak lautan. Janji ada berjenis janji, janji apa datuk maksudkan. Buah kuini buah kesemak, jika dikeringkan tambah susut. Supaya hamba dapat menyimak, tolonglah datuk uraikan apa maksud.
DATUK ALAM SETAPAK
Bersuluh menjumput api datuk ini. Bertanya sesuatu yang sudah diketahui. Baiklah datuk, layang-layang bertali teraju, tali teraju warnanya ungu. Jika datuk sudah kata begitu, hajat disampaikan satu persatu. Cincin permata bertahtakan intan, dipakai pengantin dara pujaan. Maksud pertama sudah beta dahulukan, maksud kedua beta susulkan. Rama-rama terbang berpilin, jantan betina kejar-kejaran. Hajat pertama telah beta sampaikan kemarin, hajat kedua ingin mendengar kepastian.
DATUK GAMBIR
Datuk menanti ayam berkokok petanda siang. Hamba bermohon, kiranya datuk jangan kecewa.
TUK ALAM SETAPAK
Berarti Puspa Rana Rampai tidak menerima beta?! ( SOUND ECHO)...sumbul, coret semua yang sudah kau tulis tadi.
SUMBUL
Coooret.....cooooret.....coret.....huh!
DATUK GAMBIR
Datuk, berapa pun maharnya, beta persiapkan. Beta bersungguh-sungguh, katakan sekali lagi pada Puspa Rana Rampai, beta akan menjadi suami yang akan membahagiakannya. Beta akan menyiapkan istana untuknya.
DATUK GAMBIR
Sampan kotak muatan lada, menuju selatan kemudi arahkan. Sopan dan santun hamba tiada, mohon maaf ikhlas diberikan. Buah sebiji di pohon nangka. Pohon cempedak ditepi titi. Kalau hamba setuju saja. Hamba tanyalah dulu yang punya diri.
DATUK ALAM SETAPAK
Jikalau begitu belum datuk pertanyakan?!
DATUK GAMBIR
Belum datuk. Mempertanyakan hal ini kepada anak dara yang belum dipanjat asap kemenyan, harus pelan-pelan datuk, harap datuk mengerti. Berilah hamba waktu beberapa hari lagi.
DATUK ALAM SETAPAK
Gunung ledang tinggi mengawan, tampak dari bukit kenangan. Rendahlah gunung tinggi berawan, hajat beta jangan sampai dihampakan. Jangan biarkan kesabaran beta hilang harapan menipis. Mohon datuk pertimbangkan.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Jika demikian, beta beranjak sila.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Boleh beta minta satu dua lagi kue malaka ni, enak beta rasa.
DATUK GAMBIR
Sila datuk.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Beta beranjaksila.
DATUK GAMBIR
Baik datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Ayo kita pergi Sumbul!
NAR
DENGAN penuh kecewa lelaki gemuk dan tambun itu pergi meninggalkan rumah Datuk Gambir. Tampak di raut wajah Datuk Alam Setapak menggambarkan kesal. Kemarahannya di lampiaskan kepada ajudannya. Seakan setiap gerak ajudannya dianggap salah oleh datuk yang berbadan seperti balon itu.
ANN
MALAM telah sepenuhnya menggagahi angkasa. Rumah di pinggir sungai itu kembali sunyi. Suluh sebagai penerang redup satu persatu. Pertanda malam telah larut. Begitu pekat. Suara kerik jengkerik dan hewan lainnya terdengar tak berirama. Hanya kodok mengorek yang terdengar berirama.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KETUJUH BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
SEHABIS mencuci sampan pagi tadi, Datuk Gambir langsung pulang kerumah. Ia urungkan niatnya untuk bertemu dengan Hulubalang Datuk Bontan.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian ketujuh belas.
Adegan 44
NAR
SEMENJAK kedatangan Datuk Alam Setapak yang mengajukan maksud keinginannya untuk melamar Puspa Rana Rampai, rasa risau pun menyelimuti hati Datuk Gambir. Ia berlama-lama di ruang depan merajut jala. Tangannya berkerja namun pikirannya entah kemana-mana.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ISTERI DATUK GAMBIR
Tidak jadikah kanda ketempat Hulubalang Datuk Bontan tu.
DATUK GAMBIR
Tidak dinda. kanda pikir, apa yang dinda katakan semalam itu benar. Ada baiknya kanda di rumah berkumpul dengan anak-anak. Lagi pula jala yang kanda rajut belum selesai.
ISTERI DATUK GAMBIR
Bekal makanan yang kanda bawa tidak jadi kanda makan.
DATUK GAMBIR
Kanda cepat pulang, tidak ada lagi yang harus dikerjakan. O, ya, kanda membawa buah putat untuk ulam, jika dinda memasak nanti, siapkan sambal kelapa.
ISTERI DATUK GAMBIR
Baiklah kanda, hari ini dinda ingin memasak gule lomak. Kalau begitu, dinda memasak dulu.
DATUK GAMBIR
Kalau jumpa Puspa Ranah Rampai, suruhlah kemari. Ada yang ingin kanda ceritakan padanya.
ISTERI DATUK GAMBIR
Iya kanda, ia ada dihalaman belakang, nanti dinda sampaikan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PUSPA RANA RAMPAI
Ayahanda memanggil ananda?
DATUK GAMBIR
Iya, ada yang hendak ayah bicarakan padamu.
PUSPA RANA RAMPAI
Apakah itu ayahanda.
DATUK GAMBIR
Kau sudah remaja, usiamu sudah layak untuk berumahtangga. Apakah kau sudah memikirkannya?
PUSPA RANA RAMPAI
Belum ayahanda, ananda belum terpikir untuk menikah.
DATUK GAMBIR
Tapi ayah ingin kau segera menikah. Ayah akan menjodohkanmu dengan seorang yang kaya-raya.
PUSPA RANA RAMPAI
Jodohkan? Kalau boleh tahu, dengan siapa ayahanda?
DATUK GAMBIR
Seorang yang bernama Datuk Alam Setapak, orang-orang memanggilnya Datuk Besar.
PUSPA RANA RAMPAI
Kenapa harus dengan Datuk Besar ayahanda? Maafkan ananda, bukan ananda membantah pilihan ayahanda, akan tetapi ayahanda dapatlah kiranya memahami perasaan ananda.
DATUK GAMBIR
Ia kaya-raya, semua ia ada, kau tinggal pinta. Bagai ayam bertelur di atas padi. Kau akan berlimpah gemilang harta ananda.
PUSPA RANA RAMPAI
Ayahanda, kita jangan buta hati. Buah srikaya di puncak gunung, jadi hidangan Datuk Panglima. Walaupun kaya tujuh gunung, perangai buruk tidak berguna.
DATUK GAMBIR
Adakah kiranya seorang pemuda yang bersarang dihatimu ananda? Apakah ia dapat membahagiakanmu? Apakah ia mampu memenuhimu untuk hidup layak? Terpandangkah ia?
PUSPA RANA RAMPAI
Cinta yang baik seharusnya ada perasaan. Semuanya dimulai dengan adanya perasaan tertarik ayahanda.
DATUK GAMBIR
Pasangan yang mengaku berpijak pada perasaan saling mencintai seharusnya berusaha untuk saling menguntungkan dan perhitungan untung rugi perlu dilakukan untuk mengukur apakah keuntungan atau kerugian yang didapat. Sebab jikalau tidak diperhitungkan secara hati-hati bisa saja kerugian terus mengalir dan kau dibungkus oleh kerugian tersebut. Tapi, pasangan hidupmu yang ayah berikan kepadamu tentu menguntungkan buat dirimu. Ayah tau, kau sudah punya kekasih.
PUSPA RANA RAMPAI
Benar ayah, ia bernama Alang Salindit. Ananda pinta, izinkanlah ananda bersamanya ayahanda.
DATUK GAMBIR
Tuhan menciptakan cinta bukan untuk menghancurkan jiwa. Tuhan menciptakan kasih bukan untuk meratapi. Tampaknya pemuda yang kau cintai kehidupannya tidak mapan. Orang mencinta selalu hilang rasa logika. Ayah khawatir kau mencintai orang yang salah, kekasihmu tak mampu memberi kesejahteraan hidupmu dan anak-anakmu kelak, sehingga kau akan meratapi penyesalan yang menghancurkan jiwamu. Ayah berharap, tinggalkanlah ia. Anggaplah kau mencintainya merupakan suatu petualangan. Anak arab lalu sekawan, singgah berhenti pohon gaharu. Jangan harap cahaya bulan, bulan tidak terang selalu.
PUSPA RANA RAMPAI
Ambil bakul isi buah, kasi makan orang di Deli, Sepuluh kali pancing bertuah, ikan tidak serahkan diri ayahanda ?!!
SFX : Suara tapak kaki berlari (FADE OUT)
NAR
DENGAN wajah pucat tersungguk-sungguk ia berlari menuju kamar dan berkurung diri. Hatinya mendadak menjadi gundah. Apa yang sudah ia dengar barusan benar-benar membuat ia bingung. Jantungnya berdetak kencang saat ayahandanya memintanya untuk segera menikah dengan Datuk Alam Setapak dan ia nyaris tidak punya pilihan lain. Dadanya seakan dihunjam jutaan jarum tak kasat mata. Sakit, sangat sakit ‘mengapa sakit sekali’ keluhnya meremas bajunya.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 45
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
MALAM turun dan semakin larut. Tampak dua bayangan orang berkelebat bagai angin dari lorong sunyi menuju kamar perbendaharaan istana. Tidak lama kemudian bayangan berhenti di dinding yang dianggap bisa berlindung. Mereka berpakaian serba hitam, menutup wajah. Mereka adalah Wakil Kepala Dapur Istana dan Perwia Umum.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Kita sudah hampir mendekati kamar perbendaharaan istana. Situasi sudah aman, ayo jalan.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Awas, prajurit itu hendak melintas kearah sini.
SFX : Suara derap dua kaki prajurit berjalan ( FADE IN)
SFX : Suara derap dua kaki prajurit berjalan ( FADE OUT)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Jalan, jalan......
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Highhhh.....
PENGAWAL SATU
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ayo, bantu menyingkirkan mayat ini, cepat......higgghhhhh
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ayo, jalan lagi...
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Awas, bersembunyi...cepat, cepat.....
SFX : Suara tapak kaki berjalan ( FADE IN)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Highhhh.....
PENGAWAL DUA
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Singkirkan mayat ini, cepat......higgghhhhh
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Lihatlah di depan pintu kamar perbendaharaan istana itu. dua orang pengawal sedang berjaga-jaga. Sekarang kita berpencar. Hamba menyelinap ke sebelah kiri kantor itu, datuk meyelinap kesebelah kanannya. Ketika hamba beri aba-aba, kita serentak menyergap dan membunuh kedua pengawal itu. Hitungan tiga, kita bergerak. Satu, dua, tiga!
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Highhhh.....
PENGAWAL TIGA
Aggghhhhhhh.......
PERWIRA UTAMA
Highhhh.....
PENGAWAL EMPAT
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Singkirkan keduanya kearah rimbunan pohon pisang terdekat itu, cepat, cepat......higgghhhhh
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Segera kita kedepan pintu kamar perbendaharaan istana itu, ayo mulai.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Kita masuk ke dalam, mulai.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Lihat, dua orang pengawal berada di ruang kamar perbendaharaan istana bersama Datuk Penghulu Bendahari. Hamba keluar sebentar, hamba akan berada dibalik pintu luar. Datuk disini saja. Pegang kayu itu. Ketika hamba beri aba-aba, lemparkan kayu itu keluar agar mereka terpancing untuk mendatangi suara kayu yang datuk lemparkan itu.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Mulai....
SFX : Suara sebatang kayu terjatuh.
PENGAWAL LIMA
Siapa itu !!! (OFF MAKE)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Highhhh.....
PENGAWAL LIMA
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Highhhh..... Highhhh.....
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Nah, sekarang tinggal Datuk Penghulu Bendahari dan satu pengawal diruang itu. Mari kita serang.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Hai, apa yang kau lakukan?!
PERWIRA UTAMA
Diam kau datuk!....ciaaaattt....!!!!
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Heighhh.....................
NAR
SECARA tiba-tiba saja menyerang Datuk Penghulu Bandahari bersama pengawalnya.
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
PERWIRA UTAMA
Ku habisi kau datuk!....ciaaaattt.....!!!!
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Heighhh.....................
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
SEBAGAI pejabat kerajaan, tentu saja Datuk Penghulu Bendahari memiliki ilmu silat yang baik. Ketika keris Wakil Kepala Dapur Istana menyambar lambung Datuk Penghulu Bendahari, dengan cekatan ia berkelebat mundur kebelakang. Disusul pula dengan tendangan sabit Perwira Utama, namun secepatnya Pengawal menerjang Perwira Utama dari belakang.
PERWIRA UTAMA
Ciaaattttt.........!
SFX : Suara gebukan.
PENGAWAL UNGU
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Matilah kau pengawal busuk, rasakan kerisku ini..........Ciaaattttt.........!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
PENGAWAL UNGU
Aughhhh.............
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
PENGAWAL salah mengatur langkah, Dalam kesempat, keris Wakil Kepala Dapur Istana menembus lambung pengawal. Ketika keris dicabut, darah pun mengali membasahi tekuanya. Namun pengawal masih bertahan, ia serang Wakil Kepala Dapur Istana membabi-buta.
PENGAWAL UNGU
Ciaaattttt.........!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Heighhhh...............
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Terima tendanganku ini, ciaaahhhhhh.........!
PENGAWAL UNGU
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
PENGAWAL lari keluar ruang terhuyung-huyung. Wakil Dapur Istana mengalih pandangan ke arah Datuk Penghulu Bandahari. Secepatnya ia serang Datuk Penghulu Bandahari. Kini Datuk Penghulu Bendahari menghadapi dua musuh sekaligus.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaaahhhhhh.........!
DATUK BENDAHARI
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN terhuyung-huyung sesekali terjatuh, pengawal menuju ke arah pos keamanan. Pos keamanan masih jauh, ia terjatuh terseok-seok. Malam yang gelap sunyi itu berketepatan dua orang pengawal meronda menuju kearahnya.
PENGAWAL UNGU
Agggggghhh..............aggghhh......tolonggggg.......tolooongggg!!!
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PENGAWAL COKLAT
Hei, sepertinya ada suara orang minta tolong...
PENGAWAL UNGU
Tolonggggg.......tolooongggg..!!!(OFF MAKE)
PENGAWAL ABU-ABU
Ah, seperti itu yang minta pertolongan.
PENGAWAL COKLAT
Benar, dia terjerembab ketanah....mari kita hampiri.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
PENGAWAL ABU-ABU
Apa yang terjadi......kau kenapa....
PENGAWAL UNGU
Di, di, di ruang penyimpanan...harta benda...istanahhh.....
PENGAWAL ABU-ABU
Ada apa disana?! Cepat katakan?!!
PENGAWAL UNGU
Datuk...Benda...hari.....diserang...perampok...
PENGAWAL COKLAT
Ayo kita beritahu kepada prajurit keamanan yang lain.
PENGAWAL ABU-ABU
Ayo.....
SFX : Suara tapak kaki berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PARA peronda memberitahu peristiwa ini kepada prajurit keamanan lainnya yang meronda yang mereka jumpa. Dalam sekejap terbentuk pasukan yang segera menuju kantor penyimpanan harta benda istana.
SFX : Suara riuh pengawal dan derap kaki prajurit berlari kecil.(FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI RUANG kamar perbendaharaan istana, pertarungan tidak sebanding. Selain kedua lawan masih muda dan bertenaga, lagi pula handal bersilat. Datuk Penghulu Bandahari kerepotan menghadapinya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
PERWIRA UTAMA
Ciahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Oupsss......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
TAK sempat Datuk Penghulu Bendahari menepis pukulan Wakil Kepala Dapur Istana, keris Perwira Utama telah menyambar leher Datuk Penghulu Bendahari diselingi dengan sambaran keris Wakil Kepala Dapur Istana kearah lambung Datuk Penghulu Bendahari.
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Oupsss......
PERWIRA UTAMA
Ciahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
NAR
Dengan cepat pula keris Datuk Penghulu Bendahari menyambar lengan Wakil Kepala Dapur Istana.
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Aggghhhhhhh............hiattttt!!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL COKLAT
Itu mereka serang dan tangkap!(OFF MAKE)
NAR
BAGAIKAN terbang Wakil Kepala Dapur Istana berkelebat melompat ke jendela dan lepas mengarah kegelapan.
PENGAWAL COKLAT
Ayo, sebagian kejar dia !
SFX : Suara derap kaki prajurit berlari.
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara pendekar berhenti bertarung.
NAR
AHKIRNYA Perwira Utama terkurung, beberapa tombak prajurit melintang dilehernya. Ia menyerah dan Perwira Utama pun ditawan seketika. Sebahagian lainnya menyelamatkan Datuk Penghulu Bendahari yang sedang sekarat.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
LANTAI berbau amis darah. Dinding ruang juga ternoda warna merah. Sebagian Prajurit Keamanan mengejar Wakil Kepala Dapur Istana sampai tertangkap.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDELAPAN BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PERTARUNGAN antara Wakil Kepala Dapur Istana yang dibantu Perwira Utama membuat Datuk Penghulu Bendahari kerepotan menghadapinya. Dan pada akhirnya Datuk Penghulu Bendahari jatuh bersimbah darah dengan luka tusukan keris di lambungnya. Untung saja prajurit-prajurit keamanan yang beronda sampai ketempat kejadian, sehingga Datuk Penghulu Bendahari dapat diselamatkan dan Wakil Panglima segera diringkus.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedelapan belas.
Adegan 46
NAR
MELIHAT prajurit-prajurit keamanan istana memasuki ruangan, dengan cepat Wakil Kepala Dapur Istana berkelebat bagaikan terbang melompat dari jendela menuju hutan kebun belakang kantor penyimpanan harta benda istana. Sebagian prajurit terus mengejar Wakil Kepala Dapur Istana.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara tapak kaki berlari di semak - semak.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
SFX : Suara – suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hahhhh........huhhhh........aku harus bersembunyi sementara di rimbunan bambu-bambu itu.
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak-semak.
SFX : Suara-suara jangkrik.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PENGAWAL ABU-ABU
Kau, beritahu kepada prajurit lain yang berjaga untuk memburu seorang perampok di sekitar istana ini. Kau, ya kau, beritahu pengawal pintu gerbang untuk segera menahan seorang yang berpakaian serba hitam yang ingin keluar dari istana. Dan kau, beritahu peristiwa ini kepada Datuk Temanggung. Sisa yang lain, ikuti hamba memburu perampok itu. Segera!
PARA PRAJURIT
Siap !!!
SFX : Suara derap kaki prajurit berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aku harus meninggalkan tempat persembunyian ini.......aghhh ssssshhh, ternyata lenganku berdarah.....hahhhhh sssssssssshhhhh...
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak semak.
SFX : Suara – suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Opsss !.........beberapa prajurit sedang berkumpul. Wahhh, kemana aku ini? Aku harus mundur.....
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak semak.
SFX : Suara-suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ada prajurit melintasi arah ini......sebaiknya aku sembunyi......hahhhh sssssssshh ahhh.
PENGAWAL ABU-ABU
Ayo! Sebagian mengarah selatan. Cepat ! (OFF MAKE)
SFX : Suara keributan dan derap kaki prajurit berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara-suara jangkrik.
SFX : Suara keributan dan derap kaki prajurit berjalan (FADE IN)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aman, sudah aman......sekarang kulanjutkan perjalanan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK PATINGGI
Hei! Siapa kau!.....ciaaaattttttt!!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hopssss........heittttttt....
SFX : Suara orang bertempur.
DATUK PATINGGI
Jangankau lari!......ciahhhhhh!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Heittttthhhh ..........
SFX : Suara orang bertempur.
DATUK PATINGGI
Rasakan pukulanku......ciahhhhhh!!
SFX : Suara debugan pukulan di dada.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aughhhhh..........
DATUK PATINGGI
Siapa kau! Buka penutup wajahmu itu, heigggg!!! Ayo buka heigggghhhh, buka heigghhhttt.....puan Wakil Kepala Dapur Istana? Mengapa puan sampai di sini?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tolong bantu hamba datuk, hamba dikejar prajurit-prajurit pengawal istana.
DATUK PATINGGI
Baik, baik patik akan menyelamatkanmu......ayo, ikuti patik.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK PATINGGI
Bersembunyi, mereka hendak melintasi jalan ini.
SFX : Suara keributan dan derap kaki pasukan berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara-suara jangkrik.
SFX : Suara keributan dan derap kaki pasukan berjalan (FADE IN)
DATUK PATINGGI
Ayo, kita jalan lagi...
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan.
SFX : Suara-suara jangkrik.
PENGAWAL ABU-ABU
Itu dia!!!! (OFF MAKE)
SFX : Suara ribut pasukan (OFF MAKE)
DATUK PATINGGI
Ayo, kita lari.
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.
PENGAWAL ABU-ABU
Hei! Jangan kau lari! Kejar mereka!!!! (OFF MAKE)
SFX : Suara ribut pasukan (OFF MAKE)
DATUK PATINGGI
Kita hadapi saja mereka, ciaaaattt..........!!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
DATUK PATINGGI
Awas tombaknya puan!!!! Heighhhttt!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
DATUK PATINGGI
Mundur puan, mereka terlalu banyak, ciaatttttt......!!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aggghhhhhhh.......
DATUK PATINGGI
Puan!!!!!!............ Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL ABU-ABU
Jangan bergerak datuk! Kalian kami tahan!
DATUK PATINGGI
Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL ABU-ABU
Tangkap mereka!
PENGAWAL ABU-ABU
Ikut kami!!!
DATUK PATINGGI
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 47
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
MALAM menggantung sepi di tiap batang-batang pohon, gelap yang menyeramkan menjaga pintu gua dan keheningan menyeruak masuk kedalam relung hati Alang Salindit. Diperhatikannya rembulan yang tersenyum penuh makna mengundang hasrat keinginan sang malam. Rembulan perlahan mendekati Alang Salindit lewat cahayanya yang indah membelah kegelapan. Perlahan dia bangkit menyentil pegal yang hinggap.
TOK TEHENG
Mari minum Alang.
SFX : Suara minuman di sruput.
TOK TEHENG
Kerinduan mulai merayapi dan mengerogoti jiwamu. Bola matamu terlalu sulit untuk menutupi luka yang mengganjal di dadamu. Tatapanmu tampak redup, seakan kau mengeluh dengan hati terenyuh.
ALANG SALINDIT
Hamba berdiri dalam dimensi satu ruangan yang sepi dengan raga yang terus meniti rindu. Ada dua hal yang hamba pikirkan. Pertama, rindu kampung halaman. Kedua, lama tak bersua dengan Puspa Rana Rampai.
TOK TEHENG
Jangan dulu pulang sebelum berbuah tangan. Kalau saja kau terlalu cepat pulang, sia-sialah rantaumu. Retak tangan ditentukan tanahnya. Lagi pula, masih ada dendam orang tuamu yang belum terbalas.
ALANG SALINDIT
Hamba ingin wujudkan semua imipan-impian yang ada dibenak dan pikiran. Ingin sekali membawa Puspa Rana Rampai kekampung halaman memperkenalkannya kepada ibunda dan sanak keluarga.
TOK TEHENG
He-he-he-he...Apa kau pikir dia mau? Menemuimu pun dia sudah tidak pernah lagi, sehingga kau terindu-rindu.
ALANG SALINDIT
Itulah tok. Hamba pun tak mengerti mengapa bisa begini.
TOK TEHENG
Apa permasalahan kalian. Apakah ada selisih paham? Sehingga Puspa Rana Rampai tak pernah menemuimu lagi?
ALANG SALINDIT
Rasa-rasanya tidak.
TOK TEHENG
Lalu?....apakah kau pernah mengucapkan rasa suka kepadanya.
ALANG SALINDIT
Tidak. Kami hanya bicara biasa-biasanya saja jika berjumpa. Tak pernah cerita tentang hati. Hamba harus menghindari perkataan itu. Hamba hanya bisa memendam perasaan saja karena sangat tidak mungkin hamba yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaan hamba.
TOK TEHENG
He-he-he-he, kau ini lelaki bodoh. Jika hatimu adalah gunung berapi, bagaimana mungkin kau mengharapkan bunga untuk tumbuh mekar. Bukan sumur mendatangi timba, tentulah timba mendatangi sumur. Sebenarnya ia mencintaimu, ia menunggu kata suka itu dari mulutmu. Tapi kau tak pernah ucapkan itu. Sehingga ia menganggap kau tidak mencintainya, persahabatan kalian hanya sebatas kawan saja. Patah kemudi dengan embannya, harapannya yang pupus. Itulah penyebabnya.
ALANG SALINDIT
Dibalik kuat tegarnya hamba, sangat lemah jika berhadapan dengan anggun dan lembutnya Puspa Rana Rampai. Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit. Kadang hamba berkecil hati dan penuh keraguan untuk megucapkan rasa kasih sayang kepadanya.
TOK TEHENG
Mengapa kau terlalu bodoh, kau sebenarnya sudah tau kalau kau tak mungkin bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang. Seharusnya kau ini sadar siapa dirimu. Namun cinta tak memandang itu semua. Jangan pernah memandang rendah dirimu sendiri Alang Salindit. Bagi dunia kamu mungkin seorang, tapi bagi Puspa Rana Rampai kamu mungkin dunianya. Wanita memiliki perasaan yang lebih peka, maka jadikanlah kepekaan itu sebagai kelebihannmu. Untuk itu datangilah dia, ucapkan janji setiamu padanya, jika kau ingin membawanya ke kampung halaman........Sudah, atok mau tidur...
SFX : Suara Tok Teheng Bangkit.
NAR
KUDA Alang Salindit terparkir di salah satu sudut gua Kubur Bunian. Purnama menggantung masam dikejauhan sementara lolong anjing hutan tak henti bersahutan. Suara bangsi Alang Salindit menggema. Hembusan angin malam terasa sejuk megisi jiwa yang sepi. Kenangan yang pernah ia rasa tatkala di kampung halaman dan kenangan yang terajut bersama Puspa Rana Rampai sulit terlupakan. Bayangan masa lalu membuat ia terlelap sesaat.
MUSIK : UP DOWN UNDER
NAR
SECARA tiba-tiba saja menyerang Datuk Penghulu Bandahari bersama pengawalnya.
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
PERWIRA UTAMA
Ku habisi kau datuk!....ciaaaattt.....!!!!
DATUK PENGHULU BENDAHARI
Heighhh.....................
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
SEBAGAI pejabat kerajaan, tentu saja Datuk Penghulu Bendahari memiliki ilmu silat yang baik. Ketika keris Wakil Kepala Dapur Istana menyambar lambung Datuk Penghulu Bendahari, dengan cekatan ia berkelebat mundur kebelakang. Disusul pula dengan tendangan sabit Perwira Utama, namun secepatnya Pengawal menerjang Perwira Utama dari belakang.
PERWIRA UTAMA
Ciaaattttt.........!
SFX : Suara gebukan.
PENGAWAL UNGU
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara kibasan keris.
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Matilah kau pengawal busuk, rasakan kerisku ini..........Ciaaattttt.........!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
PENGAWAL UNGU
Aughhhh.............
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
PENGAWAL salah mengatur langkah, Dalam kesempat, keris Wakil Kepala Dapur Istana menembus lambung pengawal. Ketika keris dicabut, darah pun mengali membasahi tekuanya. Namun pengawal masih bertahan, ia serang Wakil Kepala Dapur Istana membabi-buta.
PENGAWAL UNGU
Ciaaattttt.........!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Heighhhh...............
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Terima tendanganku ini, ciaaahhhhhh.........!
PENGAWAL UNGU
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
PENGAWAL lari keluar ruang terhuyung-huyung. Wakil Dapur Istana mengalih pandangan ke arah Datuk Penghulu Bandahari. Secepatnya ia serang Datuk Penghulu Bandahari. Kini Datuk Penghulu Bendahari menghadapi dua musuh sekaligus.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaaahhhhhh.........!
DATUK BENDAHARI
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN terhuyung-huyung sesekali terjatuh, pengawal menuju ke arah pos keamanan. Pos keamanan masih jauh, ia terjatuh terseok-seok. Malam yang gelap sunyi itu berketepatan dua orang pengawal meronda menuju kearahnya.
PENGAWAL UNGU
Agggggghhh..............aggghhh......tolonggggg.......tolooongggg!!!
SFX : Suara tapak kaki berjalan (FADE IN)
PENGAWAL COKLAT
Hei, sepertinya ada suara orang minta tolong...
PENGAWAL UNGU
Tolonggggg.......tolooongggg..!!!(OFF MAKE)
PENGAWAL ABU-ABU
Ah, seperti itu yang minta pertolongan.
PENGAWAL COKLAT
Benar, dia terjerembab ketanah....mari kita hampiri.
SFX : Suara tapak kaki berlari kecil.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
PENGAWAL ABU-ABU
Apa yang terjadi......kau kenapa....
PENGAWAL UNGU
Di, di, di ruang penyimpanan...harta benda...istanahhh.....
PENGAWAL ABU-ABU
Ada apa disana?! Cepat katakan?!!
PENGAWAL UNGU
Datuk...Benda...hari.....diserang...perampok...
PENGAWAL COKLAT
Ayo kita beritahu kepada prajurit keamanan yang lain.
PENGAWAL ABU-ABU
Ayo.....
SFX : Suara tapak kaki berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PARA peronda memberitahu peristiwa ini kepada prajurit keamanan lainnya yang meronda yang mereka jumpa. Dalam sekejap terbentuk pasukan yang segera menuju kantor penyimpanan harta benda istana.
SFX : Suara riuh pengawal dan derap kaki prajurit berlari kecil.(FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI RUANG kamar perbendaharaan istana, pertarungan tidak sebanding. Selain kedua lawan masih muda dan bertenaga, lagi pula handal bersilat. Datuk Penghulu Bandahari kerepotan menghadapinya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
PERWIRA UTAMA
Ciahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Oupsss......
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
TAK sempat Datuk Penghulu Bendahari menepis pukulan Wakil Kepala Dapur Istana, keris Perwira Utama telah menyambar leher Datuk Penghulu Bendahari diselingi dengan sambaran keris Wakil Kepala Dapur Istana kearah lambung Datuk Penghulu Bendahari.
SFX : Suara pendekar bertarung.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Oupsss......
PERWIRA UTAMA
Ciahhhh......
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Aggghhhhhhh.......
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ciaahhhh......
NAR
Dengan cepat pula keris Datuk Penghulu Bendahari menyambar lengan Wakil Kepala Dapur Istana.
DATUK PENGHULU BANDAHARI
Aggghhhhhhh............hiattttt!!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL COKLAT
Itu mereka serang dan tangkap!(OFF MAKE)
NAR
BAGAIKAN terbang Wakil Kepala Dapur Istana berkelebat melompat ke jendela dan lepas mengarah kegelapan.
PENGAWAL COKLAT
Ayo, sebagian kejar dia !
SFX : Suara derap kaki prajurit berlari.
SFX : Suara pendekar bertarung.
SFX : Suara pendekar berhenti bertarung.
NAR
AHKIRNYA Perwira Utama terkurung, beberapa tombak prajurit melintang dilehernya. Ia menyerah dan Perwira Utama pun ditawan seketika. Sebahagian lainnya menyelamatkan Datuk Penghulu Bendahari yang sedang sekarat.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
LANTAI berbau amis darah. Dinding ruang juga ternoda warna merah. Sebagian Prajurit Keamanan mengejar Wakil Kepala Dapur Istana sampai tertangkap.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDELAPAN BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PERTARUNGAN antara Wakil Kepala Dapur Istana yang dibantu Perwira Utama membuat Datuk Penghulu Bendahari kerepotan menghadapinya. Dan pada akhirnya Datuk Penghulu Bendahari jatuh bersimbah darah dengan luka tusukan keris di lambungnya. Untung saja prajurit-prajurit keamanan yang beronda sampai ketempat kejadian, sehingga Datuk Penghulu Bendahari dapat diselamatkan dan Wakil Panglima segera diringkus.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedelapan belas.
Adegan 46
NAR
MELIHAT prajurit-prajurit keamanan istana memasuki ruangan, dengan cepat Wakil Kepala Dapur Istana berkelebat bagaikan terbang melompat dari jendela menuju hutan kebun belakang kantor penyimpanan harta benda istana. Sebagian prajurit terus mengejar Wakil Kepala Dapur Istana.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara tapak kaki berlari di semak - semak.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berlari.
SFX : Suara – suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hahhhh........huhhhh........aku harus bersembunyi sementara di rimbunan bambu-bambu itu.
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak-semak.
SFX : Suara-suara jangkrik.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PENGAWAL ABU-ABU
Kau, beritahu kepada prajurit lain yang berjaga untuk memburu seorang perampok di sekitar istana ini. Kau, ya kau, beritahu pengawal pintu gerbang untuk segera menahan seorang yang berpakaian serba hitam yang ingin keluar dari istana. Dan kau, beritahu peristiwa ini kepada Datuk Temanggung. Sisa yang lain, ikuti hamba memburu perampok itu. Segera!
PARA PRAJURIT
Siap !!!
SFX : Suara derap kaki prajurit berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aku harus meninggalkan tempat persembunyian ini.......aghhh ssssshhh, ternyata lenganku berdarah.....hahhhhh sssssssssshhhhh...
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak semak.
SFX : Suara – suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Opsss !.........beberapa prajurit sedang berkumpul. Wahhh, kemana aku ini? Aku harus mundur.....
SFX : Suara tapak kaki berjalan di semak semak.
SFX : Suara-suara jangkrik.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ada prajurit melintasi arah ini......sebaiknya aku sembunyi......hahhhh sssssssshh ahhh.
PENGAWAL ABU-ABU
Ayo! Sebagian mengarah selatan. Cepat ! (OFF MAKE)
SFX : Suara keributan dan derap kaki prajurit berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara-suara jangkrik.
SFX : Suara keributan dan derap kaki prajurit berjalan (FADE IN)
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aman, sudah aman......sekarang kulanjutkan perjalanan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK PATINGGI
Hei! Siapa kau!.....ciaaaattttttt!!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hopssss........heittttttt....
SFX : Suara orang bertempur.
DATUK PATINGGI
Jangankau lari!......ciahhhhhh!!
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Heittttthhhh ..........
SFX : Suara orang bertempur.
DATUK PATINGGI
Rasakan pukulanku......ciahhhhhh!!
SFX : Suara debugan pukulan di dada.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aughhhhh..........
DATUK PATINGGI
Siapa kau! Buka penutup wajahmu itu, heigggg!!! Ayo buka heigggghhhh, buka heigghhhttt.....puan Wakil Kepala Dapur Istana? Mengapa puan sampai di sini?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tolong bantu hamba datuk, hamba dikejar prajurit-prajurit pengawal istana.
DATUK PATINGGI
Baik, baik patik akan menyelamatkanmu......ayo, ikuti patik.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK PATINGGI
Bersembunyi, mereka hendak melintasi jalan ini.
SFX : Suara keributan dan derap kaki pasukan berjalan (FADE OUT)
SFX : Suara-suara jangkrik.
SFX : Suara keributan dan derap kaki pasukan berjalan (FADE IN)
DATUK PATINGGI
Ayo, kita jalan lagi...
SFX : Suara derap kaki pasukan berjalan.
SFX : Suara-suara jangkrik.
PENGAWAL ABU-ABU
Itu dia!!!! (OFF MAKE)
SFX : Suara ribut pasukan (OFF MAKE)
DATUK PATINGGI
Ayo, kita lari.
SFX : Suara tapak kaki berjalan cepat.
PENGAWAL ABU-ABU
Hei! Jangan kau lari! Kejar mereka!!!! (OFF MAKE)
SFX : Suara ribut pasukan (OFF MAKE)
DATUK PATINGGI
Kita hadapi saja mereka, ciaaaattt..........!!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
DATUK PATINGGI
Awas tombaknya puan!!!! Heighhhttt!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
DATUK PATINGGI
Mundur puan, mereka terlalu banyak, ciaatttttt......!!!!
SFX : Suara beberapa pendekar bertarung.
SFX : Suara kibasan tombak.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Aggghhhhhhh.......
DATUK PATINGGI
Puan!!!!!!............ Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL ABU-ABU
Jangan bergerak datuk! Kalian kami tahan!
DATUK PATINGGI
Aggghhhhhhh.......
PENGAWAL ABU-ABU
Tangkap mereka!
PENGAWAL ABU-ABU
Ikut kami!!!
DATUK PATINGGI
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 47
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
MALAM menggantung sepi di tiap batang-batang pohon, gelap yang menyeramkan menjaga pintu gua dan keheningan menyeruak masuk kedalam relung hati Alang Salindit. Diperhatikannya rembulan yang tersenyum penuh makna mengundang hasrat keinginan sang malam. Rembulan perlahan mendekati Alang Salindit lewat cahayanya yang indah membelah kegelapan. Perlahan dia bangkit menyentil pegal yang hinggap.
TOK TEHENG
Mari minum Alang.
SFX : Suara minuman di sruput.
TOK TEHENG
Kerinduan mulai merayapi dan mengerogoti jiwamu. Bola matamu terlalu sulit untuk menutupi luka yang mengganjal di dadamu. Tatapanmu tampak redup, seakan kau mengeluh dengan hati terenyuh.
ALANG SALINDIT
Hamba berdiri dalam dimensi satu ruangan yang sepi dengan raga yang terus meniti rindu. Ada dua hal yang hamba pikirkan. Pertama, rindu kampung halaman. Kedua, lama tak bersua dengan Puspa Rana Rampai.
TOK TEHENG
Jangan dulu pulang sebelum berbuah tangan. Kalau saja kau terlalu cepat pulang, sia-sialah rantaumu. Retak tangan ditentukan tanahnya. Lagi pula, masih ada dendam orang tuamu yang belum terbalas.
ALANG SALINDIT
Hamba ingin wujudkan semua imipan-impian yang ada dibenak dan pikiran. Ingin sekali membawa Puspa Rana Rampai kekampung halaman memperkenalkannya kepada ibunda dan sanak keluarga.
TOK TEHENG
He-he-he-he...Apa kau pikir dia mau? Menemuimu pun dia sudah tidak pernah lagi, sehingga kau terindu-rindu.
ALANG SALINDIT
Itulah tok. Hamba pun tak mengerti mengapa bisa begini.
TOK TEHENG
Apa permasalahan kalian. Apakah ada selisih paham? Sehingga Puspa Rana Rampai tak pernah menemuimu lagi?
ALANG SALINDIT
Rasa-rasanya tidak.
TOK TEHENG
Lalu?....apakah kau pernah mengucapkan rasa suka kepadanya.
ALANG SALINDIT
Tidak. Kami hanya bicara biasa-biasanya saja jika berjumpa. Tak pernah cerita tentang hati. Hamba harus menghindari perkataan itu. Hamba hanya bisa memendam perasaan saja karena sangat tidak mungkin hamba yang terlebih dahulu mengungkapkan perasaan hamba.
TOK TEHENG
He-he-he-he, kau ini lelaki bodoh. Jika hatimu adalah gunung berapi, bagaimana mungkin kau mengharapkan bunga untuk tumbuh mekar. Bukan sumur mendatangi timba, tentulah timba mendatangi sumur. Sebenarnya ia mencintaimu, ia menunggu kata suka itu dari mulutmu. Tapi kau tak pernah ucapkan itu. Sehingga ia menganggap kau tidak mencintainya, persahabatan kalian hanya sebatas kawan saja. Patah kemudi dengan embannya, harapannya yang pupus. Itulah penyebabnya.
ALANG SALINDIT
Dibalik kuat tegarnya hamba, sangat lemah jika berhadapan dengan anggun dan lembutnya Puspa Rana Rampai. Makanan enggang takkan menjadi makanan pipit. Kadang hamba berkecil hati dan penuh keraguan untuk megucapkan rasa kasih sayang kepadanya.
TOK TEHENG
Mengapa kau terlalu bodoh, kau sebenarnya sudah tau kalau kau tak mungkin bisa mendapatkan cinta dan kasih sayang. Seharusnya kau ini sadar siapa dirimu. Namun cinta tak memandang itu semua. Jangan pernah memandang rendah dirimu sendiri Alang Salindit. Bagi dunia kamu mungkin seorang, tapi bagi Puspa Rana Rampai kamu mungkin dunianya. Wanita memiliki perasaan yang lebih peka, maka jadikanlah kepekaan itu sebagai kelebihannmu. Untuk itu datangilah dia, ucapkan janji setiamu padanya, jika kau ingin membawanya ke kampung halaman........Sudah, atok mau tidur...
SFX : Suara Tok Teheng Bangkit.
NAR
KUDA Alang Salindit terparkir di salah satu sudut gua Kubur Bunian. Purnama menggantung masam dikejauhan sementara lolong anjing hutan tak henti bersahutan. Suara bangsi Alang Salindit menggema. Hembusan angin malam terasa sejuk megisi jiwa yang sepi. Kenangan yang pernah ia rasa tatkala di kampung halaman dan kenangan yang terajut bersama Puspa Rana Rampai sulit terlupakan. Bayangan masa lalu membuat ia terlelap sesaat.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 48
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PUSPA Rana Rampai saat ini lebih banyak berlama-lama di dalam kamar, mengeluh seakan menyesali hidup. Ia pikir cinta adalah jalannya menuju kebebasan. Bebas memilih atau tidak memilih pria mana saja yang ia mau. Bebas menurut apa pun yang ia inginkan. Bebas melakukan apa saja yang ia impikan.
DATUK GAMBIR
Kanda perlu berbicara denganmu isteriku. Kanda meminta Puspa Rana Rampai untuk menikah dengan Datuk Alam Setapak agar kanda bisa melihat Puspa Rana Rampai senang. Keputusan kanda semakin hari semakin bulat, pernikahan ini harus tetap berlanjut. Kanda berharap agar ia tidak lagi bertemu dengan teman istimewanya. Mulai sekarang, ajarilah ia bagaimana berperan sebagai istri yang berbakti kepada suaminya.
ISTERI DATUK GAMBIR
Dinda sudah tau, dinda juga terpukul saat mendengar khabar buruk ini, dan tampaknya anak kita Puspa Rana Rampai masih menaruh harapan di pernikahannya nanti. Kanda, pernikahan itu sakral dan suci. Hanya akan terjadi sekali dalam hidupnya, kalau pun itu tidak seperti apa yang dia bayangkan karena yang menjadi suaminya adalah Datuk Alam Setapak. Ia pasti masih mencintai mantan kekasihnya. Jangan paksa ia memenuhi kehendak kita.
DATUK GAMBIR
Pandang anak pandang menantu, mencari menantu harus sepadan. Anak kita cantik jelita, setidaknya ia mendapatkan datuk yang kaya-raya. Kanda tidak akan memaksa tapi kanda akan tetap meminta agar ia menerima lamaran Datuk Alam Setapak.
ISTERI DATUK GAMBIR
Itu sama saja kanda, dinda tidak akan membiarkan harapannya jatuh ke hati yang salah. Cinta tidak bisa dipaksakan, dan wanita akan selalu berharap dengan cinta. Jika kehendak kakanda dilakukan, dinda tidak tau apa yang terjadi kelak. Memang perceraian bukanlah suatu kejadian yang diinginkan kebanyakan orang. Namun bagaimana lagi? Datuk Alam Setapak bukan orang yang diinginkan Puspa Rana Rampai. Mandi di air kiambang, pelak lepas gatal pun datang.
DATUK GAMBIR
Dinda, ini bukan kehendak kanda. Kita tidak mampu menolak lamaran Datuk Alam Setapak. Tidak bisa lembut, ia melakukan kekasaran. Kita bisa berbuat apa? Bagai anjing menyalak di ekor gajah, si lemah hendak melawan orang berkuasa tentu saja kalah.
ISTERI DATUK GAMBIR
Cobaan apa yang telah terjadi kepada anakku. Ayam ditambat disambar elang. Khabar sedih yang menjodohkan anakku yang belum tentu ia tau seperti apa sebenarnya laki-laki itu.
DATUK GAMBIR
Pikirkan baik-baik isteriku, kita tidak boleh egois. Kanda tau ini sangat berat untuk dia.
PUSPA RANA RAMPAI
Ananda tak ingin dikatakan tak berbakti kepada orang tua. Ananda berjanji, ananda tak akan berjumpa dengan Alang Salindit......Ananda tak akan berjumpa dengan Alang Salindit.
ISTERI DATUK GAMBIR
Puspa Rana Rampai, kau mendengar pembicaraan kami?!
PUSPA RANA RAMPAI
Ananda keluar dari kamar ibunda. Mungkin inilah takdir ananda, menikah dengan seseorang yang belum ananda ketahui ia yang sebenarnya. Ananda sudah putuskan untuk memilih pilihan orang tua ananda.
ISTERI DATUK GAMBIR
Anakku, kau coba mengerai senyum dengan senyuman palsumu. Matamu sedikit sembab tak bisa kau sembunyikan. Ananda, apakah pernikahanmu dengan Datuk Alam Setapak akan membuat kau bahagia?
PUSPA RANA RAMPAI
Kalau Tuhan sudah mempercayakan cobaan itu pada ananda, maka ananda yakin ananda bisa mengatasinya. Jika ananda bisa melewati cobaan ini, ananda akan selalu berusaha mencintai laki-laki pilihan ayahanda dan ibunda. Ananda sangat berusaha untuk bisa mencintainya sebisa mungkin. Dan ananda yakin suatu saat nanti ananda akan bisa mencintainya. Ananda harus terus membuat ayahanda dan ibunda senang.
ISTERI DATUK GAMBIR
Alangkah lembutnya hatimu anakku. Kau putuskan untuk memilih pilihan kami walau perih rasanya. Berusaha mencintai suamimu yang tak kau cintai sebisa mungkin, tapi kau tidak tau sampai kapan kau seperti itu, yang akan kau rasakan kesakitannya sendiri, jangan ada orang lain yang ikut merasakannya. Terbakar kampung kelihatan asap, terbakar hati siapa tau.
DATUK GAMBIR
Ayahanda pun tidak tau hendak berbuat apa. Merajuk air di ruang, hendak karam ditimba jua. Ah, terserah padamulah ananda, kau mau pilih siapa pasangan hidupmu. Ayah tetap mendukungmu demi kebahagiaanmu. Untuk menghindari Datuk Alam Setapak, kita harus tinggalkan kampung ini.
NAR
TIDAK tau apa yang harus Puspa Rana Rampai ucapkan, hatinya berteriak seolah-olah memenangkan suatu kejuaraan tingkat internasional atau lebih dari ini.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
KINI gejolak api itu telah padam di dalam hati Puspa Rana Rampai. Hatinya kini bagaikan hujan yang turun deras lalu muncul-lah pelangi yang sangat indah. Ya, hatinya benar-benar tenang.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KESEMBILAN BELAS
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PEMBUNUHAN terhadap Datuk Penghulu Bendahari gagal dilakukan. Datuk Penghulu Bendahari sangat lihai dan mempunyai ilmu silat yang tinggi sehingga ia tidak mudah untuk ditaklukkan meskipun pada akhirnya Datuk Penghulu Bendahari terkapar jatuh kena tusukan dan sabetan Wakil Kepala Dapur Istana. Tapi Wakil Kepala Dapur Istana beserta teman kerjanya dapat dilumpuhkan oleh prajurit keamanan istana dan dijebloskan di penjara ruang bawah tanah istana.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kesembilan belas.
Adegan 49
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
SIANG ini Wakil Kepala Dapur Istana dihadapkan kepada hakim pemutus perkara dipimpin Datuk Bendahara. Di belakang wanita ini beberapa prajurit pengawal berdiri mengawal persidangan. Disebelah kirinya duduk berjajar para pejabat istana. Disebelah kanan, Raja Permaisuri Putik Kalayo didampingi dua pengawal istana. Wajah Datuk Bendahara yang biasanya ramah, menjadi sekaku akar ketela. Berakar dan kasar menakutkan.
DATUK BENDAHARA
Puan Wakil Kepala Dapur Istana, untuk memperlancar persidangan ini hendaknya puan bersikap sopan dan jujur dalam menjawab pertanyaan beta. Hasil rembuk pejabat tinggi istana yang disetujui Yang Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo, jika puan Wakil Kepala Dapur Istana menjawab dengan jujur-sejujurnya pertanyaan beta nantinya, maka hukuman puan akan diampuni dengan pengurangan hukuman. Apabila puan berbohong dalam memberi keterangan, maka puan segera di eksekusi. Baiklah, kepada Puan Wakil Kepala Dapur Istana. Sedari istana masih di Negeri Muara Bagan sampai dipindahkan ke Negeri Tanah Tanjong ini, banyak prajurit, perwira tinggi serta tuan-tuan guru ahli, hilang tampa tau penyebab. Apakah puan mengetahui kejadian dan pelaku peristiwa ini? Harap Puan Wakil Kepala Dapur Istana menjawab dengan jujur.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Benar datuk, hamba mengetahui kejadian ini. Hulubalang Datuk Pahar, Hulubalang Datuk Manjakani dan Hulubalang Datuk Combul terlibat dalam pembunuhan itu dengan menggunakan senjata. Mereka disebut Tiga Hulubalang Penghimpun Angkara.
DATUK BENDAHARA
Apakah Datuk Patinggi, Perwira Utama dan juga puan terlibat?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tidak datuk, hamba, Perwira Utama dan Datuk Patinggi sama sekali tidak ikut dalam gerak pembunuhan yang mereka lakukan.
DATUK BENDAHARA
Puan Wakil Dapur Istana, Datuk Temanggung mendapat berita ada perwira tinggi diracun saat menyantap makanan di ruang makan prajurit istana, apakah puan mengetahuinya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Benar datuk, hamba tahu.
DATUK BENDAHARA
Siapakah yang meracuninya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba datuk, hamba yang melakukannya.
DATUK BENDAHARA
Berapa orangkah yang sudah puan racun dan bagaimana puan meracunnya.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Semenjak istana di Tanah Tanjong. Hamba menyimpan racun di cincin hamba datuk.
DATUK BENDAHARA
Puan berencana membunuh Datuk Penghulu Bendahari, tentunya ada maksud dibalik rencana pembuhuhan itu. tujuannya untuk apa.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba diperintah Hulubalang Datuk Pahar untuk membunuh Datuk Penghulu Bendahari dan mengambil buku catatan hasil kekayaan setiap negeri dengan tujuan untuk menghilangkan data kekayaan tiga Hulubalang Penghimpun Angkara.
DATUK BENDAHARA
Hulubalang Datuk Pahar memerintah puan, Datuk Patinggi dan Perwira Utama?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Tidak datuk, Hamba sendiri yang disuruh Hulubalang Datuk Pahar. Perwira Utama hamba ajak untuk bekerjasama. Dan Datuk Patinggi terjumpa di lorong dekat istana hendak menyelamatkan hamba dari kejaran pengawal istana.
DATUK BENDAHARA
Dimana saat itu puan bertemu dengan Hulubalang Datuk Pahar.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Dipersembunyiannya, di Pulo Telaga.
DATUK BENDAHARA
Apalagi yang Hulubalang Datuk Pahar perintahkan kepadamu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Menghasut dan memecah-belah para prajurut, perwira tinggi, tuan-tuan guru ahli dan pejabat istana.
DATUK BENDAHARA
Apalagi peristiwa penting yang sudah Puan Wakil Kepala Dapur Istana lakukan?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Memfitnah bahwa Panglima Gayung Pungguk penghianat kerajaan. Memberi tuduhan bahwa Panglima Gayung Pungguk yang memerintah ajudan melakukan pembunuhan para prajurit, perwira tinggi dan tuan guru ahli yang tidak mematuhi perintahnya.
DATUK BENDAHARA
Kenapa puan lakukan itu?
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Ini adalah perintah Datuk Alam Setapak untuk menjatuhkan Panglima Gayung Pungguk agar prajurit kerajaan melemah. Hamba memohon kepada Datuk Patinggi untuk meyakinkan Yang Mulia Raja Permaisuri atas perkataan hamba dan mencari alasan nyata agar Panglima dihukum. Hamba memohon kepada Datuk Patinggi kiranya dapat menyampaikan kepada Yang Mulia Raja Permaisuri agar Perwira Utama memimpin pasukan istana dan segera menobatkan menjadi Panglima Tinggi istana.
DATUK BENDAHARA
Berapa kalikah puan bertemu Datuk Alam Setapak.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Empat kali pertemuan. Hamba bukan pesuruh Datuk Alam Setapak, akan tetapi hamba pesuruh Hulubalang Datuk Pahar. Satu kali pertemuan antara hamba, Hulubalang Datuk Pahar dan Datuk Alam Setapak. Tiga kali pertemuan hamba, tiga Hulubalang Penghimpun Angkara dan Datuk Bendahara kerajaan Pulo Tamban, Dengan nama Rembug Penghimpun Angkara.
DATUK BENDAHARA
Apa gerangan agenda Rembug Penghimpun Angkara itu.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Bekerjasama dengan Kerajaan Pulo Tamban, membantu dalam peperangan melawan Kerajaan Tanah Tanjong. Membuat keonaran disetiap negeri dipimpin Datuk Parang Elang, merampok saudagar yang singgah disetiap Negeri Tanah Tanjong selain negeri dibawah kawasan Tiga Hulubalang Penghimpun Angkara, penghasutan, menjatuhkan pejabat istana dalam siasat, memecah belah pasukan dan petinggi istana. Kesemuanya bertujuan agar kekuatan istana lemah dan mudah diserang Kerajaan Pulo Tamban.
DATUK BENDAHARA
Keuntungan apa yang kalian dapat jika menghianati Kerajaan Tanah Tanjong.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Setiap Hulubalang dari Tiga Hulubalang Penghimpun Angkara mendapat beberapa negeri yang cukup luas, mejadi kekuasaan mereka. Sementara Datuk Alam Setapak mendapatkan dua kali lipat luas negeri yang ia kuasai daripada luas negeri Tiga Hulubalang Penghimpun Angkara. Inilah hadiah yang diberi Raja Pulo Tamban pabila Kerajaan Pulo Tamban dapat memenangkan peperangan melawan Kerajaan Tanah Tanjong.
DATUK BENDAHARA
Apa keuntungan puan jika bersama mereka.
WAKIL KEPALA DAPUR ISTANA
Hamba selalu diberi upeti setiap menjalankan tugas. Dan kelak hamba akan diberi jabatan tinggi di negeri kekuasan Hulubalang Datuk Pahar.
DATUK BENDAHARA
Yang Mulia Raja Permaisuri Putik Kalayo. Kiranya lengkaplah sudah jawaban yang disampaikan Puan Wakil Kepala Dapur Istana. Kepada Puan Wakil Kepala Dapur Istana dapat meninggalkan ruang ini.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Komplotan Penghimpun Angkara sedang mengganas. lebih diperketat pengamanan istana, sebab, dimana kayu bengkok, disanalah musang meniti. Tiap malam tidak hanya para prajurit yang bertugas ronda keliling, tetapi juga para perwira. Segeralah tangkap tiga Hulubalang Penghimpun Angkara, periksa setiap pelosok Negeri Tanah Tanjong. Mencabut harus dengan akarnya.
DATUK TEMANGGUNG
Perintah Yang Mulia patik laksanakan.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Benarlah apa yang dikatakan Datuk Temanggung. Manis jangan cepat ditelan, pahit jangan lekas dimuntahkan. Datuk Bendahara, hari ini juga, lepaskan Panglima Gayung Pungguk, bawa ia menghadap beta. Ingin mengembalikan jabatannya sementara menjadi Panglima Tinggi Kerajaan Tanah Tanjong, sebelum jabatannya menjadi Datuk Patinggi Istana Tanah Tanjong.
DATUK TEMANGGUNG
Perintah Yang Mulia patik laksanakan.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 50
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PUNCAK Bukit Pakasam masih tetap seperti dulu, berdiri dengan angkuhnya. Udara mulai terasa sejuk, tetapi belum terlalu dingin untuk berjalan-jalan santai di alam bebas. Daun-daun yang mulai berubah warnanya menawarkan keindahan.
PERAMPOK KURUS
Datuk Besar, hamba berempat melihat Puspa Rana Rampai berada di kedai pinggir sungai Tanah Tanjong.
DATUK ALAM SETAPAK
Hmmm, lalu?
PERAMPOK KURUS
Hamba berempat melihat ia turun dari kuda, memasuki kedai dipinggir sungai itu bersama seorang pemuda.
DATUK ALAM SETAPAK
Apa? Bersama seorang pemuda?
PERAMPOK KURUS
Benar datuk, kelihatannya mereka sepulang dari perjalanan jauh.
DATUK ALAM SETAPAK
Siapa pemuda itu.
PERAMPOK KURUS
Hamba tidak tahu datuk. Tampaknya pemuda itu tidak ada hubungan keluarga dengan Puspa Rana Rampai.
DATUK ALAM SETAPAK
Dari awal beta sudah curiga bahwa Puspa Rana Rampai tidak menyukai beta. Ini gara-gara orang tuanya yang tidak sepakat pada lamaran beta. Beta yakin, Puspa Rana Rampai mencintai beta, tapi orang tuanya tidak. Ketika beta menyampaikan niat ingin melamar Puspa Rana Rampai, orang tuanya meminta agar bertanyalah ia dahulu kepada anaknya. Tapi sampai sekarang belum ada jawaban dari orang tua Puspa Rana Rampai. Kurang ajar!
PERAMPOK KURUS
Lalu bagaimana datuk.
DATUK ALAM SETAPAK
Cari pemuda itu sampai dapat, bawa ia kepada beta hidup atau tinggal jasad.
PERAMPOK KURUS
Siap datuk!
DATUK ALAM SETAPAK
Jahit sudah kelindan putus. Malam nanti, kalian sambangi rumah Puspa Rana Rampai dan culik dia. Bawa ke Bukit Pakasam ini.
PERAMPOK KURUS
Siap datuk!
NAR
DATUK Alam Setapak sangat murka, emosinya memuncak,wajahnya merah padam. Ingin rasanya ia menghadapi pemuda yang mencoba mendekati Puspa Rana Rampai. Datuk yang berbadan gemuk itu juga menyumpah serapah Datuk Gambir, ayahanda dari Puspa Rana Rampai. Ia menuduh, Datuk Gambir-lah yang menghalang-halangi perjodohannya. Awak tiada pandai menari, dikatakan lantai berjungkat. Muka buruk, cermin dipecah.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
DATUK Alam Setapak yang mengasingkan diri dari dunia ramai selama bertahun-tahun., tinggal di Bukit Pakasam bersama ketujuh isterinya. Sekali-sekali ia turun bukit menyambangi Tiga Hulubalang Penghimpun Angkara dan keperluan lainnya.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PAGI itu, matahari sudah beranjak dari peraduan untuk memberi kecerahan bagi mereka yang senantiasa membutuhkan pencerahan. Tak peduli apa pun yang terjadi, matahari selalu dengan setia menjalankan tugasnya menerangi bumi. Cahayanya yang semburat kemerahan perlahan-lahan berubah menjadi kekuning-kuningan dan terus bergeser naik dari peraduan ke atas langit biru yang cerah.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh.
Adegan 51
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
SEORANG lelaki memacu kuda putih, beberapa garis umur telah tergores di wajahnya, tetapi ia masih nampak segar dan kuat. Wajahnya terang dan bersih. Diatas bibirnya melintang kumis tebal kedua sisi ujungnya dipelintir naik keatas. Memakai tekua berwarna biru bersulam benang perak, kancing bersadur emas, memakai pending bengkuang terbuat dari besi bercampur tembaga, mengan berwarna hitam, songket coklat bersulam benang emas, Kepalanya ditutupi tengkaluk Belalai Gajah berwarna biru bersulam benang perak, kedua telapak kakinya dibungkus sendal terbuat dari kulit kerbau hutan, dengan keris dipinggang menunjukkan dia adalah seorang Panglima.
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PANGLIMA memacu kuda putihnya tidak terlalu kencang, melintasi jalan-jalan setapak perladangan kelapa kopra.
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PANGLIMA berkuda putih itu bernama Panglima Gayung Pungguk, ia dibebaskan Raja Permaisuri Putik Kalayo dari ruangan penjara yang terletak dibawah tanah. Panglima yang harus mendekam dipenjara karena diftnah sebagai pengkhianat Kerajaan Tanah Tanjong ini sengaja menghabiskan waktu berkuda masuk hutan keluar hutan masuk lorong keluar lorong ingin menjelajahi daerah-daerah wilayah Kerajaan Tanah Tanjong. Ia melintasi jalan setapak selebar tiga tombak menuju jalan besar.
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
SESAMPAI di jalan besar yang sunyi, Panglima Gayung Pungguk sontak menghentikan lari kudanya. Ia melihat dari kejauhan dua ekor kuda hitam dan coklat berbelang putih berdiri seakan menatapnya. Ia amati penunggang kedua kuda itu, samar-samar pandangannya tidak jelas siapa kedua orang itu.
SFX : Suara ringkikan kuda, kuda berhenti berlari.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Siapa pula kedua orang yang mencoba menghalangi jalanku. Sebaiknya kudekati mereka.
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
IA hentak kudanya, kuda berjalan perlahan mendekati dua kuda yang berdiri diam. Dalam jarak beberapa tonggak, ia berhentikan jalan kudanya.
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berhenti berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Ha-ha-ha-ha....mendekatlah datuk....ha-ha-ha-ha (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Jika kau tak ingin mendekat, biar kami yang kesana ha-ha-ha-ha.
(OFF MAKE)
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berjalan (FADE IN)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Ternyata kau Panglima?! Ha-ha-ha-ha...Pendekar Parang Elang, ternyata Panglima Gayung Pungguk sudah bebas! Sepertinya aku, aku, takut!!
DATUK ALAM SETAPAK & PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha-ha......
DATUK ALAM SETAPAK
Pendekar Parang Elang, kita tambatlah dulu kuda kita.
PENDEKAR PARANG ELANG
Baik datuk he-he-he-he.
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berhenti berjalan.
DATUK ALAM SETAPAK
Eighhhttt....(SFX : suara orang turun dari kuda).....Aaaahhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Eighhhttt....(SFX : suara orang turun dari kuda)
SFX : Suara dua pasang langkah kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara dua pasang langkah kaki berhenti berjalan.
DATUK ALAM SETAPAK
Turunlah Panglima, kami ingin bermain-main dengan mu.
DATUK ALAM SETAPAK & PARANG ELANG
he-he-he-he-he..........
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Baik.......
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara kuda mendengus, kuda berhenti berjalan.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Eighhhttt....(SFX : suara orang turun dari kuda)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Mari kita mulai.....
PENDEKAR PARANG ELANG
Kan kuhabisi kau dengan Parang Elangku ini!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ingin kau pengaruhi aku dengan suaramu? Ha-ha-ha-ha, majulah!!!
PARANG ELANG
Hiaaattttt !!!!!.............
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Heghhhhttttt...........ciahhhhh!!!
SFX : Suara kibasan dan kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
SFX: Suara pendekar bertarung.
PENDEKAR PARANG ELANG
Oups !!!............
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertatung.
DATUK ALAM SETAPAK
Ciaaahhhhhh!!!!!!....
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung
DATUK ALAM SETAPAK
Tak perlu aku berlama-lama bermain denganmu Panglima...........ciahhhhh!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oupsssss!!!!!!.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Kutebas kau dengan Parang Elangku Panglima...........ciahhhhh!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Eitttthhhhh!!!!!
SFX : Suara kibasan dan kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang..
SFX: Suara pendekar bertarung.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Terlalu kau menyombongkan diri padahal bodoh. Kecek berlauk-lauk, makan dengan sambal lado. Angin ditepuk menjungkit ekor.
PENDEKAR PARANG ELANG
Jaga muliutmu Panglima. Kau lihat sampainya parangku ini...Ciiiaaattt!!!
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
SENJATA Parang Elang mendesing lewat beberapa senti dari wajah Panglima Gayung Pungguk.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Bicaramu bagai menggantang asap mengukir langit. Tidak berarti seranganmu itu, menyentuh pakaian beta pun tidak.
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
MENGAGUMKAN, dengan mudah semua serangan Pendekar Parang Elang dan Datuk Alam Setapak dapat ia hindarkan bahkan dengan sekelabatan mata dia langsung dapat melihat kelemahan lawan. Sambil mengerahkan langkah ajaibnya, tubuhnya melayang melewati bagian atas kepala Datuk Alam Setapak. Begitu di atas, tangannya dengan kecepatan kilat menepuk perlahan ubun-ubun Datuk Alam Setapak. Apabila ubun-ubun tersebut kena, dapat dipastikan Datuk Alam Setapak akan binasa. Untung di saat yang sangat genting, Pendekar Parang Elang melemparkan sarung parangnya ke arah Panglima Gayung Pungguk yang sedang bersalto di atas. Sebenarnya Panglima Gayung Pungguk mengira pukulannya kali ini akan dapat menebus pengeroyokan yang di lakukan Datuk Alam Setapak dan Pendekar Parang Elang.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 52
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI TEMPAT lain, Alang Salindit memacu kudanya dari Hutan Seribu Taman hendak menuju Kampung Selusuh. Pagi itu udara sejuk nyaman dan cerah. Sekelompok awan berarak dihembus angin melewati rimbunan pepohonan hutan.
SFX : Suara kuda berlari (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciahhhhh!.......
NAR
DI JALAN besar menuju Kampung Selusuh ia berhenti sejenak. Dari kejauhan ia melihat tiga pendekar bertempur.
ALANG SALINDIT
Siapa pula pendekar yang berkelahi tu? Ah, ada baiknya ku dekati.
SFX : Suara dengusan kuda dan kuda berjalan.
SFX : Suara telapak kuda berhenti berjalan.
SFX: Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
NAR
DIAM - DIAM Alang Salindit ingin sekali menyaksikan terjadinya pertempuran antara Panglima Gayung Pungguk dengan dua pendekar Penghimpun Angkara. Dia ingin menyaksikan seberapa hebat ilmu silat jago-jago dunia persilatan Tanah Tanjong.
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Ciaaatttt.......!!!! (OFF MAKE)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaaattt............!!! (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Eitttthhhhh!!!!!..... (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara orang bertarung (OFF MAKE)
NAR
ALANG Salindit yang menyaksikan pertarungan itu, darahnya sudah tersirat sampai ke kepala. Maka timbul-lah keinginan Alang Salindit untuk menguji kekuatan daya tahannya dan perkembangan ilmu silatnya.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ciaaatttt!!!!.......... (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Waduh ! pukulan datuk berkumis itu tepat kedada si gendut.....wahhhhh ckckckck....
DATUK ALAM SETAPAK
Ciaaatttt!!!!.......... (OFF MAKE)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaaattt!!!.... (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oupssss!!!!!.....hampir saja beta terkena sambar elangmu.......bagus, bagus he-he-he (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Ayo serang terus!!! (OFF MAKE)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaaattt!!!.... (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Eitttthhhhh!!!!!.....,,,,ciaahhhhh!!! (OFF MAKE)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaaattt!!!.... (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Ciaaatttt!!!!.......... (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara orang bertarung (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Ayo Parang Elang, kita serang terus!!!....ciaaatttt!!! (OFF MAKE)
PENDEKAR PARANG ELANG
Hiaaaattt!!!.... (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aggghhhhhhh.......(OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara orang bertarung (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciaaattttt !!!!!!!......
PENDEKAR PARANG ELANG
Heighhhttt...!!! Masih kau juga yang datang anak muda!!! Bala lalu dibawa singgah, sengaja mencari celaka kau ini anak muda, kau lihat saja nasib yang bakal kau terima.
DATUK ALAM SETAPAK
Apa pulak datang anak kutu ni?! Dipencet saja udah mampus.
ALANG SALINDIT
Aahhh, tak peduli aku dengan gertakmu datuk yang tambun seperti bola tidak tentu kepala dan ekor.
DATUK ALAM SETAPAK
Kau hinakan aku??? Anak setan! Kalau begitu biarlah kau mampus bersama-sama dia kejap ini juga!....ciaaaatttttt!!!!
ALANG SALINDIT
Heighhhttt
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara kelebat lompatan seperti siara kepakan sayap rajawali terbang.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...!!!
SLX : Suara debugan dada di pukul.
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Awas sambaran kerisnya datuk !!!!
DATUK ALAM SETAPAK
Oupssss !!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciahhhhh !!!!
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
DATUK ALAM SETAPAK
Kedatangan anak muda ini hampir membuat diriku binasa...hih!!! Dia membuat emosiku memuncak....Ciaaaaaat !!!!!
ALANG SALINDIT
Oupsss...!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ciaaaatttt!!!!....
DATUK ALAM SETAPAK
Heiggghhhhtttt!!!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau masih melawan juga panglima !!! Ciaaaattttt !!!
SFX : Suara kibasan parang dan parang berlaga (CROSS FADE)
SFX: Suara orang bertarung.
NAR
KETIKA pada suatu saat pertahanan dada Pendekar Parang Elang terbuka, cepat-cepat Alang Salindit mempergunakan kesempatan ini. Seperti seekor burung menyambar belalang, ia pergunakan sisi telapak tangannya untuk menghantam dada lawannya. Serangan itu begitu mendadak dan cepat sehingga lawannya tak sempat menghindarinya.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...!!!
SLX : Suara debugan dada di pukul.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
NAR
AKIBAT terkena hantaman di dadanya, cepat-cepat Pendekar Parang Elang mundur selangkah. Mulutnya meringis sebentar menahan sakit. Tetapi oleh daya tahan badannya, segera rasa sakit itu hilang.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
PERTARUNGAN seimbang, Bersua biji dengan mantan, tahan biji oleh kelidai. Keras berani, lawan keras berani pula.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH SATU
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
JALAN besar yang sunyi, empat pendekar bertarung sengit. Segala jurus dibuka, serang-menyerang antara dua Penghimpun Angkara melawan Alang Salindit dan Panglima Gayung Pungguk.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh satu.
Adegan 53
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PERTARUNGAN sangat sengit dan seimbang. Satu pukulan menghantam dada Pendekar Parang Elang. cepat-cepat Pendekar Parang Elang mundur selangkah. Mulutnya meringis sebentar menahan sakit. Tetapi oleh daya tahan badannya, segera rasa sakit itu hilang.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
NAR
MANUSIA ini tak sempat untuk berpikir panjang karena saat itu si pemuda dilihatnya sudah menerjang ke hadapannya.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh...!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
DATUK ALAM SETAPAK
Kau tidak apa-apa Parang Elang?
PENDEKAR PARANG ELANG
Tidak apa-apa datuk!...
DATUK ALAM SETAPAK
Ku habisi kau anak muda! Ciaaaatttt.......!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Awas terjangan datuk itu anak muda!!!, ciaaatttt......!!!!
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara kelebat lompatan seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
PENDEKAR Parang Elang kembali menyerang dengan tebasan parangnya. Tetapi Alang Salindit yang sudah bersiaga, cepat menarik kaki kirinya ke belakang dan memutar sedikit tubuhnya, sehingga tebasan parang itu tak mengenai sasarannya. Gagal dari serangan pertama ini Pendekar Parang Elang menyerang pula dengan tebasan ke arah perut Alang Salindit, tetapi juga seperti serangannya yang pertama. Serangan ini pun dengan mudahnya dapat dihindarkan. Pendekar Parang Elang menjadi semakin marah. Kembali ia membuka serangan dengan tangannya ke arah dada, dan sekaligus mempersiapkan tangan yang lain untuk menutup jalan menghindar. Rupa-rupanya serangan ini hampir berhasil mengenai lawannya. Tetapi pada saat terakhir ketika tangannya sudah berjarak setebal jari dari dada, Alang Salindit segera menarik tubuhnya ke belakang dengan satu loncatan yang cepat, ia menghindar ke arah sebelah dari tangan yang lain. Pendekar Parang Elang menjadi semakin uring-uringan.
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN posisi kuda-kuda yang kuat, Alang Salindit memutar-putar tangannya. Terlihat kilauan cahaya dari lengan kirinya. Cahaya itu sedikit menyilaukan orang yang memandangnya. Cahaya itu keluar dari kepala gelang akar baharnya. Gelang akar bahar yang diberi Tok Teheng itu memiliki kekuatan magis karena di dalam kepala gelang akar bahar berisi Mustika Putri Kumala, perempuan tua yang bermata merah saga.
PENDEKAR PARANG ELANG
Itu, itu cahaya...Mustika Putri Kumala.....?!
DATUK ALAM SETAPAK
Dari mana ia dapat gelang akar bahar itu?!! Kita serang ia cepat!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciaaatttt...!!!!
DATUK ALAM SETAPAK
Ciaaatttt...!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ciaaatttt...!!!!
SFX: Suara kelebat lompatan seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
PENDEKAR PARANG ELANG
Kau menghalangiku Panglima Gayung Pungguk!.....Ciaaatttt...!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Heiggghhhhtt......
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
PENDEKAR Parang Elang menyerang Panglima Gayung Pungguk dengan cepat dan gesit. Sementara Datuk Alam Setapak menyerang Alang Salindit. Sesekali Datuk Alam Setapak menyambar Panglima Gayung Pungguk dengan tendangannya, membuat Panglima Gayung Pungguk kerepotan.
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN tenaga yang dibantu kekuatan energi gelang akar bahar, seakan Putri Kumala turut dalam pertarungan itu, telapak tangan Alang salindit menghantam dada Datuk Alam Setapak. Kekuatan tenaga Alang Salindit berlipat-lipat dari biasanya. Sehingga Datuk Alam Setapak tersungkur, darah segar keluar dari mulutnya. Datuk Alam Setapak tidak menyangka kalau bakal mendapat serangan hebat begitu rupa.
ALANG SALINDIT
Ciaaahhh...!!!!
SFX: Suara debugan pukulan di dada.
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung.
NAR
TATKALA Pendekar Parang Elang bertarung dengan Panglima Gayung Pungguk, satu pukulan telak dari Parang Elang mengenai Panglima Gayung Pungguk sehingga Panglima Gayung pungguk terkapar jatuh ketanah.
PENDEKAR PARANG ELANG
Ciaaahhh...!!!!
SFX: Suara debugan pukulan di dada.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aggghhhhhhh.......
PENDEKAR PARANG ELANG
Ha-ha-ha-ha, kuhabisi kau dengan tebasan Parang Elangku ini Panglima, ciaaaattttt...!!!!
ALANG SALINDIT
Ciaaahhh...!!!!
PENDEKAR PARANG ELANG
Oupssssss !!!!... kau ikut campur anak muda....ciaaaattttt!!!
ALANG SALINDIT
Heighhhh...!!!!
SFX : Suara kibasan parang dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciaaahhh...!!!!
SFX: Suara debugan pukulan di dada.
PENDEKAR PARANG ELANG
Aggghhhhhhh.......
NAR
SATU pukulan lagi mengenai lawan. Pendekar Parang Elang terjungkal jatuh ke tanah, dadanya seakan terasa remuk, sakitnya luar biasa sehingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Melihat gelagat yang tidak menguntungkan ini dan keselamatan dirinya terancam, dengan cekatan ia berdiri, berlari lalu meloncat ke punggung kuda, setelah melepas tali kendali yang diikatkan ke pohon kayu. Diiringi Datuk Alam Setapak.
PENDEKAR PARANG ELANG
Heighhhh......
SFX : Suara ringkik kuda.
PENDEKAR PARANG ELANG
Datuk! Larilah!...lari cepat!
SFX : Suara dua telapak kuda berlari kencang (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Terimakasih anak muda, kau telah menolong beta. Tidak beta sangka pemuda sebaya kau ini memiliki ilmu silat yang tinggi. Biasanya seusiamu masih hijau dalam rimba persilatan.
ALANG SALINDIT
Terimakasih atas pujianmu datuk. Siapa pula lawan kita itu tadi datuk?
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Mereka adalah penguasa Penghimpun Angkara, yang satu pimpinan perampok bernama Parang Elang, yang gemuk tambun tadi pimpinan besar Penghimpun Angkara bernama Datuk Alam Setapak orang menyebutnya Datuk Besar.
ALANG SALINDIT
Datuk Alam Setapak?!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Benar, mereka dicari-cari pasukan istana, jarang sekali bertemu mereka dan mereka sulit ditemukan sehingga sulit untuk ditangkap. Siapa namamu anak muda?
ALANG SALINDIT
Alang Salindit nama hamba datuk.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oh, beta Panglima istana Tanah Tanjung, nama beta Gayung Pungguk. kau dimana bertempat tinggal anak muda?
ALANG SALINDIT
Hamba berasal dari Negeri Muara Bagan, hamba menumpang tinggal di Kampung Selusuh di rumahnya Penghulu Datuk Kalintasan. Ayahanda hamba bernama Datuk Merawal, mati dibunuh perampok bayaran yang di utus musuh besarnya bernama Datuk Alam Setapak.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Kau, kau anak Datuk Merawal? Pernah menjadi Panglima Istana Muara Bagan?
ALANG SALINDIT
Benar Panglima.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oh, orang tua kau-lah yang menghunjuk beta menjadi Panglima istana. Jikalau demikian, beta mengundangmu, esok kau datanglah ke istana. Banyak cerita yang hendak beta sampaikan kepadamu. Beta nantikan kedatanganmu Alang Salindit.
ALANG SALINDIT
Baik Panglima, izinkan hamba beranjaksila Panglima.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Silah Alang Salindit. Terimakasih atas bantuanmu.
SFX : Suara kuda berlari kencang (FADE OUT)
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 54
SFX : Suara telapak kuda berlari kencang (FADE OUT)
NAR
Kuda Alang Salindit berlari kencang,tidak sabar hatinya ingin berjumpa kekasih pujaan, tidak sabar ingin mengucapkan perasaan hatinya pada Puspa Rana Rampai atas himbauan Tok Teheng.
ALANG SALINDIT
Ciahhhh !!
SFX : Suara telapak kuda berlari kencang (FADE OUT)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara telapak kuda berlari kencang (FADE IN)
SFX : Suara dengusan kuda dan kuda berhenti berlari.
NAR
ALANG Salindit sampai di tempat tujuan, ia turun dari tunggangan dan menuntun kudanya masuk ke dalam pekarangan rumah Datuk Gambir.
ALANG SALINDIT
Kenapa pintu rumah ini terkunci? Orangnya kemana ya...Jendelanya juga terkunci.
SFX : Suara dengusan kuda.
NAR
IA menoleh kanan kiri, kiranya ada orang yang lewat.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Datuk!...Datuk!.....
SFX : Suara telapak kaki berlari kecil.
ALANG SALINDIT
Numpang tanya, orang di rumah ini kemana ya?
ORANG KAMPUNG 2
Ooo,tiga hari sudah mereka meninggalkan rumah ini, semua penduduk kampung tidak tau dimana tempat baru datuk yang punya rumah ni bermukim.
ALANG SALINDIT
Meninggalkan rumah?
ORANG KAMPUNG
Iya, meninggalkan rumah. Mereka khawatir jika Datuk Besar datang dan murka sehingga dapat mengancam keselamatan keluarga datuk yang punya rumah ini.
ALANG SALINDIT
Ada perselisihan apa datuk yang punya rumah ini dengan Datuk Besar?
ORANG KAMPUNG 2
Mungkin tidak sanggup membayar cicilan hutang. Lagi pula konon khabarnya Datuk Besar ingin mempersunting anak datuk yang punya rumah ini. Tapi anak datuk ini tidak mau, maka bersepakatlah mereka untuk meninggalkan rumah ini demi keselamatan diri dari murka Datuk Besar dan komplotannya yang kejam.
ALANG SALINDIT
Jika begitu terimakasih datuk.
ORANG KAMPUNG 2
Ya, hamba berajaksila.
ALANG SALINDIT
Silah datuk.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara ringkik kuda. Dan suara telapak kuda berjalan.
NAR
ALANG Salindit merasa kecewa, hilanglah harapannya. Pemikiran muncul di kepalanya, duka pun datang berlapis dendam.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 55
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
HALAMAN taman Sri Tanjong yang luas dirancang dengan bentuk taman yang rindang dan mempesona. Lanskap dengan granit dikelilingi oleh tanaman-tanaman hias ditata apik, sejuk dan indah. Batu pijakan dengan pecahan-pecahan batu mulia disekitarnya, bunga, rumput yang dipelihara serta kolam ikan memperkuat kesan natural. Sebuah taman dengan pergola yang membuat taman ini nampak begitu romantis. Raja Permaisuri dan Panglima Gayung Pungguk menanti kedatangan Alang Salindit.
PENGAWAL KUNING
Yang Mulia, hamba menghadap. Seorang tamu ingin berjumpa Panglima.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Suruh ia masuk...
PENGAWAL KUNING
Baik Yang Mulia.
SFX : Suara telapak kaki berjalan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Hormat hamba Yang Mulia.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Selamat datang Alang Salindit. Yang Mulia, pemuda inilah yang hamba ceritakan itu.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Selamat datang di istana ini ananda. Panglima sudah bercerita panjang lebar tentangmu. Kami terindu dengan sosok almarhum ayahandamu Panglima Merawal, seorang petinggi yang berbudi, setia dan disenangi para prajurit. Atas kedatanganmu, dapat mengobati rindu kami kepada Panglima Besar istana ini.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Harus engkau ketahui Alang Salindit. Ayahandamu adalah pejabat tinggi yang paling dipercaya Raja Pakis Asmat diantara datuk petinggi lainnya. Ayahandamu-lah yang menyarankan agar beta dijadikan Panglima penggantinya. Dikarenakan itulah timbul rasa kecewa, benci dan dendam Datuk Alam Setapak sehingga membunuh ayahandamu. Sesungguhnya jasa dan kebaikan beliau belum bisa beta balas. Terlebih lagi engkau telah menyelamatkan nyawa beta saat berhadapan dengan dua Penghimpun Angkara. Dari ilmu silatmu yang beta amati, tanpa kau sadari, engkau ahli siasat dan memiliki ilmu silat yang cukup tinggi. Sesuai dengan kesepakatan para pejabat tinggi istana yang telah kami rembugkan bersama, jika engkau berminat, kami tawarkan kepadamu untuk menjadi prajurit kerajaan.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Ungkapan hormat kami kepada ayahandamu, dan sesuai dengan keahliamu dalam pertarungan, beta mengangkatmu menjadi Laksamana kerajaan.
ALANG SALINDIT
Terimakasih atas kepercayaan Yang Mulia. Dengan senang hati hamba menerima pemberian Panglima dan Yang Mulia Raja Permaisuri.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jikalau begitu, esok engkau datanglah keistana ini berpakaian bangsawan istana dan lencana yang akan beta beri nanti.
ALANG SALINDIT
Terimakasih Yang Mulia, hamba akan datang esok. Sekarang hamba minta diri.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Pengawal....!
PENGAWAL KUNING
Hamba Yang Mulia!
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Bawalah pemuda ini menghadap Datuk Pejabat Perlengkapan di ruang perbekalan. Katakan bahwa beta menyuruh untuk memberikan pemuda ini pakaian bangsawan istana dan lencana Laksamana istana.
PENGAWAL KUNING
Perintah hamba laksanakan!
ALANG SALINDIT
hamba beranjaksila Yang Mulia.
SFX : Suara telapak kaki berjalan.
MUSIK : UP DOWN UNDER
NAR
AWALNYA di depan Istana Tanah Tanjong, Alang Salindit berdiri, darahnya sedikit gemuruh. Lelaki itu memandang istana yang mewah itu. Setelah memasuki istana dan berjumpa dengan sang Raja Permaisuri, rasa riang terpancar di wajah Alang Selindit, kenapa tidak? Orang awam di undang menghadap Raja Permaisuri Putik Kalayo merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Kemudian ia ditawarkan menjadi Laksamana yang adalah jabatan nomor dua sesudah panglima, tanpa diuji keahlian dan cakrawala wawasannya. Hatinya diliputi rasa gusar, keterkejutan, dan bangga karena tak menyangka ia di undang ke istana dan menjadi perwira istana.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
ISTANA Tanah Tanjong mulai aman sentosa, para prajurit kembali tertib. Ternyata Panglima Gayung Pungguk adalah Panglima yang bijak yang masih pujaan para prajurit. Sebab baginya semulia-mulia manusia ialah siapa yang mempunyai adab, merendahkan diri ketika berkedudukan tinggi, memaafkan ketika berdaya membalas dan bersikap adil ketika kuat.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH DUA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
PERANG tak dapat dihindarkan lagi. Pasukan-pasukan penjaga di garis terdepan sudah mulai bentrok dengan pasukan-pasukan musuh. Kerajaan Tanah Tanjong sudah menjadi kerajaan yang amat kuat dan kerajaan ini mulai memperkembangkan sayapnya bagaikan gelombang besar datang menelan segala sesuatu yang merintang di depannya! Pasukan mutlak dari prajurit Kerajaan Tanah Tanjong sendiri, tanpa bala bantuan dari kerajaan lain.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh dua.
Adegan 56
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DUA hari jalan tiga hari sudah pertempuran dimulai. Puluhan ribu pasukan Kerajaan Tanah Tanjong berbaris di lapangan perang, Laksama Alang Salindit, Panglima Gayung Pungguk, Datuk Temanggung dan Tok Teheng berada di depan barisan. Mereka sama sekali tidak memakai kuda. Para prajurit menanti aba-aba dari Laksamana Alang Salindit.
ALANG SALINDIT
Ini pertempuran terakhir Panglima, pasukan Kerajaan Pulo Tamban sudah mulai lelah, kita pergunakan kesempatan ini dengan baik.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUNG
Sudah tiba waktunya Laksamana. Terompet perang sudah berbunyi.
SFX : Suara terompet Kerajaan Pulo Tamban disambut terompet Kerajaan Tanah Tanjong (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Seraaaaaaaaaaaaannnnng...................!!!!!!!!!!!!!
SFX : Suara riuh teriak prajurit (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUNG
Ciahhh!......ciahhh!........heighhhttt....
PRAJURIT PERANG SATU
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
TOK TEHENG
Hiaaaattttttt!!!!!...................ciahhh!!!!.......hiyakkkk!!!!!
SLX : Suara seorang dentingan pedang dan kibasan tongkat.
SFX : Suara berkelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
TOK TEHENG
Rasakan ini prajurit busuk!!!!!...ciaaatttttt!!!!!!.
SLX : Suara seperti suara tongkat memukul meja.
PRAJURIT PERANG DUA
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciahhh!......ciahhh!........heighhhttt!....
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX : Suara berkelebat melompat seperti kepakan sayap rajawali terbang.
ALANG SALINDIT
Awas Datuk Temanggung!..hiaaattttt!!!
SFX : Suara debugan pukulan.
PRAJURIT PERANG TIGA
Aggghhhhhhh.......
DATUK TEMANGGUNG
Terimakasih Laksmana.
ALANG SALINDIT
Aku harus mendatangi Raja Pulo Tamban.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
NAR
LAKSAMANA Alang Salindit melangkah dengan bengisnya di tengah keramaian, Ia tak peduli dengan prajurit-prajurit lawan yang sebenarnya lebih mudah dia bunuh seketika. Kecuali jika ada yang menyerangnya.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
PRAJURIT PERANG EMPAT
Hiaaattttttt!!!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
PRAJURIT PERANG LIMA
Aggghhhhhhh.......
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
SFX : Suara telapak kuda berlari (FADE IN)
ALANG SALINDIT
Ciahhhh!!!!
SFX : Suara ringkikan kuda.
ALANG SALINDIT
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara debugan orang terjatuh.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Datuk Panglima Pulo Tamban?!
PANGLIMA PULO TAMBAN
Hi-hi-hi, saatnya kau mampus Panglima Gayung Pungguk...ciaaahhh!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Heiggkkkk!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
PANGLIMA PULO TAMBAN
Hiaaaahhhh!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aggghhhhhhh.......
PANGLIMA PULO TAMBAN
Ha-ha-haaaaaaaaaa.............hiaaahhhh!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Heiggkkkk!!!!.....ciahhhh!!!
SLX : Suara hunusan keris.
PANGLIMA PULO TAMBAN
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
PRAJURIT ENAM
Panglima Pulo Tamban?!! Ohh....Bangsat! Kau telah membunuh Panglima kami!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aku akan membuat darahnya untuk cat!.....Hei prajurit Pulo Tamban, seharusnya kau merasa gembira dan bangga karena darah panglimamu itu mendapat kehormatan untuk dipakai sebagai cat Istana Tanah Tanjong nanti nya.
PRAJURIT ENAM
Bangsaaaatttt!!!............ciaaatttt!!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Heittt!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
RAJA PULO TAMBAN
Ha-ha-ha-ha, Bala lalu dibawa singgah, mencari celaka kau Datuk Temangung.
DATUK TEMANGGUNG
Anak enggang terbang sepuluh, hinggap mari dahan berduri. Sungguh keras buku buluh, dimakan bubuk habis sekali.
RAJA PULO TAMBAN
Cihhhh!!!.......rasakan tajam kerisku ini datuk! Ciaaaaahhhh!!!
DATUK TEMANGGUNG
Heigghtttt!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
RAJA PULO TAMBAN
Ciahhh!!!!
SLX : Suara debugan pukulan di dada.
DATUK TEMANGGUNG
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Raja Pulo Tamban!
RAJA PULO TAMBAN
Ha-ha-ha-haaaaaaaaaa, kau juga ingin mati!....ciaaatttt!!!!!
ALANG SALINDIT
Heighhhh......ciah!!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
RAJA PULO TAMBAN
Oupssss....ceahh!!!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
SFX: Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
PERTARUNGAN cukup lama, ilmu silat Raja Pulo Tamban sangat tinggi sehingga Laksamana Alang Salindit kewalahan menghadapinya. Satu pukulan telapak tangan sakti tepat menghantam dada Laksamana Alang Salidit. Membuat Laksamana Alang Salindit terseret mundur kebelakang.
RAJA PULO TAMBAN
Hiaatttttt!!!!!!
SFX : Suara debugan pukulan di dada.
ALANG SALINDIT
Aggghhhhhhh.......
NAR
RASA sakit di dadanya luar biasa, untung saja ia mempunyai kekebalan tubuh yang cukup lumayan, ia hatur nafasnya untuk membuang racun pukulan itu.
RAJA PULO TAMBAN
Haaaaaaaa-ha-ha-ha-ha-ha...
NAR
LAKSAMANA Alang Salindit berdiri dengan kaki merapat, ia putar kedua tangannya semakin kencang berkelebat hingga terlihat seperti bayang-bayang saja. Kilauan cahaya terlihat jelas dari kebatan tangannya. Ya, tentu kilauan dari akar bahar yang ia pakai. Tiba-tiba Raja Pulo Tamban mendapat kesan yang aneh dari kilauan cahaya itu.
SFX: Suara kelebat seperti suara kibasan tongkat di putar-putar.
RAJA PULO TAMBAN
Jurus apa yang ia pakai. Hah! Cahaya apa pula itu.
NAR
SEPENANAK nasi berlalu, awan hitam menutup matahari, langit menjadi gelap. Semua pasukan bertempur terdiam, berhenti sejenak dalam pertarungan, semua menatap langit.
RAJA PULO TAMBAN
Aneh, kenapa hari menjadi gelap? Ada apa ini?!
TOK TEHENG
Putri Kumala telah datang?!!!
NAR
BAU harum semerbak keluar dari cahaya merah itu membuat bulu kuduk lawan berdiri. Bau harum yang bercampur antara bau bunga-bunga dan bau jeruk purut itu mengintari arena perang. Ternyata bau harum itu adalah bau tubuh ribuan orang-orang bunian yang siap membantu pasukan Kerajaan Tanah Tanjong.
DATUK TEMANGGUNG
Apa aku tidak salah lihat Tok Teheng? Lihatlah, lihatlah... pasukan kita kelihatannya banyak, melebihi pasukan lawan.
TOK TEHENG
He-he-he-he, pasukan kita telah dibantu balatentera bunian, sosok mahluk halus utusan Puteri Kumala, wanita tua yang matanya merah saga. Kita diberi kekuatan. Puteri Kumala ada disekitar kita, ia melihat pertempuran ini dari kejauhan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Seraaaaaannnng!!!!!!!
SFX : Suara riuh teriak prajurit (OFF MAKE)
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
TOK TEHENG
Ciiaaaatttt!!!!...
SLX : Suara kibasan tongkat
SLX : Suara seperti suara tongkat memukul meja.
PRAJURIT TUJUH
Aggghhhhhhh.......
TOK TEHENG
Heeeeeeee-he-he-he-he, mampuuuusssss......hiaaatttt!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
DATUK TEMANGGUNG
Ciahh............ Ciahh............ Ciahh............
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ciahh............ heiggghhhh............ Ciahh............
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara prajurit perang bertempur (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciahhh!!!
RAJA PULO TAMBAN
Heittt!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
NAR
RAJA Pulo Tamban menggeram gusar. Dengan sigap dia melayangkan kaki kanannya! Tangan kiri Laksmana Alang Salindit bergerak menangkis. Raja Pulo Tamban merasakan tubuhnya bergetar dan berdiri sempoyongan. Kalau saja Raja Pulo Tamban mau tahu diri, pada gebrakan pertama ini seharusnya dia dapat mengukur kepandaian lawan yang berada jauh di atasnya. Tapi, manusia yang sudah terbiasa mengumbar hawa nafsu itu malah menggeram penuh kemarahan.
RAJA PULO TAMBAN
Ciahggghh!!!!
ALANG SALINDIT
Heittt!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang.
NAR
TUBUH Raja Pulo Tamban melayang lalu melancarkan tendangan ke wajah Laksamana Alang Salindit. Laksamana itu hanya dengan memiringkan tubuhnya, serangan itu pun gagal. Tangan kanannya disentakkan untuk menggedor. Raja Pulo Tamban merasakan dadanya bagai digedor palu godam. Tubuh raja itu terhempas ke tanah. Seketika itu pula Keris Sundang Laksamana menghunus jantungnya.
RAJA PULO TAMBAN
Hiaaaaatttt!!!!!!!!
ALANG SALINDIT
Ciahhhh!!!!
SLX : Suara debugan pukulan di dada.
RAJA PUL TAMBAN
Aughhhh!!!!!
SLX : Suara debugan terjerembab jatuh.
RAJA PULO TAMBAN
Aggghhhhhhh.......
ALANG SALINDIT
Rasakan hunusan keris ku ini Paduka. Heiggghhttt!!!
SLX : Suara senjata tajam menghunus daging.
RAJA PULO TAMBAN
Aggghhhhhhh.......
SLX : Suara senjata tajam dicabut dari hunusan.
RAJA PULO TAMBAN
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
TERBUNUHNYA Panglima dan Raja Pulo Tamban, melemahkan kekuatan pasukan Kerajaan Pulo Tamban. Terompet dari pihak lawan pun berbunyi pertanda pertempuran telah usai. Memang terasa aneh, awan hitam yang menyelimuti matahari perlahan pergi. Langit menjadi cerah kembali.
SLX : Suara terompet panjang dan riuh prajurit perang (OFF MAKE – FADE OUT)
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
PRAJURIT yang gugur di medan laga segera dimakamkan di tanah pertempuran ini. Tanah pertempuran menjadi kuburan masal, prajurit yang terluka segera di beri pengobatan, prajurit lawan yang masih hidup menjadi tawanan. Tenda-tenda kemah yang dipasang empat hari lalu tidak terus dibongkar. Pasukan tempur Tanah Tanjung menambahkan waktu dua hari lagi untuk berada di tanah pertempuran guna berehat menghilangkan lelah setelah tiga hari dalam pertempuran.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH TIGA
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
APA yang di khawatirkan Raja Permaisuri Putik Kalayo selama ini, hilanglah sudah. Kerajaan Pulo Tamban yang kekar bak gunung mampu ditaklukkan pasukan Kerajaan Tanah Tanjong tanpa meminta bala bantuan dari kerajaan lain yang semulanya ia rencanakan. Selain Kerajaan Pulo Tamban menjadi kekuasaan Kerajaan Tanah Tanjong, kemenangan ini juga dapat menaikkan derajat di mata kerajaan seantero jagad raya.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh tiga.
Adegan 57
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
BALAIRUNG yang harum ditaburi semerbak melati dan bunga tanjung. Raja Permaisuri Putik Kalayo mengundang petinggi istana. Raut ceria terpampang di wajahnya, hatinya tak lagi berdebar-debar.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Terimakasih datuk-datuk yang telah berjuang demi kerajaan tercinta ini. Tentu saja beta sebagai raja Tanah Tanjong akan memberi satya lencana dan hadiah untuk datuk-datuk sekalian. Terlebih beta ucapkan terimakasih kepada Tok Teheng yang membatu pasukan istana dalam berjuang. Beta dengar khabar, saran siasat atok ni tak masuk akal, kalau dipikir-pikir sangat membahayakan. Tapi ternyata siasat Tok Teheng itulah yang benar dan membuat lawan kewalahan.
TOK TEHENG
He-he-he-he, boleh hamba cerita sedikit?
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Boleh tok, silah
TOK TEHENG
Ehem....Atok ni dulu seorang Panglima, orang memanggil atok, Panglima Teheng. He-he-he-he. Dan atok juga pernah menjadi raja, tapi istana dan kerajaan atok hancur akibat bencana alam yang besar...
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Oww, mintalah permintaan apa kepada beta. Beta akan memberinya. Bila atok mau, beta beri atok sebuah negeri yang akan dibawah kekauasan atok.
TOK TEHENG
Berampun Patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Hamba tidak ingin apa-apa, hamba bertarung demi membela kerajaan semata.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Laksamana Alang Salindit, Laksamana tidak kami ragukan lagi dalam strategi perang dan petarung sejati. Pintalah apa yang Laksamana inginkan.
ALANG SALINDIT
Berampun Patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Hamba ingin meminta tiga macam. Pertama, izinkan patik mencari pemimpin Penghimpun Angkara. Kedua, sesudah patik menangkapnya, patik inginkan Yang Mulia mengumpulkan para petinggi istana sebagaimana berkumpulnya petinggi pada hari ini. Yang ketiga, nanti hamba beritahukan permintaan terakhir ketika patik semua berkumpul dibalairung ini, atas perintah paduka.
DATUK TEMANGGUNG
Laksamana, mohon Laksamana jangan terlalu lancang melangkahi patik, karena urusan penangkapan, itu adalah tugas patik.
ALANG SALINDIT
Ampun beribu ampun Datuk Temanggung, maafkan patik. Bukannya patik ingin melangkahi datuk akan tetapi menunaikan dendam orang tua patik yang belum terbalas.
DATUK TEMANGGUNG
Jikalau begitu, patik tak dapat berkata apa-apa. Tapi izinkanlah patik ikut kepadamu Laksamana.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Patik juga Laksamana!
TOK TEHENG
Kalau Datuk Temanggung dan Panglima Gayung Pungguk ikut, bolehlah atok ikut juga Laksamana Alang Salindit ?!!!
ALANG SALINDIT
He-he-he-he, boleh, boleh,,,,kita pergi bersama mencari petinggi Penghimpun Angkara yang sudah patik ketahui persembunyiannya.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Darimana Laksamana tau persembunyian Datuk Alam Setapak dan pasukannya?
ALANG SALINDIT
Yang Mulia, patik mengetahuinya dari Datuk Bendahara Kerajaan Pulo Tamban yang telah menjadi tawanan kita.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Jikalau begitu silahkanlah menyelesaikan tugasmu itu Laksmana.
ALANG SALINDIT
Terimakasih Yang Mulia.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 58
SFX : Suara telapak empat ekor kuda berlari (FADE IN)
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara empat ekor kuda berlari (FADE OUT)
NAR
EMPAT pendekar Istana Tanah Tanjong memacu kuda dengan kencang. Masuk lorong keluar lorong, masuk hutan keluar hutan.
SFX : Suara telapak empat ekor kuda berlari (FADE IN)
SFX : Suara telapak empat ekor kuda berhenti berlari dan ringkikan kuda.
ALANG SALINDIT.
Kita menuju Bukit Pakasam itu. Dipuncak bukit itulah persembunyian Datuk Alam Setapak.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Baik Laksamana.....Ciahhhh!!!
ALANG SALINDIT-DATUK TEMANGGUNG-TOK TEHENG
Ciahhhhh.............!!
SFX : Suara ringkikan kuda dan telapak empat ekor kuda berlari (FADE OUT)
NAR
KUDA dipacu mendaki puncak Bukit Pakasam. Pohon-pohon besar yang rapat di bukit itu membuat lari kuda tidak bisa berlari cepat.
SFX : Suara telapak empat ekor kuda berlari pelan.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara telapak empat ekor kuda berhenti berlari dan dengusan kuda.
ALANG SALINDIT
Datuk-datuk, sebaiknya kita tambatkan kuda di sini saja. Kita berjalan kaki saja ke rumah itu.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Baik Laksmana.....heikkk...
SFX : Suara dengusan kuda.
DATUK TEMANGGUNG
Ayo datuk.......
SFX : Suara empat pasang tapak kaki berjalan disemak.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
Sesampainya beberapa tonggak dari rumah besar itu, keluarlah empat orang dengan pakaian yang hampir sama. Celana hitam, baju hitam, songket lurik merah saga berikat kepala hitam pula. Seorang berkumis tebal, seorang pendek dan gemuk, seorang lagi kurus dan seorang botak. Mereka-lah perampok yang sering bikin kekacauan di setiap kampung. Juga ada sebanyak dua puluh orang dengan pakaian berbeda dibelakang mereka.
PERAMPOK BOTAK
Hei, berhenti! Ada apa kalian mengendap-endap he?!
PERAMPOK BOTAK
Siapa yang mengendap-endap? Kami ingin bertemu dengan Datuk Alam Setapak.
ALANG SALINDIT
Siapa kalian? Perlu apa kalian dengan Datuk Besar.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Tuan tak perlu tau nama kami, tolong jangan halangi kami untuk bertemu pimpinanmu.
PERAMPOK BOTAK
Oww, menggertak pula kau, rupanya kau belum kenal siapa aku. Semua orang di Tanah Tanjong akan lari ketakutan bila melihatku sedang marah. Namaku Gompo Losap. Aku bergelar si Kepala Baja.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Aku tidak menanya siapa nama mu.
PERAMPOK BERKUMIS
Kurang ajar lawan bicaramu ini. Habisi saja mereka.
PERAMPOK BOTAK
Tanganku sudah gatal ingin memukulnya.......
PERAMPOK BERKUMIS
Ayo, kita serang ketiga bedebah ini...termasuk pengemis tua ini. Dialah memukul kita tempo hari.
PERAMPOK BOTAK
Baik, ciaaaaaaaattttt!!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oupssss.....
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Ciathhhh!!!!
SLX : Suara debugan pukulan ke dada.
PERAMPOK KURUS
Aggghhhhhhh...........uhuk..uhuk...uhuk...auggghhhh!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
PERAMPOK BOTAK
Ciaaaaaaaattttt!!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Oupssss.....ciahhh!!!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
PERAMPOK BOTAK
Oughhhttttt!!!!
SFX : Suara senjata tajam dicabut dari daging.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
TOK TEHENG
Heeeeee-he-he-he, rasakan tongkat ku ini...
SLX : Suara seperti meja di pukul tongkat.
PERAMPOK BOTAK
Aggghhhhhhh...........
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
TOK TEHENG
He-he-he-he, sudahlah datuk-datuk, cepatlah masuk ke dalam rumah besar itu biar aku menyesesaikan tikus-tikus ni......ciaahhhhh!!!
ALANG SALINDIT
Baiklah tok.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX : Suara tiga pasang telapak kaki berlari di semak-semak.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 59
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara pintu ditendang.
ALANG SALINDIT
Datuk Alam Setapak!
DATUK ALAM SETAPAK
Hepppp! He-he-he, terkejut aku kau buat. Kami baru saja menceritakanmu. Setelah kami amati, kami ingat-ingat, ternyata bekas luka yang memanjang di pipimu itu adalah bekas sabetan parang si Pendekar Parang Elang sewaktu kau kecil dulu. Tidak salah lagi ketika keris sundang dan sedikit jurusmu milik Datuk Merawal....ha-ha-ha-ha, kau adalah anak Datuk Merawal rupanya. Kau pasti menuntut dendam, Baiklah, kami layani. Majulah kau anak muda!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Mari kita selesaikan mereka Laksmana.
ALANG SALINDIT
Baik........ciaaaahttt!!!!
DATUK TEMANGGUNG
Ciaaatttt..........!!!!
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ciaaatttt..........!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara orang berperang (OFF MAKE)
DATUK TEMANGGUNG
Ciaaatttt...........!!!!
HULUBALANG DATUK PAHAR
Awas tendangannya Datuk Combul!!!
SFX : Suara debugan tendangan.
HULUBALANG DATUK COMBUL
Aggghhhhhhh.......
HULUBALANG DATUK MANJAKANI
Ciaaahttttt............!!!!
DATUK TEMANGGUNG
Heittt.................!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Datuk Pahar, cepat kau menyelinap kebelakang mereka, terjang salah satu dari mereka.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Baik.
DATUK ALAM SETAPAK
Ciahhh...
DATUK TEMANGGUNG
Houpssss......heigggghhhttt
HULUBALANG DATUK PAHAR
Ciahhh!!!!!
SFX : Suara debugan tendangan
DATUK TEMANGGUNG
Aggghhhhhhh.......Kurang ajar, kau main curang Datuk Pahar, kau terjang aku dari belakang....kau rasa pukulan ku ini....ciaaaattt!!!!
HULUBALANG DATUK PAHAR
Heitttthhhh!!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
DATUK TEMANGGUNG
Ciahhhh!!!
SFX : Suara senjata tajam neghunus daging.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Oughhhkkkk,,,,,,
SFX : Suara senjata tajam dicabut dari daging.
DATUK TEMANGGUNG
Tusukan yang satu ini titipan dari Wakil Dapur Istana untukmu Datuk Pahar!....ciaeggghhh!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
HULUBALANG DATUK PAHAR
Oughhhkkkk,,,,,,
SFX : Suara senjata tajam dicabut dari daging.
DATUK ALAM SETAPAK
Hei, pengawal-pengawal yang di luar!!!...cepat kemari!!!! Bantu kami di sini!!!!!....
ALANG SALINDIT
Hiattttt!!!!
DATUK ALAM SETAPAK
Oupppssss....
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
PENGAWAL HITAM
Hiaaaattthhh!!!!!
ALANG SALINDIT
Heittttthhhh!!!
DATUK ALAM SETAPAK
Bagus pengawal.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
DATUK ALAM SETAPAK
Sebaiknya...sebaiknya aku melarikan diri saja.
SLX : Suara tapak kaki berlari.
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
ALANG SALINDIT
Kemana kau lari datuk?!! Heiggghhhkkkk.....
SLX : Suara tapak kaki berlari.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 60
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
SEMENTARA Tok Teheng menghadapi perampok Penghimpun Angkara yang hanya bersisa beberapa orang lagi. Ia tarik tongkatnya, ternyata tongkat itu adalah sebuah pedang.
TOK TEHENG
He-he-he-he, aku tidak perlu berlama-lama bermain dengan tikus-tikus busuk ini.....
PERAMPOK BOTAK
Ternyata tongkat itu adalah pedang?
PERAMPOK BERKUMIS
Hiaaattttt!!!!
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE))
SFX : Suara sabetan pedang.
PERAMPOK BERKUMIS
Aggghhhkkkk....
SFX : Suara kibasan dan dentingan parang (CROSS FADE)
SFX: Suara beberapa pendekar bertarung (OFF MAKE)
SFX: Suara hunusan parang dan kesakitan (OFF MAKE)
NAR
DI DALAM rumah besar itu para tokoh silat bertarung dengan gesit, dua hunusan keris Datuk Temanggung menusuk jantung Hulubalang Datuk Pahar, Datuk Temangung diserang Hulubalang Datuk Combul dan Hulubalang Datuk Manjakani. Panglima Gayung Pungguk bertarung dengan Pendekar Parang Elang. Keris Panglima Gayung Pungguk yang sebesar parang itu menghunus dada Pendekar Parang Elang sehingga pendekar itu tak bernyawa lagi. Sementara Laksmana Alang Salindit mengejar Datuk Alam Setapak yang lari ke hutan kelapa belakang rumah.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
TOK Teheng tidak sulit menghadapi para perampok, ia buka simpul pengikat berupa gumpalan benang tiga warna yang membalut batas pegangan Tongkat Sumpah Mambang dan ia tarik tongkat itu, terlihat kilauan besi putih yang tipis dari dalam tongkat Sumpah Mambang yang ternyata tongkat itu adalah pedang yang persis seperti samurai.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH EMPAT
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
BUKIT Pakasam adalah sebuah bukit yang dirimbuni hutan belukar, bukit itu tidak pernah dijejaki siapapun orang karena banyak resiko yang dihadapi jika menaiki bukit itu, selain angker akan tetapi bahaya perampok yang berloncatan dari atas dahan pohon-pohon besar bukit itu. Tanpa terpantau oleh Kerajaan Tanah Tanjong, ternyata ada halaman seluas lapangan terbentang di atas Bukit Pakasam. Ditengah hamparan lapangan luas itu berdiri rumah yang besar bak istana dan kebun kepala serta ladang milik Datuk Alam Setapak.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh empat.
NAR
DI DALAM rumah besar itu para tokoh silat bertarung dengan gesit, dua hunusan keris Datuk Temanggung menusuk jantung Hulubalang Datuk Pahar, Datuk Temangung diserang Hulubalang Datuk Combul dan Hulubalang Datuk Manjakani. Panglima Gayung Pungguk bertarung dengan Pendekar Parang Elang. Keris Panglima Gayung Pungguk yang sebesar parang itu menghunus dada Pendekar Parang Elang sehingga pendekar itu tak bernyawa lagi. Sementara Laksmana Alang Salindit mengejar Datuk Alam Setapak yang lari ke hutan kelapa belakang rumah.
MUSIK : UP DOWN UNDER
ANN
TOK Teheng tidak sulit menghadapi para perampok, ia buka simpul pengikat berupa gumpalan benang tiga warna yang membalut batas pegangan Tongkat Sumpah Mambang dan ia tarik tongkat itu, terlihat kilauan besi putih yang tipis dari dalam tongkat Sumpah Mambang yang ternyata tongkat itu adalah pedang yang persis seperti samurai.
IKUTI kisah selanjutnya dalam cerita Laksmana Alang Salindit.***
BAGIAN KEDUA PULUH EMPAT
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
ANN
BUKIT Pakasam adalah sebuah bukit yang dirimbuni hutan belukar, bukit itu tidak pernah dijejaki siapapun orang karena banyak resiko yang dihadapi jika menaiki bukit itu, selain angker akan tetapi bahaya perampok yang berloncatan dari atas dahan pohon-pohon besar bukit itu. Tanpa terpantau oleh Kerajaan Tanah Tanjong, ternyata ada halaman seluas lapangan terbentang di atas Bukit Pakasam. Ditengah hamparan lapangan luas itu berdiri rumah yang besar bak istana dan kebun kepala serta ladang milik Datuk Alam Setapak.
MUSIK : SOUNDTRACK (IN UP DOWN UNDER)
Inilah, Laksamana Alang Salindit bagian kedua puluh empat.
Adegan 61
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
PERTARUNGAN antara petinggi kerajaan dengan gerombolan Penghimpun Angkara terjadi di Bukit Pakasam. Datuk Alam Setapak melarikan diri menghindari pertarungan yang sangat tidak menguntungkan gerombolan Penghimpun Angkara. Alang Salindit bergegas mengejar Datuk Alam Setapak.
SFX : Suara tapak kaki berlari.
SFX : Suara nafas tersengal sengal.
SFX : Suara tapak kaki berhenti dari berlari.
DATUK ALAM SETAPAK
Kemana lagi, kemana lagi aku berlari...hah, kesana, ya kesana.....
SFX : Suara tapak kaki berlari
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ALANG SALINDIT
Kemana pula datuk gendut itu....oupsss, ada bekas jejak kaki, berarti ia kearah barat..... Hiattt!!!
SFX : Suara kelebat melompat seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
ALANG SALINDIT
Hopsss!!!
SFX : Suara kelebat turun dari lompatan seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
NAR
DENGAN menggunakan tenaga peringan tubuh Laksamana Alang Salindit berkelebat berlari terbang, sesekali ia berlari menginjak tanah, berkelebat terbang menendang batang pohon kelapa yang kokoh memental kepohon kelapa lainnya. Ia berlari sekencangnya seperti terbang lalu bersalto.
ALANG SALINDIT
Hiatttt!!!
SFX : Suara kelebat turun dari lompatan seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
ALANG SALINDIT
Heiggg!!!
SFX : Suara tapak kaki berlari kencang.
ALANG SALINDIT
Hiatttt!!!
SFX : Suara kelebat turun dari lompatan seperti suara kepakan sayap rajawali terbang.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
He-he-he-he aku sudah jauh dari rumah itu, tidak ada orang yang melihatku disini. Pemuda itu kehilangan jejak, tidak mungkin ia mendapatkanku lagi, he-he-he-he...
NAR
DATUK Alam Setapak tersenyum lega, Alang Salindit sudah tinggal terlalu jauh dan tidak akan dapat menangkapnya. Namun laksana direnggutkan setan demikianlah pupusnya senyuman datuk berbadan tambun itu sewaktu di hadapannya tiba-tiba berkelebat bayangan merah dan sosok tubuh manusia sesaat kemudian sudah berdiri menghadang tidak jauh dari hadapannya.
ALANG SALINDIT
Hei, datuk! Kau tidak bisa lepas dariku datuk!
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK ALAM SETAPAK
Ka, ka, kau?!!...Baiklah, kan kulayani kau dengan kerisku ini, hiaaaattt.....t!!!!!
DATUK ALAM SETAPAK
Heittt!!!.....Ciahhh!!!
ALANG SALINDIT
Hiyaggghhh...
SFX : Suara pendekar bertarung.
DATUK ALAM SETAPAK
Ciahhh!!!
SFX : Suara sabetan senjata tajam.
ALANG SALINDIT
Heigggtttt!!!!
NAR
DENGAN cepat Laksamana Alang Salindit segera menarik tubuhnya ke belakang dengan satu loncatan yang cepat, ketika Datuk Alam Setapak menyambarkan kerisnya. Hujung keris Datuk Alam Setapak nyaris melukai perut Laksamana Alang Salindit. Pada saat-saat semacam itu, ia merasa perlu menenangkan pikiran dan memusatkan tenaga. Seperti biasa, Laksamana Alang Salindit sama sekali tak pernah meremehkan lawannya. Sebab sikap yang demikian akan menghilangkan kehati-hatiannya. Datuk Temanggung, Panglima Gayung Pungguk dan Tok Teheng tiba, dimana tempat Laksamana Alang salindit dan Datuk Alam Setapak bertarung.
SFX : Suara pendekar bertarung (OFF MAKE)
DATUK TEMANGGUNG
Izinkan aku menghunjam kerisku ke jantuk Datuk Besar itu.
TOK TEHENG
Jangan, biarkan mereka bertarung, kita nikmati saja permainan mereka.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ya, benar apa yang dikatakan Tok Teheng itu datuk.
SFX : Suara pendekar bertarung.
DATUK ALAM SETAPAK
Ciahhh!!!
ALANG SALINDIT
Heigggtttt!!!!
SFX : Suara pendekar bertarung.
DATUK TEMANGGUNG
Gerakan Laksamana terlihat lambat dan perlahan. Keris Datuk Alam Setapak akan membabat lambung Laksamana.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Benar Datuk Temanggung, Laksamana selalu terdesak. Pada saat terakhir, Laksamana betul-betul terdesak. Memang lawannya pada saat ini tidaklah dapat dianggap ringan, Datuk Alam Setapak begitu percaya kepada kekuatan jarinya, sehingga berkali-kali ia menyerang dengan menyodok perut, kening dan mata.
DATUK ALAM SETAPAK
Ciahhh!!!
ALANG SALINDIT
Heigggtttt!!!!
SFX : Suara pendekar bertarung.
NAR
DENGAN memusatkan tenaga, sembari memukul, menendang dan mengayunkan keris, sesekali ia memutar mutar tangannya, cahaya merah memancar di kepala akar baharnya, energi Mustika Puteri Kumala mendorong tenaganya.
DATUK ALAM SETAPAK
Aku tak boleh memberi kesempatkan kepadanya untuk mengumpulkan tenaganya, akan kuterjang ia....ciaaaaa!!!!!
NAR
KETIKA Datuk Alam Setapak melompat terbang menerjang Laksamana Alang Salindit, Laksamana pun melompat tinggi dan melakukan sebuah tendangan. Gerakan ini juga terlihat sangat lambat dan tak bertenaga. Tapi akibatnya adalah Datuk Alam Setapak terlempar bertombak-tombak jauhnya.
ALANG SALINDIT
Hiaaattttttt!!!!
SLX : Suara debugan pukulan di dada.
DATUK ALAM SETAPAK
Ouggghhh!!!!
NAR
Dada Datuk Alam Setapak sepertu rontok. Dengan secepat itu pula Laksamana Alang Salindit menghunuskan Keris Sundang tepat kelambung datuk berbadan gemuk itu.
ALANG SALINDIT
Ciahhh!!!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......
SFX : Suara senjata tajam dicabut dari daging.
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......Am...ampun...kan....aku.....Anak muda....
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Jangan dengarkan ia Laksamana!
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
DATUK TEMANGGUNG
Lama kali pun Laksamana ni....hiaaatttt!!!!
SFX : Suara senjata tajam menghunus daging.
DATUK ALAM SETAPAK
Aggghhhhhhh.......
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 62
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
NAR
DI BALAIRUNG, Raja Permaisuri Putik Kalayo duduk disinggahsana berwarna kuning bersulam benang emas. Ruang harum mewangi itu dipenuhi para petinggi istana dan beberapa pengawal istana.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Laksamana, permintaan pertama Laksamana adalah berjumpa dengan tokoh-tokoh Penghimpun Angkara, sudah beta izinkan. Permintaan kedua Laksamana untuk mengumpulkan seluruh petinggi istana, pada hari ini sudah beta laksanakan. Permintaan terakhir, apa kiranya yang Laksamana inginkan.
ALANG SALINDIT
Berampun Patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Patik sudah melaksanakan tugas Yang Mulia percayakan kepada patik, yakni memimpin pasukan untuk membela kerajaan dari Kerajaan Pulo Tamban yang ingin mengkuasai tanah kita. Patik juga sudah menunaikan tugas dendam keluarga atas kematian ayahanda patik. Untuk permintaan terakhir, kiranya izinkanlah patik untuk melepas jabatan ini.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Apa yang kau katakan Laksamana? Kau hendak meninggalkan jabatanmu sebagai petinggi istana ini? Tidak, seluruh petinggi istana sudah berencana agar Laksamana menjadi Panglima Besar Istana Tanah Tanjong ini, dan beta sudah menyetujuinya. Benarkan? Datuk Bendahara?
DATUK BENDAHARA
Benar Laksamana. Kami telah mengadakan rapat bersama Datuk Panglima Gayung Pungguk agar Laksamana menjadi Panglima Besar Istana Tanah Tanjong. Dan Datuk Panglima Gayung Pungguk usianya sudah tua, tenaganya tentulah tidak sekuat tenaga yang muda-muda, maka Datuk Gayung Pungguk diberi jabatan sebagai Datuk Patinggi Istana Tanah Tanjong.
ALANG SALINDIT
Patik berterimakasih atas pemberian jabatan terhormat itu datuk. Tapi, berilah kepada yang layak untuk mendapatkan jabatan itu, sebab patik tidak akan menerimanya. Patik hendak berumahtangga dan hidup damai diluar istana.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Apakah penolakan jabatan ini sudah kau pertimbangkan dengan baik Laksamana?
ALANG SALINDIT
Berampun patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Patik sudah mempertimbangkannya. Dayung sudah di tangan, perahu sudah di air. Tugas patik sudah selesai, segala-gala yang patik kehendaki sudah diperoleh. Jika nanti istana memerlukan patik, patik siap melaksanakan tugas Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Baiklah jikalau demikian. Bulat air kerana pembetung, bulat manusia kerana mufakat. Ada sedikit harta-benda dan beberapa uncang berisi kupang untuk Laksamana, semoga hendaknya ini diterima. Dimana pun kau berada, kau adalah Laksamana.
ALANG SALINDIT
Terima kasih Yang Mulia.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Tok Teheng, terimakasih atas kesetiaannya kepada Kerajaan Tanah Tanjong. Tok Teheng beta tabalkan menjadi Datuk Penasehat Istana.
TOK TEHENG
Berampun Patik kehadapan Duli Yang Maha Mulia. Hamba rasa, tidak usahlah ada tambahan jabatan petinggi kerajaan, Datuk-datuk petinggi disekeliling Yang Mulia sesungguhnya penasehat Yang Mulia. Tugas hamba sudah selesai, hamba ingin kembali ketempat hamba semula, menjadi rakyat biasa. Hamba mohon jangan berikan hamba harta-benda dan uncang berisi kupang, karena itu tiada guna bagi hamba. Jika Yang Mulia membutuhkan hamba, hamba siap datang ke istana ini kembali dan menjalankan tugas sedaya upaya hamba. Padah bisa bermain tombak, mungkir nyawa jangan durhaka. Biar badan menjadi tembok, pertahan tanah daripada durjana.
RAJA PERMAISURI PUTIK KALAYO
Baiklah jika demikan Tok Teheng. Datuk Bendahara, beta perintahkan, esok adakan upacara pemberian satya lencana tanda jasa kepada seluruh pasukan yang bertempur yang hidup maupun yang wafat di medan pertempuran, yang nantinya akan diterima oleh pihak keluarga mereka. dan sekaligus pelepasan Laksamana Alang Salindit dan Tok Teheng.. Datuk Temanggung, persiapkan prajurit berbaris di depan istana sampai kepintu gerbang, sebagai rasa hormat kepada Laksamana Alang Salindit dan Tok Teheng yang pergi meninggalkan istana.
SELURUH PETINGGI ISTANA
Segala perintah patik laksanakan.
MUSIK : UP DOWN UNDER
Adegan 63
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
SFX : Suara ramai ratusan orang berkumpul (OFF MAKE)
NAR
DI HALAMAN istana yang sangat luas. Begitu luasnya sampai-sampai pintu bangunan utama tidak dapat terlihat dari pintu gerbang. Disanalah berkumpul para prajurit, pegawai serta datuk-datuk pejabat tinggi istana. Rakyat atau penduduk Tanah Tanjung juga turut serta meramaikan upacara tersebut. Para pengawal serta anak dara yang berhias molek berbaris membuat pagar ayu. Para pengawal memegang tombak, sedangkan anak-anak dara membawa tampi berisi bunga rampai dan bertteh.
SFX : Suara ramai ratusan orang berkumpul (OFF MAKE)
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Terimakasih Laksamana Alang Salindit, patik banyak berhutang budi padamu. Lain kali patik akan dapat membalasnya.
ALANG SELINDIT
Tidak mengapa Panglima, tidak usah dipikirkan hal itu. Membela kebenaran dan menolong orang dalam kesusahan, itu sudah menjadi tugas patik.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Laksamana pemuda yang bijak, banyak pengalaman dan sangat dihormati seperti patik adanya.
ALANG SELINDIT
Seorang berkuda seorang berlembu, takkan sama dengan tapaknya. Panglima sutera patik belacu, takkan sama dengan coraknya.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ha-ha-ha-ha, ini, ambil-lah pending patik ini sebagai kenangan-kenangan.
ALANG SELINDIT
Ah, terimakasih Panglima, hamba menerimanya.....eeeee, ini pending patik, terimalah Panglima, meski pending patik terbuat dari tembaga, sedangkan pending Panglima bersepuhkan emas.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Tidak mengapa, patik senang menerimanya.
TOK TEHENG
Laksamana Alang Salindit, apa lagi, naiklah ke atas kuda, ayolah kita pergi (OFF MAKE)
ALANG SELINDIT
Hamba minta diri Panglima.
PANGLIMA GAYUNG PUNGGUK
Ya, hati-hati dijalan.
SFX : Suara tapak kaki berjalan.
SFX : Suara tapak kaki berhenti berjalan.
ALANG SELINDIT
Houpssss...
SFX : Suara dengusan kuda.
SFX : Suara telapak dua ekor kuda berjalan.
NAR
SEMUA rakyat atau penduduk Tanah Tanjong bergembira ria, ada rasa bangga ada pula rasa duka atas upacara pelepasan Laksamana Alang Salindit dan Tok Teheng. Mereka melambaikan tangan, Laksamana Alang Salindit dan Tok Teheng pun menyabut melambaikan tangan dengan senyuman. Kuda Tok Teheng dan Laksamana melintasi barisan pagar ayu, mereka disambut dengan siraman-siraman bunga rampai dan bertteh.
MUSIK : (IN UP DOWN UNDER)
ANN
LAKSAMANA Alang Salindit melanjutkan perjalanannya mencari pujaan hatinya. Kicauan burung memecah hening.. mencari rezeki di pagi hari.. berterbangan ke sana ke mari.. berkicau riang suka hati.. mengapa aku merintih begini.. bagai tak upaya mencari diri.. berkurung dalam lingkungan.. mengharap yang pipih datang melayang.. yang bulat datang menggolek.. kudrat yang ada di sia-sia kan.. Dengan wajah tertunduk lesu ia menghentak kudanya, kaki kuda kurus itu perlahan-lahan meninggalkan Negeri Tanah Tanjong.
*****T A M A T *****
CATATAN :
Dalam produksi drama radio terdapat beberapa unsur yang dapat membuat sebuah cerita menjadi dramatis, terutama pada pemakaian efek suara (sound effect). Efek suara memberikan makna dan suasana pada setiap adegan cerita, menambahkan realisme dan membantu pendengar untuk menggunakan imajinasi.
Sound Effect (SFX) : Suara-suara pendukung untuk menciptakan suasana tertentu, yakni :
1. TRAFFIC NOISE : Menempatkan efek suara untuk menyatakan lokasi atau setting seperti suasana jalan raya atau kebisingan lalu lintas
2. MARKET SOUND EFFECT : suasana pasar
3. RESTAURANT AMBIENCE : suasana restoran
4. SCHOOL YARD : halaman sekolah
5. SEA WAVE : suasana di pantai
6. FOOTSTEP WALK : berjalan menggunakan suara langkah kaki
7. KNOCK ON THE DOOR : mengetuk pintu
8. HOUSE DOOR : membuka/menutup pintu
9. PUNCH SOUND EFFECT : suara pukulan
• Fade In : Petunjuk bagi sutradara atau pelaku bahwa harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang mendekat.
• Fade Out : Kebalikan dari fade in. Harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang yang pergi menjauh.
• Off Mike : Harus diciptakan situasi seolah-olah ada orang berbicara dari jauh.
• Cross Fade : Dua bunyi yang berpapasan
• Musik : IN-UP-DOWN-OUT artinya musik masuk volume standar lalu mengecil dan hilang
• Musik : IN-UP-DOWN-UNDER artinya musik masuk volume standar lalu menjadi latar belakang.
• Announcer (ANN) : Penyiar yang tugasnya memberitahukan bahwa suatu acara atau suatu program akan disampaikan.
• Narrator (NAR) : Hampir sama dengan penyiar, bedanya apa yang dibaca narrator sudah memasuki materi program
PENULISAN NASKAH RADIO YANG PERLU DIKETAHUI.
1.Tune
Tanda pengenal dari sebuah acara yang ada dalam radio, seringkali tune ini diletakan pada bagian awal dan akhir dari sebuah acara. Yang mana biasanya jika dalam sebuah program televisi disebut dengan id’s program. Tune ini bisa berbentuk music atau suara apapun yang mana harus bersesuaian dengan karakteristik acaranya itu sendiri.
2.Fade In
Salah satu cara memasukkan music atau suara apapun itu yang diawali dengan suara music yang lemah dan lambat laun perlahan mulai menguat kembali ke volume suara normalnya,
3.Fade Out
Cara ini kebalikan dari fade in, dimana fade out merupakan metode mengeluarkan suara dengan mengubahnya dari volume normal ke volume yang lebih melemah dan lambat laun suara tersebut akan menghilang. Fade out ini bisa dilakukan agar sebuah music atau suara bisa menghilang dengan cara yang lebih halus.
4.Fade In To Backsound
Cara memasukkan music atau suara dari volumenya yang melemah menuju pada volume normalnya yang berjalan dengan perlahan lalu music yang telah dimasukkan tersebut akan menjadi music latar belakang dari acara tersebut.
5.Up
Cara memasukkan music tanpa melemahkan suaranya, tetapi music dimasukkan langsung dengan volume normalnya.
6.Transisi Musik
Musik yang digunakan untuk menghubungkan bagian satu dengan bagian lainnya dalam suatu acara. Atau bisa digunakan untuk menjembatani perpindahan dari satu segmen ke segmen lainnya. Sehingga alur acara bisa dibilang satu kesatuan utuh.
7.Brigde Musik
Musik yang digunakan untuk menghubungkan satu bagian dengan bagian lainnya. Namun, antar bagian tersebut memiliki suasana yang berbeda.
8.Smash
Musik yang digunakan untuk memberikan penekanan pada bagian atau adegan tertentu yang dianggap sangat penting.
9.Stringer
Jenis music yang digunakan untuk memberikan penekanan namun secara halus. Biasanya jenis music seperti ini digunakan untuk memberikan penekanan pada adegan adegan yang memiliki unsur humor.
10.Stealing In dan Stealing Out
Perubahan music dari lembut ke keras dan juga sebaliknya dengan tempo yang lambat.
11.Theme Musik
Musik yang menciri khas suatu adegan, sehingga adegan tersebut bisa dengan mudah diingat oleh pendengar.
12.Cross Fade
Menghubungkan dua suara sehingga menjadi berurutan dengan menghilangkan suara satu dan baru menambahkan suara yang selanjutnya.
13.On Mic
Sang narrator atau pengisi acara yang berbicara tepat didepan mic yang telah disediakan sehingga suara terlihat berada di volume normalnya.
14.Off Mic
Narator atau pengisi acara yang berbicara dengan jarak yang agak jauh dari mic, hal ini memberikan efek suara berada dalam jarak yang cukup jauh dari pendengar.
15.Cut
Sebuah perintah untuk menghentikan atau membatasi sebentar suara ataupun music yang keluar.
16.Sfx Up
Sebuah perintah untuk memasukkan sound effect ataupun menguatkan suara dari sound effect yang sudah ada.
17.ATM Up/ Down
Sebuah perintah yang mengindikasikan operator untuk memasukkan ataupun menghilangkan music atmosfer yang sudah disiapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar